Anda di halaman 1dari 15

Drainase Jalan Raya

DRAINASE JALAN RAYA


 Merupakan drainase khusus yang dibangun dengan fungsi dan tata
cara perletakan yang berbeda dengan drainase kota.
 Berfungsi melindungi permukaan jalan raya dari genangan air dan
mencegah pengrusakan lapisan di bawah permukaan jalan oleh
infiltrasi air tanah.
 Berdasarkan fungsinya, drainase jalan raya dibedakan menjadi:
a. Drainase permukaan
b. Drainase bawah permukaan
 PUH untuk drainase jalan
a. Jalan tol (express way) -> 100 tahun
b. Jalan arteri (arterial road) -> 50 tahun
c. Jalan pengumpul (collector road) -> 50 tahun
d. Jalan penghubung (access road) -> 25 tahun

DRAINASE PERMUKAAN
 Dibagi menjadi dua bagian:
a. Drainase memanjang
b. Drainase melintang

DRAINASE MEMANJANG
 Faktor yang perlu diperhitungkan dalam pembangunan:
• Kemiringan minimum jalan raya
• memanjang minimum jalan raya (=0,3%, untuk tanah
sangat datar = 0,2%);
• Kemiringan melintang pada perkerasan jalan: 1,5-3%
• Kemiringan pada bahu jalan: 3-6%
• Kemiringan pada parit : 25-50%

• Permukaan jalan harus berada di atas muka air tanah setempat

• Hindarkan penanaman tumbuhan di sepanjang tepi perkerasan jalan


yang dapat menghalangi masuknya air ke dalam saluran.

 Drainase memanjang dibangun dalam bentuk saluran terbuka di tepi


jalan
 Berdasarkan fungsinya drainase permukaan dibedakan menjadi:
 Parit/ selokan (ditchs);
 Talang (gutters);
 Saluran menikung keluar (turnouts);
 Saluran curam (chutes);
 Parit intersepsi (intercepting ditchs).

PARIT/SELOKAN (DITCH)
 Adalah saluran yang disediakan untuk membuang aliran air dari
perkerasan jalan, bahu jalan, slope galian dan timbunan.
Kedalaman saluran harus cukup
 Biasa dilapisi (lining) Untuk saluran yang tidak dilapisi,
kemiringan dinding tidak boleh lebih dari 1:4 (1 vertikal : 4
horizontal)  tidak boleh lebih curam, harus cukup landau
TALANG (GUTTER)
 Adalah saluran pada tepi
perkerasan atau bahu jalan yang
dibentuk oleh depresi dangkal.
 Biasa dilapisi beton, batu bata,
batu kali, atau material lain.
TURNOUT
 Adalah saluran pendek yang
menikung keluar dari tepi jalan
yang berfungsi untuk membuang
air dari saluran atau talang tepi
jalan.
 Ujung salurannya harus dilebarkan
untuk menghindari terjadinya
limpasan

CHUTE
Adalah saluran terbuka atau pipa yang
berfungsi untuk mengalirkan air dari
parit/talang tepi jalan menuruni lereng
urugan atau dari intercepting ditch
menuruni lereng galian.

INTERCEPTING DITCH
Terletak di lahan alamiah di dekat ujung
lereng galian atau sepanjang tepi jalan
untuk menampung aliran dari bukit
sebelum mencapai jalan.

DRAINASE MELINTANG
 Dibuat untuk jalan yang melintasi sungai.
 Pemilihan lokasi diupayakan pada:
 Bagian sungai yang lurus dan jauh dari tikungan;
 Sejauh mungkin dari pertemuan anak sungai yang cukup besar;
 Bagian sungai dengan tebing dan tanggul yang bagus;
 Lokasi dimana dapat dibuat jalan lurus dengan pandangan yang
cukup bebas;
 Lokasi dimana dapat dibuat persilangan tegak lurus.
 Tipe drainase melintang:
 Ford;
 Drift;
 Gorong-gorong (culvert);
 Jembatan.

FORD
 Merupakan drainase pada persilangan sungai dan jalan yang paling
sederhana.
 Dibuat jika:
 Sungai memiliki dasar yang mantap
(tahan erosi & beban lain);
 Aliran air sungai dangkal;
 Arus sungai lemah;
 Potensi banjir kecil; volume lalu lintas
<100 per hari.
 Saluran dilapisi batu (gravel);
 Digunakan untuk jalan penyeberangan
yang melintasi sungai dengan aliran
minimum sepanjang tahun (aliran sungai
lebih besar dibandingkan untuk drift).
 Fords merupakan gabungan dari gorong-
gorong dan drift.

DRIFT
 Drift merupakan metode yang
ekonomis dan efisie untuk melewatkan air
dari satu sisi jalan ke seberangnya.
 Elevasi drift lebih rendah dari elevasi
air.
 Dasar drift diperkuat dengan perkerasan
batu atau bisa juga dengan beton.
 Drift hanya digunakan pada sungai
yang periode keringnya lama sepanjang
tahun.
 Slope ideal = 5%

GORONG-GORONG (CULVERT)
 Digunakan untuk membawa air dari saluran/sungai melewati bawah
jalan, atau membawa air dari parit di satu sisi jalan ke sisi jalan lainnya.

POTONGAN MEMANJANG GORONG- GORONG

 Bagian-bagiannya gorong-gorong terdiri atas:


1) Apron dan toe wall  pencegah erosi pada inlet & outlet, terbuat
dari batu, gabion, beton, dll dengan panjang 1,5 x diameter pipa
gorong-gorong

TANPA APRON DENGAN APRON & TOE WALL


2) Headwall/wing wall  pelindung sisi
jalan dari pengrusakan air.
Kemiringan wingwall = 1:2

3) Drop inlet = penerima air dari tempat yang lebih tinggi di kaki bukit
sebelum memasuki gorong- gorong.
o Tinggi drop inlet = tinggi pipa + 40 cm
o Ketebalan dinding drop inlet = ketebalan pipa gorong-gorong
o Geometri : persegi
DRAINASE BAWAH PERMUKAAN
 Berfungsi untuk menampung dan mengalirkan air yang masuk ke dalam
struktur jalan sehingga tidak sampai menimbulkan kerusakan pada jalan.
 Dapat dilakukan dengan mengkombinasikan saluran drainase
memanjang dan pipa outlet (gbr. a) atau memperpanjang lapisan jalan
raya sampai ke sisi paling luar jalan/drainage blanket atau dengan
perkerasan jalan yang cukup(gbr. b)
GAMBAR POTONGAN MELINTANG SALURAN DRAINASE
MEMANJANG DAN DRAINAGE BLANKET
PROSEDUR PERENCANAAN DRAINASE BAWAH
PERMUKAAN
1. Memperkirakan inflow

o Sumber utama inflow: infiltrasi permukaan dan rembesan


air tanah
o Laju infiltrasi permukaan per satuan luas dihitung dengan:
o Dimana:

• Ic = laju infiltrasi retakan


• Nc = jumlah retak memanjang
• Wp = lebar perkerasan yang menyumbang infiltrasi
• Wc = panjang retakan atau sambungan
• Cs = jarak antar retakan (sambungan)
• kp= laju infiltrasi melalui permukaan perkerasan yang tidak mengalami
retakan yang besarnya sama dengan koefisien permeabilitas hot mixed
asphalt (HMA) atau Portland Cement Concrete (PCC).

o Dengan asumsi bahwa Nc = N + 1, dimana N adalah jumlah lajur lalu


lintas, Wc = Wp, k= 0, dan laju infiltrasi 0,01 m3/jam/m, laju aliran dapat
ditulis:

o Dimana:
o qi = laju infiltrasi, m3/jam/m
o q = laju aliran, m3/jam/m
o Cs = jarak sambungan perkerasan beton, m (untuk asphalt besarnya =
12,2 m)

2. Memperkirakan rembesan air tanah


o Aliran di atas dasar lapisan drainase (qi) dihitung
dengan:

o Dimana:
ok = permeabilitas tanah pada lereng galian, m/detik
oH = kedalaman air tanah awal di atas lapisan kedap air, m
oHo = jarak vertikal antara dasar lapisan drainase dan lapisan kedap air, m
oLi = jarak pengaruh drainase terhadap muka air tanah, m
DRAINASE LAPANGAN
TERBANG (BANDAR
UDARA)
Istilah-istilah pada bandar udara
• Landing area
bagian dari airport yg digunakan utk landing dan take-off suatu pesawat.
Tidak termasuk terminal area
• Landing strip
bagian dari airport yg berbentuk panjang dan sempit yg digunakan utk
landing dan take-off suatu pesawat. Terdiri dari runway ditambah bahu
landasan pacu (shoulder) di kedua sisi runway
• Runway
suatu daerah empat persegipanjang yg disiapkan utk landing dan take off
suatu pesawat. Biasanya berupa perkerasan
• Apron
suatu area tertentu yg digunakan utk mengakomodasi suatu pesawat utk
menaikkan dan menurunkan penumpang and barang, parkir dan mengisi
bahan bakar, dll. Biasanya berupa perkerasan yg direncanakan
bersebelahan dengan bangunan terminal
• Taxiway
suatu area pada airport yg digunakan suatu pesawat ke/dr apron ke/dr
runway
• Terminal Area
bagian ari airport selain landing area, meliputi terminal, bangunan
operasional, area parkir kendaraaan, area service dan perbaikan pesawat

Karakteristik Drainase Bandar Udara:


• Perencanaan drainase hrs memberikan kestabilan yg cukup (akibat tanah
yg bervariasi) utk membuat pergerakan pesawat yg aman pada semua
kondisi cuaca
• Sistem drainase hrs dibangun sebelum dan selama grading operation krn
draining dan grading saling berhubungan
• Sistem drainase hrs didesain secara ekonomis
• Dalam merencanakan drainase hrs memperhatikan topografi daerah
sekitar bandara, krn akan mempengaruhi runway, taxiway, apron dan
bangunan lain
• Melakukan beberapa test utk mengidentifikasi semua jenis tanah krn
akan mempengaruhi drainase
• Menentukan curah hujan di lokasi bandara

Tujuan Drainase Bandar Udara


• Membuang air hujan yg akan mengganggu aktivitas airport, sehingga
aman dan efisien dalam pengoperasiannya
• Mempertahankan daya dukung tanah dengan mengurangi masuknya air
• Menjaga agar landasan pacu (runway) dan bahu landasan pacu
(shoulder) tidak digenangi air yg dapat membahayakan penerbangan

Kriteria Perencanaan Drainase Bandara


• Saluran harus dibawah muka tanah dan tidak memotong landasan pacu
• Air dari luar wilayah landasan terbang tidak boleh membebani sistem
drainase

Kriteria Perancangan Drainase Bandara:


• Kemiringan runway memanjang maksimum 1%
• Kemiringan shoulder melintang maksimum 2,5-5%
• Kemiringan runway melintang maksimum 1,5%
• Banjir 1x dalam 10 tahun (PUH 10 tahun)

Curah Hujan
Faktor-faktor yg mempengaruhi curah hujan:
• Intensitas dan durasi hujan
• Type dan kelembaban tanah
• Permukaan (tembus atau tidak)
• Lereng atau ketidakteraturan permukaan
• Luas atau kondisi tumbuhan penutup
• Salju
• Temperatur udara, air dan tanah
Perhitungan Debit air hujan rencana (1):
Q=A.a.ß.I.T
dimana:
Q = debit air hujan
A = luas daerah
a = koefisien pengaliran
ß = koefisien penyebaran hujan
I = curah hujan rata-rata selama T
T = waktu/lamanya pengaliran
Perhitungan Debit air hujan rencana:
• Metoda Rasional:

Q = C.I.A

Dimana:
Q = besarnya debit air hujan
C = koefisien pengaliran
I = intenstas hujan (mm/jam)
A = luas area

Catatan: PUH utk airport -> PUH=5 tahun


Berdasarkan fungsinya, drainase bandara terbagi :
• Drainase permukaan
Pada runway/taxiway:
terbagi :
jarak antar inlet = 60 – 120 m
Jika landasan taxi // landasan pacu, inlet diletakan diantara
Jika tdk //, inlet diletakan dekat tepi perkerasan ± 75 ft (22,5m) dari tepi
perkerasan
Pada apron:
- Inlet diletakan pd perkerasan
- Pipa ditanam pd kedalaman yg cukup utk menahan beban kendaraan

Drainase Bawah Permukaan


• Untuk saluran bawah tanah dapat
dipakai pipa berlubang dengan bahan
pipa terbuat dari metal, beton,
PVC,dll.
• Lubang-lubang biasanya meliputi
sepertiga dari keliling pipa.
• Berdasarkan pengalaman, pipa
dengan diameter 6 in (15 cm) sudah
cukup untuk mengalirkan air.

Anda mungkin juga menyukai