Anda di halaman 1dari 49

DRAINASE JALAN RAYA

5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 1


I. TUJUAN
 Mencegah terkumpulnya air hujan (genangan) yang dapat
mengganggu transportasi.
 Menjaga kadar air tanah badan/pondasi jalan tersebut
berumur panjang (masa layan).
 Mencegah berkurangnya kekuatan bahan-bahan penutup.
 Mengurangi perubahan volume tanah dasar.
 Mencegah kerusakan pada perkerasan rigid dan mencegah
timbulnya gelombang pada perkerasan fleksibel.
 Mencegah erosi tanah.
 Mencegah kelongsoran lereng.
 Menambah keindahan kota.

5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 2


II. KRITERIA PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
 Luas daerah yang akan dikeringkan.
 Perkiraan hujan maksimum.
 Kemiringan dari daerah sekitarnya dan kemungkinan
pengalirannya, serta pembuangannya
(geomorfologi/bentuk permukaan tanah).
 Karakteristik tanah dasar termasuk permabilitas dan
kecenderungan mengikis tanah lain.
 Persentase dari air tanah.
 Ketinggian rata-rata dari muka tanah.
 Kedalaman minimum dari permukaan tanah yang
dibutuhkan untuk melindungi pipa saluran drainase
dari beban lalulintas.
5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 3
 Sampai saat ini, faktor drainase jalan blm
mendapatkan perhatian yang cukup dari para
ahli jalan. Ada kesalahan presepsi bahwa
sistem drainase jalan yg bagus tdk diperlukan
lagi jk ketebalan didesain berdasarkan kondisi
jenuh.Secara teoritis, sistem drainase internal
tdk diperlukan jika infiltrasi dlm perkerasan
lebih kecil dibandingkan dgn kapasitas drainase
base, sub base dan subgrade.

4
 Berdasarkan fungsinya, drainase jalan
dibedakan menjadi drainase permukaan
dan drainase bawah permukaan. Drainase
permukaan ditujukan utk menghilangkan
air hujan dari permukaan jalan.
Sedangkan drainase bawah permukaan
berfungsi utk mencegah masuknya air
dalam struktur jalan dan mengeluarkan
air dari struktur jalan

5
1.Drainase Permukaan
Sistem drainase permukaan pada jalan
raya mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
membawa air hujan dari permukaan jalan
ke pembuangan air
menampung air tanah dan air permukaan
yang mengalir menuju jalan
membawa air menyebrang alinement
jalan secara terkendali

6
Dua fungsi yang pertama
dikendalikan oleh komponen drainase
memanjang, sementara fungsi ketiga
memerlukan bangunan drainase
melintang, spt culvert, gorong-gorong
dan jembatan.

7
Drainase Memanjang

Permukaan jalan harus dibuat dgn


kemiringan melintang yg cukup utk
membuang air hujan secepatnya, dan
permukaan jalan hrs berada di atas
permukaan air tanah setempat.
Kemiringan memanjang utk bahu jalan
diharuskan tdk kurang dari 0,3% dan utk
daerah yg sangat datar tidak kurang dari
0,2%.
8
Saluran terbuka di tepi jalan dpt dibedakan
berdasarkan fungsinya menjadi :
 Parit adalah saluran yg disediakan utk
membuang aliran air dari perkerasan jalan,
bahu jalan dan slope galian. Kemiringan
dindingnya tdk boleh lebih dari 1:4 (1 vertikal :
4 horizontal).
 Talang adalah saluran pada tepi perkerasan atau
bahu jalan yang di bentuk oleh curb. Talang dpt
dilapisi beton, batu bata, batu kali dll.
Kemiringan memanjang dan kedalam air yang
diizinkan sepanjang jalan yang ber-curb.
9
Parit/selokan (ditch)
Talang (gutters)
 Turnouts adalah saluran pendek yg menikung keluar dari
tepi jalan yg berfunsi utk membuang air dari saluran atau
talang. Jarak antara turnouts tergantung pada aliran,
kemiringan yg diizinkan, dan kemiringan daerahnya. Untuk
menghindari aliran yang menimbulkan erosi, ujung saluran
hrs dilebarkan.

 Chutes adalah adalah saluran terbuka berlining yg


berfungsi untuk membawa air dari parit menuruni lereng
urugan. Inlet chutes hrs direncanakan utk mencegah
terjadinya limpasan yg dpt mengakibatkan erosi pada
lereng.

 Intercepting ditchs terletak dilahan alamiah didekat


ujung lereng galian utk menampung aliran dari bukin
sebelum mencapai jalan. Berfungsi utk menurunkan
genangan pada jalan.
12
Saluran menikung
keluar (turnout)
Saluran curam (chute)
Drainase Melintang
Saluran melintang sering menelan biaya yg
cukup besar, Sejauh dpt memilih lokasi
persilangan dgn sungai, dianjurkan utk
meletakkan lokasi persilangan pd :
 bagian sungai yg lurus dan jauh dari tikungan
 sejauh mungkin dari pertemuan anak sungai yg
cukup besar
 bagian sungai dgn tebing dan tanggul yg bagus
 lokasi dimana dpt dibuat jalan lurus dgn
pandangan yg cukup luas
 lokasi dimana dpt dibuat persilangan tegak
lurus
15
Untuk menentukan tipe persilangan dgn
drainase melintang diperlukan data
hidrologi, dan prediksi arus lalu lintas,
dapat berupa :
- fords
- drifts
-gorong-gorong
- jembatan

16
Fords Fords
Gorong-gorong
(culvert)
 Inlet
 Terdapat 2 tipe utama, dengan
banyak pola (variasi) yang tersedia
dipasaran untuk setiap tipenya,
yaitu:
 Grated Inlet, yaitu bukaan didasar
selokan dengan dilindungi oleh
“grate” (jeruji)
20
 Curb-opening inlet, yaitu bukaan di
permukaan curb. Bukaan ini hanya
effektif apabila permukaan curb
tersebut tegak lurus (ingat tinggi
tekanan air)
 Gambar ke dua tipe inlet dapat
dilihat pada buku Linsley

21
 Penempatan Inlet
 Penempatan inlet pada jalan raya se-
penuhnya ditentukan oleh perencana.
Dalam merencanakan jalan raya, salah
satu kriteria yang dipergunakan untuk
drainase adalah bahwa lebar selokan
yang diijinkan adalah 6 ft (1.8 m).
Dengan kriteria ini inlet diperlukan
apabila aliran air di pinggir jalan
(selokan) telah lebih lebar dari kriteria
tersebut (1.8 m).

22
 Dilingkungan perumahan jumlah
inlet maksimum adalah 4 buah dise-
tiap perempatan jalan.Dengan
penga-turan ini aliran air hanya
berasal dari 1 blok saja. Pengaturan
yang lebih murah adalah
menyediakan hanya 2 inlet ditiap
perempatan, & ditempatkan di sudut
yang tinggi.

23
 Untukdaerah hulu,agar lebih
ekono-mis, inlet diletakkan
setelah beberapa blok, sehingga
mengurangi panjang saluran.

24
2. Drainase Bawah Permukaan
Pengaruh air pada perkerasan jalan
Pengaruh air yg terperangkap didalam struktur perkerasan
jalan , al:
 air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan tanah
subgrade
 air menyebabkan penyedotan pd perkerasan beton yg dpt
menyebabkan retakan dan kerusakan bahu jalan
 dgn tekanan hidrodinamik yg tinggi akibat pergerakan
kendaraan, menyebabkan penyedotan material halus pada
lapisan dasar perkerasan fleksibel yg mengakibatkan
hilangnya daya dukung
 kontak dgn air yg menerus dpt menyebabkan penelanjangan
campuran aspal dan daya tahan keretakan beton
 air menyebabkan perbedaan peranan pada tanah yg
bergelombang
25
Metode pengendalian air pada perkerasan
Cara pengendaliannya ada 3 cara :
1) Pencegahan
2) Pembuangan air, ada tiga yang dpt
diterapkan :
- lapisan drainase
- drainase memanjang
- drainase melintang
3) Perkerasan yang kuat

26
Drainase Bawah Permukaan
Jalan Raya

 Drainase bawah permukaan jalan raya


terutama berfungsi untuk menampung dan
membuang air yang masuk ke dalam
struktur jalan sehingga tidak sampai
menimbulkan kerusakan pada jalan.
Cara Air Masuk
 Air masuk ke dalam struktur perkerasan
berupa penetrasi air hujan melalui retak-
retak, sambungan, permukaan perkerasan,
bahu jalan, hasil infiltrasi air tanah dari
muka air tanah yang tinggi, akuifer yang
terpotong, dan sumber air lokal.
Pengaruh Air pada Perkerasan
Jalan
 Air menurunkan kekuatan material butiran lepas dan
tanah subgrade.
 Air menyebabkan penyedotan (pumping) pada
perkerasan beton yang dapat menyebabkan retakan
dan kerusakan bahu jalan.
 Tekanan hidrodinamik yang tinggi akibat pergerakan
kendaraan menyebabkan penyedotan material halus
pada lapisan dasar perkerasan fleksibel yang
mengakibatkan hilangnya daya dukung.
 Kontak dengan air yang menerus dapat menyebabkan
penelanjangan campuran aspal dan daya tahan
keretakan beton.
 Air menyebabkan perbedaan tekanan pada tanah
yang bergelombang.
Metode Pengendalian Air Pada
Perkerasan
1. Mencegah air masuk ke dalam perkerasan
2. Menyediakan sistem drainase yang dapat
membuang air secepatnya
3. Membangun perkerasan yang cukup kuat
untuk bertahan terhadap kombinasi
pengaruh beban dan air.
1. Pencegahan
a. Memerlukan penangkap air tanah (interceptor).
b. Memerlukan penutup permukaan perkerasan

Untuk meminimalkan infiltrasi air permukaan ke


dalam perkerasan, diperlukan sistem
drainase permukaan yang bagus. Untuk
melayani drainase permukaan, permukaan
jalan ke arah melintang pada semua
penampang dibuat miring ke arah luar,
kecuali superelevasi pada tikungan yang
mengarahkan semua air ke arah dalam.
Kemiringan Melintang Jalan
Bagian Konstruksi Jalan Kemiringan

⚫ Perkerasan jalan 1,5 – 3 %


⚫ Bahu jalan 3–6%
⚫ Parit 25 – 50 %
2. Pembuangan Air
Pada peristiwa masuknya air ke dalam struktur
perkerasan melalui infiltrasi atau air tanah, air
tersebut harus dibuang secepatnya sebelum
menyebabkan kerusakan. Ada 3 jenis yang dapat
diterapkan, secara individu atau kombinasi, yaitu
:
a. Lapisan drainase atau blanket
b. Drainase memanjang
c. Drainase melintang
Bahu

Base course sbg


drainage blanket Subbase sbg filter

(a) Drainase memanjang (b) Drainage Blanket


dg pipa pengumpul diperpanjang sampai
sisi
 Lapisan drainase yang berfungsi menangkal
infiltrasi permukaan dapat dikombinasikan
dengan drainase memanjang dan pipa outlet
(Gambar a).
 Lapisan drainase dapat diperpanjang sampai
ke sisi paling luar dari jalan (Gambar b).
 Untuk mengurangi intrusi material lembut,
semua material di sekeliling lapisan
drainase dan drainase memanjang dilapisi
filter.
Perkerasan yang Kuat
 Penggunaan HMA dan PCC yang tebal dapat mengurangi
tekanan hidrodinamis dan pengaruh perusaknya secara
signifikan.
 Sangat dianjurkan untuk membuat perkerasan aspal
untuk keseluruhan ketebalan.
 Pergerakan uap dapat menjadi penyebab utama
masuknya kelengasan dan menjenuhkan butiran dasar.
 Jika tak dilengkapi lapisan drainase, perencanaan
ketebalan harus berdasarkan tanah dasar jenuh.
 HMA : Hot Mixed Asphalt
PCC : Portland Cement Concrete
Prosedur Perencanaan
 Dua langkah utama :
1. Memperkirakan inflow
2. Menentukan kapasitas drainase
1. Memperkirakan Inflow
 Sumber utama inflow adalah
1. Infiltrasi
2. Rembesan air tanah.
Infiltrasi
 Laju infiltrasi :

 Nc W 
qi = I c  + c  + kp
W 
 p W pCs 
Ic : laju infiltrasi retakan
Nc : jumlah retak memanjang
Wp : lebar perkerasan yang menyumbang infiltrasi
Wc : panjang retakan atau sambungan (joint)
Cs : jarak antar retakan atau sambungan
Kp : laju infiltrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak
mengalami retak-retak yang besarnya sama dengan
koefisien permeabilitas HMA atau PCC
Asumsi (menurut Ridgeway, 1982)

 Nc = N + 1
 Wc = Wp
 Kp = 0
 Laju infiltrasi = 0,01

 Wp 
q = qiW p = 0,01 N + 1 + 
 Cs 
 q : debit (m3/jam/m)
 Cs : jarak sambungan perkerasan beton, untuk
perkerasan aspal Cs = 12,2 m.
Contoh hitungan
 Perkerasan jalan dua jalur mempunyai lebar 7,5 m dan jarak
antar sambungan 5,0 m. Hitung infiltrasi permukaan q.
 Penyelesaian :
N=2
Wp = 7,5 m
Cs = 5,0 m

 7,5 
q = 0,01 2 + 1 +  = 0, 045 m 3
/ jam / m
 5 
= 0,006 m3/jam/m2 ≈ 6 mm/jam
Rembesan Air Tanah
 Dibedakan menjadi 2 :
1. aliran di atas dasar lapisan drainase, q1
2. aliran di bawah lapisan drainase, q2

k (H − H o )2
q1 =
2 L1

q2 dicari dari grafik.


 Drainase merupakan salah satu faktor
terpenting dalam perencanaan jalan raya
 Faktor drainase jalan belum mendapatkan
perhatian yang cukup dari para ahli jalan.
Menentukan kapasitas drainase

Ada dua persyaratan yg hrs dipenuhi dlm perencanaan


lapisan drainase, yaitu :
- Aliran Tunak, dihitung dgn persamaan (Baber and
Sawyer, 1952) :
q = kH S + H/2L
dimana q adalah kapasitas debit lapisan drainase, k
permeabilitas lapisan drainase, S kemiringan lapisan
drainase, H ketebalan lapisan drainase dan L panjang
lapisan drainase.

- Aliran Tak Tunak, dihitung dgn rumus:


t50 = nc.L²/2k(H + SL)
44
III. LATIHAN SOAL
 Jalan dengan potongan melintang seperti pada Gambar
1 di bawah ini. Panjang jalan 200 m, koefisien limpasan
(C1) jalan = 0,7; C2 parkir = 0,9; C3 bahu jalan = 0,4 dan
intensitas hujan (I) rencana adalah 190 mm/jam.
 Pertanyaan:
1. Hitung besarnya debit limpasan jalan.
2. Hitung besarnya dimensi saluran, bila kemiringan
saluran sama dengan kemiringan jalan yaitu S =
0,003. Saluran dengan konstruksi pasangan batu kali
dengan nilai koefisien kekasaran Manning n = 0,02.
Bentuk saluran segi empat dengan tinggi saluran =
1,2 kali lebar saluran (H= 1,2B)

5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 45


III. LATIHAN SOAL

Gambar 1. Ilustrasi potongan melintang dan memanjang jalan

5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 46


III. LATIHAN SOAL
 Penyelesaian:
a. Menghitung debit limpasan jalan
A1 (luas area jalan) = 6 x 200 = 1.200 m2
A2 (luas area parkir) = 50 x 200 = 10.000 m2
A3 (luas area bahu jalan) = 2 x 200 = 400 m2
Total luas = 1.200 + 10.000 + 400
= 11.600 m2
Crata-rata = (0,7 x 1.200 + 0,9 x 10.000 + 0,4 x 400)/11.600
Crata=rata = 0,86

Debit Limpasan:
Q =CxIxA
= 0,86 x 190/3600 x 10-3 x 11.600
= 0,526 m3/det
5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 47
III. LATIHAN SOAL
b. Menghitung dimensi saluran
Rumus Manning:
1 2 / 3 1/ 2
V= R S
n
Q = VA
Q Q 0,526 0,526
A= = = = 2/3
V 1 R 2 / 3 S 1/ 2 1 2/3
R x 0,003 50 x 0, 054 xR
n 0,02
1,2 BxB
R= = 0,3529 B
(2,4 B + B )
Diperoleh B = 0,27 m, dan H = 0,33 m
5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 48
5/19/2020 Fasdarsyah, ST, MT 49

Anda mungkin juga menyukai