2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/3501
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PENERAPAN METODE PERIOD ORDER QUANTITY (POQ)
DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN PALM KERNEL OIL
(PKO) DAN CRUDE PALM OIL (CPO)
(Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan)
SKRIPSI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
SKRIPSI
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Kategori : Skripsi
Nama : Rico Sarjono Simatupang
Nomorindukmahasiswa : 130803015
Program Studi : Sarjana (S1) Matematika
Departemen : Matematika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Disetujui di
Medan, Juli 2017
Komisi Pembimbing :
Pembimbing
Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua,
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan
AnugerahNya sehingga skripsi dengan judul “Penerapan Metode Period Order
Quantity (POQ) dalam Pengendalian Persediaan Palm Kernel Oil (PKO) dan Crude
Palm Oil (CPO).(Studi Kasus: PT. Perkebunan Nusantara III Medan)” dapat
diselesaikan dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut
mendukung dalam penulisan skripsi ini:
1. Ibu Dr. Ester Sorta M Nababan, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, nasehat, dan motivasi kepada penulis.
2. Bapak Drs. Rosman Siregar, M.Si dan Ibu Asima Manurung, S.Si, M.Si sebagai
Dosen Pembanding yang banyak memberikan saran dan masukkan dalam
penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Dr. Suyanto, M.Kom sebagai Ketua Departemen Matematika dan Bapak
Drs. Rosman Siregar, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Matematika FMIPA
USU.
4. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.Si sebagai Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
5. Semua Dosen di Departemen Matematika FMIPA USU atas segala ilmu dan
bimbingan selama di perkuliahan dan juga staf/pegawai FMIPA USU.
6. Bapak Pimpinan PT. Perkebunan Nusantara III Medan yang telah membantu
penulis memberikan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis Bapak St. Erikson Simatupang dan
Ibu Tirasmauli Samosir, kakak Ertikasari Simatupang, Johannes Simatupang,
Sanfrisco Simatupang, Rut Simatupang, dan Erjosar Simatupang serta keluarga
penulis atas doa, nasehat, bimbingan, dan dukungan moril dan materil, yang
menjadi sumber motivasi bagi penulis untuk tetap semangat dalam perkuliahan
dan penulisan skripsi ini.
8. Teman-teman mahasiswa matematika stambuk 2013 (terkhusus Boy band Ecek-
ecek cc Ade Clinton, Defen Pratama, dan Raja Karmen), kakak senior, dan adik-
adik stambuk 2014, 2015 dan 2016 yang telah memberi dukungan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Abang dan kakak kos Tarigan no.11 (Bg Cintaku, kak Chapryn, kak Dewi, kak
Renta) yang senantiasa memotivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan
Tuhan senantiasa menyertai kita.
Medan, Juli 2017
Penulis
ABSTRAK
Metode Period Order Quantity (POQ) digunakan karena merupakan salah satu
metode dalam pengendalian persediaan yang bertujuan menghemat total biaya
persediaan (Total Inventory Cost) dengan menekankan pada efektifitas frekuensi
pemesanan agar lebih terpola. Metode POQ merupakan pengembangan dari metode
Economic Order Quantity (EOQ), yaitu dengan mentranformasi kuantitas
pemesanan menjadi frekuensi pemesanan yang optimal. Tulisan ini menunjukkan
perencanaan pengendalian persediaan untuk mendapatkan jumlah pemesanan dan
periode yang optimal pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan tahun 2016
dengan menggunakan model Period Order Quantity (POQ). Dimana selisih antara
biaya total persediaan sebelum dan sesudah menggunakan model POQ mencapai
Rp 3.618.782.539,305
Kata Kunci: Period Order Quantity (POQ), Economic Order Quantity (EOQ),
PKO, CPO, Persediaan, Periode Pemesanan.
Abstract
Period Order Quantity(POQ) method is used because the method is one of the
inventory control which has purpose to minimize the total of inventory costs by
emphasizing the frequency of effectiveness of order quantity so it can be more
patterned. The POQ Method is the development of The Economic Order Quantity
(EOQ) by the transformation the order quantity become the frequention of the
optimal order. This paper demonstrates planning of material inventory to calculate
the sum of order quantity and the optimal period of ordering in PT Perkebunan
Nusantara III Medan in 2016 by using the POQ method. With the comparison
between the total costs of inventory before and after using the POQ method
achieves Rp 3.618.782.539,305.
Keyword: Period Order Quantity (POQ), Economic Order Quantity (EOQ), PKO,
CPO, Inventory, Ordering Period.
Halaman
Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak iv
Abstract v
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
BAB 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 4
1.5. Kontribusi Penelitian 4
1.6. Metodologi Penelitian 4
1.7. Tinjauan Pustaka 5
PENDAHULUAN
Sebuah perusahan memiliki tujuan utama yaitu memperoleh laba. Dalam proses
pencapaian tujuan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor
itu ialah kelancaran produksi. Pencapaian tujuan perusahaan akan menghadapi
kendala tertentu sehingga perusahaan harus memiliki manajemen yang baik. Pada
dasarnya manajemen yang baik memiliki fungsi yang sangat penting dalam
perusahaan guna melakukan pemilihan keputusan serta sebagai kontrol dalam
kegiatan perusahaan supaya berjalan secara efektif dan perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal. Salah satu cara agar perusahaan mampu
memperoleh laba yang optimal adalah menerapkan suatu kebijakan manajemen
dengan memperhitungkan persediaan yang optimal. Dengan persediaan yang
optimal perusahaan mampu menentukan seberapa besar persediaan bahan baku
yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan pemborosan biaya karena mampu
menyeimbangkan kebutuhan bahan baku yang tidak terlau banyak maupun
persediaan yang tidak terlalu sedikit. Persediaan optimal mampu mengefisiensikan
biaya pengeluaran perusahaan seperti pemesanan dan biaya penyimpanan bahan
baku. Sehingga kebijakan manajemen tentang persediaan akan membantu
perusahaan.
Dalam prosesnya perusahaan akan menghadapi situasi untuk membuat
keputusan mengenai persediaan. Persediaan sesuai yang diutarakan Assauri
(1999:169) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha normal,atau persediaan
barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses jadi, ataupun persediaan
bahan baku yang menunggu dalam proses produksi.
Persediaan yang optimal berdasarkan Slamet (2007:51) akan dapat dicapai apabila
mampu menyeimbangkan beberapa faktor mengenai kuantitas produk, daya tahan
LANDASAN TEORI
Persediaan (Inventory) merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam
operasional perusahaan, tanpa adanya persediaan yang baik perusahaan akan
dihadapkan pada kesulitan dalam mememnuhi permintaan konsumen. Hal ini
mengakibatkan kontinuitas perusahaan yang sangat besar kemungkinannya akan
terganggu. Bila hal ini terjadi maka akan merugikan perusahaan karena laba
perusahaan akan menurun.
Di mana:
𝐶𝑃 = Biaya pembelian selama satu periode
𝐶 = Biaya pembelian per unit
𝑄 = Jumlah pemesanan
b. Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Ginting, Rosnani (2007) dalam bukunya mengelompokkan biaya pengadaan
menjadi 2 jenis biaya berdasarkan asal-usul barang, yaitu:
1. Biaya Pemesanan (Order Cost)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari pihak lain (supplier). Biaya ini pada
umumnya meliputi:
a. Pemrosesan pesanan
b. Biaya ekspedisi
c. Biaya telepon dan keperluan komunikasi lainnya
d. Pengeluaran surat-menyurat dan perlengkapan administrasi lainnya
e. Biaya pengepakan dan penimbangan
f. Biaya pemeriksaan pengiriman
g. Biaya pengiriman ke gudang
Biaya pemesanan tidak tergantung pada jumlah per item barang yang
dipesan tiap kali pemesanan. Biaya pemesanan dipengaruhi frekuensi
pemesanan per-periode kegiatan. Semakin sering dilakukan pemesanan,
maka semakin besar pula total biaya pemesanannya.
(2)
Di mana :
𝑛 𝑄𝑖 . 𝐶𝑖
𝑇𝐶𝐻 = 𝐻. ∑ (3)
𝑖=1 2
Di mana:
Dari komponen biaya di atas, terdapat hubungan antara biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan (total biaya persediaan) dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut:
Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa semakin besar jumlah barang yang
dipesan (order quantity), maka biaya penyimpanan semakin bertambah tinggi
sedangkan biaya pemesanan semakin kecil. Sebaliknya semakin kecil jumlah
barang yang dipesan, maka biaya pemesanan semakin besar sehingga biaya
penyimpanan semakin kecil. Dengan demikian untuk memperoleh jumlah
pemesanan optimum dan kapan dilakukan pemesanan haruslah dicari
keseimbangan antara biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
PPIC pada industri apa pun pada dasarnya memiliki fungsi yang sama. Fungsi
atau aktivitas-aktivitas yang ditangani oleh Departemen PPIC secara umum
adalah sebagai berikut:
Fungsi - fungsi tersebut berlaku secara umum, namun terkadang suatu perusahaan
hanya memiliki beberapa fungsi saja, tergantung sistem perencanaan dan
pengendalian produksi dan persediaan yang digunakan perusahaan.
Untuk membangun atau membentuk model persediaan yang sesuai bagi suatu
perusahaan, sebaiknya manajer persediaan mengikuti langkah-langkah berikut:
Merujuk pada Herjanto, Eddy (1999), cara untuk memperoleh EOQ adalah
sebagai berikut:
𝑛 𝐷𝑖
𝑆𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = ∑ 𝑥𝑆 (4)
𝑖=1 𝑄𝑖
𝑛 𝑄𝑖
ℎ= ∑ 𝑥 𝐻𝑖 (5)
𝑖=1 2
𝑛 𝐷𝑖 𝑄𝑖
𝑇𝐶 = ∑ {( 𝑥 𝑆) + ( 𝑥𝐻𝑖 )} (6)
𝑖=1 𝑄𝑖 2
Biaya total persediaan akan naik jika semakin banyak unit (Q) yang dipesan
maupun unit (Q) yang disimpan. Kondisi minimum pada biaya total persediaan
akan tercapai apabila biaya pesan sama dengan biaya simpan, Konsep dasar EOQ
Multi Item berasal dari konsep EOQ dasar, begitu pula dengan analisis biaya
terhadap jumlah pemesanan ekonomis.
Secara matematik
𝐷 𝑄
𝑥𝑆 = 𝑥𝐻
𝑄 2
𝐷𝑆 𝑄. 𝐻
=
𝑄 2
2. 𝐷. 𝑆
𝑄2 =
𝐻
2. 𝐷. 𝑆
𝑄=√ = 𝐸𝑂𝑄
𝐻
2. 𝐷𝑖 . 𝑆 (8)
𝑄𝑖 = √ 𝐸𝑂𝑄𝑖 𝑖 = 1,2,3, …
𝐻𝑖
atau
𝐷 𝑄
𝑇𝐶 = ( 𝑥 𝑆) + ( 𝑥 𝐻)
𝑄 2
𝐷. 𝑆 𝑄. 𝐻
𝑇𝐶 = +
𝑄 2
𝑑(𝑇𝐶) 𝑑 𝐷. 𝑆 𝑑 𝑄. 𝐻
= ( )+ ( )
𝑑(𝑄) 𝑑(𝑄) 𝑄 𝑑(𝑄) 2
𝑑(𝑇𝐶) −𝐷𝑆 𝐻
= 2 +
𝑑(𝑄) 𝑄 2
Syarat minimum,
𝑑(𝑇𝐶)
=0
𝑑(𝑞)
−𝐷. 𝑆 𝐻
+ =0
𝑄2 2
𝐻 𝐷𝑆
=
2 𝑄2
𝑄 2 𝐻 = 2𝐷
2. 𝐷. 𝑆
𝑄=√ = 𝐸𝑂𝑄
𝐻
Dari uraian secara matematik di atas, jelas bahwa kondisi minimum Biaya total
persediaan dapat tercapai dengan pemesanan unit dengan metode EOQ.
Metode Period Order Quantity (POQ) digunakan karena merupakan salah satu
metode dalam pengendalian persediaan yang bertujuan menghemat total biaya
persediaan (Total Inventory Cost) dengan menekankan pada efektifitas frekuensi
pemesanan agar lebih terpola. Metode POQ merupakan pengembangan dari metode
EOQ, yaitu dengan mentransformasi kuantitas pemesanan menjadi frekuensi
pemesanan yang optimal (Divianto, 2011).
