DRAINASE PERMUKAAN
Dibagi menjadi dua bagian:
a. Drainase memanjang
b. Drainase melintang
DRAINASE MEMANJANG
Faktor yang perlu diperhitungkan dalam pembangunan:
• Kemiringan minimum jalan raya
• memanjang minimum jalan raya (=0,3%, untuk tanah
sangat datar = 0,2%);
• Kemiringan melintang pada perkerasan jalan: 1,5-3%
• Kemiringan pada bahu jalan: 3-6%
• Kemiringan pada parit : 25-50%
PARIT/SELOKAN (DITCH)
Adalah saluran yang disediakan untuk membuang aliran air dari
perkerasan jalan, bahu jalan, slope galian dan timbunan.
Kedalaman saluran harus cukup
Biasa dilapisi (lining) Untuk saluran yang tidak dilapisi,
kemiringan dinding tidak boleh lebih dari 1:4 (1 vertikal : 4
horizontal) tidak boleh lebih curam, harus cukup landau
TALANG (GUTTER)
Adalah saluran pada tepi
perkerasan atau bahu jalan yang
dibentuk oleh depresi dangkal.
Biasa dilapisi beton, batu bata,
batu kali, atau material lain.
TURNOUT
Adalah saluran pendek yang
menikung keluar dari tepi jalan
yang berfungsi untuk membuang
air dari saluran atau talang tepi
jalan.
Ujung salurannya harus dilebarkan
untuk menghindari terjadinya
limpasan
CHUTE
Adalah saluran terbuka atau pipa yang
berfungsi untuk mengalirkan air dari
parit/talang tepi jalan menuruni lereng
urugan atau dari intercepting ditch
menuruni lereng galian.
INTERCEPTING DITCH
Terletak di lahan alamiah di dekat ujung
lereng galian atau sepanjang tepi jalan
untuk menampung aliran dari bukit
sebelum mencapai jalan.
DRAINASE MELINTANG
Dibuat untuk jalan yang melintasi sungai.
Pemilihan lokasi diupayakan pada:
Bagian sungai yang lurus dan jauh dari tikungan;
Sejauh mungkin dari pertemuan anak sungai yang cukup besar;
Bagian sungai dengan tebing dan tanggul yang bagus;
Lokasi dimana dapat dibuat jalan lurus dengan pandangan yang
cukup bebas;
Lokasi dimana dapat dibuat persilangan tegak lurus.
Tipe drainase melintang:
Ford;
Drift;
Gorong-gorong (culvert);
Jembatan.
FORD
Merupakan drainase pada persilangan sungai dan jalan yang paling
sederhana.
Dibuat jika:
Sungai memiliki dasar yang mantap
(tahan erosi & beban lain);
Aliran air sungai dangkal;
Arus sungai lemah;
Potensi banjir kecil; volume lalu lintas
<100 per hari.
Saluran dilapisi batu (gravel);
Digunakan untuk jalan penyeberangan
yang melintasi sungai dengan aliran
minimum sepanjang tahun (aliran sungai
lebih besar dibandingkan untuk drift).
Fords merupakan gabungan dari gorong-
gorong dan drift.
DRIFT
Drift merupakan metode yang
ekonomis dan efisie untuk melewatkan air
dari satu sisi jalan ke seberangnya.
Elevasi drift lebih rendah dari elevasi
air.
Dasar drift diperkuat dengan perkerasan
batu atau bisa juga dengan beton.
Drift hanya digunakan pada sungai
yang periode keringnya lama sepanjang
tahun.
Slope ideal = 5%
GORONG-GORONG (CULVERT)
Digunakan untuk membawa air dari saluran/sungai melewati bawah
jalan, atau membawa air dari parit di satu sisi jalan ke sisi jalan lainnya.
3) Drop inlet = penerima air dari tempat yang lebih tinggi di kaki bukit
sebelum memasuki gorong- gorong.
o Tinggi drop inlet = tinggi pipa + 40 cm
o Ketebalan dinding drop inlet = ketebalan pipa gorong-gorong
o Geometri : persegi
DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
Berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air yang masuk ke dalam
struktur jalan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan.
Dapat dilakukan dengan mengkombinasikan saluran drainase
memanjang dan pipa outlet (gbr. a) atau memperpanjang lapisan jalan
raya sampai ke sisi paling luar jalan/drainage blanket atau dengan
perkerasan jalan yang cukup(gbr. b)
GAMBAR POTONGAN MELINTANG SALURAN DRAINASE
MEMANJANG DAN DRAINAGE BLANKET
PROSEDUR PERENCANAAN DRAINASE BAWAH
PERMUKAAN
1. Memperkirakan inflow
o Dimana:
o qi = laju infiltrasi, m3/jam/m
o q = laju aliran, m3/jam/m
o Cs = jarak sambungan perkerasan beton, m (untuk asphalt besarnya =
12,2 m)
o Dimana:
ok = permeabilitas tanah pada lereng galian, m/detik
oH = kedalaman air tanah awal di atas lapisan kedap air, m
oHo = jarak vertikal antara dasar lapisan drainase dan lapisan kedap air, m
oLi = jarak pengaruh drainase terhadap muka air tanah, m
DRAINASE LAPANGAN
TERBANG (BANDAR
UDARA)
Istilah-istilah pada bandar udara
• Landing area
bagian dari airport yg digunakan utk landing dan take-off suatu pesawat.
Tidak termasuk terminal area
• Landing strip
bagian dari airport yg berbentuk panjang dan sempit yg digunakan utk
landing dan take-off suatu pesawat. Terdiri dari runway ditambah bahu
landasan pacu (shoulder) di kedua sisi runway
• Runway
suatu daerah empat persegipanjang yg disiapkan utk landing dan take off
suatu pesawat. Biasanya berupa perkerasan
• Apron
suatu area tertentu yg digunakan utk mengakomodasi suatu pesawat utk
menaikkan dan menurunkan penumpang and barang, parkir dan mengisi
bahan bakar, dll. Biasanya berupa perkerasan yg direncanakan
bersebelahan dengan bangunan terminal
• Taxiway
suatu area pada airport yg digunakan suatu pesawat ke/dr apron ke/dr
runway
• Terminal Area
bagian ari airport selain landing area, meliputi terminal, bangunan
operasional, area parkir kendaraaan, area service dan perbaikan pesawat
Curah Hujan
Faktor-faktor yg mempengaruhi curah hujan:
• Intensitas dan durasi hujan
• Type dan kelembaban tanah
• Permukaan (tembus atau tidak)
• Lereng atau ketidakteraturan permukaan
• Luas atau kondisi tumbuhan penutup
• Salju
• Temperatur udara, air dan tanah
Perhitungan Debit air hujan rencana (1):
Q=A.a.ß.I.T
dimana:
Q = debit air hujan
A = luas daerah
a = koefisien pengaliran
ß = koefisien penyebaran hujan
I = curah hujan rata-rata selama T
T = waktu/lamanya pengaliran
Perhitungan Debit air hujan rencana:
• Metoda Rasional:
Q = C.I.A
Dimana:
Q = besarnya debit air hujan
C = koefisien pengaliran
I = intenstas hujan (mm/jam)
A = luas area