Pembimbing :
ABSTRAK
Universitas Indonesia
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Universitas Indonesia
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan baik
dan tepat waktunya. Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini selain untuk
memenuhi persyaratan perkuliahan juga untuk menambah dan membuka wawasan
kami mengenai kondisi lapangan dalam suatu proyek konstruksi.
Laporan ini berisi tentang gambaran umum proyek, organisasi proyek,
manajemen proyek dan beberapa permasalahan dalam proyek. Sebagian besar
informasi tersebut kami dapatkan melalui hasil wawancara dan data-data terkait
sedangkan informasi tambahan lainnya kami dapatkan dari buku, laporan kerja
terdahulu, dan referensi-referensi lainnya.
Akhir kata, kami juga sangat berterima kasih atas kerja sama dan upaya
keras seluruh tim terutama para dosen dan supervisor kami di proyek yang telah
membimbing dan mengarahkan kami dalam pembuatan laporan ini. Saran dan
kritik yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dari pembaca demi
tercapainya perbaikan dalam laporan selanjutnya. Untuk kekeliruan dan kesalahan
dalam laporan ini, kami harap maklum.
Tim Penulis
Universitas Indonesia
v
Universitas Indonesia
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ II
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ III
KATA PENGANTAR ......................................................................................... IV
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................V
DAFTAR ISI ........................................................................................................ VI
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... XII
DAFTAR TABEL .............................................................................................. XV
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
Universitas Indonesia
vii
Universitas Indonesia
viii
Universitas Indonesia
ix
Universitas Indonesia
x
Universitas Indonesia
xi
7.1 Deformasi Tulangan Retaining Wall untuk Kolam STP ................. 144
7.2 Kelongsoran Tanah pada Tunnel ....................................................... 145
7.3 Perubahan Desain pada STP .............................................................. 145
7.4 Sistem Administrasi ............................................................................. 146
7.5 Perubahan Lantai Basement .............................................................. 146
Universitas Indonesia
xii
DAFTAR GAMBAR
Universitas Indonesia
xiii
Universitas Indonesia
xiv
Universitas Indonesia
xv
DAFTAR TABEL
Universitas Indonesia
1
BAB 1
PENDAHULUAN
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
BAB 2
GAMBARAN UMUM PROYEK
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Pekerjaan ME
Pengolahan dan pembuangan limbah
2.5.5 Kontrol kualitas
Kontrol kualitas bahan
Kontrol mutu hasil pekerjaan
2.5.6 Pekerjaan lain yang berhubungan dengan proyek di lapangan (K3)
Universitas Indonesia
11
BAB 3
MANAJEMEN PROYEK
Universitas Indonesia
12
Pemilik (owner)
PT PRADANI
SUKSES ABADI
Kontraktor
PT TOTALINDO EKA PERSADA
Universitas Indonesia
13
a. Membuat Surat Perintah Kerja ( SPK ), membuat surat site instruction (SI)
dan memo
b. Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
c. Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil dari
pekerjaan
d. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat
e. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian kontrak kerja
Universitas Indonesia
14
e. Menyediakan segala bahan, tenaga kerja, peralatan kerja dan segala sesuatu
yang digunakan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pembangunan
proyek yang telah disepakati dengan memperhatikan biaya, waktu, kualitas,
dan keamanan pelaksanaan
f. Setelah pekerjaan selesai, maka pelaksana harus menyerahkan pekerjaan
tersebut yang dikenal sebagai penyerahan tahap pertama dan membuat
laporan tentang :
a. Pelaksanaan pekerjaan
b. Prestasi kerja yang dicapai
c. Jumlah tenaga kerja yang digunakan
d. Jumlah bahan yang masuk
e. Keadaan cuaca dan lain-lain
g. Dalam interval yang telah ditetapkan, setelah penyerahan pertama,
pelaksana berkewajiban memperbaiki kerusakan yang timbul pada hasil
pekerjaan pertama sebelum penyerahan akhir kepada pemilik proyek
h. Menerima hasil jasa pelaksanaan sesuai dengan kontrak kerja
i. Berhak meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran
waktu penyelesaian pembanguan dengan memberikan alasan yang logis dan
sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.
j. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan
dan disepakati bersama.
2. Wewenang kontraktor utama :
1. Mengadakan dan memutuskan hubungan kerja dengan sub-kontraktor yang
tidak sesuai dengan perjanjian kerja (kontrak)
2. Membuat berita acara
3. Adendum kontrak (pekerjaan tambah kurang, jika ada penembahan kerjaan
atau bahan, maka owner memberikan biaya tambahan kepada kontraktor)
yang berkaitan dengan owner
4. Inspeksi bersama MK dan owner untuk kemajuan prestasi fisik/progres
dilapangan.
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
Koordinator
Proyek`
Project Manager
Material Chief Temporary Engineering Commercial QA/QC Safety Construction Manager Tower
GA / Administration H,J,K
Management Technision Manager Manager Manager Manager
Manager
Site Manager
Scheduler & Tower H
Admistrasi Site Engineer Senior QS
Monitoring
Site Manager
Document Tower J
Tower H,J,K Cost Control
Control
Site Manager
Operator TC Chief Drafter Tower K
1. Proses perencanaan
a. Membuat rencana pelaksanaan proyek
b. Melakukan perencanaan untuk pelaksanaan di lapangan berdasarkan rencana
pelaksanaan proyek
c. Menyusun Rencana Anggaran Proyek (RAP) dan mempresentasikan hingga
diperoleh persetujuan
2. Proses pelaksanaan
a. Memonitor kegiatan site manager (manajer lapangan) dalam memimpin
pelaksanaan proyek sesuai persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah
disepakati
b. Bersama site manager membina hubungan kerja yang baik dengan pemberi
tugas, konsultan, sub-kontraktor dan supplier
c. Memonitor pengeluaran biaya agar sesuai dengan RAP
d. Memantau proses kegiatan di lapangan dan segera mengambil keputusan
bila terjadi penyimpangan
e. Memastikan setiap proyek yang diawasi menjamin mutu, keselamatan, dan
keamanan proyek
f. Bersama site manager mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang
timbul selama proses kegiatan konstruksi di proyek dibawah koordinasi
direktur operasional.
g. Mengadakan rapat koordinasi MK, owner, kontraktor dan sub kontraktor
untuk kemajuan fisik/progress dilapangan.
3. Evaluasi
19
1. Perencanaan
a. Perencanaan metode pelaksanaan
b. Perencanaan gambar kerja
c. Perencanaan jadwal pekerjaan, jadwal bahan, jadwal peralatan, dan jadwal
tenaga kerja
d. Perencanaan mutu
e. Perencanaan arus kas
f. Perencanaan kesehatan dan keselamatan kerja
g. Pemilihan sub kontraktor
2. Pengendalian adalah proses membandingkan seluruh perencanaan tersebut
dengan realisasi yang dicapai di lapangan. Apabila dihasilkan deviasi negative,
maka dibutuhkan pemecahan untuk menyelesaikannya.
Universitas Indonesia
20
Universitas Indonesia
21
3.3.6 Logistik
Bagian ini mengatur pengeluaran dan penerimaan bahan. Kemacetan
bahan yang dihadapi suatu proyek dapat berakibat pula terhadap kelancaran
pekerjaan sehingga apabila terjadi kemacetan pekejaan maka proyek akan
mengalami keterlambatan. Tugas bagian logistik adalah:
Bersama insinyur teknik membuat jadwal pengadaan bahan dan peralatan
proyek
Melakukan survey dan memberi informasi kepada kepala proyek tentang
sumber dan harga bahan dan sewa alat
Menyelenggarakan pembelian bahan yang telah diputuskan oleh kepala
proyek sesuai dengan jadwal pengadaan bahan dan prosedur pembelian
Melaksanakan administrasi pemesanan dan pengiriman bahan
Menyelenggerakan administrasi pergudangan tentang penerimaan,
penyimpanan, dan penggunaan bahan.
Universitas Indonesia
22
3.3.9 Surveyor
Tugas dari surveyor adalah:
Membantu pimpinan proyek membuat rencana, kemudian mengusulkan
kepada site manager, kebutuhan alat - alat ukur ( theodolite, autolevel dan
aksesorisnya ) sesuai dengan besarnya area dan schedule master kerja
Memastikan pengadaan alat ukur yang telah disetujui chief surveyor/site
manager perihal jumlah, jenis, dan kondisi/kelayakan pakai (label kalibrasi
dan masa berlakunya)
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
Universitas Indonesia
25
Universitas Indonesia
26
selama proses tender. Volume yang tercantum dalam bill of quantity tidak
mengikat, jadi apabila terdapat pekerjaan tambahan atau pekerjaan yang kurang
harus dihitung ulang secara drawing to drawing. Secara umum kontrak dalam
sistem lump sum ini memiliki keuntungan dan kerugian bagi masing-masing
pihak.
Bagi owner keuntungannya cukup menyediakan total biaya yang
dibutuhkan tanpa harus memikirkan perubahan biaya yang terjadi, sedangkan bagi
kontraktor harus memikirkan perubahan biaya yang terjadi. Penurunan biaya
material dan kelebihan biaya pelaksanaan proyek diluar upah merupakan
keuntungan mutlak kontraktor. Kerugian dari sistem proyek ini bagi owner adalah
harus mengawasi secara cermat pelaksanaan proyek dari awal sampai berakhirnya
masa kontrak, sedangkan untuk kontraktor kerugiannya adalah dibutuhkannya
perencanaan biaya material dan konstruksi yang sangat detail sehingga tidak
melebihi biaya yang direncanakan.
Isi kontrak tersebut menyepakati hal - hal antara lain:
Luasan pekerjaan yang harus dilaksanakan dan memuat uraian pekerjaan
serta syarat pekerjaan.
Penentuan harga borongan.
Sanksi apabila terjadi permasalahan.
Penyelesaian apabila terjadi perselisihan.
Progress payment
Hak melaksanakan quality control.
Hak mendapatkan laporan berkala.
Kontraktor dalam melaksanakan tugas serta lingkup pekerjaan
berdasarkan atas dokumen kontrak yang telah disepakati, secara nyata dapat
dilihat pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Universitas Indonesia
27
BAB 4
ALAT DAN BAHAN
Purchasing
Owner PM Commercial MGR Site Manager Logistik
MBR
Mulai
Form Persetujuan
Setuju?
Material
TEP-10-04
Penentuan Daftar
Supplier/SC
Evaluasi rencana
mutu supl/SC
T Surat Permintaan
Evaluasi Penawaran
Setuju? buat daftar
Surat Pesanan perbandingan harga
TEP-10-08 TEP-10-07
Setuju?
T Surat Pesanan
TEP-10-07
Setuju?
Phase
Universitas Indonesia
28
Purchasing
Owner PM Commercial MGR Site Manager Logistik
MBR
T Surat Pesanan
Setuju?
1
Setuju?
ARSIP
ARSIP ARSIP
Supplier/SC
Rencana
T Pengadaan Paket
Pengerjaan
TEP-10-08
Setuju?
Ambil Dokumen
__
Annwijzing Evaluasi
__
Penawaran
TEP-10-12
Team Setuju
T
SIAPKAN
Setuju? DOKUMEN Y
KONTRAK
Y
SELESAI
Phase
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENANGANAN, PENYIMPANAN, PENGEMASAN, DAN PENGIRIMAN MATERIAL POKOK
Mulai
Menerima material
TIDAK
yang lolos seleksi
Meminta
Membuat berita
persetujuan berita
acara penerimaan Setuju?
acara penerimaan
material
material
Menyimpan
material di gudang ARSIP
Membuat surat Menerima surat
penerimaan penerimaan
material material
ARSIP
TIDAK Setuju?
Menerima surat
permohonan yang
YA
sudah disetujui oleh
S.E.M.
Laporan stok
Mengirim material
material di gudang
Memperbaharui
Menerima material kartu stok dua
mingguan
Selesai
Phase
Universitas Indonesia
31
Universitas Indonesia
32
4.2.1 Air
Fungsi air yang paling vital adalah sebagai campuran yang tak
tergantikan pada adukan beton segar, selain itu air juga berfungsi pada proses
curing beton dan pembersihan wialyah kerja. Air yang digunakan dalam proses
adukan beton segar disyaratkan bebas dari kandungan zat yang dapat merusak dan
mengurangi daya tahan beton yang dihasilkan. Secara umum air yang dapat
dipakai adalah air yang tidak mengandung minyak, dan bebas dari bahan organik,
asam, alkali, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar yang dapat
merusak beton dan besi tulangan. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.
Apabila terdapat keraguan mengenai kualitas air harus dilakukan test laboratorium
untuk mendapatkan kepastian tentang kelayakan air. Penyimpanan air untuk mix
design disimpan dalam tangki yang dipegang oleh Subkontraktor pengadaan
concrete mix design yaitu Pionir Beton. Sumber air tersebut berasal dari deep
well.
4.2.2 Semen
Semen yang digunakan pada proyek ini merupakan jenis portland dengan
merk semen Portland Holcim dan semen tersebut harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Semen yang akan
digunakan pada proyek ini disimpan dalam 2 tempat, yakni gudang tertutup yang
digunakan untuk membuat mortar untuk lantai kerja dan perataan struktur dalam
bentuk sak. Namun juga ada juga yang disimpan dalam 2 silo dalam mesin
Betomatic yang disupply dari mobil kapsul yang memakai compressor.
Kantong-kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk terlalu tinggi
karena dapat menyebabkan kantong semen di bagian terbawah menjadi tertekan.
Pemakaian semen pun juga harus mengikuti urutan kedatangannya, dimana semen
yang dikirim paling awal maka akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk
digunakan
Universitas Indonesia
33
Proyek ini memakai baja dengan panjang 12 meter berjenis tipe Besi
Beton Baja Tulang Beton Sirip (BJTS) dengan ukuran yang berbeda-beda untuk
jenis struktur sesuai dengan aplikasinya pada struktur yang akan dibangun.
Kualitas dari baja-baja tersebut diuji di Lab. Uji Mekanik Balai Besar Teknologi
Kekuatan Struktur (B2TKS) BPPT untuk uji lengkung statis dan uji tes tarik
sehingga memenuhi standar yang ada yakni SNI 07-2052-2002 dengan mesin
UPM 1000.
Agar menjaga kualitas baja dalam penyimpanan, maka setiap supply baja
yang datang ke proyek dari pabrik dimana perbundelnya adalah 1,8 ton ditandai
dengan warna pada ujungnya dan disimpan dengan tersusun dan rapi. Tulangan
baja yang telah tersusun ditutupi dengan terpal untuk menjaga dari siraman hujan
yang dapat membuat tulangan berkarat.
Untuk mengetahui diameter baja di lapangan tidak dapat dilakukan
dengan pengukuran secara langsung pada permukaan ujungnya. Namun
metodenya adalah dengan mengukur berat dari baja / meter kemudian membagi
berat jenis besi (7850 kg/m3) dengan berat tersebut. Kemudian volumenya dibagi
dengan panjangnya (karena diambil 1 meter maka dibagi 1) kemudian ditemukan
luas alasnya yang nantinya bisa didapatkan diameter baja tersebut.
Tulangan yang diperlukan dalam proyek memiliki bentuk dan dimensi
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dalam pengerjaan strukturnya.
Namun ada beberapa bentuk tulangan yang diperlukan sebagai alat bantu dalam
membantu jalannya proyek untuk perkuatan struktur, diantaranya adalah :
Universitas Indonesia
34
a. Sengkang
Dalam pengerjaan kolom, tie beam, dan balok, memerlukan sengkang atau
bahasa lapangannya begel yang mempunyai ukuran dimensi yang berbeda-
beda.
b. Kaki ayam
Kaki ayam digunakan untuk membantu tulangan struktur agar tidak terjadi
lendutan karena beban saat pengerjaan seperti slab yang menanggung beban
pekerja saat pengerjaannya. Ada 2 bentuk kaki ayam yakni later S dan later
O, pada slab memakai tipe Later O D16 sedangkan pada retaining wall
memakai later S D10
c. Sepihak
Sepihak dignakan untuk membantu perkuatan tulangan sebelum dicor
karena gaya yang ditimbulkan oleh angin. Berbentuk U dan pada corewall,
shearwall, memakai D16. Sedangkan pada retaining wall menggunakan
D13.
d. Peminggang
Sama halnya sengkang namun diposisikan horizontal. Pada tiebeam dan
balok berbentuk lurus seperti tulangan utama umumnya Cuma posisinya
ditengah. Namun untuk pile cap mengikuti bentuk pilecap itu sendiri.
Universitas Indonesia
35
4.2.4 Agregat
Dalam struktur beton biasanya agregat menempati kurang lebih 70%
sampai 75% dari volume massa yang telah mengeras, sisanya terdiri dari adukan
semen yang telah mengeras, air yang belum bereaksi, dan rongga- rongga udara.
Air yang belum bereaksi dan rongga- rongga udara kenyataannya tidak
memberikan sumbangan kekuatan terhadap struktur beton. Pada umumnya,
semakin padat agregat- agregat itu tersusun, semakin kuat pula beton yang akan
dihasilkannya yaitu memiliki daya tahan yang baik terhadap cuaca.
Agregat alami umumnya diklasifikasikan sebagai agregat halus dan
agregat kasar. Agregat yang halus atau pasir adalah material yang dapat lolos
saringan no. 4, yaitu saringan yang setiap 1 inchi panjang mempunyai 4 lubang.
Universitas Indonesia
36
Sedangkan material yang lebih kasar dari ukuran itu digolongkan sebagai agregat
kasar atau kerikil.
Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintegrasi alami dari batuan-
batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar
butirlebih dari 5 mm. Selain itu, agregat kasar lainnya yaitu koral juga harus
keras, bersih, tidak berpori, dan jumlah butir - butir pipih tidak lebih dari 20%,
bersifat kekal ( tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca ) dan tidak
mengandung lumpur lebih dari 1 % ( terhadap berat kering ) dan bahan lain yang
merusak beton, seperti zat - zat reaktif alkali.
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan - batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat - alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir - butir yang tajam,
keras, tahan lama, dan bersih, serta tidak mengandung lumpur lebih dari 5% (
terhadap berat kering ) atau bahan - bahan organis lainnya dalam jumlah yang
cukup banyak yang dapat merusak bentuk dan akan memperlemah kekuatan
beton. Contoh pasir yang tidak boleh digunakan karena kandungan lumpur yang
cukup besar yaitu pasir laut.
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
70 m, dengan beban maksimum di ujung 2,3 ton dan terdiri atas bagian-bagian
sebagai berikut:
a. Jeep
Bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar atau sering disebut
lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat
bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja.
b. Counter Weight
Beton pemberat yang terdapat pada bagian belakang tower crane yang
berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower crane.
c. Section
Bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana
pemasangan tiap – tiap section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun
section tersebut ke arah vertikal.
d. Joint Pin
Bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator mengoperasikan
tower crane.
Universitas Indonesia
39
4.3.2.3 Loader
Loader merupakan alat yang berfungsi untuk memasukkan agregat beton
ke dalam batching plan. Loader hampir tampak seperti mobil biasa namun
memiliki bucket yang dapat bergerak secara vertikal untuk mengangkat agregat.
Universitas Indonesia
40
Batching Plan x
Universitas Indonesia
41
Mobil molen atau Concrete mixer truck adalah jenis truk yang dilengkapi
dengan drum mixer yang berfungsi sebagai pengangkut beton siap pakai (ready
mix concrete) daribatching plant(tempat pengadukan beton) ke lokasi pengecoran.
Kapasitas mobil molenberkisar 5-6 m3.
Prinsip kerja mobil molen secara sederhana adalah sebagai berikut,dalam
drum terdapat bilah-bilah baja spiral, ketika dalam perjalanan menuju lokasi
proyek, drum ini berputar perlahan-lahan berlawanan putaran jarum jam sehingga
adukan mengarah ke dalam. Perputaran di dalam bertujuan agar tidak terjadi
pergeseran ataupun pemisahan agregat sehingga beton di dalam molen tidak
mengeras dan kondisi adukan beton tetap dalam keadaan merata. Dengan
demikian, mutu beton akan selalu terjaga sesuai dengan kebutuhan rencana.Ketika
sampai di lokasi proyek dan pengecoran berlangsung, arah putaran drum
dibalikkan searah putaran jarum jam dan percepatan putaran diperbesar sehingga
adukan beton keluar.
Proses pengiriman beton ready mix diatur dengan memperhatikan jarak,
kondisi lalu lintas, cuaca, dan kondisi suhu, karena hal – hal tersebut dapat
mempengaruhi waktu dalam pelaksanaan pekerjaan pengecoran.
Universitas Indonesia
42
Universitas Indonesia
43
4.3.2.8 RIG
RIG berfungsi untuk alat pancang yang bekerja dengan prinsip momentum.
Pada RIG, tiang pancang yang sudah siap pada posisinya akan diberi pukulan oleh
hammer sehingga melesak ke dalam tanah sasaran pancang. Proses pemukulan
dilakukan dengan menaikkan hammer hingga ketinggian tertentu kemudian
menjatuhkannya sehingga menghasilkan momentum yang cukup untuk
mendorong tiang pancang ke dalam tanah. Proses pemancangan dengan RIG
menghasilkan energi suara dan getar yang cukup besar serta ledakan gelombang
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
Universitas Indonesia
46
4.3.2.11 Halimax/Hoist
Alat ini berfungsi sebagai alat transportasi vertikal untuk mengangkut
material, pekerja maupun supervisor lapangan untuk mencapai lantai atas
sehingga dapat mengefisienkan waktu yang digunakan untuk mencapai level atas.
Sama seperti tower crane, pada konstruksi lift juga menggunakan pondasi
setempat dan juga menggunakan bracing.
Universitas Indonesia
47
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
49
Universitas Indonesia
50
digunakan untuk power supply yang melayani berbagai keperluan seperti : pompa
air, penerangan proyek, kebutuhan listrik kantor, dan lain – lain.
4.3.3.7 Vibrator
Alat ini digunakan untuk memadatkan adukan beton yang dimasukkan ke
dalam cetakan (form work). Bekerja dengan cara memberikan getaran kepada
adukan beton yang dihasilkan dari putarannya. Tujuannya agar semua agregat
yang ada pada beton tersebar secara merata pada seluruh permukaan beton dan
Universitas Indonesia
51
benar- benar saling mengikat satu sama lain sehingga tidak tejadi celah-celah
kosong yang sering disebut keropos. Keropos pada beton dapat menyebabkan
ditolaknya pekerjaan struktur oleh owner.
Terdapat dua jenis dari alat pemadat beton ini, yaitu vibrator elektrik
yang menggunakan tenaga listrik dan vibrator yang menggunakan bahan bakar
solar. Pada proyek ini digunakan vibrator dengan diameter 40,50, dan 60 mm.
Cara menggunakan alat ini adalah dengan memasukkan alat ini ke dalam adukan
beton yang sudah diisi ke dalam cetakan. Perlu diperhatikan untuk daerah- daerah
yang pembesiannya agak rapat.
Universitas Indonesia
52
BAB 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Universitas Indonesia
53
2. Mengetahui kondisi lapangan yang belum tercantum dalam gambar, jika perlu
selanjutnya diplotkan dalam gambar, pekerjaaan ini meliputi:
o Lokasi dan kondisi jalan di sekitar lokasi proyek sebagai jalan masuk ke
proyek untuk dapat mengetahui peralatan apa saja yang dapat diangkut
masuk ke proyek dan bagaimana caranya.
o Mendeskripsikan keadaan permukaan tanah asli proyek, diantaranya
mengetahui jenis tanah (keras, berbatu, lunak dsb.), ditumbuhi tanaman
pohon besar atau kecil, semak belukar dan sebagainya ataupun kondisi
beraspal.
o Mengetahui kondisi dan tinggi muka air tanah. Mengetahui kondisi
drainase yang ada, yaitu lokasi, arah aliran serta ukuran dari saluran
drainase yang ada.
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
ditetapkan oleh owner.Tulisan yang tertera pada Papan proyek harus jelas dan
mudah dibaca/dipahami.
Setelah papan proyek terpasang, maka diperlukan pengaman lalu linta.
Tujuan pengaman lalu lintas adalah untuk menjamin bahwa semua jalan yang ada
tetap dibuka untuk lalu lintas dan dijaga dalam kondisi aman dan dapat digunakan
selama pelaksanaan pekerjaan, dan bagi penduduk disekitar disediakan jalan
masuk yang aman dan baik ke wilayah mereka.Mobilisasi sebagaimana ditentukan
dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk
organisasi dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek. Ini juga akan
mencakup demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang
memuaskan.Mobilisasi harus diselesaikan dalam 30 hari setelah menanda-tangani
kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh pemimpin
proyek.Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang dilaksanakan, dalam hal ini
pekerjaan pembuatan direksi keet, jumlah personil dan alat berat sudah berada
dilapangan.
Tahapan akhir dalam pekerjaan persiapan dan pengukuran adalah
pekerjaan pembersihan yang meliputi pembersihan lapangan dari berbagai
tanaman dan batu-batuan yang relatif besar serta yang segala jenis barang
dianggap mengganggu pekerajaan proyek. Untuk memperlancar proses pekerjaan
proyek, kontraktor akan menyediakan listrik untuk keperluan pekerjaan
perkantoran maupun pekerjaan di lapangan. Selain itu kontraktor juga akan
menyediakan air baik untuk memenuhi kebutuhan pekerja di perkantoran maupun
pekerjaan di lapangan yang membutuhkan air. Setelah semua kondisi
memungkinkan untuk dimulainya pekerjaan proyek, maka kontraktor akan mulai
mendatangkan alat berat & material pendukung pekerjaan awal, seperti besi, bar
cuter, bar bender, dan lainnya.
Universitas Indonesia
56
c. Penggalian pondasi
d. Penggalian parit
e. Penggalian lain yang diperintahkan oleh owner
Dalamwaktutidaklebihdari30harisebelumpekerjaanpenggaliandimulai
kontraktorharusmenyerahkankepadaownerrencanakerjaterinciyang meliputi lokasi
dancakupan daerah kerja,jenis pekerjaan penggalian, metode kerja dan
peralatan,urutandantahappekerjaansertajadwalkerjauntukmendapat persetujuan.
Hasilgalianmungkinterdiriatasduajenisbahanyaitubahanyangbisa
digunakandalampembangunanselanjutnyadanbahanyangtidakbisa dimanfaatkan
dan harus dibuang di tempat pembuangan.
Pemanfaatanhasilgalianuntukbahanbangunanharusmendapatpersetujuan owner.
Metodepenggalianharussedemikianrupasehinggasebanyak mungkin hasil galian
bisa dimanfaatkan untuk bahan bangunan.
Kontraktorbolehmenggunakanhasilgalianyangakandibuanguntuk
dimanfaatkansebagaibahanbangunanuntukbangunansementaraseperti
misalnyajalansementara,perkerasandidaerahgudangsementaradanlain sebagainya.
Hasil galian yang tidak bisa dimanfaatkan harus dibuang ke tempat pembuangan
yangditentukanolehowner.Carapembuanganbahangalianharus mengikuti cara yang
ditentukan oleh owner.
Pembuanganhasilgaliankesungaiataudiluardaerahyangditentukantidak
diperbolehkandan kontraktorharusmenanggungkerugianyangtimbulakibat
pembuangan yang tidak memenuhi ketentuan tersebut.
Penggaliantanahmeliputipenggaliandanpemindahansemuajenishasil
pelapukanatautanahterangkutyang kemudian dipindahkandenganalat
konvensionaltanpa peledakan atau penggaruan. Bahan yangtermasuk di dalam
penggalian, tetapitidakterbatasantaralainsemuajenistanah,lempung,lanau,
pasir,kerikil,kerakal,danbongkahlepasataubatuanlepasyangvolumenya kurang dari
1 m3 . Penggaliandanpemindahansemuatanahterangkut,tanahorganik,kayu,sisa
tumbuhan dan sejenisnya yang tersisip di antara tanah asli. Setelah dilakukan
penggalian, maka dikerjakan pembersihan yang
terdiriatasmenyingkirkan,mengangkutdanmengumpulkandi
Universitas Indonesia
57
suatutempatataumembuangsemuapohon,semak,batangkayu,seresah,
bangunan,pagardansebagainya.Pohon(diameterbatanglebihdari90cm) harus
dipotongtidaklebih dari 50cm di atastanah. Semak dantumbuhanlain harus
dipotong tidak lebih dari 20 cm di atas tanah. Lahan yang telah bersih tersebut
akan dicongkel dengan tujuan untuk menggali, memindahkan dan mengangkut
dan membuang
semuarumput,bonggoldanbatangkayuyangterpendamdansejenisnyadari daerah
yang sudah dibersihkan dan fondasi bangunan.
Untuk mencegah adanya kecelakaan, maka padasaat penggalian dapat
dibuat perkuatan dinding galian tanah dengan cara memberi penyangga kayu
secukupnya atau cara-cara lain yang sejenisnya.Apabila diperlukan penyangga,
maka bahan penyangga yang dimaksud harus selalu tersedia dalam jumlah yang
cukup.Penyangga harus didirikan sedekat mungkin dengan dinding
galian.Dinding, atap dan penyangga dari dinding galian harus selalu diperiksa
sedikitnya sekali setiap pergantian shift kerja.Apabila dinding galian harus
diperkuat dengan pasangan batu atau beton, maka penyangganya tidak boleh
dibongkar dari setiap bagian terowongan sampai betul-betul aman
keadaannya.Apabila penyangga diambil atau diganti, perlu dilakukan tindakan
pengamanan secukupnya untuk mencegah terjadinya bahaya akibat benda-benda
yang terlepas.Penyangga tambahan harus dipasang, apabila diketahui sebagian
dari penyangga yang ada tampak berubah bentuk, dan sebagian dari penyangga
yang sedang diganti.
Pekerjaan pengurugan dan pemadatan tanah ini dilakukan untuk:
Semua galian sampai permukaan yang ditentukan atau sesuai gambar kerja.
Semua tanah lantai bangunan sampai permukaan yang ditentukan atau
sesuai gambar kerja.
Universitas Indonesia
58
Universitas Indonesia
59
Universitas Indonesia
60
dipengaruhi keadaan tanah disekitar bangunan atau pun jenis beban bangunan itu
sendiri.Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut antara lain
beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis seperti
biaya konstruksi, waktu konstruksi. Pemilihan jenis pondasi yang digunakan
sangat berpengaruh kepada keamanan struktur yang berada diatas pondasi
tersebut. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu menjamin kedudukan struktur
terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah pendukungnya harus
mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul beban yang
bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan.
Dalam kasus tertentu, apabila sudah tidak memungkinkan untuk
menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan pondasi dalam. Pondasi dalam
yang sering dipakai adalah pondasi tiang pancang. Menurut Bowles (1984),
pondasi tiang pancang banyak digunakan pada struktur gedung tinggi yang
mendapat beban lateral dan aksial. Pondasi jenis ini juga banyak digunakan pada
struktur yang dibangun pada tanah mengembang (expansive soil). Daya dukung
tiang pancang yang diperoleh dari skin friction dapat diaplikasikan untuk
menahan gaya uplift yang terjadi. Faktor erosi pada sungai juga menjadi
pertimbangan penggunaan tiang pancang pada jembatan.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan setting out ( penentuan titik posisi tiang
dilapangan sesuai dengan gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat,
pengadaan dan pemancangan tiang pancang beton bertulang termasuk percobaan
pengetesan pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan kepala tiang.
Panjang tiang yang dicantumkan pada gambar adalah sebagai petunjuk untuk
konraktor, tetapi konraktor harus memutuskan panjang tiang yang sebenarnya
yang diperlukan untuk mencapai persyaratan pemancangan. Laporan penyelidikan
tanah dan percobaan pemancangan tiang pendahuluan akan diberikan pada
kontraktor pekerjaan pondasi.
Universitas Indonesia
61
Universitas Indonesia
62
Universitas Indonesia
63
Pekerjaan selanjutnya adalah pembuatan pile cap. Semua bahan yang digunakan
untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun
pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :
a. Penulangan pile cap dan tie beam
b. Bekisting pile cap dan tie beam
c. Pengecoran pile cap dan tie beam
d. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam
Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile
cap dan tie beammaka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan
penulangan keseluruhan secara umum. Penulangan adalah pekerjaan yang
bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka
struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi
tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen
torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut.
Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik.
Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai
dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana
struktur yaitu dalam hal :
a. Ukuran diameter baja tulangan.
b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.
Universitas Indonesia
64
Universitas Indonesia
65
2. Pemasangan Tulangan
Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke
lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan.
Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :
Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum
baja tulangan tersebut dipasang.
Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur
maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.
Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada
tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.
Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan
lewatan dan panjang penjangkaran.
Universitas Indonesia
66
asi
Gambar 5.8. Gambar Pembuatan Lantai Kerja
Sumber: Dokumentasi Penulis
Universitas Indonesia
67
4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya
tidak berubah.
5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan
selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan
maksimum sedapat mungkin dihindari.
6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas
dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut
yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada
tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal
beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton
yang direncanakan.
Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap
selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie
beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang
kuat. Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting
untukpile cap adalah sebagai berikut :
1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan
dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung
berapa titik pondasi yang menahannya.
2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.
Universitas Indonesia
68
4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda
kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting
tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran
dilaksanakan.
Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie
beamadalah sebagai berikut:
1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.
2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan
dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.
3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi
dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu
pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.
4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan
kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya
sebagai penahan goyangan.
Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan
beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun
langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama
sehingga diringkas dijadikan satu. Langkah-langkah tersebut antara lain:
1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang
menggenang dengan menggunakan pompa air.
2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya
pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam
3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode
pelaksanaan.
4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie
beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan
tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.
5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.
6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan
beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.
Universitas Indonesia
69
Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran,
dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain
dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian
yang lain.
Universitas Indonesia
70
Universitas Indonesia
71
akan dibangun, agar ada ruang untuk para pekerja mengerjakan pekerjaan
tersebut. Pekerjaan persiapan juga meliputi pengecekan terhadap bekisting dan
besi yang akan digunakan apakah sudah siap untuk dipasang atau belum.
5.5.1.3 Pembesian
Persyaratan teknis dan non-teknis dalam pemasangan besi beton pada
retaining wall di proyek ini adalah :
1. Kontraktor harus menyiapkan, membengkokan dan memasang
pembesian dengan cermat sesuai dengan apa yang tercantum di dalam
gambar yang telah disetujui oleh pengawas dan apa yang dijelaskan di
dalam spesifikasi teknis.
2. Semua besi beton harus berasal dari satu pabrik yang telah disetujui
oleh pengawas dan disertai sertifikat hasil uji tarik, lengkung dan
analisa kimia dari pabrik.
3. Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari kotoran, minyak dan
karat lepas, serta bahan-bahan lain yang dapat merusak atau
mengurangi daya ikat.
4. Tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton
atau yang disebut dengan beton decking. Penahan-penahan jarak
berbentuk blok-blok silinder yang harus dipasang minimal setiap jarak
60 cm.
5. Sambungan pembesian harus dibuat dengan “overlap” minimum 40 kali
diameter besi beton dan panjang overlap penyambungan untuk diameter
yang berbeda harus didasarkan pada diameter yang besar.
6. Untuk pembengkokan besi, ketentuannya yaitu :
a. Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian
rupa sehingga rusak atau cacat dan dilarang membengkokan besi
beton dengan cara pemanasan.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkokan dan
diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm
dari bengkokan sebelumnya.
Universitas Indonesia
72
Universitas Indonesia
73
Universitas Indonesia
74
5.5.1.5 Pengecoran
Pengecoran pada retaining wall dapat dilakukan apabila pekerjaan
persiapan, pembesian, dan bekisting telah selesai dilaksanakan dan dinyatakan
setuju oleh pengawas melalui pengisian form.
Beton yang digunakan adalah beton ready mix yang dipesan dari Pionir
Beton dengan mutu beton K-400 dan pada pengecoran retaining wall ini
digunakan water proofing yang berfungsi sebagai penahan rembesan air tanah,
dengan slump 10 ± 2 cm sebelum pencampuran water proofing dan slump 16 ± 2
cm setelah pencampuran water proofing.
Pengecoran retaining wall dilakukan dengan menggunakan concrete
bucket yang ditambahkan corong atau saluran vertikal (tremie) yang berfungsi
untuk mempermudah pelaksanaan pengecoran, dan concrete bucket ini digerakkan
dengan bantuan crane. Pengecoran dinding dilakukan dengan menggunakan
concrete bucket karena tebal dinding hanya 30 cm sehingga akan lebih mudah
untuk memasukkan adukan beton ke dalamnya dibandingkan dengan
menggunakan concrete pump dimana pipanya sangat besar sehingga resiko beton
tercecer atau terbuang percuma menjadi lebih kecil. Penuangan beton maksimal
setinggi 1,00 m dari bagian bawah bekisting.
Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan dipadatkan
dengan alat penggetar/vibrator untuk menyakinkan bahwa tidak terjadi rongga-
rongga kosong atau kantong udara dan sarang koral/beton yang keropos dan
sebaiknya pengecoran dilakukan pada saat cuaca sedang baik sehingga dapat
memaksimalkan mutu beton.
Universitas Indonesia
75
5.5.1.7 Perawatan
Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses
pengeringan yang berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai
setelah pengecoran selesai dan harus berlangsung terus-menerus selama sekurang-
kurangnya 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga.
Perawatan beton pada retaining wall di proyek ini dilakukan dengan
metode curing compound, yaitu pekerjaan penyemprotan pada beton dengan
cairan kimia, yang dilakukan setiap pagi selama 2 hari untuk menjaga kelembaban
luar dan dalam beton sehingga kerusakan beton dapat dihindari.
Universitas Indonesia
76
mempunyai tebal 300 mm atau 400 mm. Bahan yang digunakan adalah beton
bertulang dengan mutu beton K-400 dengan tulangan baja sirip D16-200 sebagai
tulangan utama dan D13-150 sebagai tulangan geser.
5.5.2.3 Pembesian
Untuk pengerjaan basement, sebelum tie beam dicor, tulangan dipasang
ditempat dan diangkurkan pada tie beam.
Namun untuk lantai 1 keatas tulangan dipasang dahulu dibawah lalu dibawa
oleh tower crane dan dipasang.
Setelah itu tulangan disambung dengan kawat dan tidak boleh dilas.
Namun untuk pemasangan biasanya dilakukan tiap 2 lantai untuk lantai 1
keatas (tipikal). Hal ini dikarenakan agar mempercepat kerja pemasangan
dan tidak ada tulangan yang cepat dipotong.
Lalu untuk sambungan shear wall satu dengan shear wall lainnya yang
beratasan disambung dengan cara distek.
Untuk menjaga agar shear wall tetap tegak maka diberi langgrang yang
menyilang dan sepihak pada setiap jarak 40 cm sehingga shear wall tidak
bengkok besinya.
Namun untuk langgrang jika akan dicor dilepas, sedangkan untuk sepihak
tetap ditanam.
Bersamaan dengan pembesian dipasang juga beton decking dengan
ketebalan 50 mm yang berfungsi menjaga ketebalan selimut beton sesuai
dengan yang diharapkan.
Beton decking ini dipasang dengan cara diikat dengan kawat baja pada sisi-
sisinya
Universitas Indonesia
77
Shear wall
Universitas Indonesia
78
5.5.2.5 Pengecoran
1. Setelah bekisting sudah dipasang, dibersihkan dahulu dari kotoran-
kotoran debu dengan kompresor.
2. Barulah dicor dengan bucket dengan kebutuhan beton 2,5 m3 untuk
beton I dan 1,8 m3 untuk shear wall L.
3. Mutu beton memakai K-400 (fc = 33,2 MPa) untuk basement dan
lantai dasar. Sedangkan untuk lantai 1 sampai 21 memakai mutu
beton K-350. Keduanya memakai mutu besi U-40.
4. Pengecoran dilakukan sedikit-sedikit dan digetarkan dengan
vibrator agar tidak terjadi gelembung dalam bekisting sehingga
mempunyai mutu beton yang bagus.
Universitas Indonesia
79
5.5.2.7 Perawatan
Beton yang selesai dicor harus segera dilindungi terhadap proses
pengeringan yang berlebihan. Perawatan beton yang baru dicor harus dimulai
setelah pengecoran selesai dan harus berlangsung terus-menerus selama sekurang-
kurangnya 7 hari. Dalam jangka waktu tersebut kelembaban beton harus dijaga.
Perawatan beton pada shear wall di proyek ini dilakukan dengan metode
curing compound, yaitu pekerjaan penyemprotan pada beton dengan cairan kimia,
yang dilakukan setiap pagi selama 2 hari untuk menjaga kelembaban luar dan
dalam beton sehingga kerusakan beton dapat dihindari.
Universitas Indonesia
80
5.5.3.3 Pembesian
Tulangan besi yang digunakan pada pekerjaan pembesian plat yaitu
1. < Φ 10 BJTP – 24 (Fy = 2400 Kg/cm)
2. > D 10 BJTD – 40 (Fy = 4000 Kg/cm)
3. Menentukan tulangan luar dan tulangan dalam pada slab dengan
memperhatikan luas bentang yang akan dibangun slab
4. Sebelum menyusun tulangan besi plat, dilakukan pengukuran
lokasi terlebih dahulu untuk menentukan tulangan luar dan
tulangan dalam slab.
5. Untuk menghindari adanya lendutan, maka pada setiap jarak 1
meter ditaruh kaki ayam
6. Karena banyaknya tulangan yang bersinggungan perlu dilakukan
pengukuran yang akurat agar elevasi plat lantai dapat tetap
memenuhi persyaratan
7. Tulangan besi luar slab merupakan tulangan dengan panjang yang
lebih pendek dari tulangan besi dalamnya. Panjang pendeknya besi
tulangan slab diukur dari balok 1 ke balok terdekat.
8. Tulangan dengan jarak terpendek merupakan tulangan luar agar
dapat menopang tulangan dalam yang lebih panjang, karena
tulangan panjang potensi melendutnya jauh lebih besar
9. Tiap jarak 1 meter pada plat lantai diberikan tulangan “kaki ayam”.
Kaki ayam berfungsi agar slab tidak melendut apabila terinjak,
baik sebelum pengecoran maupun setelah pengecoran
Universitas Indonesia
81
Universitas Indonesia
82
Universitas Indonesia
83
5.5.3.5 Pengecoran
Mutu beton yang digunakan pada proyek Kalibata Regency, yaitu:
1. Beton dengan mutu K – 350 dan f’ = 29,05 mpa
2. Setelah tulangan dan bekisting telah siap maka pengecoran dapat
mulai dilakukan
3. Setelah bekisting terpasang dengan baik, pengecoran slab
menggunakan concrete pump, hal ini dikarenakan zona pengecoran
pada balok membutuhkan volume material beton yang cukup
banyak
4. Selama pengecoran, vibrator dinyalakan agar beton dapat lebih
merata
5. Selimut beton harus tetap dijaga ketebalannya agar plat lantai tidak
mudah retak. Umumnya selimut beton tebalnya 5 cm
6. Setelah umur beton telah memenuhi persyaratan, bekisting dapat
dibongkar.
Universitas Indonesia
84
5.5.3.7 Perawatan
Perawatan beton dilakukan setiap hari dengan cara menggenangi
permukaan beton dengan air sehingga penguapan berlebih dari beton dapat
dikurangi. Dengan demikian retak-retak beton yang timbul akibat pengaruh cuaca
dapat dihindari. Untuk plat lantai pada floor hardener/lantai parkir, proses curing
dilakukan dengan menggunakan compound.
5.5.4 Balok
5.5.4.1 Pengertian
Dalam suatu konstruksi sederhana, balok beton bertumpu pada perletakan
jepit pada salah satu ujungnya atau minimal dua perletakan sendi atau rol. Beban
suatu plat dalam suatu struktur harus dapat ditahan oleh suatu balok yang
menopangnya. Selain itu, balok harus dapat menahan beratnya sendiri yang
kemudian diteruskan ke kolom.
Universitas Indonesia
85
5.5.4.3 Pembesian
Pada Proyek ini, dimensi dan pembesian pada balok sangat bervariasi dan
dapat dilihat dalam gambar kerja. Pelaksanaan pembesian balok dilakukan dengan
harus memperhatikan pemasangan.
Dimulai denganpemasangan pembesian balok pada elevasi yang telah
ditentukan dari kode elevasi pada kolom. Tidak lupa pula dengan
memperhitungkan tebal selimut beton, selanjutnya ujung pembesian bawah
dimasukkan ke dalam pembesian kolom sebagai penjangkaran. Apabila terdapat
sambungan pada pembesian dilakukan sambungan lewatan sekitar 40 x diameter
pembesian (PBBI 1971). Sambungan pembesian dilakukan berselang-seling dan
penempatan sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat
mungkin harus dihindarkan.
Pemasangan pembesian sengkang yang diatur jaraknya dimana jarak
pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak di tengah bentang. Sengkang diikat
dengan kawat bendrat. Lalu pembesian atas dipasang dengan menjangkarkan
ujungnya pada pembesian kolom. Sedangkan sengkang dimasukkan ke dalam
Universitas Indonesia
86
pembesian balok satu per satu dan diukur jarak tiap sengkang.Untuk balok anak,
pembesian atas harus menumpu diatas pembesian bagian atas balok induk.
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembesian balok adalah pada
penyambungan pembesian utama. Penyambungan pembesian utama dilakukan
pada daerah yang mempunyai momen nol. Daerah ini terletak pada 1/4 bentang
tumpuan.
Universitas Indonesia
87
5.5.4.5 Pengecoran
Pekerjaan pengecoran balok bersamaan dengan pengecoran plat lantai
yang baru dapat dilakukan apabila pekerjaan pemasangan bekisting, dan
pembesian telah selesai dilakukan. Selain itu, daerah yang akan dicor harus bersih
dari segala kotoran dengan menggunakan compressor, cuaca dalam keadaan baik
dan telah mendapat izin dari pengawas. Sedangkan beton yang digunakan adalah
beton ready mix yang dipesan dari Pionir Beton dengan mutu beton K – 350 dan
slump 12 ± 2 cm.
Pekerjaan pengecoran balok pada proyek ini dilakukan dengan dengan
menggunakan concrete pump. Cara pengecoran dengan menggunakan concrete
pump adalah beton dituang dari concrete mixer truck ke concrete pump truck lalu
dialirkan melalui pipa ke lokasi pengecoran dengan dibantu beberapa operator
atau pekerja agar pipa tersebut tidak bergerak. Selama proses pengecoran
berlangsung, adukan beton yang telah dituang harus dipadatkan dengan
menggunakan concrete vibrator agar beton tersebut mengisi celah – celah yang
kosong dengan catatan concrete vibrator tersebut tidak boleh mengenai besi.
Pengecoran dengan concrete pump dilakukan jika volume pekerjaan besar dan
lokasinya sulit dijangkau.
Biasanya pengecoran dilakukan dari bagian sudut yang terjauh supaya
memudahkan pekerja atau operator melepas pipa-pipa concrete pump dan
meninggalkan lokasi pengecoran jika telah selesai tanpa harus menginjak beton
tersebut. Yang harus diperhatikan pada proses pengecoran balok adalah
pengecoran dilakukan bagian per bagian dan harus merata, serta ketinggian
penuangan diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi segregasi (terlepasnya koral
Universitas Indonesia
88
dari adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau tepi
bekisting ketika adukan beton itu dijatuhkan).
Selain itu, perlu diketahui mengenai batas pemberhentian pengecoran
(sambungan pelaksanaan atau construction joint) dimana sambungan pelaksanaan
harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa hingga tidak mengurangi kekuatan
konstruksi dan mampu meneruskan gaya geser dan gaya-gaya lainnya.
No Item Pembongkaran
1 Vertikal /formwork
- Kolom
10 jam / lebih
- Tembereng/sisi balok
- Shear wall
2 Horisontal/formwork
- Slab bottom 3 hari
- Balok/bottom form beam (reshoring) 7 hari
(setting time concrete)
3 Kantilever 28 hari
4 Reshoring dibongkar setelah 21 hari
5.5.4.7 Perawatan
Reaksi kimia terjadi pada pengikatan dan pengerasan beton tergantung
pada pengadaan airnya. Meskipun pada keadaan normal air tersedia dalam jumlah
yang memadai untuk hidrasi penuh selama pencampuran, perlu adanya jaminan
bahwa masih ada air yang tertahan atau jenuh untuk memungkinkan kelanjutan
reaksi kimia itu.
Penguapan dapat menyebabkan suatu kehilangan air yang cukup berarti
sehingga menyebabkan terjadinya proses hidrasi dan penyusutan kering yang
terlalu awal yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan beton sehingga beton
mudah retak. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan pada struktur balok dan
Universitas Indonesia
89
plat lantai beton dengan metode curing compound seperti halnya struktur yang
lain.
5.5.5 Kolom
5.5.5.1 Pengertian
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan
menyalurkan beban atau gaya vertikal dan lateral ke pondasi. Konstruksi
kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang akan dipikul oleh
kolom tersebut. Adapun besar kecilnya kolom (dimensi kolom) tergantung pada
distribusi pembebanan. Oleh sebab itu, pada proyek Kalibata Regency, dimensi
kolom semakin ke atas semakin kecil karena semakin ke atas bebannya semakin
sedikit dibandingkan dengan kolom yang ada di bagian bawah yang harus
memikul beban yang berada di atasnya.
5.5.5.3 Pembesian
Ukuran pembesian kolom yang dipergunakan dalam Proyek
Pembangunan Kalibata Regency ini adalah bervariasi, sesuai dengan shop
Universitas Indonesia
90
drawing. Sedang ukuran kolom yang digunakan dalam proyek ini ada beberapa
tipe, mulai dari tipe KA1 sampai dengan tipe KA14. Lebih detailnya dapat dilihat
di gambar kerja. Penyambungan pada tulangan kolom dilakukan sedalam 40 x
diameter tulangan untuk overlap, 12 x diameter untuk penjangkaran, dan 5 x
diameter untuk tekukan, kemudian kedua tulangan dikaitkan dengan kawat
bendrat.
5.5.5.5 Pengecoran
Pengecoran pada kolom dapat dilakukan apabila lokasi pengecoran sudah
bersih, pekerjaan pembesian dan bekisting telah selesai dilaksanakan serta
disetujui pengawas. Sedangkan beton yang digunakan adalah beton ready
Universitas Indonesia
91
mixyang dipesan dari Pionir Beton dengan mutu beton K – 400 dan slump 12 ± 2
cm.
Pengecoran kolom dilakukan dengan menggunakan concrete bucket yang
ditambahkan corong atau saluran vertikal (tremie). Beton dituang dari concrete
mixer ke dalam bucket dengan klep dalam posisi tertutup, kemudian bucket
diangkat dengan menggunakan tower crane menuju lokasi kolom yang akan dicor
dengan seorang operator untuk membuka klep bucket, kemudian beton dituang,
Penuangan beton maksimal setinggi 1,00 m dari bagian bawah bekisting (untuk
menghindari agregat kasar, terlepas dari adukan beton) dan selama proses
tersebut, beton dipadatkan dengan vibrator(diameter 50 mm) dan diusahakan
tidak berinteraksi langsung dengan bekisting dan tulangan pada saat melakukan
pemadatan, ini dilakukan agar adukan beton dapat mengisi celah yang kosong
sehingga tidak terdapat rongga-rongga yang dapat menyebabkan keropos pada
beton. Pengawasan kontinu terhadap pelaksanaan pengecoran. Sebelum dan
sesudah proses pengecoran arus dicek lagi verticality.
5.5.5.7 Perawatan
Pada saat setelah pembongkaran bekisting, harus diadakan perawatan
beton (curring), yaitu dengan pemberian compoundpada permukaan beton atau
dengan berbagai cara sesuai dengan jenis struktur yang dilaksanakan.
Perawatan beton (curring) berfungsi untuk melindungi beton selama
berlangsungnya proses pengerasan beton terhadap sinar matahari, pengeringan
oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya. Perawatan beton dilakukan untuk menghindari perbedaan
temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-retak pada beton.
Universitas Indonesia
92
Universitas Indonesia
93
a. Bahan-bahan
1. Timbunan Timbunan yang digunakan harus memenuhi kebutuhan
untuk sifat bahan, penempatan, pemadatan dan jaminan mutu
seperti yang disyaratkan.
2. Bahan-bahan untuk saluran dengan beton bertulang harus
memenuhi kebutuhan untuk sifat bahan, penempatan, pemadatan
dan jaminan mutu.
3. Landasan saluran dan bangunan lainnya harus seperti yang tertera
dalam Gambar Rencana.
4. Beton yang digunakan untuk seluruh pekerjaan struktur dengan
mutu beton K.225 dengan dimensi 800 x 1000 x 200 mm3.
b. Pelaksanaan
Universitas Indonesia
94
Pembangunan Selokan
1. Tumbuhan yang tidak dikehendaki, sampah dan endapan
lainnya harus dibuang dari tepi serta dasar saluran yang ada.
2. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan
sebagaimana diperlukan untuk membentuk saluran baru hingga
garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
5.5.6.4 Bahan-bahan
1. Timbunan Timbunan yang digunakan harus memenuhi kebutuhan
untuk sifat bahan, penempatan, pemadatan dan jaminan mutu
seperti yang disyaratkan.
2. Bahan-bahan untuk saluran dengan beton bertulang harus
memenuhi kebutuhan untuk sifat bahan, penempatan, pemadatan
dan jaminan mutu.
Universitas Indonesia
95
5.5.6.5 Pelaksanaan
Pembangunan Selokan
3. Tumbuhan yang tidak dikehendaki, sampah dan endapan
lainnya harus dibuang dari tepi serta dasar saluran yang ada.
4. Penggalian, penimbunan dan pemotongan harus dilakukan
sebagaimana diperlukan untuk membentuk saluran baru hingga
garis dan kelandaian yang ditunjukkan pada Gambar Rencana.
Universitas Indonesia
96
5.6 Pekerjaan ME
Pekerjaan ME pada Kalibata City dikerjakan oleh Sub-kontraktor PT.
Sakata Helga J.O.. Pada kesempatan kerja praktek kali ini, penulis memfokuskan
diri hanya pada pekerjaan mekanikal yang berkaitan dengan penyediaan air bersih
dan pengelolaan air kotor. Oleh karena itu pekerjaan mekanikal dan elektrikal
lainnya yang tidak berkaitan dengan air bersih maupun air limbah (seperti
pemasangan lampu, ducting AC serta pemasangan instalasi pemadam kebakaran)
tidak akan dibahas pada subbab ini. Perlu dicatat bahwa tidak seperti pekerjaan
struktur, pekerjaan ME Kalibata Residence dan Residences dikerjakan secara
berbarengan karena kedua jenis Rumah Susun tersebut berbagi fasilitas yang
sama, seperti fasilitas Sewage Treatment Plant (STP), Deep Well, dan Ground
Water Tank(GWT). Untuk perpipaan, baik air bersih dan air kotor, keduanya
memiliki layout perpipaan yang tipikal.
Universitas Indonesia
97
PDAM
Deep Well
Gambar 5.19. Diagram Alir Sistem Air Bersih Kalibata City yang Disederhanakan
Sumber: Olahan Penulis
Universitas Indonesia
98
Air dari masing-masing deep well ini nantinya akan dialirkan ke GWT
dengan menggunakan pipa GIP berdiameter 2,5” yang kemudian disatukan ke
pipa GIP berdiameter 4”.
Universitas Indonesia
99
Universitas Indonesia
100
Roof Tank pada Kalibata City terbagi atas dua kompartemen sama besar.
Hal ini diperuntukkan untuk perawatan roof tank, sehingga roof tank dapat
dibersihkan per bagian dan tidak akan mengganggu suplai air bersih rumash
susun.
Walaupun tujuan penggunaan roof tank adalah untuk mendistribusikan
air dengan energi gravitasi, namun pada pelaksanaannya roof tank dilengkapi
dengan pompa booster untuk mencukupi tekanan dimana gravitasi belum
menyediakan head yang cukup (penjelasan tentang head akan dijelaskan pada
pembahasan perpipaan air bersih) untuk pendistribusian air ke seluruh lantai.
Detail sistem roof tank dapat dilihat pada gambar 6.13. sedang foto aktual dapat
dilihat pada gambar 6.14.
Pompa booster yang digunakan merupakan pompa sentrifugal dengan
kapasitas 250 L/m, tekanan 1,5 bar dan konsumsi listrik sebesar 1,5 kW. Setiap
roof tank akan dilengkapi dua pompa identik yang bekerja dengan sistem paralel
alternate, dimana pompa akan bekerja bergantian secara otomatis dengan kendali
komputer. Diameter pipa input untuk pompa ini adalah 65 mm sedang diameter
pipa output adalah 40 mm.
Universitas Indonesia
101
Universitas Indonesia
102
Universitas Indonesia
103
Gambar 5.24. Sistem Perpipaan Air Bersih dari Deep Well sampai Pompa Transfer
Sumber: Gambar Teknik P.T. Sakata Helga J.O.
Universitas Indonesia
104
yang dipompakan ke roof tank di lantai 21 akan memiliki tekanan sekitar 1000
kg/m3 x 10 m/s2 x 100 m = 1000000 kg/m.s2≈ 1x106 Pa ≈ 10 bar atau setara
dengan tekanan yang Anda terima saat ditabrak oleh dua buah pesawat Boeing-
737 yang melaju dengan kecepatan 36 km/jam sesaat sebelum menabrak Anda.
Tanpa unit water hammer arrester, tekanan sebesar ini akan meremukkan pipa
horizontal yang tersambung langsung dengan riser serta merusak pompa transfer.
Untuk jaringan distribusi ke seluruh unit rumah susun digunakan pipa
GIP untuk pipa berdiameter lebih dari 80 mm, pipa PPR untuk pipa berdiameter
lebih dari 65 mm, dan pipa PVC untuk pipa sambungan ke fixture unit. Jaringan
pipa dari roof tank sampai lantai 19 diperlihatkan pada gambar 6.17. Dari roof
tank, terdapat dua buah pipa output, yaitu pipa GIP berdiameter 200 mm dan 100
mm. Aliran pada pipa GIP berdiameter 100 mm merupakan aliran air yang telah
melewati pompa booster. Pompa booster digunakan untuk mencapai tekanan
antara 1,2-2,4 bar pada fixture unit yang berarti air pada ujung pipa (dapat berupa
keran, toilet, atau shower) memiliki head sebesar 12-24 meter. Keputusan bahwa
hanya tiga lantai saja pada tower Kalibata Residences yang didukung oleh
booster, dan penggunaan pompa bertekanan 1,5 bar dapat dijelaskan dengan
penerapan kekekalan energi sederhana.
Gambar 5.25. Jaringan Pipa Distribusi Air Bersih Lantai 21, 20, dan 19 Kalibata
Residences
Sumber: Gambar Teknik P.T. Sakata Helga J.O.
Universitas Indonesia
105
Universitas Indonesia
106
Gambar 5.27. Ilustrasi Penetapan Datum untuk Perhitungan Tekanan Fixture Unit
Sumber: Gambar Teknik P.T. Sakata Helga J.O.
1,5 𝑏𝑎𝑟 𝑃2
0 + 0 + 15 𝑚 + = +0+0
9810 𝑁/𝑚3 𝛾
Selesaikan persamaan di atas:
Universitas Indonesia
107
𝑃2 1,5 𝑏𝑎𝑟
= 15 𝑚 +
𝛾 9810
1,5 × 105 𝑃𝑎
𝑃2 = (15 𝑚 + )𝛾
9810 𝑁/𝑚3
𝑃2 = (15 𝑚 + 15,3 𝑚) 9810 𝑁⁄𝑚3 = 2,9 𝑏𝑎𝑟
Didapatkan tekanan pada fixture unit di lantai 19 adalah berkisar 2,9 bar.
Tekanan sebenarnya dipastikan lebih kecil, karena pada perhitungan di atas
kehilangan tekanan akibat gesekan dengan pipa ataupun sambungan-sambungan
dan perubahan ukuran pipa diabaikan. Dengan cara yang sama kita mendapatkan
tekanan pada lantai 20 dan 21 berturut-turut berkisar 2,1 dan 2,6 bar. Tabel 6.2.
memperlihatkan hasil perhitungan kasar tekanan maksimum fixture unit pada
masing-masing lantai dengan dan tanpa bantuan booster.
Tabel 5.2. Hasil Perhitungan Kasar Tekanan Maksimum Fixture Unit Pada Setiap
Lantai Tower Kalibata Residences
Tekanan Tekanan dengan
Head
Lantai Gravitasi Pompa Booster
(m)
(bar) (bar)
21 7 0,7 2,19
20 12 1,2 2,68
19 17 1,7 3,17
18 22 2,2 3,66
17 27 2,7 4,15
16 32 3,2 4,64
15 37 3,7 5,13
12 42 4,2 5,62
11 47 4,7 6,11
10 52 5,2 6,60
9 57 5,7 7,09
8 62 6,2 7,58
7 67 6,7 8,07
6 72 7,2 8,56
5 77 7,7 9,05
3 82 8,2 9,55
2 87 8,7 10,04
1 92 9,2 10,53
Ground 97 9,7 11,02
Universitas Indonesia
108
Dari tabel 6.2. terlihat lantai 21 memiliki tekanan maksimum lebih kecil
daripada tetapan tekanan, lantai 20 memiliki tekanan maksimum di batas bawah
tetapan tekanan, sementara lantai 19 dan 18 memiliki tekanan maksimum pada
batasan tetapan tekanan. Lantai 17 ke bawah memiliki tekanan di atas kisaran
tetapan tekanan yang akan menimbulkan ketidaknyamanan pada saat pemakaian
fixture unit dan dapat memperpendek umur pipa serta fixture unit. Hal ini diatasi
dengan pemasangan PRV (Pressure Reducing Valve).
Universitas Indonesia
109
Level 1
STP
Pengolahan
Level 3
Pembesian Bekisting
Pengecoran Fabrikasi Disk Instalasi Dosing
Pemancangan Dinding-dinding Dinding-dinding
Lantai RBC Pump
Kolam Kolam
Pembuatan Pile Pembesian Bekisting Shear Pengecoran Fabrikasi Motor Instalasi Sand &
Cap Shear Wall Wall Dinding Kolam Penggerak RBC Carbon Filter
Level 4
Pembuatan Tie Pembesian Plat Bekisting Pengecoran Assembly RBC Instalasi Grease
Beam Penutup Kolam Penutup Kolam Shear Wall Trap
Seperti terlihat pada WBS di atas, pekerjaan STP terdiri atas pekerjaan
struktur dan pekerjaan mekanikal. Untuk segi pekerjaan struktur kegiatan yang
dilakukan kurang lebih sama dengan yang telah dibahas pada bab-bab
sebelumnya, yaitu secara umum pekerjaan pondasi, pembesian, bekisting dan
pembetonan. Hanya yang perlu diperhatikan disini adalah pada proses penulangan
dan pembetonan. Tidak seperti bangunan biasa, struktur STP akan menerima
tekanan air dari sisi dalamnya dan tekanan ini tidak bisa tidak diperhitungkan.
Besarnya tekanan akan berimbas pada tingginya kuat tekan dan tarik beton yang
dipakai dan oleh karena itu mempengaruhi tulangan yang akan diterapkan pada
beton. Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah bahwa beton tidak boleh
mengalami keretakan sedikit pun dan harus dilapisi dengan lapisan tahan air.
Retak sedikit saja akan menyebabkan air merember ke dalam beton dan membuat
korosi pada tulangan. Adukan beton yang digunakan pada pengecoran bak harus
Universitas Indonesia
110
Universitas Indonesia
111
Pipa riser air hujan menerima air dari atap tower. Pipa riser air bekas
menerima air dari pipa balkon drain dan pipa floor drain. Pipa riser air kotor
menerima air dari pipa kloset. Pipa riser vent digunakan untuk melancarkan aliran
air pada pipa riser, dan terhubung pada vent cup yang terletak pada roof . Pipa
Universitas Indonesia
112
riser air bekas kitchen menerima air dari pipa kitchen sink. Setiap pipa riser
terhubung dengan pipa horizontal yang terdapat pada langit-langit lantai dasar
rusunami (masukin gambar). Pipa horizontal dilengkapi dengan CCO (Ceiling
Clean Out) untuk mengatasi penyumbatan saluran dan dipasang setiap 20 meter.
Setiap pipa horizontal berfungsi menyatukan aliran air buangan dari dua set riser,
total terdapat empat set pipa horizontal. Aliran ini kemudian disalurkan kembali
ke arah basement untuk selanjutnya diolah pada STP.
Terdapat tiga buah STP pada Kalibata Residences dan Residence yang
melayani sepuluh tower, dengan perincian dua buah STP dengan kapasitas
maksimal 900 m3/hari yang masing-masing melayani tiga tower dan satu dengan
kapasitas 1200 m3/hari untuk melayani empat tower.
Universitas Indonesia
113
Coagulant
storage and feed
Chlorine
storage and feed
Bak
Screening Grease Trap pengendap RBC FC Desinfeksi
Pumping Flow
I-10 Tipe I
E-15 measure-
Station
(PS) ment RS
a b (FM) PS
Pengolah
Lumpur
Gambar 5.31. Bagan Alir yang disederhanakan untuk Sistem Instalasi Pengolahan
Air Limbah Domestik pada Kalibata Residences
Sumber: Olahan Penulis
Universitas Indonesia
114
Universitas Indonesia
115
makanan akan menyebabkan bakteri mati dan sistem berhenti secara total atau
kurang berfungsi. Atas alasan seperti ini, RBC dan unit pengolahan biologis
lainnya baru dapat berfungsi dengan optimum apabila volume air limbah
mencapai 70% dari volume rancangan awal.
Universitas Indonesia
116
karbon aktif. Ketika air melewati lapisan filtrasi padatan tersuspensi akan terjebak
di ruang berpori pada media dan akan dialirkan melalui aliran air. Sand filter
berfungsi untuk menangkap partikel-partikel tersuspensi yang amat kecil,
sedangkan carbon filter berfungsi menangkap larutan tak jenuh dalam air hasil
olahan.
Universitas Indonesia
117
Universitas Indonesia
118
BAB 6
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN PROYEK
Universitas Indonesia
119
Universitas Indonesia
120
Universitas Indonesia
121
Universitas Indonesia
122
Universitas Indonesia
123
Universitas Indonesia
124
f. Beton didiamkan selama 24 jam dan direndam dalam air (curring) selama
waktu tertentu, kemudian diserahkan ke laboratorium untuk dilakukan
pengetesan beton pada usia 4, 14, dan 28 hari.
g. Tes uji beton dilakukan dengan mesin uji tekan yang dilakukan di batching
plant.
h. Ambil benda uji dari bak perendam yang direndam selama 4, 14, dan 28
hari, bersihkan dengan kain utnuk menghilangkan kotoran yang menempel.
i. Benda uji ditimbang beratnya dan dihitung luas permukaannya.
j. Benda uji diletakkan pada mesin tekan secara sentris.
k. Mesin tekan diopersikan dengan penambahan beban yang konstan berkisar
antara 2 sampai dengan 4 kg/cm2 per detik.
l. Pembebanan dilakukan sampai benda uji menjadi hancur kemudian dicatat
beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
Untuk mencari kuat tekan beton dari hasil pengujian digunakan rumus:
Bacaan pada Dial 101,97
Kuat Tekan Beton 0,83
Luas Penampang Tekan
Keterangan:
IKN = 101,97 kg
Angka Konversi Silinder = 0,83
m. Untuk setiap pengiriman harian beton ready mix dari satu batch yang dipilih
secara acak harus diambil benda uji silinder :
Truk pertama : 1 x 4 benda uji
Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai ke 10 : 2 x 4 benda uji
Untuk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji
Universitas Indonesia
125
n. Dari setiap set benda uji ( 4 silinder ), 1 benda uji digunakan untuk
percobaan kekuatan beton umur 7 hari dan 2 benda uji untuk umur 28 hari,
sedangkan benda uji keempat harus disimpan sebagai cadangan dan
digunakan bilamana hasil uji tekan 28 hari tidak memenuhi syarat.
o. Bilamana untuk keperluan penentuan pembongkaran bekisting atau
keperluan lainnya dibutuhkan hasil test beton umur 3 hari, maka harus
dibuat benda uji tambahan untuk keperluan tersebut di luar jumlah yang
ditentukan di atas.
p. Setiap kali, jika kekuatan beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang
dari 70 % dari beton yang berumur 28 hari, maka pengawas dengan segera
memerintahkan untuk mengecek campuran yang dipakai dan jika perlu
membuat mix design atau komposisi campuran beton yang baru.
Universitas Indonesia
126
6.2.1.7 Pasir
Pasir akan digunakan sebagai campuran dalam adukan beton. Oleh
karena itu kualitas pasir akan menentukan kualitas beton. Secara umum kualitas
pasir ditentukan dengan beberapa parameter, yaitu besar butiran, kandungan
organik, kandungan kempung serta kelembabannya. Pengukuran ini tentu
memerlukan laboratorium, namun demikian pengontrol kualitas yang telah
bekerja selam 30 tahun dapat mengatakan suat pasir bagus atau tidak hanya
dengan menggenggamnya saja.
Universitas Indonesia
127
Universitas Indonesia
128
Universitas Indonesia
129
Universitas Indonesia
130
Universitas Indonesia
131
penjadwalan lainnya yaitu dengan metode kurva S yang merupakan hasil plot dari
bar chart yang bertujuan untuk mempermudah melihat kegiatan – kegiatan yang
masuk dalam suatu jangka waktu pengamatan progress pelaksanaan proyek.
Kurva S merupakan gambaran diagram % ( persen ) kumulatif biaya yang
diplot pada suatu sumbu dimana sumbu x menyatakan satuan waktu sepanjang
durasi proyek dan sumbu y menyatakan nilai % ( persen ) kumulatif biaya selama
durasi proyek tersebut. Cara membuat kurva S adalah :
Universitas Indonesia
132
Universitas Indonesia
133
menjaga agar proyek ini tidak mengalami kerugian, maka perlu pengawasan dan
pengendalian biaya yang ekstra ketat dari pihak kontraktor.
Dalam perencanaan biaya diperlukan seorang estimator. Estimator adalah
orang yang melakukan kegiatan estimasi, yaitu untuk mengetahui berapa besar
dana yang harus disediakan untuk sebuah bangunan. Estimasi dilakukan dengan
terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi untuk mengetahui
kebutuhan material yang akan digunakan dan biasanya dilakukan untuk keperluan
tender.
Kegiatan estimasi berhubungan dengan biaya, sementara biaya
merupakan variabel tidak tetap, artinya mudah berubah jika ada sesuatu yang
mempengaruhinya. Adapun hal – hal yang mempengaruhi biaya, yaitu :
Produktifitas tenaga kerja
Ketersediaan material dan peralatan
Cuaca
Jenis kontrak
Kemampuan manajemen
Sedangkan selama proses pembangunan, pengawasan dan pengendalian
biaya dilakukan oleh project manager dengan bantuan QS (Quantity Surveyor).
Dimana tugasnya adalah membantu project manager menyusun laporan anggaran
proyek dan menghitung harga (sesuai dengan volume pekerjaan) yang diberikan
oleh sub-kontraktor, kemudian membandingkannya dengan anggaran proyek.
Universitas Indonesia
134
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) atau biasa disebut juga Project
Safety Management merupakan proses yang dibutuhkan untuk mengelola dan
memastikan bahwa aktivitas proyek konstruksi telah ditangani dengan benar
sebagai bentuk tindakan pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya kecelakaan
secara ringan maupun yang berat yang akan terjadi baik terhadap karyawan /
properti yang ada. Selain hal tersebut, K3 juga mencakup housekeeping
(kebersihan dan kerapian) dan layout planning (perencanaan tata letak).
Kontraktor harus mengurus asuransi segala resiko pekerjaan
(contractor’s all risk insurance) termasuk di dalamnya aturan mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menjamin keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja, maka kontraktor wajib memenuhi semua peraturan dan hukum yang
berlaku mengenai ketenagakerjaan di Indonesia.
Safety management sendiri juga erat kaitannya dengan biaya konstruksi
yang dikeluarkan oleh kontraktor karena biaya Safety management (K3) adalah
sama dengan biaya konstruksi. Pada umumnya biaya manajemen keselamatan di
bagi menjadi 3 yaitu biaya pengawasan (inspection), biaya pencegahan (
prevention), serta biaya kecelakaan (accident). Besarnya biaya yang diperlukan
untuk masing – masing bagian tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Universitas Indonesia
135
Universitas Indonesia
136
Universitas Indonesia
137
Universitas Indonesia
138
Gambar 6.5. Salah Satu Perlengkapan K3L yang terdapat di Kalibata City
Sumber: Dokumentasi Penulis
Universitas Indonesia
139
Universitas Indonesia
140
Universitas Indonesia
141
Safety Meeting
Safety Meeting adalah rapat dalam proyek yang membahas hasil atau
laporan dari Safety Patrol maupun Safety Supervisory. Hal – hal yang
dibahas yaitu :
1. Perbaikan pelaksanaan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan K3
2. Perbaikan sistem kerja untuk mencegah penyimpangan agar tidak
terulang kembali.
Safety Talk
Safety Talk merupakan suatu kegiatan program safety & housekeeping
yang dilakukan satu minggu sekali untuk memberikan suatu pengarahan
mengenai kesamaan dalam lingkungan proyek.
Universitas Indonesia
142
Gambar 6.9. Gambar. Salah Satu Alat Pengemanan Konstruksi (Safety Net)
Sumber: Dokumentasi Penulis
2. Housekeeping
Kebersihan dan kerapian tempat kerja adalah terget dari housekeeping
yang merupakan syarat K3, sarana kebersihan dan kerapian untuk K3
meliputi :
Universitas Indonesia
143
Universitas Indonesia
144
BAB 7
PERMASALAHAN DAN PEMECAHANNYA
Sedangkan untuk pile cap dan tie beam, dilakukan penggalian kembali
untuk mengangkat tanah-tanah yang telah mengubur kedua bagian tersebut.
Pekerjaan pembersihan untuk masalah ini sendiri memakan waktu satu minggu,
sedangkan perbaikan penulangan memakan waktu sekitar 3 hari. Biaya untuk
perbaikan ini dibebankan pada biaya pembangunan STP.
Universitas Indonesia
145
Universitas Indonesia
146
bagian awal pengolahan STP. Pengeboran ini mengakibatkan pipa input STP
sebagian berada di luar bangunan STP.
Universitas Indonesia
147
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Proyek Kalibata Residences yang berlokasi di Jl. Taman Makam Pahlawan
Kalibata Raya No. 1 Jakarta Selatan, merupakan bagian dari program
pemerintah untuk menyediakan tempat tinggal yang strategis bagi
masyarakat kota Jakarta kalangan menengah kebawah.
Proyek Kalibata Residence di jalankan oleh PT Totalindo Eka Persada yang
menerima tugas dari PT Pradani Sukses Abadi selaku owner dan
manajemen konstruksi.
PT Totalindo sebagai kontraktor utama melaksanakan fungsinya sebagai
design and build dimana konsultan perencana berada di bawah komando
Totalindo sebagai kontraktor utama.
Proyek Kalibata Residence terdiri dari 3 tower, yaitu tower H, J, dan K,
dimana masing –masing berjumlah 19 lantai. Pembangunan ketiga tower
dilakukan secara bersamaan.
Dalam struktur organisasi proyek Kalibata Residence, manajer proyek
membawahi bagian-bagian berikut, yaitu Administration Manager, Material
Management, Chief Temporary Technision, Engineering Manager,
Commercial Manager, QA/QC Manager, Safety Manager, dan Construction
Manager.
Secara umum suatu proyek terdiri dari proses inisiasi (initiating),
perencanaan (planning), pelaksanaan (executing), pengendalian
(controlling), dan penutupan (closing). Selain itu Komunikasi dan
koordinasi yang baik antar seluruh pihak baik pemilik, kontraktor, sub
kontraktor, supplier dan seluruh pekerja sangat diperlukan, sehingga akan
memperlancar pekerjaan konstruksi. Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman
dalam pendelegasian tanggung jawab, dan mengetahui ruang lingkup
pekerjaan masing-masing.
Universitas Indonesia
148
Universitas Indonesia
149
pengeboran dinding STP yang telah terbangun agar pipa input STP dapat
dialihkan menuju bagian awal pengolahan STP. Pengeboran ini
mengakibatkan pipa input STP sebagian berada di luar bangunan STP.
4. Sistem Administrasi sedikit kurang teratur. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan pendataan ulang dan memperketat
arus distribusi gambar kerja.
5. Perubahan jumlah lantai basement yang pada desain awal, seluruh tower
direncanakan memiliki basement 1 lantai, ternyata atas permintaan owner
untuk memenuhi kebutuhan lahan parkir mobil dilakukan penambahan
basement 1 lantai lagi pada tower E dan F. Salah satu solusi yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan dewatering atau penyedotan air
keluar untuk menurunkan muka air tanah sampai minimal -10 m.
8.2 Saran
Dari berbagai hal yang penulis dapatkan selama proses proyek dan
kesimpulan yang diambil, ada beberapa saran yang penulis sampaikan dan
dapat menjadi pertimbangan dalam kelanjutan pekerjaan konstruksi ini. Saran
yang penulis berikan sebagai berikut;
Permasalahan perizinan dan ketentuan-ketentuan dalam konstruksi
bangunan sebaiknya diperhatikan secara seksama oleh kontraktor.
Sehingga kendala yang pernah terjadi seperti pemberhentian proyek
akibat izin IMB dan perubahan lokasi shearwall tidak terjadi lagi.
Karena hal ini tentunya dapat mempengaruhi jadwal kegiatan secara
keseluruhan.
Penempatan site fasilities, site management, penempatan alat dan
material perlu diperhatikan lebih seksama sehingga lokasi dapat terlihat
lebih tertata rapi secara estetika, mobilisasi alat dan pekerja berjalan lancar
dan kondisi alat dan material tetap terjaga dengan baik.
Pekerjaan dewatering perlu dilakukan dengan perencanaan baik dimana
jumlah sumur recharge sangat penting untuk menjaga muka air tanah
disekitar lokasi proyek sehingga masyarakat sekitar yang menggunakan
sumur dangkal tidak terganggu.
Universitas Indonesia
150
Universitas Indonesia
151
LAMPIRAN
Universitas Indonesia