Anda di halaman 1dari 35

DRAINASE JALAN

RAYA
KELOMPOK 8

1. Cecilia Putri Sandy


2. Een Suhaerni
3. Fitriani Dwi Ramadhani
4. Liana Nurmalitasari
Pengertian Drainase Jalan
Sistem drainase merupakan serangkaian
bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi
dan atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan ke badan air (sungai dan danau) atau
tempat peresapan buatan.
Jenis Drainase Jalan
a. Drainase permukaan : ditujukan untuk
menghilangkan air hujan dari permukaan
jalan sehingga lalu lintas dapat melaju
dengan aman dan efisien serta untuk
meminimalkan penetrasi air hujan ke dalam
struktur jalan.
b. Drainase bawah permukaan : berfungsi
untuk mencegah masuknya air dalam
struktur jalan dan/atau menangkap dan
mengeluarkan air dari struktur jalan.
DRAINASE PERMUKAAN
 Fungsi utama:
1. Membawa air hujan dari permukaan jalan ke
pembuangan air
2. Menampung air tanah (dari subdrain) dan air
permukaan yang mengalir menuju jalan
3. Membawa air menyeberang alinemen jalan
secara terkendali.
 Fungsi 1 & 2 dikendalikan oleh komponen drainase
MEMANJANG, fungsi 3 memerlukan bangunan
drainase MELINTANG.
Drainase
permukaan
tepi jalan raya
Periode Ulang Debit Rencana

Periode Ulang
Klas Jalan
(tahun)

Jalan tol (expressways) 100


Jalan arteri (arterial roads) 50
Jalan pengumpul (collector roads) 50
Jalan penghubung (access roads) 25
Drainase Memanjang
 Permukaan jalan harus dibuat dengan kemiringan
melintang yang cukup untuk membuang air hujan
secepatnya, dan permukaan jalan harus berada di
atas permukaan air tanah setempat.
 Bangunan drainase memanjang :
1. Parit/selokan (ditch)
2. Talang (gutters)
3. Saluran menikung keluar (turnouts)
4. Saluran curam (chutes)
5. Parit intersepsi (intercepting ditch)
Parit/selokan (ditch)
Talang (gutters)
Saluran menikung
keluar (turnout)
Saluran curam (chute)
Drainase Melintang
 Tipe drainase melintang :
1. Fords
2. Drifts
3. Gorong-gorong (culvert)
4. Jembatan
Fords Fords
Gorong-gorong
(culvert)
Drainase Bawah Permukaan
Jalan Raya

 Drainase bawah permukaan jalan raya


terutama berfungsi untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam struktur
jalan sehingga tidak sampai menimbulkan
kerusakan pada jalan.
Cara Air Masuk
 Air masuk ke dalam struktur perkerasan
berupa penetrasi air hujan melalui retak-
retak, sambungan, permukaan perkerasan,
bahu jalan, hasil infiltrasi air tanah dari muka
air tanah yang tinggi, akuifer yang terpotong,
dan sumber air lokal.
Pengaruh Air pada Perkerasan
Jalan
 Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan
tanah subgrade.
 Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada
perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan
dan kerusakan bahu jalan.
 Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan
kendaraan menyebabkan penyedotan material halus
pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang
mengakibatkan hilangnya daya dukung.
 Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan
penelanjangan campuran aspal dan daya tahan
keretakan beton.
 Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah
yang bergelombang.
Metode Pengendalian Air Pada
Perkerasan
1. Mencegah air masuk ke dalam perkerasan
2. Menyediakan sistem drainase yang dapat
membuang air secepatnya
3. Membangun perkerasan yang cukup kuat
untuk bertahan terhadap kombinasi
pengaruh beban dan air.
1. Pencegahan
a. Memerlukan penangkap air tanah (interceptor).
b. Memerlukan penutup permukaan perkerasan

Untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke


dalam perkerasan, diperlukan sistem
drainase permukaan yang bagus. Untuk
melayani drainase permukaan, permukaan
jalan ke arah melintang pada semua
penampang dibuat miring ke arah luar,
kecuali superelevasi pada tikungan yang
mengarahkan semua air ke arah dalam.
Kemiringan Melintang Jalan
Bagian Konstruksi Jalan Kemiringan

 Perkerasan jalan 1,5 – 3 %


 Bahu jalan 3–6%
 Parit 25 – 50 %
2. Pembuangan Air
Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur
perkerasan melalui infiltrasi atau air tanah, air
tersebut harus dibuang secepatnya sebelum
menyebabkan kerusakan. Ada 3 jenis yang dapat
diterapkan, secara individu atau kombinasi, yaitu :
a. Lapisan drainase atau blanket
b. Drainase memanjang
c. Drainase melintang
Bahu

Base course sbg


drainage blanket Subbase sbg filter

(a) Drainase memanjang (b) Drainage Blanket


dg pipa pengumpul diperpanjang sampai
sisi
 Lapisan drainase yang berfungsi menangkal
infiltrasi permukaan dapat dikombinasikan
dengan drainase memanjang dan pipa outlet
(Gambar a).
 Lapisan drainase dapat diperpanjang sampai
ke sisi paling luar dari jalan (Gambar b).
 Untuk mengurangi intrusi material lembut,
semua material di sekeliling lapisan drainase
dan drainase memanjang dilapisi filter.
Perkerasan yang Kuat
 Penggunaan HMA dan PCC yang tebal dapat mengurangi
tekanan hidrodinamis dan pengaruh perusaknya secara
signifikan.
 Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal untuk
keseluruhan ketebalan.
 Pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama masuknya
kelengasan dan menjenuhkan butiran dasar.
 Jika tak dilengkapi lapisan drainase, perencanaan
ketebalan harus berdasarkan tanah dasar jenuh.
 HMA : Hot Mixed Asphalt
PCC : Portland Cement Concrete
Muka air tanah asli
Tanah Asli Pemotongan lereng
rencana

Lengkung drawdown

Lengkung drawdown dg
3 drainase Lengkung drawdown dg
hanya 2 drainase tepi
(bagian putus-putus
memperlihatkan lokasi
teoritis garis preatik)

Batuan dasar
Prosedur Perencanaan
 Dua langkah utama :
1. Memperkirakan inflow
2. Menentukan kapasitas drainase
1. Memperkirakan Inflow
 Sumber utama inflow adalah
1. Infiltrasi
2. Rembesan air tanah.
Infiltrasi
 Laju infiltrasi :

 Nc W 
qi  I c   c   kp
W 
 p W pCs 
Ic : laju infiltrasi retakan
Nc : jumlah retak memanjang
Wp : lebar perkerasan yang menyumbang infiltrasi
Wc : panjang retakan atau sambungan (joint)
Cs : jarak antar retakan atau sambungan
Kp : laju infiltrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak
mengalami retak-retak yang besarnya sama dengan
koefisien permeabilitas HMA atau PCC
Asumsi (menurut Ridgeway, 1982)
 Nc = N + 1
 Wc = Wp
 Kp = 0
 Laju infiltrasi = 0,01

 Wp 
q  qiW p  0,01 N  1  
 Cs 
 q : debit (m3/jam/m)
 Cs : jarak sambungan perkerasan beton, untuk
perkerasan aspal Cs = 12,2 m.
Contoh hitungan
 Perkerasan jalan dua jalur mempunyai lebar 7,5 m dan jarak
antar sambungan 5,0 m. Hitung infiltrasi permukaan q.
 Penyelesaian :
N=2
Wp = 7,5 m
Cs = 5,0 m

 7,5  3
q  0,01 2  1    0,045m / jam / m
 5 
= 0,006 m3/jam/m2 ≈ 6 mm/jam
Rembesan Air Tanah
 Dibedakan menjadi 2 :
1. aliran di atas dasar lapisan drainase, q1
2. aliran di bawah lapisan drainase, q2
k (H  H o ) 2
q1 
2 L1

q2 dicari dari grafik.


 Drainase merupakan salah satu faktor
terpenting dalam perencanaan jalan raya
 Faktor drainase jalan belum mendapatkan
perhatian yang cukup dari para ahli jalan.

Anda mungkin juga menyukai