1 2𝑃𝐷 (9)
𝑃𝑂𝑄 = √
̅
𝐷 𝑆
Keterangan:
Gambar 2.3 menjelaskan cakupan luas area pada Kurva Normal di mana
penyimpangan atau deviasi x terhadap rata-rata 𝑥̅ adalah (𝑥 − 𝑥̅ ) dan dinyatakan
dalam standar deviasi σ. Pada dasarnya, σ menandai cakupan suatu luas area
tertentu pada kurva normal. Pada kasus persediaan pengaman ini, penyimpangan-
penyimpangan 𝑥𝑖 terhadap 𝑥̅ dinyatakan dalam
∑(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )2 (10)
𝜎=√
𝑛
𝑥 − 𝑥̅
𝑧=
𝜎 (11)
Nilai z pada berkaitan dengan 4 digit bilangan di belakang koma yang menjelaskan
berapa bagian atau persen luas area yang dicakup pada σ . Karena luas seluruh area
dalam kurva normal itu terdiri atas dua bagian yang simetrik sempurna, yaitu di
sebelah kiri 𝑥̅ dan di sebelah kanan 𝑥̅ dan table itu hanya mewakili salah satu sisi
tabel saja, maka setiap bagian atau area 50% atau 0,5.
Dalam hal ini, PT. Perkebunan Nusantara III Medan menggunakan batas toleransi
α = 5% di atas perkiraan dan 5% di bawah perkiraan. Dengan batas toleransi
tersebut pada Tabel Standar Deviasi Normal, maka nilai standar normal deviasi (Z)
yang digunakan adalah 1,65. Rumus menghitung nilai Safety Stock (SS):
𝑆𝑆 = 𝑍 X α (12)
Di mana:
α = Standar deviasi
n = Banyak data
Reorder Point (ROP) atau biasa disebut dengan batas/titik jumlah pemesanan
kembali termasuk permintaan yang diinginkan atau dibutuhkan selama masa
tenggang, misalnya suatu tambahan/ekstra stok.
a. Waktu yang diperlukan dari saat pemesanan sampai dengan barang dating
dari perusahaan (Lead Time).
b. Tingkat pemakaian barang rata-rata / hari atau satuan waktu lainnya.
c. Persediaan Safety Stock ( Jumlah persediaan barang yang minimum harus
ada untuk menjaga kemungkinan keterlambatan datangnya barang yang
dibeli agar perushaaan tidak mengalami “Stock Out” atau gangguan
kelancaran kegiatan produksi karena kehabisan barang.
Rumus:
𝑅𝑂𝑃 = 𝑑̅ X LT + SS (13)
Dimana:
Secara grafik, hubungan EOQ, safety stock dan ROP dapat dilihat pada gambar
berikut:
Unit persediaan
Unit
ROP
C
Safety Stock
O E F Waktu
𝑀𝐼 = 𝑆𝑆 + 𝐸𝑂𝑄 (14)
dimana
MI = Maximum Inventory
Total cost adalah total biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya
penyimpanan dapat menjadi lebih efisien jika perusahaan dapat mengetahui berapa
jumlah barang yang tepat untuk dipesan kepada supplier, sehingga persediaan yang
dipesan tidak kurang dan tidak melebihi yang dibutuhkan untuk proses produksi
atau distribusi. Jika perusahaan dapat mengetahui berapa jumlah barang yang tepat
untuk dipesan, hal ini juga dapat mengefisiensikan biaya pemesanan. Biaya yang
tadinya dikeluarkan akibat pemesanan barang yang berlebih dapat diefisiensikan
dengan memesan barang yang sesuai dengan kebutuhan. Jumlah barang yang harus
dipesan dapat diketahui dengan menggunakan rumus perhitungan EOQ.
𝑛 𝐷𝑖 𝐸𝑂𝑄𝑖
𝑇𝐶 = ∑ {( 𝑥 𝑆) + ( 𝑥 𝐻𝑖 )} (15)
𝑖=1 𝐸𝑂𝑄𝑖 2
Dalam penulisan ini, penulis khusus membahas produksi kelapa sawit dari PT
Perkebunan Nusantara III sendiri.
Data diperoleh dengan cara pengamatan langsung dari perusahaan, diskusi maupun
wawancara dengan pihak perusahaan serta mengutip informasi dan arsip yang
sesuai dengan data yang berhubungan dengan pemecahan masalah. Data-data yang
diperoleh dari PT.Perkebunan Nusantara III Medan.
1. Data kebutuhan Palm Kernel Oil (PKO) dan Crude Palm Oil (CPO) tahun
2016.
Tabel 3.1 Data Jumlah Kebutuhan PKO dan CPO
Bulan Palm Kernel Oil (PKO) Crude Palm Oil (CPO)
(kg) (kg)
2. Tabel 3.2 Data Penyaluran Palm Kernel Oil (PKO) dan Crude Palm Oil
(CPO) tahun 2016.
Bulan Palm Kernel Oil (PKO) Crude Palm Oil (CPO)
(kg) (kg)
Januari 2.500.000 32.804.719
Februari 3.000.000 42.203.177
Maret 5.690.640 42.615.024
April 3.309.360 42.343.065
Mei 2.581.890 36.564.912
Juni 3.410.520 42.135.806
Juli 3.007.590 44.723.458
Agustus 3.000.000 54.103.904
September 3.000,.000 55.455.602
Oktober 4.500.000 55.754.675
Nopember 5.500.000 51.255.136
Desember 5.500.000 52.635.929
Jumlah 34.000.000 552.595.407
Sumber: PT Perkebunan Nusantara III Medan
Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost) adalah semua pengeluaran
atau biaya yang timbul akibat penyimpanan barang maupun bahan baku.
Besarnya biaya penyimpanan tergantung pada jumlah barang yang disimpan di
gudang. Jika bahan baku yang disimpan semakin lama semakin besar, tetapi
biaya pemesanan semakin kecil. Besarnya biaya penyimpanan biasa
disesuaikan dengan suku bunga di Bank yaitu 6,5% per tahun dari harga bahan
baku per unit. Untuk biaya penyusutan atau kerusakan material selama
penyimpanan diasumsikan 0,5% dari harga bahan baku per kilogram.
Jadi persentase biaya penyimpanan (h) adalah 7%. Dengan asumsi 1 tahun
ada 12 bulan maka perhitungan biaya penyimpanan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
Waktu menunggu pesanan adalah waktu antara atau tenggang waktu sejak pesanan
dilakukan sampai dengan saat pemesanan tersebut masuk gudang. Lead Time baik
untuk PKO maupun CPO adalah sebagai berikut:
̅ × 𝐻) + (𝑛 × 𝑆)
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (𝐷
di mana:
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = Biaya persediaan perusahaan
̅
𝐷 = Rata-rata penggunaan bahan baku per tahun
𝑆 = Biaya pemesanan bahan baku
𝐻 = Biaya penyimpanan bahan baku
𝑛 = Banyak bulan per tahun (12 bulan)
Dengan menggunakan rumus di atas maka dapat dihitung total biaya persediaan
perusahaan sebagai berikut:
̅ × 𝐻) + (𝑛 × 𝑆)
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (𝐷
= Rp 2.177.391,051 + Rp 6.240.000
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = Rp 2.183.631.051
Total biaya persediaan Palm Kernel Oil (PKO) pada tahun 2016 adalah
Rp 2.183.631.051
3.2.2 Biaya Persediaan Crude Palm Oil (CPO) Oleh Perusahaan
̅ 𝑋 𝐻) + (𝑛 𝑋 𝑆)
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (𝐷
Dengan menggunakan rumus di atas maka dapat dihitung total biaya persediaan
perusahaan sebagai berikut:
̅ × 𝐻) + (𝑛 × 𝑆)
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (𝐷
𝑇𝐼𝐶𝑝𝑒𝑟 = (4.560.644,175 𝑥 𝑅𝑝 495 ) + (12 𝑥 𝑅𝑝 870.000)
Total biaya persediaan Crude Palm Oil (CPO) pada tahun 2016 adalah Rp
2.289.896.053,87
Pengolahan data pada pemecahan masalah dalam penulisan ini dilakukan melalui
beberapa tahap. Setelah data-data diperoleh maka pengolahan data yang dilakukan
berdasarkan metodologi yang telah dikemukakan pada BAB sebelumnya.
Pemecahan masalah dalam penulisan ini adalah dengan menggunkan model Period
Order Quantity (POQ). Berikut perhitungan baiaya persediaan Palm Kernel Oil
(PKO) PTPN III Medan:
Jumlah pemesanan ekonomis bahan baku Palm Kernel Oil untuk setiap kali
pesan dapat diselesaikan dengan:
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
(2)(44361108)(520000)
𝐸𝑂𝑄 = √
589
𝐸𝑂𝑄 = √78.328.611.748,72
𝐷
𝑃𝑂𝑄 =
𝐸𝑂𝑄
4.4361.108
𝑃𝑂𝑄 =
279.872,49
2𝐷𝑆
𝐸𝑂𝑄 = √
𝐻
(2)(547277301)(870000)
𝐸𝑂𝑄 = √
495
952262503740000
𝐸𝑂𝑄 = √
495
𝐸𝑂𝑄 = √1923762633828,1818
𝐷
𝑃𝑂𝑄 =
𝐸𝑂𝑄
45.606.441,75
𝑃𝑂𝑄 =
1.386.997,7
Dalam hal ini, PTPN III Medan menggunakan batas toleransi (α) = 5% di
bawah perkiraan. Dengan batas toleransi tersebut pada Tabel Standar Deviasi
Normal, maka nilai Standar Deviasi Normal Deviasi (Z) yang digunakan adalah
𝑆𝑆 = 𝑍 𝑥 𝜎
Di mana:
a) Safety Stock dari persediaan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2016
Berdasarkan tabel deviasi bahan Palm Kernel Oil (PKO) (lampiran 1)
maka diperoleh besarnya Safety Stock dari Palm Kernel Oil (PKO)
adalah sebagai berikut:
𝑆𝑆 = 𝑍 𝑥 𝜎
𝑆𝑆 = 1,65 𝑥 606.948,15
𝑆𝑆 = 1.001.464,45 kg
b) Safety Stock dari persediaan Crude Palm Oil (CPO) tahun 2017
Berdasarkan table deviasi dari Crude Palm Oil (CPO) (lampiran 2)
maka diperoleh besarnya Safety Stock (SS) dari Crude Palm Oil (CPO)
adalah sebagai berikut:
𝑆𝑆 = 𝑍 𝑥 𝜎
𝑆𝑆 = 1,65 𝑥 8283572,07
𝑆𝑆 = 1.366.789.391,55 𝑘𝑔
Reorder Point (ROP) adalah menunjukkan satu tingkat persediaan dimana pada saat
itu harus dilakukan pemesanan. PTPN III Medan memiliki waktu kerja 52 minggu
setiap tahun nya. Perhitungan Reorder Point bahan baku adalah sebagai berikut:
Di mana:
ROP = Reorder Point (ROP) untuk bahan baku palm kernel oil
a) Maka Reorder Point Palm Kernel Oil untuk tahun 2017 adalah sebagai
berikut:
44.361.108
𝑑̅ = = 3.696.759kg/bulan
12
12
LT = 1 minggu = 1𝑥 52 = 0,237 bulan
SS = 1.001.464,45
Maka:
ROP = 𝑑̅ 𝑥 𝐿𝑇 + 𝑆𝑆
ROP =1.877.596,333 kg
b) Reorder Point (ROP) dari Crude Palm Oil (CPO) untuk tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
547.277.301
𝑑̅ = = 45.606.441,75kg/bulan
12
LT=1 minggu
12
= 1𝑋 = 0,237 bulan
52
Maka:
𝑅𝑂𝑃 = 𝑑̅ 𝑥 𝐿𝑇 + 𝑆𝑆
ROP =1.377.598.118,24 kg
3.3.4 Biaya Total (Total Cost) Persediaan PKO dan CPO tahun 2016 Dengan
Model POQ
Berdasarkan metode Period Order Quantity, maka total biaya persediaan PKO dan
CPO di PT Perkebunan Nusantara III Medan adalah sebagai berikut:
a) Total Cost (TC) untuk persediaan Palm Kernel Oil (PKO) tahun 2016
𝐷 𝐸𝑂𝑄
𝑇𝐶 = 𝑥𝑆+ 𝑥𝐻
𝐸𝑂𝑄 2
44.361.108 279.872,49
𝑇𝐶 = 𝑥𝑅𝑝 520.000 + 𝑥 𝑅𝑝 589
279.872,49 2
𝑇𝐶 = 82.422.449,45 + 82.422.448,305
TC = Rp 164.844.897,755
b) Total Cost (TC) untuk persediaan Crude Palm Oil (CPO) tahun 2016
𝐷 𝐸𝑂𝑄
𝑇𝐶 = 𝑥𝑆+ 𝑥𝐻
𝐸𝑂𝑄 2
552.595.407 1.386.997,7
𝑇𝐶 = 𝑥 𝑅𝑝 870.000 + 𝑥 𝑅𝑝 495
1.386.997,7 2
𝑇𝐶 = 𝑅𝑝 346.617.737,06 + 𝑅𝑝 343.281.930,75
TC = Rp 689.899.667,81
Adapun perbandingan antara Total Cost (TC) Perusahaan dengan model POQ dapat
dilihat pada table berikut:
Dari tabel 3.7 di atas diperoleh selisih biaya persediaan menurut rumusan yang
digunakan perusahaan dengan metode Period Order Quantity (POQ) sebesar Rp
3.618.782.539,305. Dari data dia atas diperoleh perbandingan yang cukup
signifikan antara TC yang dikeluarkan perusahaan dengan TC menurut metode
POQ.
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data persediaan PKO dan CPO pada PT Perkebunan
Nusantara III Medan menurut model Period Order Quantity diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
4.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran kepada
perusahaan bahwa perlu untuk mempertimbangkan kebijakan perencanaan
persediaan kebutuhan PKO dan CPO dengan menggunakan metode Period Order
Quantity (POQ).
Dari perhitungan yang diperoleh, model POQ tersebut dapat menentukan kapan
pemesanan ulang sebaiknya dilakukan sehingga dapat menghasilkan penghematan
biaya yang signifikan.
Render, Barry dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Ristono, Agus. 2009. Manajemen Persediaan. Yogyakar;ta: Graha Ilmu.
Siswanto. 2007. Operation Research. Jilid 2. Yogyakarta: Erlangga.
Suharyanti, Yosephine, 1999. Pengendalian Persediaan Deterministik Multi Item
dengan Potongan Harga Berdasarkan Jumlah Pesanan dan Biaya Pesan
Gabungan. Jurnal Teknologi Industri VOL. III, No. 2 halaman 87-94.
Bulan (n) X ̅
𝑿 ̅)
(X−𝑿 ̅ )𝟐
(𝑿 − 𝑿
Januari 3,798,395 3,696,759 101,636 10329876496
Februari 2,801,856 3,696,759 -894,903 800851379409
Maret 3,885,655 3,696,759 188,896 35681698816
April 3,283,974 3,696,759 -412,785 170391456225
Mei 2,892,412 3,696,759 -804,347 646974096409
Juni 3,365,854 3,696,759 -330,905 109498119025
Juli 3,029,234 3,696,759 -667,525 445589625625
Agustus 3,857,629 3,696,759 160,870 25879156900
September 4,051,092 3,696,759 354,333 125551874889
Oktober 4,777,133 3,696,759 1,080,374 1167207979876
Nopember 4,506,905 3,696,759 810,146 656336541316
Desember 4,172,512 3,696,759 475,753 226340917009
Jumlah 44.361.108 4420632721995
Standar Deviasi(σ):
∑12
𝑖 (𝑋𝑖 − 𝑋)
2
𝜎=√
𝑛
4420632721995
𝜎=√
12
𝜎 = 606.948,15
Bulan (n) X ̅
𝑿 ̅)
(𝑿 − 𝑿 ̅ )𝟐
(𝑿 − 𝑿
Januari 33.869.050 45.606.441 -11737391 137766347486881
Februari 39.722.820 45.606.441 -5883621 34616996071641
Maret 42.439.620 45.606.441 -3166821 10028755246041
April 41.914.640 45.606.441 -3691801 13629394623601
Mei 36.733.580 45.606.441 -8872861 78727662325321
Juni 42.539.970 45.606.441 -3066471 9403244393841
Juli 40.523.881 45.606.441 -5082560 25832416153600
Agustus 55.110.380 45.606.441 9503939 90324856515721
September 46.397.629 45.606.441 791188 625978451344
Oktober 64.061.202 45.606.441 18454761 340578203567121
Nopember 51.446.219 45.606.441 5839778 34103007089284
Desember 52.518.310 45.606.441 6911869 47773933073161
Jumlah 547.277.301 823410794997557
∑12(𝑋𝑖 − 𝑋̅)2
𝜎=√ 𝑖
𝑛
823410794997557
𝜎=√
12
𝜎 = 8283572,07