Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

Teknik
Keandalan
Pengantar Analisa Resiko

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

11
Teknologi Teknik Mesin 13032 Fajar Anggara M.Eng
Abstract Kompetensi
Mahasiwa setelah mengikuti
Teknik Keandalan sering perkuliahan ini di harapkan
mangetahuidan mampu menjelaskan :
digunakan untuk memprediksi
potential failuredari suatu 1. Metode Analisa resiko
sistem. Kemampuan dalam
menganalisa probabilitas dan
statistik sangat diperlukan
untuk melakukan kuantisasi dan
memprediksi kegagalan. Teknik
keandalan merupakan jembatan
yang memiliki irisan dari banyak
ilmu. Dalam menganalisis
potential failure/risk sangat
diperlukan pemahaman proses
kerja dan perilaku maintenance.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Metode Analisa Resiko
1.1 Pendahuluan

Terminologi dan pengertian keandalan (reliability), keselamatan (safety),


bahaya (hazard) dan resiko (risk) seringkali tumpang tindih. Terminologi
keselamatan atau analisa resiko (risk analysis) memiliki makna yang sama
sehingga kedua terminologi ini dapat digunakan saling bertukaran satu dengan
yang lain. Kedua terminologi ini, seperti halnya analisa keandalan (reliability
analysis) merujuk pada studi pada proses kerja atau kegagalan peralatan serta
pengoperasiannya. Jika tujuan dari studi adalah untuk menentukan parameter
keselamatan (safety parameter), perlu kiranya untuk mempertimbangkan
kemungkinan kerusakan yang terjadi pada atau yang disebabkan oleh sistem.
Jika fase dari studi menyarankan bahwa ada kemungkinan sistem mengalami
kegagalan maka studi resiko (risk study) akan dilakukkan untuk menentukan
dampak kegagalan dalam kerangka kemungkinan kerusakan terhadap property
atau terhadap manusia.

Sebuah contoh dari analisa keandalan adalah tentang Analisa seberapa sering
sebuah reaktor kimia mengalami panas yang berlebihan (overheat) karena
pompa, heat exchanger, operator, sistem kontrol, dan berbagai perlengkapan
dan peralatan lain mengalami malfungsi. Jika studi ini diperluas dengan
melibatkan kajian seberapa sering terjadinya penyimpangan temperatur yang
dapat menyebabkan terjadinya ledakan, maka kita akan melihat masalah
keselamatan atau bahaya. Untuk menyimpulkan studi keselamatan yang
dilakukan untuk permasalahan di atas, kita harus melakukan verivikasi bahwa
reaktor kimia tidak akan mengalami panas yang berlebihan, tidak ada
perlengkapan dan peralatan yang mengalami kegagalan karena faktor-faktor
diluar design envelope.

Jika analisa ledakan reaktor diperluas dengan melibatkan sejumlah dampak –


dampak berikut frekuensi terjadinya dampak – dampak tersebut, maka anlisa
resiko telah rampung. Karena Salah satu tujuan dari analisa resiko adalah untuk
menentukan probabilitas seberapa sering resiko ini terjadi dan berbagai
kemungkinan dampak dari kegagalan sistem. Sebagai contoh, dampak dari

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
ledakan yang merupakan akibat dari penyimpangan temperatur reaktor mungkin
dapat berupa cedera ringan yang disebabkan oleh pecahan – pecahan bagian
reaktor atau berupa bencana mayor karena terjadinya kebakaran.

Dengan semakin banyaknya kecelakaan dan musibah yang menimpa mulai dari
meledaknya pesawat Challanger (1986), kecelakaan pesawat penerbangan
komersial, kecelakaan reactor nuklir (Three Mile Island 1979, Chernobyl 1986),
kecelakaan pada proses pengolahan (Bhopal 1984), serta berbagai kecelakaan
lain yang menimpa industri maritim beserta damapak dari kecelakaan dan
musibah tersebut terhadap lingkungan, telah mendorong berbagai pihak untuk
meningkatkan tingkat keselamatan serta mengurangi resiko yang mungkin
terjadi akibat terjadinya satu kecelakaan pada berbagai fasilitas yang kritis.
Gambar 4.1 menunjukkan diagram yang melatar belakangi perlunya
meningkatkan keselamatan berbagai fasilitas yang kritis yang mungkin
memberikan dampak yang sangat buruk baik secara ekonomis, keselamatan

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
maupun dampak terhadapa lingkungan bila sampai terjadi kecelakaan pada
fasilitas kritis tersebut.

Pada seksi berikutnya akan dibahas berbagai metode – metode untuk analisa
resiko secara garis besar. Bagi para pembaca yang tertarik untuk mendalami
analisa resiko lebih jauh, pembaca disarankan untuk merujuk pada beberapa
literatur yang dipakai pada modul ini atau beberapa literatur lain.

 Studi Resiko Fase I : Pendefinisian Sistem dan Preliminary Hazard


Analysis

Resiko timbul karena terlepasnya energi atau material beracun lain yang tidak
terkontrol. Pada umumnya bagian – bagian tertentu dari sebuah plant lebih
berbahaya bila dibandingkan dengan bagian lainnya, oleh karena itu, tahap awal
dalam analisa adalah memecah plant menjadi subsistem untuk menetukan seksi
– seksi atau komponen –komponen yang kemungkinan besar merupakan
sumber – sumber pelepasan yang tidak terkontrol. Berikut ini dua langkah
pertama yang harus dilakukan:

Langkah 1 Identifikasi berbagai bahaya (Hazard) yangtimbul.( Apakah itu


berupa sebuah kebicirangas beracun,sebuah ledakan, kebakaran atau hal
lainnya).

Langkah 2 Identifikasi bagian bagian dari sistem yang dapat meningkatkan


keadaan bahaya. ( Apakah itu melibatkan reaktor kimia, tangka penyimpanan,
power plat atau hal lainnya).

Dalam mengidentifikasi subsistem dari sebuah plant yang dapat meningkatkan


keadaan bahaya, adalah sangat berguna untuk memakai daftar kata penunjuk
(guide words) yang dapat menstimulasi pikiran – pikiran yang lebih kreatif.
Beberapa kata penunjuk yang dapat dipakai untuk mengetahui deviasi dari
sebuah proses dapat dilihat pada tabel 4.1.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Satu – satunya petunjuk dalam memahami bahaya dari sistem adalah penilaian
engineering dan pemahaman detail terhdap lingkungannya, serta peralatan –
peralatan yang ada pada sistem.

Pengetahuan tentang toxic, peraturan keselamatan, kondisi eksplosif,


reaktivitas, corrosiveness, dan flamability merupakan hal yang fundamental.
Checklist, seperti yang dikembangkan oleh perusahaan pesawat terbang Boeing
seperti yang terlihat pada tabel 4.2, merupakan alat dasar dalam
mengidentifikasi bahaya.

Langkah 3 Pembatasan Studi. (Apakah akan dilakukan studi secara


detailterhadap resiko sabotase, perang, gempa, dan lain- lain).

1.2.1 Preliminary Hazard Analysis (PHA)

Seringkali, studi pada fase I akan melibatkan lebih dari sebuah identifikasi awal
dari elemen – elemen sistem atau event – event yang yang mengarah pada suatu
bahaya. Jika analisa diperluas dengan cara formal (secara kualitatif) dengan
mempertimbangkan baik urut – urutan event yang mengubah sebuah bahaya
menjadi sebuah kecelakaan maupun ukuran – ukuran korektif lain serta

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
konsekuensi dari sebuah kecelakaan, maka studi ini dinamakan preliminary
hazard analysis (PHA).

Berbagai bahaya yang sudah diidentifikasi kemudian dikelompokkan


berdasarkan dampak – dampak yang ditimbulkan. Skema perangkingan yang
umum dipakai dapat dilihat pada tabel 4.3.

Langkah berikutnya adalah menentukan Kelompok untuk pencegahan


kecelakaan , jika ada Class IV Hazards, maka kelompok bahaya ini harus
dihilangkan demikian juga bila ada kemungkinan dari Class III Hazards dan
Class II Hazards. Keputusan yang akan diambil ditunjukkan dalam bentuk
decision tree seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.2. Sedangkan format yang
dipakai Boein untuk PHA ditunjukkan pada gambar 4.3.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
1.3 Studi Resiko Fase II : Identifikasi Urutan Kecelakaan

Fase II dari studi biasanya dimulai setelah pemilihan hardware dan setelah
konfigurasi sistem dibuat. Teknik analitik yang umum dipakai adalah event tree
, fault tree analysis(FTA), failure modes and effects analysis (FMEA) dan
criticality analysis. FTA dan FMEA akan dibahas lebih detail pada bagian
selanjutnya.

Sebagai contoh, akan diulas studi keselamatan sebuah sistem yang memiliki
susunan seri dimana sistem ini terdiri dari sebuah pompa dan sebuah katup yang
masing – masing memiliki probabilitas sukses dalam menjalankan fungsinya
masing – masing 0,98 dan 0,95. Gambar dari sistem ini ditunjukkan pada
gambar 4.4. Analisa event tree untuk sistem ini ditunjukkan oleh gambar 4.5.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Fault Three Analysis (FTA) dan Failure and
effect analysis (FMEA)
2.1 Pendahuluan

Dalam situasi tertentu data untuk menganalisa keandalan secara kuantitatif tidak
cukup atau mungkin tidak ada. Alternatifnya, kita masih bisa melakukan
penilaian keandalan berdasarkan data yang ada secara kualitatif dan berdasarkan
pengalaman. Dengan analisa kualitatif ini tidak berarti kesimpulan yang
dihasilkan akan tidak berharga. Jika analisa yang dilakukan berdasarkan analisa
yang terstruktur, dapat ditelusuri sehingga dasar dari penilaian dengan
menggunakan analisa yang terstruktur, dapat ditelusuri sehingga dasar dari
penilaian secara kualitatif dapat pula dipakai. Bahkan, jika data yang tersedia
cukup untuk melakukan penilaian secara kualitatif. Analisa kualitatif yang

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
sering dipakai untuk mengevaluasi keandalan dari suatu sistem adalah analisa
kegagalan.

Suatu sistem secara normal akan terdiri dari sejumlah blok-blok fungsional yang
terkait sedemikian rupa sehingga sistem tersebut dapat menjalankan fungsinya.
Terminologi “ blok fungsional” dapat berupa sebuah komponen sampai sebuah
subsistem tergantung dari jenis sistem dan kondisi batas yang dipakai dalam
menganalisa suatu kasus. Hubungan struktural antara sistem dengan komponen
mungkin bisa dilukiskan dengan berbagai cara. Semua pendekatan yang dipakai
untuk melakukan pendekatan untuk mengevalusi kegagalan dari suatu sistem
adalah untuk mengilustrasikan bagaimana suatu sistem tertentu akan mengalami
atau tidak akan mengalami kegagalan.

Ada berbagai teknik untuk mengevaluasi dan mengkaji kegagalan sistem, baik
secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Pendekatan dan metodologi terbaik
untuk mengecaluasi kegagalan sistem tergantung dari beberapa faktor antara
lain :

 Tujuan dari studi yang akan dilakukan.


 Karakteristik sistem dan tata letak sistem
 Mode – mode kegagalan (failure modes) yang relevan
 Prosedur pengoperasian dan perawatan sistem

Berikut ini akan diulas dua metode yang banyak digunakan untuk menganalisa
kegagalan sistem. Kedua metode itu adalah Fault Tree Analysis (FTA) dan
Failure Modes and Effects Analysis (FMEA).

FMEA dapat dikategorikan sebagai metode anlisa kualitatif, sedangkan FTA


selain dapat digunakan untuk keperluan Analisa kegagalan kualitatif juga dapat
digunakan untuk analisa kegagalan secara kuantitatif

Fault Three Analysis

. Teknik untuk mengidentifikasikan kegagalan (failure) dari suatu sistem dengan


memakai FT (fault tree) diperkenalkan pertama kali pada tahun 1962 oleh Bell
Telephone Laboratories dalam kaitannya dengan studi tentang evaluasi
keselamatan sistem peluncuran minuteman misile antar benua. Boeing company

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
memperbaiki Teknik yang dipakai oleh Bell Telephone Laboratories dan
memperkenalkan progam komputer untuk melakukan analisa dengan
memanfaatkan FT baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif.

FTA (Fault Tree Analysis) berorientasi pada fungsi (functionoriented) atau


yang lebih dikenal dengan “top down “ approach karena analisa ini berawal dari
system level (top) dan meneruskan nya kebawah. Titik awal dari analisa ini
adalah pengidentifikasikan mode kegagalan fungsional pada top level dari suatu
sistem atau subsistem.

