Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.

2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menggunakan Metode


Hazard And Operability Study (HAZOP) Di PT. XYZ
Muhammad Nur
Prodi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN SUSKA Riau
JL.HR. Soebrantas No. 155, Simpang Baru, Panam, Pekanbaru, 28293
Email: veradevani@gmail.com

ABSTRAK

PT. XYZ sebuah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang konstruksi pembuatan aspal
untuk jalan raya. Besarnya potensi kecelakaan kerja yang terjadi pada proses pengolahan aspal menyebabkan
perusahaan untuk memberikan upaya pengendalian terhadap potensi kecelakaan kerja.Berdasarkan
permasalahan tersebut maka dilakukan indentifikasi dan evaluasi masalah-masalah yang mewakili resiko-
resiko perorangan atau peralatan atau mencegah operasi yang efisien.perhitungan nilai statistik kecelakaan
kerja (Accident Rate ), potensi bahaya dan sumber bahaya menggunakan metode Frequency Rate, Severity
Rate, Safe T- Scoredan Risk Matriks. Yang bertujuan untuk mengindentifikasi jumlah cidera yang
menyebabkan tidak bisa bekerja, untuk mengetahui tingkat keparahan dari suatu kecelakaan kerja yang
terjadi, untuk menilai tingkat perbedaan antara dua kelompok yang dibandingkan.Apakah perbedaan pada
dua kelompok tersebut bermakna atau tidak, dan untuk penetapan matriks resiko kecelakaan kerja itu
terjadi.Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa nilaiFrequency Ratepada tahun
2013 sampai 2015 yaitu sebesar 21 pada setiap 200.000 jam kerja manusia, Severity Rate yaitu sebesar 60
hari pada setiap 200.000 jam kerja manusia, Safe T- Score yaitu 0,51 dan Risk Matriks yaitu tingkat bahaya
tinggi. Maka diperlukan perbaikan keselamatan kerja pada proses pengolahan aspal terutama untuk
melakukan pengawasan pada pekerja pentingnya APD (Alat Pelindung Diri).

Kata Kunci: Accident Rate, Frequency Rate, Risk Matriks, Safe T- Score,Severity Rate

Pendahuluan proses pengolahan aspal tidak terlepas dari


masalah-masalah yang berkaitan dengan kecelakaan
Indonesia sebagai negara berkembang telah kerja yang banyak terjadi, hal ini menyebabkan
berusaha menunjukkan eksistensinya dalam konsenkuensi yang merugikan bagi perusahaan.
membangun infrastuktur negara.industri Berdasarkan latar belakang di tersebut, didapatkan
berkembang dan tumbuh secara cepat, dan tidak rumusan masalah yaitu bagaimana mengetahui
dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi potensi kecelakaan kerja serta upaya pengendalian
membawa pengaruh yang besar bagi dunia industri, terhadap potensi kecelakaan kerja di PT. XYZ.
khususnya di Indonesia, perkembangan dunia Tujuan penelitian yang dilakukan adaah untuk
industri juga diiringi dengan perkembangan menentukan nilai statistik kecelakaan kerja dengan
teknologi, pemanfaatan teknologi disamping Frequency Rate, Severity Rate, dan Safe – T Score
memberikan kemudahan dalam proses produksi di PT. XYZ, mengetahui potensi kecelakaan kerja
juga menandung berbagai resiko dan potensi bahaya pada proses konstruksi, dan memberikan upaya
lainnya. Persaingan industri menuntut perusahaan pengendalian terhadap potensi kecelakaan kerja.
untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang
mereka miliki, dalam menghasilkan produk Tinjauan Pustaka
berkualitas tinggi, kualitas produk yang dihasilkan
tidak terlepas dari peranan sumber daya manusia
Definisi, Tujuan, dan Konsep HAZOP (The Hazard
yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia
and Operability Study)
sebagai tenaga kerja tidak terlepas dari masalah-
masalah yang berkaitan dengan Keselamatan dan The Hazard and Operability Study,
Kesehatannya sewaktu bekerja. Menurut HAZOP didefinisikan sebagai. Tujuan penggunaan
International Labour Organization (ILO), setiap HAZOP adalah untuk meninjau suatu proses atau
tahunnya terjadi 1,1 juta kematian yang operasi pada suatu sistem secara sistematis, untuk
disebabkanoleh karenapenyakit atau kecelakaan menentukan apakah proses penyimpangan dapat
akibat hubungan pekerjaan. mendorong kearah kejadian atau kecelakaan yang
PT. XYZ adalah sebuah perusahaan swasta tidak diinginkan.
nasional yang bergerak di bidang konstruksi HAZOP secara sistematis mengidentifikasi
pembuatan aspal untuk jalan raya.PT. XYZdalam setiap kemungkinan penyimpangan (deviation) dari

133
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

kondisi operasi yang telah ditetapkan dari suatu 3. Melengkapi kriteria yang ada pada HAZOP
plant, mencari berbagai faktor penyebab (cause) worksheet dengan urutan sebagai berikut:
yang memungkinkan timbulnya kondisi abnormal a. Mengklasifikasikan hazard yang
tersebut, dan menentukan konsekuensi yang diketemukan (sumber hazard dan frekuensi
merugikan sebagai akibat terjadinya penyimpangan temuan hazard).
serta memberikan rekomendasi atau tindakan yang b. Mendeskripsikan deviation atau
dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari penyimpangan yang terjadi selama proses
potensi risiko yang telah berhasil diidentifikasi [5]. operasi.
Istilah terminologi yang dipakai untuk c. Mendeskripsikan penyebab terjadinya
mempermudah pelaksanaan HAZOP antara lain penyimpangan (cause)
sebagai berikut [5]: d. Mendeskripsikan apa yang dapat
1. Proses ditimbulkan dari penyimpangan tersebut
Proses apa yang sedang terjadi atau lokasi (consequences).
dimana proses tersebut berlangsung. e. Menentukan action atau tindakan
2. Sumber Hazard sementara yang dapat dilakukan.
Sumber bahaya (hazard) yang ditemukan di f. Menilai risiko (risk assessment) yang
lapangan. timbul dengan mendefinisikan kriteria
3. Deviation (Penyimpangan) likelihood dan consequences (severity).
Hal – hal apa saja yang berpotensi untuk Kriteria likelihood(seperti pada Tabel 2.1)
menimbulkan risiko. yang digunakan adalah frekuensi dimana
4. Cause (Penyebab) dalam perhitunganya secara kuantitatif
Adalah sesuatu yang kemungkinan besar akan berdasarkan data atau record perusahaan
mengakibatkan penyimpangan. selama kurun waktu tertentu. Kriteria
5. Consequence (Akibat/Konsekuensi) consequences (severity) yang digunakan
Akibat dari deviation yang terjadi yang harus adalah akibat apa yang akan diterima
diterima oleh sistem. pekerja yang didefinisikan secara kualitatif
6. Action (Tindakan) dan mempertimbangkan hari kerja yang
Tindakan dibagi menjadi dua kelompok yaitu hilang (seperti pada Tabel 2)
tindakan yang mengurangi atau g. Merancang perbaikan untuk risiko yang
menghilangkan akibat (konsekuensi). memiliki level "Ekstrim", kemudian
Sedangkan apa yang terlebih dahulu melakukan rekomendasi perbaikan untuk
diputuskan hal ini tidak selalu memungkinkan proses
terutama ketika berhadapan dengan kerusakan
peralatan. Namun, pada awalnya selalu Tabel 1 dan 2 menunjukkan kriteria Likelihood
diusahakan untuk menyingkirkan dan Kriteria Consequences/Severity [9].
penyebabnya dan hanya di bagian mana perlu
mengurangi konsekuensi. Tabel 1 Kriteria Likelihood
7. Severity Likelihood
Description
Merupakan tingkat keparahan yang Level Criteria
Kualitatif Kuantitatif
diperkirakan dapat terjadi.
8. Likelihood Dapat dipikirkan
Kurang dari
Adalah kemungkinan terjadinya konsekuensi Jarang tetapi tidak hanya
1 1 kali per 10
terjadi saat keadaan yang
dengan sistem pengaman yang ada. ekstrim
tahun
9. Risk
Risk atau risiko merupakan nilai risiko yang
didapatkan dari kombinasi kemungkinan Kemungki
Belum terjadi tetapi Terjadi 1
likelihood dan severity. 2 bisa muncul / terjadi kali per 10
nan kecil
pada suatu waktu tahun

Identifikasi Hazard dengan HAZOP Worksheet


Seharusnya terjadi
dan Risk Assesment dan mungkin telah
1 kali per 5
tahun sampai
Langkah-langkah untuk melakukan 3 Mungkin terjadi / muncul
1 kali per
identifikasi Hazard dengan menggunakan HAZOP disini atau di tempat
tahun
lain
Worksheet dan Risk Assessment adalah sebagai
berikut [5]: Dapat terjadi dengan Lebih dari 1
1. Mengetahui urutan proses yang ada pada area mudah, mungkin kali per
Kemungki
4 muncul dalam tahun hingga
penelitian. nan besar
keadaan yang paling 1 kali
2. Mengidentifikasi hazard yang ditemukan pada banyak terjadi perbulan
area penelitian.

134
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Sering terjadi, Tabel 3 Risk Matriks


diharapkan muncul Lebih dari 1
Hampir
5 dalam keadaan yang kali per
pasti
paling banyak bulan
terjadi

Kriteria Likelihooddigunakan untuk frekuensi


dimana dalam perhitunganya secara kuantitatif
berdasarkan data atau record perusahaan selama kurun
waktu tertentu.

Tabel 2 Kriteria Consequences/Severity


Consequences/ Severity
Keparahan Keterangan :
Level Uraian Hari Kerja
Cidera
Kejadian tidak Tidak a. : Resiko Rendah
menimbulkan menyebabk
Tidak b. : Resiko Sedang
1 kerugian atau an
signifikan
cedera pada kehilangan
manusia hari kerja c. : Resiko Tinggi
Menimbulkan
cedera ringan , d. : Ekstrem
Masih
kerugian kecildan
dapat
tidak
bekerja
2 Kecil menimbulkan
pada hari /
Contoh perhitungan :
dampak serius Nilai Likelihood (L) =4
shift yang
terhadap
kelangsungan
sama Nilai Concequences (C) =4
bisnis L x C = 16 (Terletak di warna ungu, sehingga
Cedera berat dan digolongan kategori “Ekstrim”.
dirawat dirumah
Kehilangan
sakit, tidak Tabel 4 Keterangan Matriks Resiko
hari kerja
3 Sedang menimbulkan
cacat tetap,
dibawah 3 Kegiatan tidak boleh dilaksanakan
hari atau dilakukan sampai resiko telah
kerugian finansial
sedang direduksi.
Menimbulkan E – Resiko Jika tidak ada kemungkinan untuk
cedera parah dan Ekstrim mereduksi resiko dengan sumber
cacat tetap dan daya yang terbatas, maka
kerugian finansial Kehilangan pekerjaan tidak dapat
besar serta hari kerja 3 dilaksanakan.
4 Berat
menimbulkan hari atau
dampak serius lebih Kegiatan tidak boleh dilaksanakan
terhadap atau dilakukan sampai resiko telah
kelangsungan direduksi.
usaha Perlu dipertimbangkan sumber
Mengakibatkan daya yang dialokasikan untuk
korban meninggal T – Resiko Tinggi
mereduksi resiko.
dan kerugian Apabila terdapat dalam
Kehilangan
parah bahkan pelaksanaan pekerjaan yang masih
5 Bencana hari kerja
dapat
menghentikan
selamanya berlangsung, maka tidakan harus
kegiatan usaha segera dilakukan.
selamanya Perlu tindakan untuk mengurangi
resiko, tetapi biaya tetapi biaya
Kriteria consequences (severity) yang S – Resiko Sedang pencegahan yang diperlukan harus
digunakan adalah akibat apa yang akan diterima dipertimbangkan dengan teliti dan
dibatasi
pekerja yang didefinisikan secara kualitatif dan
Resiko dapat diterima,
mempertimbangkan hari kerja yang hilang. pengendalian tambahan tidak
diperlukan.
R –Resiko Rendah Pemantauan diperlukan untuk
memastikan bahwa pengendalian
telah dipelihara dan diterapkan
dengan baik dan benar

135
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Metode Penelitian / years berjumlah 21 pada setiap 200.000 jam kerja


manusia.
Pada penelitian ini, data diperoleh melalui
survey di lapangan dan studi literatur. Data yang Metode Severity Rate
digunakan adalah data primer berupa data potensi Merupakan perhitungan untuk mengetahui
kecelakaan dari karyawan, potensi kecelakaan kerja tingkat keparahan dari suatu kecelakaan kerja yang
pada saat menggunakan mesin-mesin, dan potensi terjadi.
kecelakaan kerja kerja pada saat berada di
lingkungan tempat kerja dan data sekunder berupa Total Hari Kerja Hilang X 200.000
SR =
profil perusahaan dan struktur organisasi Total Jam Kerja Manusia
perusahaan yang ada di PT. XYZ. Adapun langkah-
langkah dalam pengolahan data dalam penyelesaian Hasil nya pada tahun 2013 severity rate nya adalah
K3 adalah: 25,0 dengan Lost Day Cause Accident/ Years
1. Menghitung nilai Likelihood berdasarkan kriteria berjumlah 25 hari pada setiap 200.000 jam kerja
tertentu manusia. Pada tahun 2014 severity rate nya adalah
2. Mengetahui nilai konsekuensi berdasarkan 27,2 dengan Lost Day Cause Accident/ Years
referensi berjumlah 28 hari pada setiap 200.000 jam kerja
3. Langkah selanjutnya yaitu menentukan manusia. Kemudian pada tahun 2015 severity rate
matriks resiko sehingga didapatkan nilai nya adalah 59,3 terjadi peningkatan hilangnya
potensi kecelakaan kerja yang bernilai ekstrim. waktu kerja secara signifikan dengan Lost Day
Cause Accident/ Years berjumlah 60 hari pada
Hasil dan Pembahasan setiap 200.000 jam kerja manusia.

Data yang diolah adalah data kecelakaan Metode Safe-T Score


kerja dari bulan Juli 2013 hingga Desember 2015 Nilai indikator untuk menilai tingkat
dimana nantinya hasil pengolahan data tersebut perbedaan antara dua kelompok yang
dihitung untuk menentukan Risk Matriks. dibandingkan.Apakah perbedaan pada dua
kelompok tersebut bermakna atau tidak.Dalam
Statistik Kecelakaan Kerja statistik biasanya disebut sebagai t-test.
Berikut data kecelakaan kerjaPT. XYZ Frekuensi Rate Sekarang X Frekuensi Rate Sebelumnya
Safe − T Score =
tahun 2013-2015: Frekuensi Rate Sebelumnya

Tabel 5 Data Kecelakaan Kerja PT. XYZ Tahun 2013- Hasil nya pada tahun 2013-2014 Safe – T Score nya
2015 adalah -0,09 yang dikategorikan baik. Kemudian
Jumlah
Hari
Man
Kerugian pada tahun 2014-2015 Safe – T Score nya adalah -
Total yang perusahaa
Tahun karyaw
accident hilan
hours
n 0,51 yang dikategorikan baik.
an APR
g (Rp)
2013 9 4 8 64 Rp. Potensi Bahaya dan Sumber Bahaya
4.200.000
2014 12 6 12 88 Rp.
Berdasarkan hasil observasi lapangan di
6.400.000 PT. PT. XYZ terdapat beberapa potensi bahaya
2015 18 14 19 136 Rp. yang diakibatkan pada proses pembuatan aspal.
9.800.000
Potensi bahaya tersebut digolongkan atas 3 faktor
yaitu faktor manusia atau pekerja, faktor bahaya
Metode Frequency Rate
pada proses pembuatan aspal dan faktor bahaya
Frequency Ratedigunakan untuk
pada pengangkutan material.
mengidentifikasi jumlah cidera yang menyebabkan
tidak bisa bekerja per sejuta orang pekerja.
Tabel 6 Potensi Bahaya
Banyaknya Kecelakaan X 200.000
FR =
Total Jam Kerja Manusia

Hasil nya pada tahun 2013 frequency rate nya


adalah 12,5 dengan accident / years berjumlah 13
pada setiap 200.000 jam kerja manusia. Pada tahun
2014 frequency rate nya adalah 13,6 dengan
accident / years berjumlah 14 pada setiap 200.000
jam kerja manusia. Kemudian pada tahun 2015
frequency rate nya adalah 20,5 terjadi peningkatan
kecelakaan kerja secara signifikan dengan accident

136
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Penilaian Resiko Warna yang ditetapkan pada matriks resiko


Hasil observasi lapangan dari 24 temuan sesuai dengan tabel risk matriks yang telah
potensi bahaya kemudian digolongkan berdasarkan ditentukan.
jenis sumbernya menjadi 8 sumber bahaya antara
lain : sikap pekerja, kebisingan, lalu lintas alat Analisa Perbaikan "Sikap Pekerja“
berat, serpihan material di area kerja, debu, area Melakukan pengawasan terhadap para
penyimpanan aspal cair, asap dan area karyawan sehingga pekerja tidak lagi bekerja sesuai
pengangkutan material. Setelah itu menentukan keinginannya tetapi sesuai dengan standard yang
tingkat keparahan atau perkingan (risk level) ditetapkan selain itu pelatihan tentang K3 juga perlu
dengan mempertimbangkan kriteria resiko dilakukan terutama yang berhubungan dengan
Likelihood (L) dengan Severity atau Concequences penggunaan APD sehingga pekerja menjadi lebih
(C). Dari hasil wawancara yang dilakukan, maka aman dalam bekerja.Sebaiknya jadwal pelatihan K3
jumlah tingkat bahaya kecelakaan kerja yang tentang penggunaan APD yang akan
diklasifikasikan terhadap nilai Likelihood (L) diselenggarakan oleh pihak manajemen secara rutin
dengan Concequences (C) sesuai dengan peluang yaitu 1 bulan sekali pada minggu pertama dan
dan resiko tingkat keparahan. Penetapan nilai pelaksanaannya dilaksanakan sebelum pekerja
Likelihood (L) dan Concequences (C) adalah mulai bekerja pada hari dan shift masing-masing
sebagai berikut : sehingga hasil dari pelatihan tersebut dapat
langsung diaplikasikan oleh pekerja. Bagi para
Tabel 7 Penetapan Nilai Likelihood dan Concequences pekerja yang tidak dapat menghadiri pelatihan akan
Sumber Likelihood Concequences dikenakan sanksi. Salah satu cara yang dapat
No
Hazard (L) (C) dilakukan untuk pengontrolan para karyawan di PT.
1 Sikap Pekerja 5 4 XYZ adalah dengan membuat lembar kontrol
pelanggaran penggunaan APD. Karena dengan
2 Kebisingan 4 3
membuat lembar kontrol pelanggaran penggunaan
Lalu Lintas Alat APD, Koordinator Unit dapat mengawasi pekerja
3 4 4
Berat
agar selalu disiplin menggunakan APD sesuai
Serpihan dengan kegiatan yang dilakukan oleh pekerja di
4 Material Area 3 2
Kerja area kerja. Apabila ada pekerja yang melanggar,
5 Debu 3 2 Koordinator Unit berhak mencatat pelanggaran
Area tersebut dan menyerahkan hasil lembar kontrol
6 Penyimpanan 1 4 setiap 1 minggu sekali ke bagian Industrial Safety
Aspal Cair yang kemudian pelanggaran tersebut akan dibahas
7 Asap 4 3 di kegiatan Safety Talk.
Area
8 Pengangkutan 4 3 Analisa Perbaikan “Lalu Lintas Alat Berat”
Material
Pengendalian risiko berupa eliminasi
(menghilangkan sumber bahaya) dapat diterapkan
Penetapan Matriks Resiko untuk sumber hazard ini dengan cara segera
memperbaiki atau memperbaiki kondisi jalan yang
Tabel 8 Penetapan Matriks Resiko
rusak yaitu dengan memberikan pembatas jalan,
memberikan rambu-rambu tentang jalan yang
curam serta jika memungkinkan melakukan
penimbunan sehingga kondisi jalan tidak terlalu
curam. Setelah perbaikan dilakukan, pihak
manajemen harus terus mengontrol kondisi jalan
secara rutin (setiap hari) di area pabrik produksi
aspal agar lalu lintas alat berat selalu dalam keadaan
baik.

Kesimpulan

Berdasarkan tujuan yang telah dijelaskan


pada penelitian ini, maka kesimpulan pada
penelitian ini yaitu:
1. Hasil statistik kecelakaan kerja pada PT. XYZ.
a. Perhitungan Metode Frequency Rate (FR)

137
Jurnal Teknik Industri Vol. 4, No.2, 2018
Juenal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Berdasarkan hasil perhitungan nilai Karsa Swandiri). Tugas Akhir Teknik Industri
statistik kecelakaan kerja dengan Fakultas Sains dan Teknologi.
menggunakan Metode Frequency Rate dari [3] Efranto, dkk. 2013. Analisis Potensi Bahaya
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode
didapatkan bahwa pada tahun 2015 Hazard and Operability Study (Hazop)
merupakan nilai frequencyrate tertinggi Melalui Perangkingan OHS Risk Assessment
dengan jumlah accident sebanyak 21 and Control. Program Studi Teknik Industri
accident/year. Sedangkan nilai frequency Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
rate yang terendah terdapat pada tahun [4] Peraturan Departmen Tenaga Kerja dan
2013 dengan jumlah accident sebanyak 13 Transmigrasi No: PER.05/MEN/1996 tentang
accident/year. Sistem Manajemen Kesehatan dan
b. Perhitungan Metode Severity Rate (SR) Keselamatan Kerja.
Berdasarkan hasil dari perhitungan nilai [5] Pujiono, dkk. 2013. Analisis Potensi Bahaya
statistik kecelakaan kerja dengan Serta Rekomendasi Perbaikan Dengan Metode
menggunakan Metode Severity Rate dari Hazard And Operability Study (HAZOP)
tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 Melalui Perangkingan Ohs Risk Assessment
didapatkan pada tahun 2015 merupakan And Control. Jurnal Teknik Industri Fakultas
nilai severity rate terbanyak atau hilangnya Teknik Universitas Brawijaya.
hari kerja akibat dari kecelakaan kerja [6] Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
yaitu 60 Lost Day Cause Accident/Year. Manajemen Resiko dalam Perspektif K3 OHS
Sedangkan nilai severity rate terendah Risk Management. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
ialah pada tahun 2013 yaitu sebesar 26 [7] Suma’mur P.K., 1989, Kesehatan Kerja dan
Lost Day Cause Accident/Year. Pencegahan Kecelakaan Kerja, Jakarta: CV.
c. Perhitungan Metode Safe-T Score Haji Masagung.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan [8] Syukri, Sahab. 1997. Teknik Manajemen
Metode Safe-T Score diketahui bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta:
besar Safe-T Score dari tahun 2013 sampai Bima Sumber Daya Manusia.
dengan 2015 ialah <= -2 yang artinya [9] UNSW Health and Safety (2008). Risk
menunjukkan membaiknya performance Management Program. Canberra: University of
ataupun kinerja K3, atau ada sesuatu yang New South Wales.
baik yang perlu dipertahankan. http://www.ohs.unsw.edu.au/ohsriskmanageme
2. Potensi kecelakaan kerja pada proses produksi nt/index.html.
aspal
Potensi pada sikap pekerja tidak memenuhi
persyaratan standard dalam keselamatan kerja
dan prosedur bekerja yang baik.Potensi pada
lalu lintas alat berat proses konstruksi yaitu
tidak adanya rambu – rambu untuk kondisi
lalu lintas alat berat yang cukup berbahaya.
3. Upaya pengendalian terhadap potensi
kecelakaan kerja
a. Melakukan pengawasan terhadap para
karyawan serta pelatihan tentang
pentingnya pengendalian terhadap potensi
kecelakaan kerja adalah APD
b. Memberikan rambu-rambu tentang kondisi
jalan serta pengontrolan kondisi jalan
secara teratur

Daftar Pustaka

[1] Bennet N.B Silalahi dan Rumondang


Silalahi,1995.Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT Pustaka
Binaman Pressindo.
[2] Chomiarti, Dian. 2008. Analisis Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Berbasis Perilaku Pada
Pekerja Konstruksi (Studi Kasus: Pt. Wahana

138

Anda mungkin juga menyukai