1
BAB VI. PERENCANAAN SISTEM DRAINASE RUMAH TINGGAL DAN GEDUNG
SISTEM BIOPORI,SISTEM PEMBUANGAN BERTEKANAN DAN SISTEM
PEMBUANGAN GRAVITASI 58
6.1 Pendahuluan
6.2 Landasan teori
6.3 Contoh Desain Drainase
2
BAB I
PERENCANAAN DRAINASE JALAN RAYA
1.1 Pendahuluan
Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah melindungi jalan
dari air permukaan dan air tanah. Dengan kata lain drainase merpakan salah satu factor
terpenting dalam perencanaan pekerjaan jalan. Genangan air dipermukaan jalan
memperlambat kendaraan dan memberikan andil terjadinya kecelakaan akibat
terganggunya pandangan oleh cipratan dan semprotan air. Jika air memasuki struktur
jalan, perkerasan dan tanah dasar (subgrade) menjadi lemah, dan hal ini akan
menyebabkan konstruksi jalan lebih peka terhadap kerusakan akibat lalu lintas. Air juga
berpengaruh kurang baik pada bahu jalan, lereng, saluran, dan bagian lain dari jalan.
Kegagalan dapat terjadi pada saat pemotongan tebing atau pembuatan tanggul dan
jembatan karena disapu oleh banjir.
Kecepatan air yang besar pada saat terjadi banjir menyebabkan erosi yang
berakibat pada keruntuhan jalan dan/atau jembatan. Di sisi lain, kecepatan air yang
rendah pada bangunan-bangunan drainase mendorong adanya sedimentasi yang
mengakibatkan terjadinya penyempitan dan penyumbatan. Penyumbatan
mengakibatkan erosi lebih lanjut atau limpas dan mungkin juga keruntuhan
Sistem drainase permukaan pada jalan raya mempunyai tiga fungsi utama, yaitu:
3
1) Membawa air hujan dari permukaan jalan ke pembuangan air
2) Menampung air tanah (dari subdrain) dan air permukaan yang mengalir
menuju jalan
3) Membawa air menyebrang alinyemen jalan secara terkendali
4
Tabel 1. Periode ulang debit rencana yang direkomendasikan untuk bangunan drainase
utama (Hassing, J.M. 1996)
Kelas Jalan Periode ulang (tahun)
Jalan Tol (expressways) 100
Jalan Arteri (arterial roads) 50
Jalan Pengumpul (collector roads) 50
Jalan Penghubung (access roads) 25
5
Lempung padat 1,10
Kerikil kasar 1,20
Batu-batu besar 1,50
Pasangan batu 1,50
Beton 1,50
Beton bertulang 1,50
Sumber : Petunjuk desain drainase permukaan jalan No. 008/T/BNKT/1990, BINA MARGA
Kecepatan aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah
satunya adalah kemiringan saluran. Pada tabel 3 dapat dilihat hubungan antara
kemiringan selokan samping dan tipe material yang digunakan.
Tabel 3. Hubungan kemiringan selokan samping (i) dan jenis material
6
Tabel 4. Hubungan kondisi permukaan dengan koefisien hambatan
7
Tabel 6. Kemiringan saluran memanjang(is)berdasarkan jenis material
Sumber : Perencanaan sistem drainase jalan Pd. T-02-2006-B, DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
8
1.3 Contoh Perencanaan Drainase
1.3.1 Data kondisi
9
Direncanakan di ujung segmen aliran air akan dibuang ke sungai melalui
gorong-gorong melintang badan jalan
10
Perumahan A3 = 10,00 m’ x 200,00 m’ = 2000 m2
fk Perumahan padat (Tabel 1.1 Modul Perenc. Drainase Permuk. Jalan) = 2,0
Koefisian pengaliran rata-rata
t1 =( ) (2)
√
t2 = (3)
√
t1 dari badan jalan = 1,00 + 0,86 = 1,86 menit
t1 dari perumahan = 1,04 menit
11
1.3.5 Data curah hujan
Data curah hujan dari pos pengamatan BMG sebagai berikut:
12
1.3.7 Hitung besarnya debit
Perhitungan ini menggunakan rumus sebagai berikut :
Q = 0,00278 x C x I x A…………..(2.l) (Suripin, 2004:79)
Keterangan :
Q = Debit banjir rencana (m/dt)
C = Koefisien pengaliran (tabel)
I = Intensitas curah hujan (mm/jam)
A = Daerah pengaliran (m2)
13
V = 1,3 m/detik ( < V ijin = 1,50 m/detik )
iS= 3% (disesuaikan dengan kemiringan memanjang jalan)
Keterangan :
V = Kecepatan rata-rata dalam saluran (m/detik)
Q = Debit banjir rencana (m3/dtk)
n = Koefisien kekasaran
R = Radius hidrolik
S = Kemiringan saluran
A = Luas saluran (m2)
P = Keliling basah saluran (m)
√ √
14
15
BAB II
PERENCANAAN DRAINASE LAPANGAN TERBANG
2.1 Pendahuluan
Airport adalah area daratan atau air yang secara regular dipergunakan untuk
kegiatan tinggal landas (Take off) dan mendarat (landing) pesawat udara, dilengkapi
dengan fasilitas untuk pendaratan, parkir pesawat, perbaikan pesawat,naik turun
penumpang, dan barang sebagai tempat perpindahan antar moda transportasi.
Sistem drainase pada Bandar udara sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan
moda transportasi, tidak mengurangi skid resistance ban, dan akibat buruk lainnya.
2.2 Landasan Teori
Fungsi drainase lapangan terbang:
1. Intersepsi dan mengalirkan air permukaan tanah yang berasal dari lokasi d
sekitar lapangan terbang
2. Membuang air permukaan dari lapangan terbang
3. Membuang air bawah tanah dari lapangan terbang
Drainase permukaan, berfungsi untuk menangani air permukaan di sekitar
lapangan terbang , khususnya yang berasal dari hujan. Langkah perencanaan: a.
menentukan debit rencana (berupa aliran permukaan / runoff); b. menentukan layout
drainase permukaan
Drainase bawah permukaan berfungsi untuk membuang air dari base course,
membuang air dari subgrade di bawah permukaan, menerima, mengumpulkan, dan
membuang air dari mata air atau lapisan tembus air.
Untuk saluran bawah tanah dapat dipakai pipa berlubang dengan bahan pipa
terbuat dari metal, beton, PVC, dll. Lubang-lubang biasanya meliputi sepertiga dari
keliling pipa. Berdasarkan pengalaman, pipa dengan diameter 6 inch (15 cm) sudah
cukup untuk mengalirkan air.
Dalam suatu perencanaan dan perancangan drainase lapangan terbang, perlu
diperhatikan hal-hal berikut di bawah ini :
Saluran drainase harus berada di bawah muka tanah dan tidak memotong
landasan pacu, agar pada saat perawatan tidak mengganggu.
Tanah di bawah runway, taxiway dan apron harus mempunyai daya dukung
yang cukup kuatterhadap beban pesawat terbang yang lalu di atasnya.
16
Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem drainase
lapangan udara. Genangan air akibat air hujan dan tebal salju maksimum 10
cm di atas runway dan harus segera dapat dikeringkan.
Kemiringan runway kecil sekali yaitu maksimum 1 % ke arah memanjang dan
1,5 % ke arah melintang, denagn kemiringan shoulder ke arah melintang
maksimum 2,5 – 5 %.
Sistem drainase lapangan terbang harus baik. Tidak diperkenankan ada
selokan terbuka, kecuali selokan keliling lapangan terbang (interception ditch)
yang menampung air yang akan memasuki lapangan terbang dari daerah
sekelilingnya.
Saluran drainase lapangan terbang didesain dengan intensitas hujan 1 kali
dalam 5 tahun terlampaui. Yang berarti dalam waktu 5 tahun boleh terjadi
banjir 1 kali atau banjir dengan periode ulang 5 tahun.
- Untuk lapangan terbang sipil digunakan hujan rencana dengan kala ulang 5
tahun
- Untuk lapangan terbang militer digunakan hujan rencana dengan kala ulang 2
tahun
- Penentuan layout sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil akhir
peta kontur landasan pacu (runway), landasan taksi (taxiway), dan apron.
- Layout harus dapat menghindari gerusan dan pengendapan saluran.
- Jika digunakan saluran bulat maka diameter minimumnya tidak boleh kurang
dari 12 inchi (30 cm).
- Jarak antar inlet (lubang pemasukan) ke arah memanjang berkisar antara 60 –
120 m sedangkan jauhnya tidak lebih dari 75 ft (22,5 m) dari tepi perkerasan.
- Inlet pada apron diletakkan pada perkerasan.
17
2.3.1 Contoh Gambar Rencana Drainase
: jalur drainase
18
Detail saluran bawah permukaan
Pipa pembuangan
Aggregat halus
Aggregat kasar
19
BAB III
PERENCANAAN DRAINASE PERTANIAN
3.1. Pendahuluan
20
3.2. Landasan Teori
21
22
23
24
BAB IV
4.1. Pendahuluan
25
Ada 3 (tiga) macam Drainase, yaitu:
Diperlukan tidaknya salah satu atau semua dari ketiga macam drainase tersebut harus
dianalisa dengan seksama
Rel Balast
REL
BANTALAN REL
BALAST
26
4.2. Landasan Teori
Menghindari genangan
Mencegah erosi pada ballast
Menjaga badan jalan kereta tetap stabil
Menjaga kuat daya dukung konstruksi
Dasar-dasar perencanaan, sejajar dengan jalan kereta api dibuat selokan drainase di
kiri dan kanan badan rel, pada ballast atau alas jalan bagian bawahnya diberi konstruksi
drain atau batu kosongan melintang jalan dengan jarak antara 6m diselang-seling kiri
kanan, untuk mengeringkan dengan segera air hujan yang meresap.
Talud pada jalankereta api di atas timbunan juga harus dilindungi terhadap erosi
dengan membuat konstruksi drain terbuka, batu kosongan yang dilapisi ijuk untuk
menjaga butir-butir tanah tidak ikut larut terbawa air hujan. Konstruksi ini berfungsi
memperkuat talud. Drain batu kosongan ini pada bagian bawahnya disambung dengan
selokan drainase yang sejajar sumbu jalan.
27
Tampak samping, batu kosongan melintang selang-seling
28
29
BAB V
5.1. Pendahuluan
Dalam pembuatan tempat tinggal dan perumahan, perlu diperhatikan saluran yang
akan dibuat. Saluran drainase merupakan suatu jaringan untuk menampung limpasan
permukaan dan limbah rumah tangga. Perumahan Puri Edelweis dimana perumahan ini
merupakan salah satu perumahan besar di kota Probolinggo, masih memiliki kekurangan
dalam hal saluran drainase terutama saluran primernya. Masih banyak terjadi kerusakan pada
dinding salurannya dan dimensi salurannya kurang sesuai dengan perencanaan.Berdasarkan
uraian sebelumnya, maka akan direncanakan jaringan drainase yang sesuai dengan daerah
tersebut sehingga nantinya dapat berfungsi dengan baik dan tidak merugikan mayarakat
sekitar.
Drainase
Drainase atau disebut juga saluran pembuangan memiliki fungsi sebagai saluran untuk
mengalirkan air buangan atau air kotor dan juga limbah yang berasal dari rumah. Dalam
bidang ketekniksipilan, secara umum drainase diartikan sebagai suatu tindakan untuk
mengurangi kelebihan air baik dari air hujan, rembesan, maupun irigasi.
Macam-macam Drainase
1. Menurut Asalnya, menurut asalnya drainase dibedakan menjadi saluran alam (natural)
dan saluran buatan (artificial).
1. Drainase Permukaan
a. Drainase Memanjang
b. Drainase Melintang
2. Drainase Bawah Permukaan
Drainase bawah permukaan mempunyai fungsi utama yaitu untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam strukur jalan, sehingga tidak sampai
menimbulkan kerusakan pada jalan (Suripin, 2004:272).
30
3. Macam Drainase Menurut Konstruksi
Saluran terbuka
Saluran tertutup
4. Menurut Fungsi Drainase
a) Single Purpose
b) Multi Purpose
Syarat – Syarat Perencanaan
Syarat itu meliputi tegangan geser, kecepatan ijin, tegangan geser, jenis aliran, dan
banjir rencana.
1. Data hidrologi, yaitu data curah hujan dari stasiun hujan yang terdekat dengan lokasi
2. Peta topografi
3. Peta situasi
Lay Out Jaringan Drainase
Penentuan lay out sistem drainase permukaan didesain berdasarkan hasil akhir peta kontur.
Analisis Hidrologi
Data curah hujan yang digunakan dalam perencanaan drainase adalah data curah hujan
harian maksimum minimal 10 tahun terakhir dari 3 stasiun hujan terdekat. (Loebis, 1984:8)
Uji Konsistensi
Uji konsistensi adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengecek konsisten dan
tidak konsistennya suatu data hujan yang akan digunakan dalam suatu perencanaan
(Soemarto, 1987:38).
Agar data hujan tersebut konsisten, maka harus dikalikan dengan faktor koreksi.
tanβ
fk ………………. ..................................(2.a) (Soemarto, 1987 : 38)
tanγ
Keterangan :
fk = Faktor koreksi.
31
tanβ = Arah garis lurus sebagai trend baru.
Uji Homogenitas
Setelah uji konsistensi dilakukan maka dilanjutkan dengan uji homogenitas yaitu suatu
pengujian yang dilakukan untuk mengecek homogen atau tidak homogennya suatu data yang
akan digunakan dalam perencanaan. Suatu kumpulan data yang akan dianalisis harus
homogen.
Uji homogenitas dilakukan dengan meninjau apakah plot titik (N, TR) pada kertas
grafik homogenitas berada pada batas yang homogen.
Keterangan :
N = Jumlah data.
R 10
TR’ = .x.T R sebagai ordinat. ..........................(Soemarto, 1987 : 38)
R
Curah hujan daerah merupakan curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang
bersangkutan dan bukan curah hujan pada suatu titik tertentu. Tinggi rata-rata curah hujan
didapatkan dengan mengambil harga rata-rata hitung (arithmetic mean) karena data yang
digunakan adalah curah hujan harian pada penakar hujan dalam areal tersebut. Jadi :
d1 . .d 2 . .d 3 ................ d n n
d
d 1 …….. (2.b) (Soemarto, 1987 : 31)
n 1 n
Keterangan :
d1, d2, d3…….dn = Tinggi curah hujan pada pos penakar 1, 2, 3……n
Pengolahan Data
32
Curah Hujan Rancangan
Metode yang digunakan dalam menghitung curah hujan rancangan adalah Log Pearson tipe
III
logXi
i l
Log X = …………………. (2.c)
n
Si =
(logXi logX) 2
………………… (2.d)
n 1
e. Hitung logaritma hujan atau banjir dengan periode ualang dengan rumus
f. Log X = Log X + G. S…………………… (2.f)
g. Harga G tergantung dari koefisien skew (Cs) dan tingkat probabilitasnya, pada tabel
yang merupakan nilai – nilai distribusi log pearson III.
h. Menghitung harga curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu dengan
antilog X.
i. X = Invers log X
Uji kecocokan
Uji Chi-Kuadrat
Pengambilan keputusan dari uji ini menggunakan parameter X 2, yang dapat dihitung dengan
rumus berikut :
G O i E i 2 ……………….. (2.g)
X 2h Σ (Suripin, 2004:57)
i 1 Ei
Keterangan :
33
G = Jumlah sub kelompok.
1. Apabila peluang lebih dari 5%, maka persamaan distribusi yang digunakan dapat diterima.
4. Apabila peluang kurang dari 1%, maka persamaan distribusi yang digunakan tidak dapat
diterima.
5. Apabila peluang berada diantara 1-5%, maka tidak mungkin mengambil keputusan, misal
perlu data tambahan.
Uji Smirnov-Kolmogorov
1. Urutkan data (dari besar ke kecil atau sebaliknya) dan tentukan besarnya peluang dari
masing-masing data tersebut
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
2. Urutkan nilai masing-masing peluang teoritis dari hasil penggambaran data (persamaan
distribusinya)
X1 = P(X1)
X2 = P(X2)
3. Dari kedua nilai tersebut, tentukan selisih terbesarnya antar peluang pengamatan dengan
peluang teoritis.
34
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu. Intensitas Curah
Hujan dapat dibuat dengan Rumus Mononobe, rumus ini digunakan apabila data hujan
jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian. Rumus yang digunakan
adalah:
2
R 24 3
I 24 ……………….(2.h) (Suripin, 2004 : 67)
24 t
Keterangan :
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan oleh air hujan untuk mengalir dari
titik terjauh pada suatu daerah pengaliran menuju titik tertentu yang ditinjau sehingga akan
didapatkan debit yang maksimum. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan membedakannya
menjadi dua komponen yaitu waktu konsentrasi terdiri dari waktu yang dibutuhkan oleh air
hujan untuk mengalir diatas permukaan tanah ke saluran yang terdekat (to) dan waktu yang
diperlukan air hujan mengalir di dalam saluran (td), sehingga :
t c .t o . .t d (Suripin,2004 : 82)
2 n
to .x.3,28.x. L.x. menit …………(2.i) (Suripin, 2004 : 82)
3 S
Ls
td menit………………………….. (2.j) (Suripin, 2004 : 82)
60V
Keterangan :
td = Waktu aliran pada saluran dari satu titik ke titik lainnya (menit).
35
n = Angka kekasaran Manning
S = Kemiringan lahan.
Besarnya debit banjir rencana air hujan diatas permukaan tanah (limpasan hujan) ke
saluran air hujan air hujan yang ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
Keterangan :
Debit air kotor adalah debit yang berasal dari buangan aktivitas penduduk seperti
mandi, cuci dan lain-lain baik dari lingkungan rumah tangga, bangunan (fasilitas) umum atau
instansi, bangunan komersial, dan sebagainya.
36
Tabel Pembuangan Limbah Cair Rata-Rata Per Orang Setiap Hari
Volume Limbah
Beban BOD
Jenis Bangunan Cair
(gram/orang/hari)
(liter/orang/hari)
Daerah Perumahan : - -
200 50
Sekolah :
60 20
Restoran :
15 15
Terminal transportasi :
- Tiap pegawai. 60 25
- Tiap penumpang.
20 10
37
Rumah sakit. 600 - 1200 30
Kantor 60 25
Analisis Hidrolika
1. Segiempat/persegi
2. Lingkaran
D
h
38
Manning
2 1
1
V= R 3 . S 2 …………………….(2.m)
n
A
R= …………………………….(2.n)
P
Q= V . A ………………………......(2.o)
Keterangan :
n = Koefisien kekasaran
R = Radius hidrolik
S = Kemiringan saluran
Jagaan suatu saluran adalah jarak vertikal dari puncak saluran ke permukaan air pada
kondisi rencana. (Chow 1985:158 )
1. Kecepatan Maksimum adalah kecepatan rata-rata terbesar yang tidak akan menimbulkan
erosi pada tubuh saluran. (Chow 1984:164)
39
Jenis Aliran
Aliran dikatakan kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan kritis (
kecepatan yang diijinkan ). Jika kecepatan aliran lebih kecil daripada kecepatan kritis (Fr <
1), maka alirannya disebut subkritis, sedangkan jika kecepatan alirannya lebih besar daripada
kecepatan kritis, maka alirannya disebut superkritis (Fr > 1).(Anggrahini,1997:47)
Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalah bilangan Froude (Fr)
yaitu perbandingan antara kecepatan dengan gaya gravitasi. Bilangan Froude untuk saluran
didefinisikan sebagai :
V (Anggrahini,1997:47)
Fr
g.x.h
Keterangan :
Jenis-jenis Pasangan
Banyak bahan yang dapat dipakai untuk pasangan saluran. Tetapi pada prakteknya di
Indonesia hanya ada tiga bahan yang dianjurkan pemakaiannya:
- Pasangan batu
- Beton, dan
- Tanah (KP-03, 1986:36).
Bangunan Pelengkap
Gorong-gorong
x
y
r
D
d
40
Curah hujan daerah adalah curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan,
bukan curah hujan pada satu titik tertentu. Data yang digunakan dalam perhitungan ini adalah
data akhir hasil konsistensi yang homogen. Dalam perencanaan ini metode perhitungannya
digunakan metode rata-rata aljabar karena data yang digunakan merupakan data hujan harian
maksimum tiap tahun.
RATA-
No Tahun STASIUN STASIUN STASIUN RATA
3 1999 64 80 92 78,667
4 2000 96 91 84 90,333
Pengolahan Data
Setelah menghitung curah hujan daerah kemudian dihitung besarnya curah hujan
rancangan dengan Metode Log Pearson type III.
Tabel 4: Perhitungan Curah Hujan Daerah dengan Log Person Tipe III
41
Log X - Log
X
(Log X - (Log X - Log
Curah X P(%) Log X Log X)² X)³
Hujan
Cs -0,03
Uji kecocokan
Uji Chi-Kuadrat
Uji Chi-Kuadarat digunakan untuk menentukan apakah persamaan distribusi yang telah
dipilih dapat mewakili distribusi statistik sampel data yang dianalisis.
X X (X em-X
n Tahun empiris teoritis t)2/X t
42
a B c d e
970,496
∑x² 1,2428
ΣX2 tabel lebih besar daripada ΣX2 hitung, maka distribusi yang dipakai sesuai.
Uji Smirnov-Kolmogorov
No Ch P P [ΔP]
43
5 95,852 45,455 58,0 -0,125
n = 10
1. Blok NC Saluran 7 - 8
2. Jenis saluran = Tersier→TR = 5 Tahun
3. Ls (panjang saluran) = 30,000 m
4. L (panjang limpasan) = 15,000
a. Jalan = 4,5 m (jarak as jalan ke saluran)
5. A (Luas) = 450,000 m2
a. Jalan = 135,000 m2
b. Blok = 450,000 m2
6. S (kemiringan limpasan)
a. Jalan = 0.02
b. Blok = 0,005
7. n (Koefisien kekasaran)
a. Jalan = 0.013
b. Blok = 0,02
44
8. C (koefisien limpasan)
a. Jalan = 0,8 aspal
b. Blok = 0,6
11. to (waktu yang diperlukan air untuk mengalir di permukaan lahan (waktu limpasan)
menuju saluran terdekat)
2 n
to .x.3,28.x. L.x.
3 S
2 n
to jalan .x.3,28.x. L.x.
3 S
2 0,016
to jalan .x.3,28.x. 6,000.x.
3 0,020
= 1,095 menit
2 0,030
toblok .x.3,28.x. L12,750x.
3 0,005
= 1,025 menit.
12. td (waktu aliran pada saluran dari satu titik ketitik lainya)
Ls
td menit
60V
108,750
td jalan
60.x.0,600
= 0,833 menit.
45
108,750
td blok
60.x.0,400
= 1,25 menit
t c .t o . .t d
tc jalan = to + td
= 1,095 + 0,833
tc blok = to + td
= 1,025 + 1,25
Untuk menghitung intensitas curah hujan digunakan rumus Mononobe, karena data yang ada
adalah data curah hujan harian.
Rumus Mononobe
2
R 24 3
I 24 (Suripin,2004:67)
24 t
Keterangan :
46
Contoh perhitungan
2
R 24 3
I 24
24 t
2
117,489 24 3
I jalan
24 0,032
= 376,817 mm/jam.
2
117,489 24 3
I blok
24 0,038
= 337,521 mm/jam
Q = 0,00278 x C x I x A
= 0,036 m3/dtk.
= 0,003472222 lt/org/jam
= 0,000003472 m3/org/detik.
Pada saluran 7 – 8
47
4. Banyaknya penghuni : 5 orang/rumah
5. Jumlah penghuni total : 10 orang
6. Debit air kotor (Q) : 10 x 0,000003472
: 0,0000347 m3/dtk.
Debit total saluran drainase adalah penjumlahan dari debit air hujan dan debit air kotor
dari rumah tangga.
1. Saluran :7–8
2. Saluran sebelumnya :-
7. Debit total : Q1 + Q2
: (0,025+0,010) + 0,0000347
: 0,035 m3/detik.
Contoh perhitungan 2
1. Saluran :8–9
3. Q 7 – 8 : 0,0367 m3/detik.
48
8. Debit total : Q1 + Q2 + Q7 - 8
: 0,093 m3/detik.
elevasi.7 .elevasi.8
- Kemiringan tanah asli =
Ls
17,640 17,600
= m
30,000
= 0,0013
B
- Dipakai tinggi (h) =
2
0,8
= = 0,4 m.
2
= 0,8.0,4
= 0, 32 m2
= 0,8 + 2.0.4
= 1.6 m
A
-Jari-jari hidraulik (R) =
P
49
0.24
=
1 .4
= 0.2 m
Dari tabel 2.9 untuk nilai n bata dalam adukan semen nilainya 0,025
= 0,493 m/dt
Kecepatan yang dizinkan antara 2 m/detik sampai 0,6 m/detik, sehingga kecepatan
aliran tidak memenuhi namun lebar bisa dipakai. Jadi penyelesaiannya dengan cara
mengurangi elevasi akhir sebesar 0.03 m.
= 0,012
2 1
1
V = .x.R 3 .x.s 2
n
2 1
1
= .x.0,20 3 .x.0,012 2
0,025
= 1,478 m/dt
= 1,478 x 0,32
= 0,473 m/dt
50
- Q rencana = 0,035 m/dt
Karena debit hitung lebih besar dari debit rencana maka dimensi yang direncanakan bisa
dipakai.
V 1,478
- Bilangan froude (Fr) = = = 0,747
g.x.h 9,8.x.0,4
Fb = 0.33 x h
= 17.640 – 0,14
= 17,500 m.
= 17,460 m.
= 17,500 – 0,40
= 17,100 m
= 17,60 m
51
Elevasi Atas Pasangan Awal
= Elevasi muka air awal + Fb (titik 7)
= 17,500 + 0,14
= 17,640
= 17,46 + 0.14
= 17,60 m
1. Blok = NB
2. Saluran titik awal = 38
3. Saluran titik akhir = 67
4. Jenis saluran = gorong-gorong
5. Saluran sebelumnya = 21 - 38 , 73 – 38 ( Q = 0,334 )
6. Panjang lintasan aliran di dalam saluran/sungai (Ls) = 8,000 m
7. Elevasi muka tanah asli awal = 12,750 m
8. Elevasi muka tanah asli akhir = 12,710 m
x
y
r
D a
52
Alternatif 1 :
= 0,246 m2
- P = 4,5 r
= 4,5 . 0,30
= 1,35 m
- R = 0,608 r
= 0,608. 0,30
= 0,18
12,75 12,71
= = 0,005
8
1 2
= 0,183 3 0,005
0,013
= 1,75 m/detik
Kontrol debit :
Q = V. A
= 1,75. 0,246
53
Alternatif 2 :
Fb = D – h h = 0.814 D (SNI)
= 0,60 – 0,48
= 0.12 m
y = 0,18 m
r = 0,30 cm
18
Cos a =
30
a = 53,15 o
β = 360 – 2 a
2a
L = x r 2
360
254
= x r 2
360
= 0.199
x
sin α =
r
x
sin 53,15 =
r
x = 0,799 r = 0,239
1
L = xy
2
1
= 0,239 x 0,18x
2
= 0,022
L (A) =L +2L
54
= 0,199 + 2 x 0,022
= 0,243
P = x 2r
360
254
= x 2r
360
= 1,31
A
R =
P
0,243
=
1,31
= 0,21
12,75 12,71
= = 0,005
8
Kontrol s
2 1
1
- Kecepatan aliran dalam saluran (V) = .x.R 3 .x.s 2
n
2 1
1
2 = .x.0,213.x.s 2
0,013
s = 0.00547
= 1,94 m/dt
55
Kecepatan yang dijinkan antara 2 m/detik sampai 0,6 m/detik, sehingga kecepatan
aliran memenuhi.
- Kontrol Debit :
Q =VxA
= 1,94 x 0,243
= 0,45 m³/detik
Debit hitung lebih besar dari debit rencana maka diameter dan kemiringan bisa
dipakai.
56
Keterangan :
= Lebar : 1,00 m ; Tinggi : 0.50 m
= Lebar : 0,60 m ; Tinggi : 0.30 m
= Lebar : 0,80 m ; Tinggi : 0.40 m
= Lebar : 0,70 m ; Tinggi : 0.35 m
57
BAB VI
6.1 Pendahuluan
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai
serangkaian bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air
dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air
yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang
ditimbulkan oleh kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum
yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman,
bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke
badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan.
Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk
memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.
58
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana
banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang
ada dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan
sebagai ilmu drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat
kaitannya dengan kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.
Sistem gravitasi
Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang
lebih rendah secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah
Sistem Bertekanan
Sistem yang menggunakan alat ( pompa ) karena saluran umum
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di
kumpulkan terlebih dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di
pompakan keluar ke roil umum. Sistem ini mahal, tetapi biasa di gunakan
pada bangunan yang mempunyai alat – alat plambing di basement pada
bangunan tinggi / bertingkat banyak.
SUMUR RESAPAN
Sumur resapan dibuat dengan tujuan untuk mengalirkan air buangan dari permukaan tanah ke
akuifer air tanah. Alirannya berlawanan dengan sumur pompa, tetapi konstruksi dan cara
pembangunannya mungkin dapat saja sama. Pengimbuhan sumur akan lebih praktis apabila
terdapat akuifer tertekan yang dalam dan perlu untuk diimbukan, atau pada suatu kawasan
kota yang memiliki lahan yang sempit/terbatas. Kriteria perancangan sumur resapan:
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam
atau labil.
2. Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic
tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.
59
3. Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di bawah
permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada
musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air)
minimal 2,0 cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air
setinggi 2 cm.
Cara pembuatan sumur resapan air pada rumah dengan talang air adalah sebagai berikut:
1. Buat sumur dengan diameter 80-100 cm sedalam 1,5 m namun tidak melebihi muka air
tanah.
2. Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan bata kosong (tanpa
plesteran) atau pasangan batu kosong.
3. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang ke dalam sumur
resapan dengan menggunakan pipa paralon.
4. Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang berfungsi membuang
limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa pembuangan harus lebih
tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
6. Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton. Di atas plat beton ini dapat diurug
dengan tanah.
1. Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 cm.
Kedalamannya sekitar 100 cm atau sampai melampaui muka air tanah jika dibuat
tanah yang mempunyai permukaan air dangkal. Jarak antar lobang antara 50-100 cm.
60
2. Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2-3 cm setebal 2 cm.
3. Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, atau
dedaunan.
4. Sampah organik perlu ditambahkan jika isi lubang sudah berkurang atau menyusut
akibat proses pelapukan.
5. Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau
bersamaan dengan pemeliharaan lubang.
61
6.3. Contoh gambar desain
62
Skema umum sistem
pembuangan bertekanan
63
Skema umum sistem sumur
resapan
64
BAB VII
7.1. Pendahuluan
Drainase pada lapangan golf memiliki peranan vital bagi keadaan tanah, tanah yang
menggenang dapat menyebabkan tanah tergulung dan berlumpur.
Dalam kasus ini sistem drainase menggunakan Struktur multi-Flow dan bentuk
menyediakan drainase yang unik keuntungan. Profil datar menyediakan luas permukaan yang
unggul yang memungkinkan lebih kesempatan bagi air untuk memasuki sistem. Its unggul
kekuatan secara signifikan mengurangi risiko yang hancur. Dan yang karakteristik aliran
internal memungkinkan air untuk meninggalkan area hijau cepat. Selain itu, tidak perlu
trenched dalam tetapi hanya digulung di atas sub-kelas di mana ia terletak jauh dari
jangkauan pemotong gelas dan coring peralatan. Kebijaksanaan konvensional telah sering
65
ditempatkan garis drainase kolektor hanya di titik rendah dari basis sub-hijau. Asumsinya
adalah bahwa karena air akan menemukan daerah dataran rendah tetap dan karena hijau
memungkinkan air bergerak bebas, ini adalah semua yang diperlukan. Praktek ini
mengabaikan efek bahwa air bergerak telah di struktur hijau. Bergerak air membawa partikel
halus dengan itu. Semakin banyak air yang bergerak dan kecepatan lebih tinggi pada yang
bergerak, tanah lebih akan membawa dengan itu. Instalasi pembuangan baris lebih lanjut
selain membutuhkan yang bergerak air dalam volume yang lebih besar ke tempat
pengumpulan yang lebih sedikit. Hal ini mengakibatkan migrasi besar tanah yang
menyebabkan istirahat down dari struktur tanah dan potensi pemblokiran jalur
drainase.Drainase pada hijau golf harus lembut dan menyeluruh. Pola intensif menurunkan
kecepatan air gerakan dan akibatnya melindungi integritas rapuh struktur hijau. Penyebaran
baris drainase di atas seluruh sub-kelas dari hijau berarti air memiliki kurang jarak perjalanan
dan hasil dalam migrasi tanah kurang. Tapi menemukan garis dekat bersama-sama juga
memastikan prompt dan menyeluruh drainase. Lihatlah pembuluh darah di bagian belakang
sisi daun untuk model drainase efektif. Semakin sedikit air perlu jarak perjalanan untuk
mencapai jalan keluar, semakin baik drainase tersebut. Intensif berpola drainase
memungkinkan untuk menghilangkan sejumlah besar air dalam waktu singkat tanpa
mengganggu struktur tanah. Dua filter terpisah menjamin bahwa sistem drainase akan tidak
gagal jarum-meninju geotekstil bungkus mencegah pasir dari memasuki saluran aliran. Dua
inci yang bersih, pasir sangat kasar efektif melindungi geotekstil dari penyumbatan akibat
lumpur dan denda tanah lainnya.
Sistem Desain dan Tata Letak Ketika merancang drainase untuk hijau, utama Multi- Arus
kolektor harus berbaring horizontal pada sub-kelas dan ditempatkan di sepanjang garis jatuh
maksimal. A 4 "diameter Pipa PVC harus ditempatkan langsung di bawah utama line, keluar
hijau pada akhir rendah. Tee PVC harus dipasang di jalur PVC, mengarah ke atas, pada setiap
lokasi menurut Pola intensif di sebuah herringbone kerahasiaan guration menyediakan
drainase seragam untuk setiap bagian dari green.
66
7.3. Contoh Rencana Saluran Drainase
67
DAFTAR PUSTAKA
68