FTA adalah teknik yang banyak dipakai untuk studi yang berkaitan dengan
resiko dan keandalan dari suatu sistem engineering. Event potensial yang
menyebabkan kegagalan dari suatu sistem engineering dan probabilitas
terjadinya event tersebut dapat ditentukan dengan FTA. Sebuah TOP event yang
merupakan definisi dari kegagalan suatu sistem (system failure), harus
ditentukan terlebih dahulu dalam mengkonstrusikan FTA. Sistem kemudian
dianalisa untuk menemukan semua kemungkinan yangdidefinesikan pada TOP
event. FT adalah sebuah model grafis yang terdiri dari beberapa kombinasi
kesalahan (fault) secara pararel dan secara berurutan yang mungkin
menyebabkan awal dari failure event yang sudah ditetapkan.

Setelah mengidentifikasi TOP event, event-event yang memberi kontribusi


secara langsung terjadinya top event diidentifikasi dan dihubungkan ke TOP
event dengan memakai hubungan logika (logical link). Gerbang AND (AND
gate) dan sampai dicapai event dasar yang idependent dan seragam (mutually
independent basic event). Analisa deduktif ini menunjukan analisa kualitatif dan
kuantitatif dari sistem engineering yang dianalisa.

Sebuah fault tree mengilustrasikan keadaan dari komponenkomponen sistem


(basic event ) dan hubungan antara basic event dan TOP event. Simbol grafis
yang dipakai untuk menyatakan hubungan disebut gerbang logika (logika gate).
Output dari sebuah gerbang logika ditentukan oleh event yang masuk kegerbang
tersebut. Sebuah FTA secara umum dilakukan dalam 5 tahapan, yaitu

 Mendefinisikan problem dan kondisi batas (boundary condition) dari


sistem

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
 Pengkontruksian fault tree
 Mengidentifikasi minimal cut set atau minimal path set
 Analisa kualitatif dari fault tree
 Analisa kuantitatif fault tree

Pengkonstruksian Fault Tree

Pengkonstruksian fault tree selalu bermula dari TOP event. Oleh karena itu,
berbagai fault event yang secara langsung, penting, dan berbagai penyebab
terjadinya TOP event harus secara teliti diidentifikasi. Berbagai penyebab ini
dikoneksikan ke TOP event oleh sebuah gerbang logika. Penting kiranya bahwa
penyebab level pertama dibawah TOP event harus disusun secara terstruktur.
Level pertama ini sering disebut dengan TOP structure dari sebuah fault tree.
TOP structure ini sering diambil dari kegagalan modul – modul utama sistem,
atau fungsi utama dari sistem. Analisa dilanjutkan level demi level samapai
semua fault event telah dikembangkan sampai pada resolusi yang ditentukan.
Analisa ini merupakan Analisa deduktif dan dilakukan dengan mengulang
pertanyaan “Apa alas an terjadinya event ini ?”. Gambar 5.2 menunjukkan
struktur fundamental dari sebuah fault tree, sedangkan tabel 5.1 menunjukkan
berbagai simbol yang dipakai untuk mengkostruksi sebuah fault tree.

Ada beberapa aturan yang harus dipenuhi dalam mengkonstruksi sebuah fault
tree. Berikut ini beberapa aturan yang dipakai untuk mengkonstruksi sebuah
fault tree.

1. Diskripsikan fault event.

Masing – masing basic event harus didefiniskan secara teliti (apa,dimana,


kapan) dalam sebuah kotak.

2 Evaluasi fault event.

Seperti yang telah diuraikan pada seksi 5.2, kegagalan komponen


dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu, primary failures, secondary
failures, dan command faults.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Contoh

Gambar 5.3 menunjukkan sebuah coolant supply system yang terdiri dari sebuah constant
speed pump, heat exchnager, control valve, resservoir, perpipaan. Fungsi utama dari sistem ini
adalah untuk memberikan suplai pendingainan yang cukup terhadap peralatan utama.
Konstruksi sebuah fault tree untuk sistem ini dengan TOP event hilangnya aliran (coolant)
minimum ke heat exchanger.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Solusi

Hilangnya aliran (coolant) minimum mungkin terjadi karena pecahnya primary coolant line
atau hilangnya aliaran dari coolant valve, sehingga event – event ini dikaitkan dengan OR Gate.
Pecahnya / bocornya pipa merupakan primary failure, oleh karena itu event ini tidak
dikembangkan lebih jauh. Tiga event yang lain yang secara langsung dapat menyebabkan
hilangnya aliran dari control valve juga dihubungkan dengan OR gate. Diagarm FTA dari
coolant supplay system dapat dilihat pada gambar 5.4.

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

2013 Perawatan Mesin Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Fajar Anggara,M.Eng http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai