Anda di halaman 1dari 22

STUDI KELAYAKAN BISNIS :

PENYEDIAAN SARANA JALUR TOL LISTRIK GUNA MEMUDAHKAN DAN


MENGOPTIMALKAN WAKTU TEMPUH TRANSPORTASI BERAT UNTUK
KEPERLUAN INDUSTRIAL JALUR DARAT DI JABODETABEK

Dosen Pengampu : Dr. Mulyaningrum, SE., M.Hum.

TEMA : TRANSPORTASI

Disusun Oleh :

Anandhito Bromoasetamido A M (184010137)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

2021
BAB 1

Pendahuluan

1.1 Pengertian Studi Kelayakan


Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan apakah
suatu bisnis layak dijalankan atau tidak. Kegiatan ini meliputi identifikasi masalah, peluang,
menentukan tujuan, menggambarkan bagaimana situasi bisnis dan menilai berbagai manfaat
yang dihasilkan.

Dalam kaitannya dengan bisnis, studi ini bisa digunakan untuk membantu pengusaha
mengambil sebuah keputusan yang tepat. Bagi seorang pemula, studi ini sangat penting
dilakukan karena dapat menghindarkan pebisnis dari kerugian.

1.2 Pengertian Investasi


Pengertian Investasi menurut Ototritas Jasa Keuangan (OJK) yakni penanaman modal,
biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-
saham dan surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan. Banyak contoh investasi
antara lain saham, sukuk, deposito, obligasi, menabung, asuransi, dan reksa dana.

Bentuk contoh investasi lainnya yakni pembelian tanah, emas dan perhiasan, hingga
menjalankan bisnis. Investasi sendiri bisa dilakukan oleh individu maupun badan usaha
seperti perusahaan. Sederhananya, pengertian investasi adalah mengembangkan uang atau
aset lain agar memberikan keuntungan di masa mendatang untuk mencapai tujuan tertentu.

1.3 Tujuan Studi Kelayakan


Tujuan utama seorang pebisnis melakukan studi kelayakan adalah untuk mengukur
apakah sebuah bisnis berpeluang memiliki kelanjutan atau akan berhenti pada titik waktu
tertentu. berhenti pada titik waktu tertentu. Dalam merintis sebuah bisnis, setiap pebisnis
pasti ingin usahanya sukses dan berhasil. Namun, tanpa melakukan studi ini, seorang
pengusaha layaknya menerobos medan yang tidak diketahui tanpa petunjuk apa pun.

Hal ini tentunya sangat merugikan bagi pebisnis karena bisa mengakibatkan bisnis yang
didirikan gagal. Sebaliknya, dengan melakukan studi ini pebisnis bisa mengetahui terlebih
dahulu apakah bisnis yang didirikan kedepannya dapat berlanjut atau tidak, sehingga
membantu pebisnis mengambil keputusan.

1.4 Lembaga – lembaga yang memerlukan Studi Kelayakan


1. Investor
Investor sendiri, sebagai pihak yang akan menginvestasikan dana mereka dalam usaha
komersial (sebagai pemilik atau pemegang saham perusahaan), akan lebih memperhatikan
peluang bisnis. Pengertian prospek di sini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi tersebut beserta risiko investasi itu. Ada hubungan yang positif
antara tingkat keuntungan ini dengan risiko investasi. Semakin tinggi risiko investasi
semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor tersebut.

2. Kreditur/Bank
Kreditur / bank akan lebih memperhatikan aspek keamanan dari dana yang mereka
pinjamkan. Dengan demikian, mereka berharap bunga dan pembayaran bulanan dari
pinjaman utama dapat dibayar tepat waktu. Karena itu, mereka sangat memperhatikan pola
aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu saja ini tidak berarti mereka tidak
memperhatikan prospek usaha tersebut. Namun perhatian utama mereka adalah periode
pembayaran. Selama periode ini, perusahaan sebenarnya dapat membayar kembali pinjaman.
Setelah periode ini, pengembangan perusahaan / proyek komersial tidak lagi menjadi
perhatian pemberi pinjaman.

3. Pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek bisnis tersebut bagi
perekonomian nasional. Apakah proyek bisnis tersebut akan membantu menghemat devisa,
menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja.
Manfaat ini terutama dikaitkan dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang
dihadapi oleh negara tersebut. Misalnya apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan
ekspor non migas, maka proyek bisnis-proyek bisnis yang akan mengekspor hasil
produksinya, dan tidak banyak memakai komponen imporakan lebih disukai oleh
pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa perusahaan mungkin lebih mudah mendapat
berbagai fasilitas apabila sektor yang digarap memang sedang diprioritaskan oleh
pemerintah. Banyak laporan studi kelayakan disiapkan atas permintaan kreditur. Tampaknya
pentingnya studi kelayakan belum dirasakan jika dana dapat diperoleh dari perusahaan itu
sendiri.
BAB 2

Desain Studi Kelayakan

2.1 Identifikasi Kesempatan Usaha


Identifikasi peluang usaha adalah pengenalan pengetahuan seseorang tentang peluang-
peluang usaha, baik usaha yang ada di sekitarnya maupun yang ada diluar daerahnya
ataupun usaha yang sudah di ketahui sampai yang belum diketahui.

Identifikasi berarti tanda kenal diri, atau penetapan identitas seseorang, benda atau
sebagainya. Sedangkan peluang berarti kesempatan baik yang jangan disia-siakan. Usaha
merupakan kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai suatu
tujuan.

Jadi, identifikasi peluang usaha merupakan penetapan kesempatan yang baik untuk
menciptakan suatu kegiatan dengan mengerahkan tenaga pikiran atau badan untuk mencapai
tujuan tertentu.

Tidak selalu jelas apakah keadaan tertentu yang dihadapi seorang entrepreneur
merupakan sebuah masalah atau sebuah peluang (opportunity). Peluang yang tidak
dimanfaatkan, merupakan masalah bagi entrepreneur.

David B. Gleicher mengungkapkan bahwa sebuah masalah merupakan suatu hal yang
mengurangi kemampuan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya. Sedangkan peluang
merupakan sesuatu yang memberikan kesempatan untuk melampaui sasaran yang
ditetapkan.

Peluang usaha bukanlah peluang jika kita tidak sanggup menemukan tindakan yang
mungkin dan layak untuk mewujudkannya. Adapun persyaratan pokok dalam memanfaatkan
peluang usaha pada masa depan ialah berfikir positif, optimisme, bersedia bekerja keras dan
mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan mau percaya bahwa pada hari ini
harus lebih baik dari pada hari kemarin.

Cara mengidentifikasi peluang usaha atau bisnis yang ada bisa dicari, asal saja
wirausahawan itu bekerja keras, ulet dan percaya kepada kemampuan sendiri. Setiap
wirausahawan sebenarnya mempunyai peluang (opportunity) untuk maju. Untuk menggali
dan memanfaatkan peluang usaha atau bisnis, seorang wirausahawan harus berfikir secara
positif dan kreatif di antaranya :

1. Harus percaya dan yakin bahwa usaha atau bisnis bisa dilaksanakan.

2. Harus menerima gagasan-gagasan baru di dalam dunia usaha atau bisnis.

3. Harus mendengarkan saran-saran orang lain.

4. Harus mempunyai etos kerja yang tinggi.

5. Pandai berkomunikasi.

2.2 Tujuan Kesempatan Investasi


Tujuan investasi yang paling utama adalah memperoleh keuntungan dan mampu
meningkatkan kekayaan seseorang. Investasi adalah bentuk penanaman modal atau uang,
bisa dikatakan cara mengembangkan modal atau uang lebih cepat.

Tak hanya mampu memperoleh penghasilan yang menguntungkan, tetapi tujuan


investasi pun berperan mengontrol sebuah perusahaan dan menjaga hubungan antar
perusahaan. Menurut para ahli, tujuan investasi adalah mampu menghasilkan pendapatan
positif dan/atau menjaga serta mampu meningkatkan nilainya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan secara gamblang bahwa
tujuan investasi adalah memperoleh keuntungan. “Investasi adalah penanaman uang atau
modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.”

Secara umum ada beberapa poin mengenai Tujuan Investasi, diantaranya :

1. Tujuan investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan. Dengan adanya investasi, kita
bisa mendapatkan pendapatan yang tetap dalam setiap periode yang dapat berupa bunga,
royalti, deviden, atau uang sewa dan lain sebagainya.
2. Tujuan investasi adalah membuat dana khusus untuk keperluan lain. Dengan hasil dari
investasi kita juga dapat membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk suatu
kepentingan ekspansi, kepentingan sosial.

3. Tujuan investasi adalah untuk mengontrol atau mengendalikan suatu perusahaan lain.
Dengan melakukan investasi pada suatu perusahaan, kita ikut terlibat dalam pengambilan
keputusan dengan melalui pemilikan sebagian ekuitas suatu perusahaan tersebut.

4. Tujuan investasi adalah untuk menjamin tersedianya sebuah bahan baku dan untuk
mendapatkan pasar untuk produk yang dihasilkan.

5. Tujuan investasi adalah untuk mengurangi persaingan antar perusahaan-perusahaan yang


sejenis.

6. Tujuan investasi adalah untuk menjaga hubungan antar perusahaan.

2.3 Aspek – aspek Studi Kelayakan


Saat melakukan studi kelayakan, ada banyak aspek yang harus diteliti. Pada dasarnya
aspek-aspek tersebut bersifat fleksibel, sehingga bisa ditambah ataupun dikurangi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.

Meskipun demikian, ada beberapa aspek dasar yang pasti akan diteliti ketika analisis
studi kelayakan dilakukan, antara lain:

1. Aspek Hukum Atau Legalitas

Salah satu aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan dilakukan adalah aspek
hukum atau legalitas. Hal ini menyangkut pada semua hal yang berhubungan dengan
legalitas atau ketentuan hukum dalam mendirikan perusahaan.

Dalam aspek hukum, poin-poin yang dianalisis yakni izin lokasi, surat tanda daftar
perusahaan, NPWP, akta pendirian perusahaan dari notaris, surat izin usaha perdagangan
(SIUP), dan lain-lain.

2. Aspek Ekonomi dan Budaya


Pada aspek ekonomi dan budaya, studi kelayakan menganalisis dampak yang
diakibatkan oleh perusahaan pada kondisi sekitar. Dari sisi budaya, studi kelayakan akan
menganalisis bagaimana perusahaan mempengaruhi adat istiadat di daerah sekitar.

Sedangkan dari sisi ekonomi, analisis yang dilakukan yakni bagaimana perusahaan
berdampak pada tingkat pendapatan per kapita di wilayah tempat perusahaan didirikan.

3. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar dan pemasaran merupakan aspek dasar yang diteliti dalam studi kelayakan.
Analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab pertanyaan apakah produk yang
dihasilkan oleh perusahaan memiliki peluang pasar.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yakni
potensi pasar, jumlah konsumen, daya beli masyarakat, segmentasi, situasi persaingan di
industri tersebut, dan lain-lain.

4. Aspek Manajemen

Studi kelayakan juga turut menyertakan aspek manajemen sebagai aspek dasar yang
harus dianalisis. Aspek ini berkaitan erat dengan operasional perusahaan baik itu
pembangunan maupun pengembangan. Dari semua aspek yang dianalisis, aspek manajemen
memiliki cangkupan yang sangat luas.

Hal ini dikarenakan semua hal yang berhubungan dengan operasional perusahaan ikut
ke dalam kategori aspek manajemen, mulai dari manajemen sumber daya hingga finansial
perusahan.

5. Aspek Keuangan

Bagi sebagian bisnis modal adalah adalah hal utama yang harus dimiliki sebelum
membangun sebuah bisnis. Maka dari itu aspek keuangan menjadi hal yang menentukan
bisnis Anda berjalan lancar atau tidak kedepannya. Proses penganggaran adalah hal yang
harus dilakukan jika Anda ingin melakukan perencanaan bisnis yang matang.
2.4 Alat – alat dan Kerangka Analisis
Dengan mengetahui beberapa alat analisis ini, seorang analis dapat dengan mudah
menentukan alat atau metode apa yang akan digunakan dalam melakukan studi kelayakan
usaha.

Analisis Peramalan Permintaan


Peramalan permintaan bisa dianalisis dengan metode ekstrapolasi mekanis(noncausal
method), metode ekonometri (metode yang memperhatikan hubungan antar variabel), dan
metode metode lain seperti metode judgement atau metode koefisien teknis.

Consumer Behavior Survey


Consumer behavior survey bisa digunakan untuk memperoleh data sebagai berikut:

1. Perilaku konsumsi.
2. Pengetahuan produk.
3. Keinginan dan rencana pembelian.
4. Motif pembelian.
5. Kepuasan terhadap produk saat ini
6. Kebutuhan yang belum terpenuhi.
7. Sikap terhadap berbagai produk.
8. Karakteristik sosial ekonomi.

Beberapa alat analisis berikut disesuaikan dengan aspek studi kelayakan:

Alat analisis aspek teknik dan produksi

1. Analisis perilaku biaya, mencoba mengidentifikasikan fungsi biaya.


2. Analisis perbandingan biaya, untuk mernilih alternatif produksi yang lebih baik.
3. Analisis penggantian aktiva dan penyediaan mesin “stand by machine”.
4. Metode transportasi untuk menentukan lokasi gudang fasihitas penjualan.
5. Pemilihan lokasi dengan metode “scoring” atau perbandingan biaya.
6. Analisis hubungan “link analysis” untuk rnengatur layout fasilitas produksi.
7. Time and motion study untuk pengaturan jadwal kerja yang seharusnya.

Alat untuk menganalisis aspek keuangan

1. Metode-metode penilaian investasi.


2. Metode penentuan kebutuhan dana, baik modal kerja maupun aktiva tetap.
3. Metode pemilihan sumber dana. Teoritis perlu memperhatikan biaya modal
keseluruhan dari perusahaan. Praktis mungkin digunakan analisa rentabilitas
ekonomi dan rentabilitas modal sendiri, atau pertimbangan aspek likuiditas.
4. Analisis break event, linear maupun (seharusnya) nonlinear.
5. Proyeksi aliran kas (anggaran kas) untuk memperkirakan kemampuan memenuhi
kewajiban finansial
6. Analisis sumber dan penggunaan dana.
7. Analisis risiko investasi. Dihubungkan dengan penilaian profitabilitas investasi.

Alat untuk menganalisis aspek manajemen

1. Analisis jabatan, untuk rnenentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan.


2. Analisis beban kerja dan angkatan kerja untuk menentukan kebutuhan akan jumlah
tenaga kerja.
3. Analisis struktur organisasi, untuk menentukan kedalaman, dasar pengelompokan
kegiatan dan hubungan antar-departemen.

Alat analisis aspek ekonomi dan sosial

1. Melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial (finansial) sehingga


mencerminkan manfaat ekonomi bagi negara
2. Analisa manfaat dan pengorbanan sosial untuk melihat pengaruh proyek tersebut
pada aspek yang lebih luas.

2.5 Data dan Sumber Data


Data dan Sumber yang digunakan dalam Studi Kelayakan Bisnis ini bersifat Sekunder
dengan membandingkan proyek atau produk yang serupa dengan apa yang telah
direncanakan dalam penulisan Studi Kelayakan ini.

Sumber Data diperoleh dari media elektronik dengan memilih data yang relevan dengan
apa yang sudah direncanakan didalam penulisan Studi Kelayakan Bisnis ini.

2.6 Kriteria Penilaian Proyek

1. Konsep atau Ide

Konsep yang Anda tawarkan kepada investor akan menjadi penilaian bagi investor
apakah bisnis atau proyek Anda layak atau tidak untuk didanai. Pastikan bahwa konsep yang
Anda tawarkan unik, kreatif dan tentu bukan jiplakan atau tiruan dari yang sudah ada.
Konsep ini bahkan yang akan menjadi point pertama penilaian bagi investor. Jika konsep
tidak menarik bahkan cenderung membosankan, maka sudah bisa dipastikan investor akan
menolak. Buatlah konsep dengan perencanaan yang matang.

2. Perencanaan

Konsep saja tidak cukup. Anda harus membuat perencanaan proyek tersebut secara jelas
dan detail. Perencanaan disini bisa berarti dalam banyak hal dari mulai konsep di atas kertas
hingga action nanti ketika dana investasi diberikan bahkan skema penghitungan untung rugi
juga termasuk dalam perencanaan. Dengan ini, seorang investor akan mudah menilai
bagaimana perencanaan dari proyek yang bisa dilihat akan berhasil atau tidak. Investor bisa
berpekulasi disini.

3. Sistem Manajemen

Suatu proyek dikatakan layak atau tidak untuk diberi dana investasi jika memiliki sistem
manajemen yang bagus. Sistem manajamen ini bisa dalam banyak hal dari mulai manajemen
keuangan, manajemen SDM atau pegawai, manajemen resiko, manajemen pemasaran,
manajemen produksi, manejemen pengembangan dan manajemen pemulihan jika ada suatu
masalah. Manajemen disini perlu ditekankan untuk meyakinkan investor yang akan
memberikan dananya kepada proyek bisnis Anda.

4. Memahami Metode Penilaian

Ini sangat penting. Seorang investor akan menilai perusahaan atau proyek bisnis dari
berbagai aspek. Aspek keuangan adalah hal uang paling penting karena berkaitan dengan
modal yang diberikan serta keuntungan yang akan didapatkan. Mengetahui metode penilaian
yang akan digunakan oleh investor bisa memberikan gambaran bagaimana proyek bisnis
Anda akan dinilai layak atau tidak bagi mereka.
BAB 3

Aspek Pemasaran dan Pasar

3.1 Konsep Dasar Pasar Perusahaan


Tol Listrik sudah menjadi solusi bagi pengoptimalan waktu distribusi dan transportasi di
berbagai negara maju di seluruh dunia. Khususnya di Eropa dimana pendistribusian barang
antar negara dilakukan menggunakan jalur darat dengan sarana Kendaraan Berat seperti
Truk Trailer yang mengangkut beban yang terbilang besar dan dalam jumlah yang tidak
sedikit.

Jarak tempuh antar negara terbilang cukup jauh dan menyebabkan para pengemudi
sering mengalami kelelahan. Hal ini sangat berbahaya jika terus berlangsung dapat
mengakibatkan kecelakaan fatal yang akan mengorbankan banyak kerugian. Selain materi
yang dimiliki perusahaan, tentu juga kelalaian seperti ini akan mengorbankan nyawa para
pengemudi yang terlibat dalam pekerjaan ini.

Hal tersebut menginspirasi penulis untuk menerapkan sistem ini di negara kita tercinta,
Indonesia. Banyak sekali kasus yang menjadi sorotan utamanya mengenai pendistribusian
barang di Indonesia. Mulai dari keterlambatan pengantaran, kecelakaan fatal, kerusakan
barang, hingga hal – hal fatal lain yang bisa merugikan banyak pihak dan tidak diinginkan
oleh siapapun yang terlibat didalam jalannya sebuah bisnis industri.

Pada dasarnya terobosan teknologi tol listrik ini digunakan untuk kendaraan berat di
Indonesia yang direncanakan akan dilakukan juga kerjasama dengan pihak Dinas
Perhubungan dan juga Jasa Marga selaku penyedia sarana Jalan Tol yang ada di Indonesia.

Untuk tahap Awal direncanakan coverage area Tol Listrik ini dibangun di sekitaran
Jabodetabek dan wilayah Jawa Barat sekitar yang mana jika kita lihat dari kegiatan
industrinya, wilayah tersebut memiliki mobilitas tinggi dalam rangka pendistribusian
kegiatan Industrial.
3.2 Bauran Pemasaran
1. Product

Produk yang ditawarkan sudah sangat jelas berupa sarana Tol Listrik bagi kendaraan berat di
Wilayah Jabodetabek dan sekitar Jawa Barat.

2. Price

Untuk tarif Tol Listrik sendiri disesuaikan terlebih dahulu dengan tarif Jalan Tol secara
normal kemudian disesuaikan dengan sarana Tol Listrik yang disediakan, sekitar Rp.
3.500.000 untuk kendaraan berat yang melintas.

3. Place

Tempat atau lokasi usaha ini didirikan di dalam lingkup Jalan Tol Jasa Marga. Maka dari itu
proyek ini bisa dibilang sebagai proyek Kolaborasi.

4. Promotion

Promosi yang dilakukan adalah mengajak kerjasama kepada pemerintah agar sosialisasi
terhadap perusahaan besar yang sering melakukan kegiatan industrial besar bisa terjamah
secara keseluruhan dan lebih terstruktur.

5. People

SDM yang terlibata adalah dari pihak Dinas Perhubungan, Jasa Marga, serta tim proyek yang
disediakan, hingga akhirnya menargetkan konsumen kepada perusahaan besar di Indonesia.

6. Process

Proses yang dilakukan mulai dari pengadaan Tiang Listrik, Kabel, kemudian menguji
kelistrikan dan memasangkan alat khusus untuk nantinya diaplikasikan ke kendaraan berat
yang dengan kekuatan listrik akan menghasilkan energi kinetik bagi kendaraan sehingga
mampu bergerak sendiri atau dengan kata lain Auto Pilot.

7. Physical Evidence
Sarana ini akan terasa mulai dari awal masuk jalan Tol Utama hingga jalur transportasi Tol
berakhir, diluar dari jalur Tol, maka sarana ini tidak lagi bisa digunakan.

3.3 Permintaan dan Penawaran


Permintaan dari para konsumen mengenai jasa Tol Listrik bisa sangat menjanjikan, karena
jarak tempuh dari satu kota ke kota lainnya bisa sangat melelahkan apalagi bagi para
pengemudi yang membawa kendaraan berat seperti ini. Maka Tol Listrik menyediakan
Solusi untuk memudahkan pekerjaan para pengemudi dan juga memangkas waktu tempuh
menjadi lebih efisien.

Untuk Penawaran diajukan terlebih dahulu kepada pihak Pemerintah Pusat untuk akhirnya
didiskusikan dengan Dinas Perhubungan dan Jasa Marga sehingga akhirnya jasa ini bisa
digunakan secara resmi.

3.4 Struktur Pasar


Jasa Tol Listrik ini menjadi terobosan baru di Indonesia dan menjadi satu-satunya jasa baru
yang bisa memudahkan bagi mobilitas industrial di negara Indonesia.

3.5 Peramalan Permintaan


Peramalan bagi permintaan jasa Tol Listrik di masa mendatang berpeluang akan menjadi sangat
diminati, karena tidak menutup kemungkinan bisnis besar antar kota melalui jalur darat akan
berkembang pesat.
BAB 4

Aspek Teknis dan Operasional

4.1 Lokasi Proyek


Lokasi : Jawa Barat dan Jabodetabek

Nama Proyek : Tol Listrik Industrial

Pemilik Proyek : PT. Karya Visioner Indonesia

Pelaksana Proyek : PT. Wijaya Karya

Pimpro : Dr. Ir. H. Anandhito Bromoasetamido Anintyo Mukti, SE., M.M.

Waktu Pelaksanaan : 1825 Hari (+/- 60 Bulan)

Masa Pemeliharaan : 100 Hari

Jam Kerja : 08.30 – 16.00 ; 18.30 – 24.00

Hari Libur Kerja : Minggu dan Hari Libur Nasional

Konsultan : PT. Adhi Karya

4.2 Luas Produksi


Panjang Jalur Tol : +/- 500 KM

Estimasi Pembangunan : Desember 2021

Tenaga Kerja : 50.000 Tenaga Kerja


4.3 Layout
4.4 Pemilihan Teknologi
Teknologi yang dicanangkan dalam Jalur Tol Listrik ini adalah mode AutoPilot bagi para
pengemudi yang akan menjadikan kendaraan bergerak secara otomatis sesuai jalur yang
telah ditetapkan dari awal mulai masuk Tol. Pengemudi akan tetap bisa mengontrol laju
kendaraannya sesuai kehendak masing – masing. Namun tentu saja teknologi tol listrik ini
akan sangat membantu dalam pergerakan kendaraan sehingga akan mempermudah dan
menghemat tenaga dari pengemudi.
BAB 5

Aspek Manajemen

5.1 Manajemen Pembangunan Proyek


Manajemen pembangunan proyek merupakan proses untuk merencanakan penyiapan sarana
fisik dan peralatan lunak lainnya agar proyek yang kita rencanakan tersebut bisa mulai
beroperasi secara komersial tepat pada waktunya.

5.2 Manajemen Proyek


Secara kolektif, manajemen proyek adalah suatu pendekatan/metode untuk mengelola suatu
proyek dengan efektif dan efisien. Sistem ini hadir sebagai perangkat untuk membantu
mengelola kegiatan-kegiatan berbentuk proyek, misalnya proyek konstruksi. Tanpanya,
suatu proyek akan sulit dieksekusi baik dari segi biaya, waktu, atau bahkan kualitasnya.
BAB 6

Aspek Keuangan

6.1 Aliran Kas


1. Pekerja : Rp. 500.000.000.000

2. Perijinan : Rp. 150.000.000.000

3. Pengerjaan Sambungan Kabel : Rp. 750.000.000.000

4. Pengerjaan Pemasangan Tiang : Rp. 200.000.000.000

5. Pengerjaan Alat bagi Kendaraan : Rp. 900.000.000.000

6. Alat – Alat Teknologi : Rp. 1.000.000.000.000

Total Biaya : Rp. 3.500.000.000.000

Upah Pekerja

Kepala Divisi per Ruas Jalur : Rp. 15.000.000/Bulan

Pegawai : Rp. 10.000.000/Orang/Bulan

Lama Pengerjaan 1825 Hari (60 Bulan)

Total : Kepala Divisi (Rp. 900.000.000 per Ruas Jalur)

Pegawai (Rp. 600.000.000)

Jumlah (Rp. 1.500.000.000)

6.2 Sumber Pembelanjaan dan Investasi


Sumber

Laba Operasi : Rp. 2.000.000.000.000

Depresiasi Teknologi : Rp. 250.000.000.000

Depresiasi Sarana : Rp. 400.000.000.000

Obligasi : Rp. 40.000.000.000


Modal : Rp. 500.000.000.000

Total Sumber : 3.190.000.000.000

Penggunaan

Cash Dividen : Rp. 800.000.000.000

Bangunan : Rp. 75.000.000.000

Hipotik : Rp. 100.000.000.000

Modal Kerja : Rp. 150.000.000.000

Total : 1.125.000.000.000

Anda mungkin juga menyukai