Anda di halaman 1dari 27

M.

PUTRA
CHANIAGO
1913201043
TEKNIK KUALITATIF
Kemungkinan (Likelihood)

Kemungkinan adalah nilai yang menggambarkan kecenderungan


terjadinya konsekuensi dari sumber risiko pada setiap tahapan pekerjaan.
Kemungkinan tersebut akan ditentukan ke dalam kategori tingkat
kemungkinan yang mempunyai nilai rating yang berbeda, yaitu: Almost
Certain, Likely, Unusual, Remotely Possible, Conceivable, dan Practically
Impossible (AS/NZS 4360 : 2004).
Konsekuensi (Consequences)

Konsekuensi adalah nilai yang


menggambarkan suatu keparahan dari efek
yang ditimbulkan oleh sumber risiko pada
setiap tahapan pekerjaan. Analisis
konsekuensi ini sangat berguna untuk
memperoleh suatu informasi mengenai cara
mencegah dan meminimalkan dampak
terjadinya kecelakaan akibat suatu proses
pekerjaan. Tingkat konsekuensi metode
analisis semi kuantitatif dibagi ke dalam
beberapa kategori, yaitu: Catastropic,
Disaster, Very Serious, Serious, Important,
dan Noticeable (AS/NZS 4360 : 2004).
Perkitraan dari nasa

Sebuah Teknik Engineering yang digunakan untuk


mengidentifikasi, menetapkan, mengurangi atau
menghilangkan kegagalan yang diketahui dan atau
potensi kegagalan (masalah, problem atau error)
dari proses (sistem, desain atau layanan) sebelum
kegagalan tersebut sampai ke tangan pelanggan.
Pertama kali digunakan dan diaplikasikan secara
umum oleh NASA pada tahun 1960 untuk
memperbaiki dan memverifikasi reliabilitas dari
space program hardware.
TEKNIK SEMI KUANTITATIF
Teknik semi kuantitatif merupakan teknik yang
mengkombinasikan antara angka yang bersifat subyektif
pada kecenderungan dan dampak dengan menggunakan
rumus matematika berpotensi menghasilkan tingkat risiko
yang dampak dibandingkan dengan kriteria yang diterapkan.
Metode semi kuantitaif ini bermanfaat untuk
mengidentifikasi dan memberikan peringkat/ranking dari
suatu kejadian yang berpotensi untuk menimbulkan
konsekuensi yang parah seperti kerusakan peralatan, cedera
pada pekerja, gangguan pada bisnis dan lainnya (Kolluru,
1996).
Unsur Analisis Risiko Semi Kuantitatif

Likelihood ( kemungkinan )

Paparan ( exposure )

Konsekuensi ( Comsequenes )
Tujuan Analisis Risiko Semi Kuantitatif

Menurut AS/NZS 4360:2004, analisis semi kuantitatif


mempertimbangkan kemungkinan untuk menggabungkan 2
elemen, yaitu probabilitas (Likelihood) dan paparan
(Exposure) sebagai frekuensi. Terdapat hubungan yang kuat
antara frekuensi dari paparan dengan probabilitas terjadinya
risiko. Penentuan tingkat risiko dengan menggunakan metode
semi kuantitatif adalah dengan mengkalikan terjadinya suatu
efek dengan faktor konsekuensi yang diitmbulkan dan faktor
pajanan. Tingkat risiko yang telah ditentukan akan membantu
pimpinan perusahaan untuk melakukan prioritas-prioritas
pada upaya pencegahan dan dapat memperkirakan alokasi
sumber sumber daya terhadap risiko yang tertinggi.
Tahapan Analisis Risiko Semi Kuantitatif

1. Mengidentifikasi bahaya dan risiko dari setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan.

2. Selanjutnya adalah melakukan analisis risiko dengan menggunakan metode analisis risiko semi
kuantitatif berdasarkan Standar Manajemen Risiko AS/ NZS 4360:1999/ 2004 untuk mengetahui
konsekuensi (consequence), paparan (exposure), dan kemungkinannya (likelihood).

3. Dari analisis risiko semi kuantitatif tersebut dapat ditentukan nilai risikonya dengan
menggunakan rumus :Nilai risiko = consequence x exposure x likelihood

4. Setelah nilai risiko diperoleh, maka tingkat risiko dari tiap tahapan proses pekerjaan dapat
dinyatakan. Tingkat risiko pada analisis semi kuantitatif merupakan hasil perkalian nilai unsur
kemungkinan, paparan, dan konsekuensi dari risiko-risiko keselamtan kerja yang terdapat pada
setiap tahapan pekerjaan. Tingkat risiko metode analisis semi kuantitatif dibagi ke dalam
beberapa kategori, yaitu: Very High, Priority 1, Substansial, Priority 3, dan Acceptable (AS/NZS
4360 :2004).
Kelebihan dan Kekurangan Analisis Risiko Semi Kuantitatif

Menurut Cross (1998) metode analisis risiko semi kuantitatif mempunyai beberapa kelebihan
dan kekurangan, diantaranya:

1. Kelebihan metode analisis risiko semi kuantitatif


a. Dapat menggambarkarkan tingkat risiko lebih akurat dibandingkan dengan analisis
kualitatif
b. Lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan analisis kuantitatif

Kekurangan metode analisis risiko semi kuantitatif


a. Kurang akurat dibandingkan dengan analisis kuantitatif
b. Skala yang dipakai harus tepat untuk menentukan tingkat risiko
METODE KUANTITATIF
Fault tree analisis ( fta )

Analisis pohon kesalahan (Fault Tree Analysis) merupakan salah


satu metode yang dapat digunakan untuk mencari akar penyebab
masalah dari macam – macam permasalahan yang ada (Anthony,
2015).
Tujuan Teknik ‘Analisis Pohon Kesalahan’

Teknik Analisis Pohon Kesalahan atau FTA digunakan pada


bidang keahlian teknik mesin, khususnya pada industri-industri
di mana kegagalan teknis memiliki dampak yang sangat besar
seperti industri energi nuklir dan penerbangan. Namun, teknik
ini juga dapat digunakan dalam praktik manajemen risiko
secara umum di semua sektor. Dalam praktik manajemen
risiko, FTA adalah teknik untuk mengidentifikasi dan
menganalisis faktor yang dapat berkontribusi pada kejadian
yang tidak diinginkan (disebut “kejadian puncak” / “peristiwa
risiko utama”).
Kegunaan Teknik ‘Analisis Pohon Kesalahan’

Suatu pohon kesalahan dapat digunakan


secara kualitatif untuk mengidentifikasi
penyebab potensial dan jalur menuju peristiwa
risiko utama dan secara kuantitatif untuk
menghitung probablilitas peristiwa utama yang
tidak diharapkan terjadi, dengan mengetahui
probabilitas dari sebab-akibat kejadian.
Penerapan ‘Analisis Pohon Kesalahan’

Penerapan teknik FTA dapat dilakukan dengan 4 langkah utama,


antara lain:

1. Dapatkan pemahaman mengenai suatu sasaran;

2. Definisikan peristiwa risiko yang tidak diinginkan terkait dengan


suatu sasaran;

3. Berdasarkan informasi yang ada dan expert judgement, simpulkan


penyebab-penyebab terjadinya suatu peristiwa risiko;

4. Buat fault tree (pohon kesalahan) dengan menggunakan


notasi events dan logic gates; dan Evaluasi analisis pohon kesalahan
Anda.
Kekuatan dan Kelemahan ‘Analisis Pohon Kesalahan’
Kekuatan:
1. memusatkan perhatian pada efek kegagalan yang terkait langsung dengan peristiwa utama
2. menganalisis sistem dengan banyak antarmuka dan interaksi
3. mengidentifikasi jalur kegagalan sederhana di dalam sistem yang sangat kompleks

Kelemahan:
1. hanya mengenal keadaan biner (berhasil / gagal) saja.
2. tidak memungkinkan untuk mengikutsertakan efek domino pada setiap penyebab peristiwa
risiko utama.
3. tidak dapat menjamin seluruh penyebab
4. peristiwa risiko sudah disertakan seluruhnya atau tidak.
LAYER OF PROTECTION ANALYSYS
( LOPA )

Teknik Analisis Lapisan Proteksi atau


LOPA adalah sebuah teknik untuk
melakukan penilaian lapisan proteksi
pada suatu risiko yang dialami oleh
organisasi. Teknik LOPA mampu
menilai apakah suatu lapisan proteksi
sudah memadai untuk menangani
suatu risiko atau masih
membutuhkan lapisan proteksi
lainnya. Lapisan proteksi yang
dimaksud merupakan bentuk
penanganan risiko baik untuk
mengendalikan atau menurunkan
tingkat kemungkinan terjadinya
peristiwa risiko atau tingkat
konsekuensi yang dapat
diterima/ditanggung oleh organisasi.
Tujuan Teknik ‘Analisis Lapisan Proteksi’

Tujuan dari teknik LOPA adalah untuk


memberikan gambaran mengenai lapisan-lapisan
proteksi yang dibutuhkan untuk menurunkan atau
mengendalikan tingkat kemungkinan terjadinya
suatu peristiwa risiko dan tingkat konsekuensi yang
dapat diterima/ditanggung oleh organisasi. Lebih
lanjut, teknik LOPA juga dapat membantu organisasi
untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dari
suatu sistem penanganan risiko.
Penggunaan dan Pelaksanaan Teknik ‘Analisis Lapisan Proteksi’

Teknik LOPA dapat digunakan dalam hal mengembangkan suatu


skenario penanganan risiko dan menilai apakah lapisan proteksi yang
ada sudah cukup memadai untuk mencapai pengurangan risiko.
Berikut ini adalah 6 langkah dalam penerapan LOPA, yaitu:

1. Identifikasi Risiko
2. Mengembangkan Skenario
3. Analisis Konsekuensi
4. Identifikasi Lapisan Perlindungan Saat Ini
5. Evaluasi Konsekuensi
6. Rekomendasi Keputusan
Kekuatan dan Kelemahan Teknik ‘Analisis Lapisan Proteksi’

Kekuatan :

1. LOPA memerlukan sedikit waktu dan sumber daya dari pada suatu
analisis pohon kesalahan;
2. LOPA membantu mengidentifikasi dan memfokuskan sumber daya
pada lapisan proteksi yang paling kritis;
3. LOPA mengidentifikasi operasi, sistem dan proses yang tidak
dalam pengamanan yang memadai;
4. LOPA memfokuskan pada konsekuensi yang paling serius.

Kelemahan :

1. LOPA berfokus pada satu pasangan sebab-konsekuensi dan satu


skenario pada suatu waktu;
2. LOPA tidak berlaku untuk skenario yang sangat kompleks.
QUANTITATIVE RISK
ANALYSYS ( QRA)

Quantitative Risk Analysis (QRA) adalah


ilmu dan seni mengembangkan dan memahami
estimasi risiko secara numerik (yaitu, fungsi
dari frekuensi yang diharapkan dan
konsekuensi dari potensi kecelakaan) yang
terkait dengan fasilitas atau operasi.
QRA dapat digunakan untuk menyelidiki
berbagai jenis risiko yang terkait dengan
fasilitas proses kimia, seperti risiko kerugian
ekonomi atau risiko dampak lingkungan.
Namun, dalam aplikasi kesehatan dan
keselamatan, penggunaan QRA dapat
diklasifikasikan menjadi dua kategori:

1. Memperkirakan risiko jangka panjang


untuk pekerja atau masyarakat dari paparan
kronis zat-zat atau kegiatan yang berpotensi
membahayakan.
 
2. Memperkirakan risiko untuk pekerja atau
masyarakat dari peristiwa episodik yang
melibatkan satu kali paparan terhadap zat
atau  kegiatan yang berpotensi
membahayakan.
Hasil QRA dapat membimbing pengambil keputusan
dalam mengembangkan program perbaikan terus-
menerus untuk menurunkan tingkat risiko, tetapi risiko
nol (zero risk) adalah tujuan yang tidak mungkin dicapai.
Setiap kegiatan melibatkan beberapa risiko. Bahkan jika
kita buat hipotetis apakah mungkin untuk
menghilangkan risiko dari setiap skenario kecelakaan
dalam QRA, beberapa risiko masih akan tetap ada
karena tidak ada QRA yang mengkaji setiap skenario
kemungkinan kecelakaan. QRA yang terbaik adalah
mengidentifikasi kontributor dominan terhadap risiko
dari sistem berdasarkan hasil analisis.
Terdapat empat tahapan dalam melakukan QRA,
yaitu:

1. Identifikasi bahaya
2. Analsisi konsekuensi
3. Analisis frekuensi
4. Evaluasi risiko
KONSEP ALARP

Prinsip ALARP berarti risiko harus dikendalikan hingga risiko residualnya


menjadi seminimal mungkin, namun dengan pengendalian risiko yang dapat
diterapkan dengan masuk akal. Prinsip ini digunakan jika manfaat yang
diperoleh dari pengendalian risiko tidak seberapa jika dibandingkan dengan
biaya yang harus dikeluarkan.
ALARP membagi risiko menjadi tiga kategori: risiko yang tingkatannya begitu
besar sehingga harus ditangani dengan biaya berapapun dan hanya diterima
dalam keadaan tertentu, risiko yang dampaknya tidak seberapa dan tidak
memerlukan penanganan lebih lanjut dan risiko ALARP.
Man
Prinsip ini dapat digunakan untuk menentukan risiko mana yang perlu
ditangani. Risiko yang terdapat dalam zona tidak dapat ditoleransi merupakan
risiko yang memiliki prioritas tertinggi untuk ditangani. Risiko yang berada
dalam zona ideal dapat diterima tanpa perlu ditangani atau menjadi prioritas
terendah untuk ditangani. Sementara Risiko yang berada dalam zona ALARP
akan ditangani hingga dampak risiko menjadi sekecil mungkin selama biaya
penanganannya lebih kecil dibanding manfaat yang diperoleh.
Contoh :

“Suatu ruas jalan tol memiliki risiko kerusakan jalan akibat banjir. Dampak kerusakan yang

dapat terjadi adalah sebesar Rp500.000.000. Untuk menangani risiko ini terdapat tiga

alternatif tindak lindung risiko. Alternatif pertama adalah membangun saluran air. Tindak

lindung ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp200.000.000 dengan biaya

Rp100.000.000. Alternatif kedua adalah membangun saluran air dan tanggul. Penanganan

ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp400.000.000 dengan biaya Rp250.000.000.

Alternatif ketiga adalah membangun saluran air dan tanggul serta memasang pompa.

Penanganan ini dapat mengurangi kerusakan sebesar Rp450.000.000 dengan biaya

sebesar Rp550.000.000.”
Berdasarkan prinsip ALARP, alternatif pertama tidak boleh diambil karena risiko masih
bisa
diperkecil lebih jauh. Alternatif ketiga juga tidak dapat diambil melakukan mitigasi dengan
biaya lebih besar dibandingkan manfaatnya tidak masuk akal untuk dilakukan. Oleh
karena it u alternatif yang diambil adalah alternatif kedua karena dapat mengurangi risiko
hingga
sekecil mungkin dan masih masuk akal untuk dilakukan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai