Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat – Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah – Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Beton.
Maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai pemenuhan tugas
yang dimaksudkan untuk kelengkapan bukti keikutsertaan pelaksanaan praktikum
beton.
Laporan Praktikum Beton ini telah kami susun dengan maksimal, dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
pembuatannya.
Kami menyadari bahwa hal tersebut terlaksana berkat bantuan berbagai pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, izinkan kami
mengucapkan terima kasih kepada :
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca, agar
kami dapat memperbaiki laporan praktikum ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami berharap semoga Laporan Praktikum Beton ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca dan mahasiswa lainnya dan
tentunya dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Penulis
2
LEMBAR PENGESAHAN
Diperiksa Tanggal :
Menyetujui ,
Instruktur Mahasiswa
3
BAB I
DASAR TEORI
2.1 Beton
2.1.1 Pengertian Beton
Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi
lemah dalam kondisi tarik, kuat tariknya bervariasi dari 8 sampai 14
persen dari kuat tekannnya. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut,
maka retak lentur terjadi pada taraf pembebanan yang masih
rendah.Untuk mengurangi atau mencegah berkembangnya retak
tersebut, maka dipasang tulangan.
Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri
dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat
halus, air dan bahan tambah (admixtureatau additive)
Kualitas suatu beton bisa dikatakan bagus apabila sanggup
memenuhi perencanaan kekuatan, campurannya memiliki mobilitas
tertentu, serta campurannya juga tidak boleh mengalami segregasi
atau pemisahan selama proses pengecoran dilakukan. Sedangkan
faktor-faktor yang menentukan mutu beton meliputi aktivitas semen,
perbandingan air dan semen, kualitas agregat, serta kondisi
pengerasan beton.
2.1.2 Klasifikasi Beton dan Sifat Beton
a. Berdasarkan kondisi beton
1). Beton segar, yaitu beton yang masih dapat dikerjakan.
2). Beton muda, yaitu keadaan beton dari mulai dipadatkan
sampai umur 12 hari.
3). Beton hijau, yaitu beton yang baru dituangkan dari alat
pencampur (mixer)
b. Berdasarkan berat isi
1). Beton ringan, yaitu beton yang mempunyai berat isi 0,6 – 1,8
ton/m3. Beton ini umumnya digunakan pada konstruksi
4
penyekat kedap suara, atau bangunan yang menahan beban
ringan.
2). Beton normal, yaitu beton yang mempunyai berat isi antara 1,8
– 2,8 ton/m3. Beton ini umumnya digunakan untuk konstruksi
bangunan tempat tinggal.
3). Beton berat, yaitu beton yang mempunyai berat isi > 2,8
ton/m3. Beton ini umumnya digunakan untuk konstruksi yang
bersifat khusus, misalnya pelindung sinar gamma pada
bangunan reactor nuklir.
c. Berdasarkan kelas
Kelas mutu beton dibedakan menjadi 5 (lima) yaitu :
1). Beton dengan kuat tekan yang disyaratkan, (fc’) = 17 MPa
2). Beton dengan kuat tekan yang disyaratkan, (fc’) = 20 MPa
3). Beton dengan kuat tekan yang disyaratkan, (fc’) = 25 MPa
4). Beton dengan kuat tekan yang disyaratkan, (fc’) = 30 MPa
5). Beton dengan kuat tekan yang disyaratkan, (fc’) = 35 MPa
d. Berdasarkan teknik pembuatan
1). Beton biasa/normal, yaitu beton yang dibuat dalam keadaan
plastis, dimana cara pembuatanya didasarkan atas beton siap
pakai (ready mix concrete), dan beton dibuat/dicor langsung
dilapangan (insite concrete).
2). Beton pracetak, yaitu beton yang dibuat dalam bentuk elemen-
elemen yang merupakan bagian dari konstruksi bangunan yang
akan dibuat.
5
berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam
memikul gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari gabungan antara
beton dan tulangan baja. Oleh karena itu, beton bertulang memiliki
sifat yang sama seperti bahan-bahan penyusunnya yaitu sangat kuat
terhadap beban tekan dan beban tarik.
2.1.4 Pengendalian Mutu Pelaksanaan Pekerjaan Beton
a. Uji Slump (Slump Test)
Uji Slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan
untuk menentukan konsistensi/kekakuan (dapat dikerjakan atau
tidak)dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk
menentukan tingkat workability nya. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan.
Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau cukup air.
b. Uji Kuat Tekan
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas,
yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan
gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Pengujian
ini dimaksudkan untuk mengetahui mutu pelaksanaan pekerjaan
beton, agar kekuatanya sesuai dengan yang disyaratkan.
c. Setting Time
6
campuran dan menentukan workabilitas (kemudahan dalam
pekerjaan) serta stabilitas campuran.
Gradasi agregat ditentukan dengan cara analisa saringan,
dimana sampel agregat harus melalui satu set saringan. Ukuran
saringan menyatakan ukuran bukaan jaringan kawat dan nomor
saringan menyatakan banyaknya bukaan jaringan kawat per inchi
pesegi dari saringan tersebut.
2.2 Pembesian Beton
2.2.1 Pembesian Balok
a. Pemasangan tulangan longitudinal / memanjang
Fungsi utama baja tulangan pada struktur beton bertulang
yaitu untuk menahan gaya tarik. Oleh karena itu pada struktur
balok, pelat, fondasi, ataupun struktur lainnya dari bahan beton
bertulang, selalu diupayakan agar tulangan longitudinal
(memanjang) dipasang pada serat-serat beton yang mengalami
tegangan tarik. Keadaan ini terjadi terutama pada daerah yang
menahan momen lentur besar (umumnya di daerah
lapangan/tengah bentang, atau di atas tumpuan), sehingga sering
mengakibatkan terjadinya retakan beton akibat tegangan lentur
tersebut.
b. Pemasangan tulangan geser
Retakan beton pada balok juga dapat terjadi di daerah ujung
balok yang dekat dengan tumpuan. Retakan ini disebabkan oleh
bekerjanya gaya geser atau gaya lintang balok yang cukup besar,
sehingga tidak mampu ditahan oleh material beton dari balok yang
bersangkutan. Retakan balok akibat gaya geser dan cara mengatasi
retakan geser ini akan dijelaskan lebih lanjut.
Pembesian Kolom
a. Pengertian Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur
yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen
struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu
7
bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan
lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai
yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03
mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan yang
tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan
bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi
lateral terkecil. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban
seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu
seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri.
8
mengeras bila bereaksi secara kimia dengan air. Reaksi
kimianya dinamakan reaksi hidrasi.Selama reaksi hidrasi
tersebut semen bercampur dengan air membentuk masa
batuan. Bila saat PC dan air tersebut berbentuk pasta
(pastasemen) dicampurkan agregat (baik agregat kasar
maupun agregat halus) maka pasta semen tersebut akan
melingkupi agregat dan membentuk gaya adhesi suatu agregat.
Saat pasta semen mengeras maka terbentuklah beton. Kadar
semenyang cukupsesuai rancangan akan memnghasilkan kuat
tekan yang sesuai, dan kadar semen yang kurang akan
menghasilkan kuat tekan yang rendah. Begitupun penggunaan
mutu semen yang tepat pemakaiannya sesuai dengan jenisnya
(I, II, III, IV dan V) akan dapat menghasilkan kualitas sesuai
yang diinginkan.
2). Air
Fungsi air di dalam beton adalah :
a) Sebagai bahan penghidrasi semen: semen bisa berfungsi
sebagai bahan pengikat.
b) Sebagai bahan pelumas
c) Mempermudah proses pencampuran agregat dan semen
d) Mempermudah pelaksanaan pengecoran beton
(workability)
Syarat air sebagai bahan pencampur beton :
a) Tidak mengandung unsur reaktif alkali
b) Tidak mengandung bahan minyak, asam, zat organis
c) Disarankan memakai air yang bisa diminum.
Bila cara mencampur dimasukkan 1 zak semen, maka untuk
perbandingan pasir dan kerikil menggunakan kotak takaran
dengan ukuran yang setara dengan isi zak semen.
Zak semen 50 kg = 47,5 liter
Ukuran takaran = 60 cm x 40 cm x 20 cm= 48 liter
3). Agregat
9
agregat adalah material granural ( suatu bahan yang keras
dan kaku yang dipakai bersama-sama dengan suatu media
pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau
adukan ( mortar ) misalnya pasir, kerikil , batu pecah dan
sebagainya.
2). Pengecoran Beton
Proses pencampuran antara bahan – bahan dasar beton,
yaitu semen, air, pasir dan kerikil, dalam perbandingan yang baik
disebut proses pengadukan beton. Pengadukan ini dilakukan
sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak
cair tidak padat), dan tampak campurannya juga homogen.
Pemisahan butir – butir seharusnya tidak boleh terjadi selama
proses pengadukan ini. Cara pengadukan dapat dilakukan dengan
mesin atau tangan.
1). Pemadatan Adukan Beton
Pada prinsipnya pemadatan adukan beton disini ialah usaha
agar sedikit mungkin pori/rongga yang terjadi didalam betonnya.
Pemadatan adukan beton dapat dilakukan secara manual atau
dengan mesin. Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat
berupa tongkat baja atau tongkat kayu. Adukan beton yang baru
saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk – tusuk
dengan tongkat baja/kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk
tidak lebih dari 15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan
beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan mortar diatas
permukaan beton yang dipadatkan itu. Pemadatan yang kurang
mengakibatkan kurang baiknya mutu beton karena berongga.
Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat
getar (vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton
segar yang baru saja dituang, sehingga mengalir dan menjadi
padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk
menghindari mengumpulnya kerikil dibagian bawah dan hanya
mortar yang ada di bagian atas.
10
2). Pekerjaan Finishing/Perataan
Pekerjaan perataan disini yang dimaksud ialah pekerjaan
sesudah adukan beton selesai dipadatkan, yaitu berupa perataan
permukaan dari beton segar yang telah dipadatkan. Alat yang
dipakai ialah cetok, roskam dan papan perata. Atau menggunakan
mesin perata (Power Trowel)
a. Perawatan Beton Dilapangan
Perawatan beton ialah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan
beton segar selalu lembab, sejak adukan beton dipadatkan sampai
beton dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus
dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi semen dan pasir)
berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan, akan
terjadi beton yang kurang kuat, dan juga timbul retak – retak. Selain
itu, kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan
cuaca, dan lebih kedap air. Beberapa cara perawatan beton yang biasa
dilakukan baik untuk benda uji yang diambil dilapangan maupun
beton setelah pengecoran sebagai berikut :
1). Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
2). Menggenangi permukaan beton dengan air.
3). Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus – menerus.
11
BAB II
JOB BESI DAN TULANGAN
3.1 Latihan Dasar Pembuatan Sengkang
3.1.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
1. 3.
Palu
Kayu ukuran 6/12 cm
No Bahan No Bahan
1.
12
2.
a. Sengkang ukuran 23 x 10 cm
b. Sengkang ukuran 8 x 10 cm
13
2) Menghitung kebutuhan besi tulangan yang diperlukan
3) Menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan
4) Memotong besi tulangan sesuai dengan kebutuhan dari tiap benda
kerja yang akan dibuat
5) Siapkan besi penahan yang dipasang pada baok kayu, dengan
susunan sebagai berikut:
14
3.2 Pembesian Balok
3.2.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
1. 3.
15
1.
3.
16
3.2.3 Gambar Rencana
17
9). Atur letak kait sengkang, dengan posisi pada satu sisi.
10). Lakukan pengikatan antara sengkang dengan besi/tulangan utama,
dengan kawat bendrat (posisi tulangan utama berada tepat pada sudut
sengkang), jarak dan jumlah sengkang sesuai gambar rencana.
11). Pastikan kait tulangan utama kearah dalam kolom.
12). Cek ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi oleh
pengajar praktek.
18
3.3 Pembesian Kolom
3.3.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
1. 3.
19
2.
3.
Tang
Pemotong Besi Tulangan
20
3.3.4 Langkah Kerja
1) Memahami bentuk/gambar pembesian kolom.
2) Menghitung kebutuhan bahan (besi 10 mm dan 6 mm).
3) Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
4) Lakukan proses pengerjaan pemotongan besi tulangan sesuai dengan
ukuran dan jumlah yang telah ditentukan.
5) Lakukan proses pembengkokan tulangan utama dan sengkang sesuai
ukuran (18 cm x 10 cm)dan jumlah yang telah ditentukan.
6) Buat catatan besarnya factor koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan.
7) Setelah bahan sudah sesuai dengan jumlah yang ditentukan siapkan
besi penyangga untuk merangkai tulangan.
8) Gabungkan 4 besi tulangan utama , tandai jarak pemasangan
sengkang.
9) Atur letak kait sengkang, dengan posisi pada satu sudut.
10) Lakukan pengikatan antara sengkang dengan besi/tulangan utama,
dengan kawat bendrat (posisi tulangan utama berada tepat pada sudut
sengkang), jarak dan jumlah sengkang sesuai gambar rencana.
11) Pastikan kait tulangan utama dan over stek kearah dalam kolom
12) Cek ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi
oleh pengajar praktek.
21
3.4 Pembesian Pondasi
3.4.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
1. 3.
22
2.
3.
Tang
Pemotong Besi Tulangan
23
Dengan tinggi 100 cm
Lebar 80 cm x 80 cm
3.4.4 Langkah Kerja
1) Memahami bentuk/Gambar pembesian pondasi
2) Menghitung kebutuhan bahan (besi 10 mm dan 6 mm)
3) Menyiapkan peralatan yang diperlukan ( Meteran, gunting tulangan,
palu besi, siku-siku, bending sesuai ukuran tulangan, besi dan balok
penahan untuk membengkokan tulangan)
4) Lakukan proses pengerjaan (Pemotongan, pembengkokan dst),
sampai semua bentuk tulangan yang diperlukan terpenuhi sesuai
dengan ukuran
5) Buat catatan, besarnya factor Koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan
6) Siapkan besi penyangga untuk merangkai tulangan
7) Gabungkan semua besi tulangan utama tanda jarak sengkang
disepanjang kolom, dengan kapur
8) Atur letak kait sengkang, dengan posisi pada suatu sudut
9) Lakukan pengikatan antara sengkang dengan besi/tulangan utama,
dengan kawat bendrat (posisi tulangan utama berada tepat pada sudut
sengkang)
10) Gabungkan rangkaian tulangan kolom dengan plat pondasi
24
11) Check ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi
oleh pengajar praktek
25
1. 3.
2.
3.
26
Pemotong Besi Tulangan
27
4). Lakukan proses pengerjaan (Pemotongan, pembengkokan dst), sampai
semua bentuk tulangan yang diperlukan terpenuhi sesuai dengan
ukuran
5). Buat catatan, besarnya factor Koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan
6). Gabungkan semua besi tulangan arah memanjang. Tandai jarak
tulangan utama arah melintang dengan spidol sepanjang daerah
lapangan.
7). Lakukan hal yang sama pada tulangan utama arah melintang.
8). Lakukan pengikatan antar tulangan utama, arah memanjang terhadap
tulangan utama arah melintang dengan kawat bendrat. Perhatikan
posisi tulangan sesuai gambar kerja.
9). Lakukan pengikatan tulangan didaerah tumpuan, perhatikan posisi
tulangan sesuai gambar kerja.
10). Jika semua bagian tulangan sudah terpasang, selanjutnya pemasangan
tulangan bagi dikeempat sisi dengan jumlah dan posisi sesuai dengan
gambar rencana.
11). Cek ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi oleh
pengajar praktek.
28
3.6 Pembetonan Lapangan
3.6.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
` 3.
Sekrup Air
29
Agregat kasar Agregat halus
Semen portland
Kawat bendrat
30
Ember
3.
Palu
Gerobak arco
Sendok spesi
Tempat bending
Sekop Perata
31
Tang kawat
Mesin molen
32
7). Memotong multiplex sesuai dengan kebutuhan dan luas yang
diperlukan.
8). Melakukan trial dilapangan untuk kesesuaian rencana dengan
lapangan.
9). Merakit bekisting dengan menyusun multiplex dilapangan dan
memakunya.
10). Cek kekuatan dan kesesuaian bekisting sebelum digunakan.
11). Letakkan tulangan diatas multiplex bekisting.
12). Beri beton tahu pada bawah tulangan agar tulangan berada
diposisi tengah tengah saat pengecoran.
b. Pengecoran
1). Siapkan bahan bahan pengecoran (kerikil, pasir, semen, air).
2). Timbang sesuai perbandingan kebutuhan yang ditentukan untuk
masing masing bahan.
3). Nyalakan mesin molen.
4). Sebelum memasukan semua bahan, basahi molen dengan sedikit
air.
5). Masukan secara perlahan semua material beton yang hendak
diaduk dengan urutan kerikil, pasir, lalu semen.
6). Tambahi air hingga dirasa cukup, tunggu hingga material
tercampur secara merata.
7). Tuangkan pada bak spesi setelah material telah tercampur
merata.
8). Ratakan dengan perata adukan.
9). Setelah merata tunggu hingga agak mengerik, lalu haluskan
permukaanya dengan perata lagi.
10). Tunggu hingga beton kering
11). Laporkan praktek agar dievaluasi oleh pengajar praktek.
33
3.6.6
3.7 Spiral
3.7.1 Kebutuhan Bahan
No Bahan No Bahan
1.` 2.
No Alat No Alat
1.
34
Meteran Gergaji
2.
Palu
Alat Spiral
35
Tempat bending Tang catut
36
14) Menghitung kebutuhan bahan (besi 10 mm dan 8 mm).
15) Menyiapkan peralatan yang diperlukan.
16) Lakukan proses pengerjaan pemotongan besi tulangan sesuai
dengan ukuran dan jumlah yang telah ditentukan.
17) Lakukan proses pembengkokan tulangan utama sesuai ukuran dan
jumlah yang telah ditentukan.
18) Lakukan pembentukan spiral pada besi ukuran 8 mm dengan
menggunakan alat bending spiral sepanjang ukuran yang telah di
tentukan
19) Setelah bahan sudah sesuai dengan jumlah yang ditentukan siapkan
besi penyangga atau mal untuk merangkai tulangan.
20) Gabungkan 8 besi tulangan utama , tandai jarak pemasangan besi
spiral.
21) Atur letak kait sengkang, dengan posisi pada satu sudut.
22) Lakukan pengikatan antara besi spiral dengan besi/tulangan utama,
dengan kawat bendrat, jarak dan jumlah sesuai gambar rencana.
23) Pastikan kait tulangan utama dan over stek kearah dalam kolom
24) Cek ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi
oleh pengajar praktek.
37
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pekerjaan beton bertulang merupakan pekerjaan konstruksi untuk menahan
beban yang sangat besar. Oleh karena itu beton yang dihasilkan mempengaruhi
kekuatan menahan beban yang sudah disyaratkan. Adapun kesimpulan yang
dapat kami uraikan sebagai berikut:
38
1. Perhitungan dalam perencanaan pembuatan beton memerlukan
ketelitian,kesabaran, dan kedisiplinan yang tinggi. Sehingga akan
dicapai efektifitas danefisiensi bahan, waktu, dan tenaga.
2. Perawatan beton yang baik akan sangat mempengaruhi sifat beton.
3. Keselamatan kerja, kebutuhan bahan, dan alat harus diperhatikan dalam
pelaksanaan praktek beton.
4. Pada waktu pengecoran beton harus dilakukan dengan hati-hati agar
hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan.
5. Pada waktu pembuatan beugel harus dilakukan dengan baik dan benar
sesuai dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja.
4.2 Saran
4.2.1 Seharusnya pada saat pengerjaan pembetonan baik pemasangan
tulangan maupun pengecoran harus selalu dicek agar tidak terjadi
kesalahan.
39
DAFTAR PUSTAKA
http://lauwtjunnji.weebly.com/pengukuran-slump.html
https://duniatekniksipil.web.id/category/desain-struktur/struktur-beton/
http://tosimasipil.blogspot.co.id/2013/07/teknologi-bahan-konstruksi.html
http://ilmu-konstruksi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-beton-jenis-beton-
kelebihan.html
http://laporanpraktikumtekniksipil.blogspot.co.id/2013/11/laporan-praktikum-
beton_20.html
http://materialbahanbangunan.net/10-jenis-jenis-beton-yang-sering-digunakan-
dalam-konstruksi-bangunan/
http://ilmu-konstruksi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-beton-jenis-beton-
kelebihan.html
https://id.scribd.com/doc/24490674/laporan-bengkel-beton
https://aguzher.wordpress.com/2008/01/18/evaluasi-kekuatan-beton/
40
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Bending tulangan diameter 8mm
2) Ragum Meja
3) Tempat Bending (kayu yang dijepit di ragum meja)
4) Palu
5) Roll Meter
II. Bahan
1) Tulangan diameter 6mm
41
IV. Gambar Pekerjaan
42
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
II. Bahan
1) Tulangan diameter 6mm
43
IV. Gambar Pekerjaan
44
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Bending tulangan diameter 8 mm
2) Ragum Meja
3) Tempat Bending (kayu yang dijepit di ragum meja)
4) Palu
5) Roll Meter
6) Alat untuk membuat spiral
II. Bahan
1) Tulangan diameter 6mm
45
IV. Gambar Pekerjaan
46
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Roll Meter
2) Besi Peyangga
3) Pemotong Besi Tulangan
4) Tang
5) Catut
II. Bahan
1) Besi tulangan diameter 10mm
2) Sengkang dengan ukuran 10cm×18cm
3) Kayu ukuran 6/12 mm
4) Kawat bendrat
5) Penanda (spidol)
47
4) Gabungkan 6 besi tulangan utama, agar mudah dalam pengerjaan
pada setiap ujung tulangan utama pasang mal yang dibuat sesuai
diameter dengan menggunakan kawat bendrat yang disatukan
menggunakan catut (untuk kolom yang berbentuk spiral baik
diameter 20cm dan 40cm).
5) Setiap kelompok membuat kolom baik berbentuk kotak dan spiral
yang berdiameter 20cm & 40cm sebanyak 1 buah.
48
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Roll Meter
2) Besi Peyangga
3) Pemotong Besi Tulangan
4) Tang
5) Catut
II. Bahan
1) Besi tulangan diameter 10mm
2) Sengkang dengan ukuran 10cm×18cm
3) Kayu ukuran 6/12 mm
4) Penanda (spidol)
5) Kawat bendrat
49
4) Gabungkan 6 besi tulangan utama, agar mudah dalam pengerjaan
pada setia ujung tulangan utama pasang mal yang dibuat sesuai
diameter dengan menggunakan kawat bendrat yang disatukan
menggunakan catut (untuk kolom yang berbentuk spiral baik
diameter 20cm dan 40cm).
5) Setiap kelompok membuat kolom baik berbentuk balok dan spiral
yang berdiameter 20cm & 40cm sebanyak 1 buah.
50
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Catut
2) Ragum Meja
3) Tempat Bending
4) Tang
5) Bending tulangan Ꝋ8mm
6) Roll meter
II. Bahan
1) Tulangan diameter 6mm
2) Kawat bendrat
3) Penanda (spidol)
4) Kayu ukuran 6/12mm
51
4) Lakukan proses pengerjaan (Pemotongan, pembengkokan dst),
sampai semua bentuk tulangan yang diperlukan terpenuhi sesuai
dengan ukuran
5) Buat catatan, besarnya factor Koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan
6) Gabungkan semua besi tulangan arah memanjang. Tandai jarak
tulangan utama arah melintang dengan spidol sepanjang daerah
lapangan.
7) Lakukan hal yang sama pada tulangan utama arah melintang.
8) Lakukan pengikatan antar tulangan utama, arah memanjang
terhadap tulangan utama arah melintang dengan kawat bendrat.
Perhatikan posisi tulangan sesuai gambar kerja.
9) Lakukan pengikatan tulangan didaerah tumpuan, perhatikan posisi
tulangan sesuai gambar kerja.
10) Jika semua bagian tulangan sudah terpasang, selanjutnya
pemasangan tulangan bagi dikeempat sisi dengan jumlah dan posisi
sesuai dengan gambar rencana.
11) Cek ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi
oleh pengajar praktek.
52
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Roll meter
2) Catut
3) Besi peyangga
4) Bending tulangan Ꝋ10mm dan Ꝋ6mm
5) Tempat bensing
6) Pemotong besi tulangan
7) Tang
II. Bahan
1) Besi tulangan Ꝋ10mm
2) Penanda (spidol)
3) Kawat bendrat
4) Kayu
53
4) Lakukan proses pengerjaan (Pemotongan, pembengkokan dst),
sampai semua bentuk tulangan yang diperlukan terpenuhi sesuai
dengan ukuran
5) Buat catatan, besarnya factor Koreksi untuk masing-masing bentuk
tulangan
6) Siapkan besi penyangga untuk merangkai tulangan
7) Gabungkan semua besi tulangan utama tanda jarak sengkang
disepanjang kolom, dengan kapur
8) Atur letak kait sengkang, dengan posisi pada suatu sudut
9) Lakukan pengikatan antara sengkang dengan besi/tulangan utama,
dengan kawat bendrat (posisi tulangan utama berada tepat pada
sudut sengkang)
10) Gabungkan rangkaian tulangan kolom dengan plat pondasi
11) Check ketepatan dan kerapian dari benda kerja, sebelum dievaluasi
oleh pengajar praktek
54
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Catut
2) Tang
3) Pemotong besi tulangan
4) Roll meter
II. Bahan
1) Tulangan diameter 6mm
2) Kawat bendrat
3) Penanda (Spidol)
4) Kayu ukuran 6/12mm
55
IV. Gambar Kerja
56
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
I. Alat
1) Mesin Molen
2) Sekop
3) Cangkul
4) Ember
5) Alat penguji SLUMP
6) Sendok spesi
7) Perata
8) Gerobak arco
II. Bahan
1) Agregat Halus
2) Agregat Kasar
3) Air
4) Portland Cement
57
2) Masukkan agregat kasar terlebih dahulu kemudian agregat halus
lalu portland cement dengan perbanding 1:2:3 (semen:Agregat
halus:Agregat Kasar) dan yang terkhir air secukupnya
3) Tunggu sekitar 5-10 menit agar tercampur merata
4) Uji SLUMP dengan alat slump dengan memasukkan benda uji 1/3
bagian kedalam alat tersebut lalu tumbuk sebanyak 25× setelah itu
masukkan lagi benda uji di atasbenda uji yang telah ditumbuk tadi
sebanyak ½ bagian dari alat lalu tumbuk seperti diawal tadi sampai
pada lapis ke tiga lalu ratakan.
5) Tarik dengan maksud mengeluarkan benda uji dari alat dengan
posisi badan tegak lurus dengan benda uji yang akan dikeluarkan.
6) Ukur di berbagai sisi yang terlihat tidak sama rata lalu rata-rata
hasil dari pengukuran tersebut untuk mengetahui berapa slump
yang didapatkan dari adonan yang telah dibuat tadi. Setelah
kiranya telah memenuhi nilai slump yang telah ditentukan maka
tumpahkan adonan tersebut di daerah yang sudah ditentukan dan
ratakan menggunkaan sendok spesi atau perata.
7) Ulangi beberapa kali untuk membuat daerah tersebut menjadi rata.
58
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN
PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Jalan Soekarno-Hatta No.9 Malang 65141
Telp (0341) 40442
59
DOKUMENTASI
60