Anda di halaman 1dari 21

Bab IV Analisis Perhitungan

4.4 Perhitungan Saluran Samping Jalan

Fungsi Saluran Jalan

Berfungsi mengendalikan limpasan air di permukaan jalan dan dari daerah

sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan.

Fungsi utama :

- Membawa air dari permukaan ke pembuangan air.

- Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang melimpas

menuju jalan.

- Membawa air menyeberang jalan melalui gorong2 atau bangunan lainnya

secara terkendali.

Saluran Samping Jalan

Pemilihan jenis material untuk saluran samping umumnya ditentukan oleh

besarnya kecepatan rencana aliran air yang akan melewati saluran samping

sedemikian sehingga material dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini :

Tabel 4.19 Kecepatan Aliran Air Yang Diijinkan Berdasarkan Jenis Material

Kecepatan Aliran Air yang Diijinkan


Jenis Material
(m/detik)
Pasir Halus 0,45
Lempung Kepasiran 0,50
Lanau Aluvial 0,60
Karikil Halus 0,75
Lempung Kokoh 0,75
Lempung Padat 1,10
Kerikil Kasar 1,20
Batu-batu Besar 1,50
Pasangan Batu 1,50
Beton 1,50
Beton Bertulang 1,50
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

IV-30

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah

satunya adalah kemiringan saluran.

Tabel 4.20 Hubungan Kemiringan Saluran Samping (i) dan Jenis Material

Kemiringan Saluran Samping


Jenis Material
i (%)
Tanah Asli
Pasir Halus
Lempung Kepasiran 0-5
Lanau Aluvial
Karikil Halus
Lempung Kokoh
Lempung Padat 5 10
Kerikil Kasar
Batu-batu Besar
Pasangan Batu
Beton 10
Beton Bertulang
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

Tabel 4.21 Kemiringan Saluran memanjang (is) dan Jenis Material

Kemiringan Saluran
Jenis Material
(is%)
Tanah Asli 0-5
Kerikil 5 7,5
Pasangan 7,5
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

IV-31

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Penampang Melintang Saluran Samping

Pemilihan tipe penampang melintang saluran samping didasarkan atas :

a. Kondisi tanah dasar

b. Kedudukan muka air tanah

c. Kecepatan aliran air

Perhitungan Dimensi Saluran Samping

Dalam garis besar, perencanaan saluran samping mencakup 3(tiga) tahap proses

sebagai berikut :

a. Analisis hidrologi

b. Perhitungan hidrolika

c. Gambar rencana

Analisis hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah,

karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.

Hasil analisis hidrologi adalah :

Besarnya debit air yang harus ditampung oleh saluran samping. Selanjutnya atas

dasar debit yang kita peroleh maka dimensi saluran samping dapat kita

rencanakan berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika.

IV-32

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Data Kondisi

Gambar 4.11 : Tipikal Data Kondisi Perencanaan Saluran Samping Jalan

Penentuan Daerah Layanan

- Trase jalan pada peta topografi

- Panjang segmen saluran (L) = 200m ditentukan dari rute jalan yang telah

diplot di peta topografi daerah tersebut memungkinkan adanya pembuangan

kesungai di ujung segmen

- Dianggap segmen saluran ini adalah awal dari sitem drainase sehingga tidak

ada debit masuk (Q masuk) selain dari A1,A2,A3.

IV-33

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

- Gorong gorong menggunakan beton (penghubung saluran kanan & kiri jalan

- Direncanakan diujung segmen aliran air akan dibuang kesungai melalui

gorong gorong melintang badan jalan.

- Perencanaan gorong gorong, penampungan debit air dari segmen yang

ditinjau dan segmen sesudah itu.

Gambar 4.12 : Pertemuan Saluran Dengan Gorong-gorong

Kondisi Permukaan Jalan

Panjang segmen saluran (L) = 200 m

l1 : perkerasan jalan (aspal) =7m

l2 : bahu jalan =2m

l3 : bagian luar jalan (perumahan) = 10 m

Koefisien Aliran (C)

Koefisien aliran berdasarkan bahan dan tata guna lahan (Tabel 4.22)

Aspal : l1, koefisien C1 = 0,70

Bahu jalan : l2, koefisien C2 = 0,65

Perumahan : l3, koefisien C3 = 0,60


IV-34

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Luas Daerah Pengaliran (A)

Luas daerah layanan untuk saluran samping jalan perlu diketahui agar dapat

diperkirakan daya tampungnya terhadap curah hujan atau untuk memperkirakan

volume limpasan permukaan yang akan ditampung saluran samping jalan. Luas

daerah layanan terdiri atas luas setengah badan jalan (A1), luas bahu jalan (A2)

dan luas daerah sekitar (A3). Panjang daerah pengaliran yang diperhitungkan

terdiri atas setengah lebar badan jalan (11), lebar bahu jalan (l2) dan daerah sekitar

(l3) yang terbagi atas daerah perkotaan yaitu 10 m dan untuk daerah luar kota

yang didasarkan pada topografi daerah tersebut.

Jika tidak memungkinkan memperoleh peta topografi yang memadai, asumsi

berikut dapat dipakai sebagai bahan pembanding.

L = Batas daerah pengaliran yang diperhitungkan


Gambar 4.13 : Batas Daerah Pengaliran
IV-35

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Luas daerah pengaliran :

Aspal A1 = 7 m x 200 m = 1400 m2

Bahu jalan A2 = 2 m x 200 m = 400 m2

Perumahan A3 = 10 m x 200 m = 2000 m2

fk perumahan tidak padat = 1,5

Koefisien Aliran Rata-rata (C)

Koefisien pengaliran adalah koefisien yang besarnya tergantung pada kondisi

permukaan tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah

pengaliran.

Tabel 4.22 Koefisien Pengaliran (C)

Koefisien Pengaliran Faktor Limpasan


Kondisi Permukaan Tanah
(C) (fk)
BAHAN
Jalan beton dan aspal 0,70 - 0,95
Jalan kerikil & jalan tanah 0,40 - 0,70
Bahu jalan
- Tanah berbutir halus 0,40 - 0,65
- Tanah berbutir kasar 0,10 0,20
- Batuan masif keras 0.70 0,85
- Batuan masif lunak 0,60 0,75
TATA GUNA LAHAN
Daerah Perkantoran 0,70 0,95 2,0
Daerah pinggir kota 0,60 0,70 1,5
Daerah Industri 0,60 0,90 1,2
Permukiman padat 0,60 0,80 2,0
Permukiman tidak padat 0,40 0,60 1,5
Taman dan kebun 0,20 0,40 0,2
Persawahan 0,45 0,60 0,5
Perbukitan 0,70 0,80 0,4
Pegunungan 0,75 0,90 0,3
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

IV-36

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3.fk3....................................................................4.18


A1 + A2 + A3

dimana :

C1,C2,C3 = Koefisien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi permukaan

A1,A2,A3 = Luas daerah pengaliran yang diperhitungkan sesuai dengan

kondisi permukaan.

fk3 = Faktor limpasan sesuai dengan guna lahan (tabel 4.22)

C = C1.A1 + C2.A2 + C3.A3.fk3


A1 + A2 + A3

= (0,70 x 1400) + (0,65 x 400) + (0,60 x 2000 x 1,5)


1400 + 400 + 2000

= 0,8

Waktu Konsentrasi (Tc)

Tc = t1 + t2....................................................................................................4.19

t1 = ( 2 x 3,28 x l0 x nd ) 0,167......................................................................4.20
3 is
t2 = L / (60 x V )..............................................................................................4.21

dimana :

Tc = Waktu konsentrasi (menit)

t1 = waktu untuk mencapai awal saluran dari titik terjauh (menit)

t2 = waktu aliran dalam saluran sepanjang L dari ujung saluran (menit)

l0 = jarak titik terjauh ke fasilitas drainase (m)

nd = koefisien hambatan

is = kemiringan daerah pengairan

V = kecepatan air rata-rata pada saluran (m/dtk)

IV-37

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

L = Panjang Saluran (m)

Tabel 4.23 Koefisien hambatan (nd) berdasarkan kondisi permukaan

Kondisi Lapis permukaan Koefisien Hambatan


nd
Lapisan semen dan aspal beton 0,013
Permukaan licin dan kedap air 0,020
Permukaan licin dan kotor 0,010
Tanah dengan rumput tipis dan gundul 0,20
dengan permukaan sedikit kasar
Padang rumput dan rerumputan 0,40
Hutan gundul 0,60
Hutan rimbun dan hutan gundul rapat 0,80
dengan hamparan rumput jarang sampai
rapat
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

Koefisien Hambatan (nd) tabel 4.23 0,013 (lapisan semen dan aspal beton)

taspal = ( 2 x 3,28 x l0 x nd ) 0,167


3 is

= ( 2 x 3,28 x 7 x 0,013 ) 0,167


3 0,02

= 1,06 menit

tbahu = ( 2 x 3,28 x l0 x nd ) 0,167


3 is

= ( 2 x 3,28 x 2 x 0,013 ) 0,167


3 0,02

= 0,86 menit

tperumahan = ( 2 x 3,28 x l0 x nd ) 0,167


3 i

= ( 2 x 3,28 x 10 x 0,010 ) 0,167


3 0,03

= 1,04 menit

IV-38

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

t1 dari badan jalan = 1,06 + 0,86 = 1,92 menit

t1 dari perumahan = 1,04 menit

t2 = L / (60 x V )

= 200 / 60 x 1,5

= 2,2 menit

Tc = t1 + t2

= 1,92 + 2,2 = 4,12 menit

Data Curah Hujan

Jumlah curah hujan di kabupaten kapuas hulu cukup tinggi, dalam satu tahun

berkisar antara 3300 mm sampai 5000 mm dengan jumlah hari hujan antara 240

260 pertahun dan jumlah curah hujan maksimum dapat terjadi berkisar antara 29

124 mm/hari

Tabel 4.24 Data Curah Hujan rata-rata bulanan tahun 2012

Jumlah Curah Hujan


No. Bulan
(mm)
1 Januari 177,7
2 Februari 464,9
3 Maret 668,6
4 April 326,9
5 Mei 185,5
6 Juni 146,2
7 Juli 326,4
8 Agustus 395,9
9 September 188,8
10 Oktober 419,6
11 November 250,1
12 Desember 255,5
Jumlah 3806,1
Sumber : BMKG Putussibau

IV-39

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Intensitas Curah Hujan Maksimum

Menentukan curah hujan maksimum (mm/jam) dengan memplotkan harga Tc = 4,12

menit, kemudian tarik garis keatas sampai memotong lengkung intensitas hujan

rencana pada periode ulang 5 tahun didapat I = 190 mm/jam

Gambar 4.14 : Grafik Penentuan Intensitas Curah Hujan Maksimum Periode Ulang 5 Tahun
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

IV-40

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Debit Aliran Air (Q)

Rumus yang digunakan adalah Rational Formula sebagai berikut :

Q = 1 C.I.A ................................................................................................4.22
3,6

dimana :

Q = Debit (m3/dtk)

C = Koefisien pengaliran rata-rata dari C1,C2,C3

I = Intensitas curah hujan (mm/jam) dihitung selama waktu konsentrasi (Tc)

untuk periode banjir rencana

A = Luas daerah pengaliran (km2) terdiri atas A1,A2,A3

Dari perhitungan diatas diperoleh data :

A = (1400 m2 + 400 m2 + 2000 m2) = 3800 m2 = 0,0038 km2

C = 0,8

I = 190 mm/jam

Q = 1/3,6 C.I.A rumus 4.22

Q = 1/3,6 x 0,8 x 190 x 0,0038

= 0,161 m3/detik

Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan

Penanganan pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan besarnya

kemiringan perkerasan dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/

melandai kearah saluran samping. Besarnya kemiringan bahu jalan biasanya

diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan jalan.

IV-41

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan dapat dilihat seperti

pada tabel 4.25 dibawah ini

im kemiringan melintang perkerasan jalan


ib kemiringan bahu (im+2%)

Gambar 4.15 Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan


Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

Tabel 4.25 Kemiringan Melintang Normal Perkerasan Jalan

Kemiringan Melintang Normal


Jenis Lapis Permukaan Jalan
im (%)
Beraspal, Beton 2-3
Japat 4-6
Kerikil 3-6
Tanah 4-6
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

Dimensi Saluran

Penentuan dimensi diawali dengan penentuan bahan :

- Saluram direncanakan dibuat dari pasangan batu kali dengan kecepatan

aliran yang diijinkan 1,50 m/detik (tabel 4.19)

- Bentuk penampang segi empat

- Kemiringan saluran memanjang yang diijinkan sampai dengan 7,5%

(tabel 4.21)

IV-42

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

- Angka kekasaran permukaan saluran manning (tabel 4.26) n = 0,025

Tabel 4.26 Harga n untuk rumus Manning Kemiringan saluran memanjang (i)

berdasarkan jenis material

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga Pembinaan Jalan Kota

IV-43

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Kecepatan saluran (V) < Kecepatan ijin dan kemiringan saluran (is)

V = 1,30 m/detik ( < V ijin = 1,50 m/detik)

is = 3% (disesuaikan dengan kemiringan memanjang jalan dan kondisi tanah)

Kecepatan aliran (V) dapat dihitung dengan menggunakan Rumus Manning :

V = 1 x R2/3 x is1/2 ....................................................................................................4.23


n

R = F/P ................................................................................................................4.24

dimana:

V = Kecepatan aliran rata rata dalam saluran (m/dt)

n = Koefisien kekasaran dinding menurut Manning

R = Jari-jari Hidrolis (m)

i = Kemiringan saluran samping

F = Luas penampang basah saluran (m2)

P = Keliling basah saluran (m)

Menentukan Tinggi Jagaan Saluran (W)

Tinggi jagaan untuk saluran jalan bentuk trapesium atau segi empat ditentukan

berdasarkan rumus :

W = 0,5 x h ....................................................................................4.25

Dimana :

W = Tinggi jagaan (m)

h = Kedalaman air yang tergenang dalam saluran (m)


IV-44

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Digunakan dimensi h = 0,5 m (diasumsikan)

W = 0,5 x h

= 0,5 x 0,5

= 0,5 m

Maka R = F/P = (hxb)/(2h+b) = 0,5 b/(1+b) rumus 4.24

Dari persamaan rumus 4.24 kemudian dihitung menggunakan rumus 4.23

sehingga didapat :

1,3 =( 1 ) . ( 0,5b )2/3. 31/2


0,025 1+b

1,3 = 40 x ( 0,5b )2/3 x 1,732


1+b

( 0,5b )2/3 = 1,88


1+b

b = 0,2 m

Lmin = (h + W) x b

= (0,5 + 0,5 x 0,2)

= 0,2 m2 < 0,5 m2 (luas penampang minimum)

Digunakan lebar saluran (b) = 0,7 m

L = (h + W) x b

= (0,5 + 0,5 x 0,7)

= 0,7 m2 > 0,5 m2 (luas penampang minimum)

IV-45

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

T = 1,0 m

a. Luas penampang minimum saluran samping dengan pasangan adalah 0,5 m2


b. Tinggi minimal saluran (T) adalah 70 cm.

Gambar 4.16 : Penampang Saluran Drainase Menggunakan

Pasangan Batu Kali

Hitung Dimensi Gorong-Gorong Ke Sungai

Direncanakan gorong-gorong dari jenis Portland Cement (PC). Gorong-gorong

menampung aliran debit air dari segmen sebelum dan sesudahnya

Q gorong2 = Q segmen 1 + Q segmen 2...........................................................................4.26

Perhitungan debit yang masuk (rumus 4.26)

Debit Segmen 1 = Q = F x V = (0,5x0,7) xV = 0,35 x 1,3 = 0,455 m3/detik

Debit Segmen 2 = 0,545 m3/detik (diasumsikan)

Gorong-gorong dianggap saluran terbuka

Digunakan PC dengan D = 0,8 m, n=0,012 (angka kekasaran Manning, Tabel 4.26

untuk saluran beton halus dan rata, tipe sedang)

IV-46

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Tinggi Jagaan Gorong-Gorong

W = 0,2D ............................................................................................................4.27

Sehingga h = 0,8D

h = 0,8 x 0,8 = 0,64 m

Q gorong-gorong = Q segmen 1 + Q segmen 2 = 0,455+0,545 = 1,0 m3/detik

Sudut Kemiringan Saluran

= cos-1( h-0,5D )...............................................................................................4.28


0,5D

= cos-1( 0,64 - 0,5 x 0,8 )


0,5 x 0,8

= 53,13

Luas Penampang Basah Saluran

F = 3,14 D2 ( 1 - ) + ( h 0,5D)2 tan .........................................................4.29


4 180

F = 3,14 x 0,82 ( 1 - 53,13 ) + ( 0,64 0,5 x 0,8)2 tan 53,13


4 180

F = 0,338 m2

Keliling Penampang Basah Saluran

P = 3,14 D ( 1 - )..........................................................................................4.30
180

P = 3,14 x 0,8 ( 1 - 53,13 )


180

P = 1,77 m2

IV-47

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Jari-jari Hidrolis

R = F/P rumus 4.24

R = 0,338 / 1,77 = 0,19 m

Kecepatan Aliran Pada Gorong-Gorong

V = Qgorong2 / F.....................................................................................................4.31

V = 1,0 / 0,338 = 2,958 m/dtk

Kemiringan Saluran

is = ( V x n )2.......................................................................................................4.32
R 2/3

dimana:

V = Kecepatan aliran (m/dtk)

n = Koefisien kekasaran Manning ( lihat Tabel 4.26)

R = F/P = Jari-jari hidrolis (m)

F = Luas penampang basah (m2)

P = Keliling basah (m)

is = Kemiringan memanjang saluran

is = ( V x n )2
R 2/3

is = ( 2,958 x 0,012 )2
0,19 2/3

is = 0,012 1,2%

(masih dalam rentang kemiringan 0,5%-2% yang diijinkan dapat digunakan)


IV-48

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Cek kemiringan tanah existing penempatan saluran

Data Lapangan :

Sta 5+100 ; Elev1 = 8,8 m

Sta 5+300 ; Elev2 = 8,4 m

Gambar 4.17 : Tipikal Data Kondisi Tanah

is = ( elev1 elev2 ) x 100%................................................................................4.33


L

is = ( 8,8 8,4 ) x 100%


200

is = 0,2%

is di lapangan 0,2% < is di gunakan (3%) maka tidak diperlukan pematah arus

keterangan :

is lapangan is perhitungan, artinya bahwa kemiringan saluran yang direncanakan

sesuai dengan i perhitungan.

is lapangan > is perhitungan, artinya saluran harus dibuatkan pematah arus sesuai

tabel 4.27.

IV-49

http://digilib.mercubuana.ac.id/
Bab IV Analisis Perhitungan

Tabel 4.27 Hubungan kemiringan saluran dan jarak pematah arus

Kemiringan saluran Jarak pematah arus


is(%) lp (m)
6 16
7 10
8 8
9 7
10 6

IV-50

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai