Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang
lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien
memanjang kurang dari 15%. Terowongan umunya tertutup di
seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan
luar.Terowongan umumnya dibuat melalui berbagai jenis lapisan
tanah dan bebatuan sehingga metode konstruksi pembuatan
terowongan tergantung dari keadaan tanah. Metode konstruksi yang
lazim digunakan dalam pembuatan terowongan antara lain :
Cut and Cover System, Pipe Jacking System (Micro Tunneling),
Tunneling Bor Machine (TBM), New Austrian Tunneling Method
(NATM), dan Immersed-Tube Tunneling System.
Menurut Paulus P Raharjo (2004) bahwa terowongan transportasi
bawah kota merupakan grup tersendiri diantara terowongan lalu
lintas, dapat berupa terowongan kereta api maupun terowongan jalan
raya. Dalam tahap konstruksinya, terowongan memerlukan
pengawasan yang lebih, karena adanya sedikit kesalahan metode
atau sequence of work dapat mengakibatkan keruntuhan tunnel.
Pelaksanaan galian terowongan dapat dikerjakan dengan bantuan
alat-alat
berat
(excavator dengan
perlengkapanperlengkapan clampshell, backhoe,shovel, dan juga crawler loader),
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu relatif cepat dan
memperkecil kemungkinan runtuh
B.

RUMUSAN MASALAH
Pada makalah ini membahas tentang terowongan dengan menggunakan
beton tak lupa pula kita
membahas tentang klasifikasi terowongan dan
teknik peledakan dalam terowongan.

C.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan Tujuan dari Pembuatan makalah ini untuk menambah wawasan
mahasiswa tentang
teknik terowongan dengan menggunakan beton dan
masalah klafikasi terowongan dan teknik peledakan dalam terowongan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Klasifikasi Terowongan
Ditinjau berdasarkan kegunaan terowongan, Made Astawa Rai (1988)
membagi
terowongan menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Terowongan lalu lintas ( traffic tunnel )
Terowongan kereta api
Adalah terowongan yang merupakan terowongan paling penting
diantara terowongan lalu lintas.

Terowongan jalan raya


Terowongan yang dibangun untuk kendaraan bermotor karena
pesatnya pertambahan lalu lintas jalan raya bersamaan
dengan berkembangnya industri kendaraan bermotor.

Terowongan pejalan kaki


Terowongan ini termasuk dalam grup terowongan jalan (road
tunnel) tetapi penampangnya lebih kecil, jari jari belokannya
pendek dan kemiringannya besar (lebih besar dari 10%).
Terowongan ini biasanya digunakan dibawah jalan raya yang
ramai atau dibawah sungai dan kanal sebagai tempat
menyebrang bagi pejalan kaki.
Terowongan navigasi
Terowongan ini dibuat untuk kepentingan lalu-lintas air di kanalkanal dan sungai-sungai yang menghubungkan satu kanal atau
sungai ke kanal lainnya. Disamping itu juga dibuat untuk
menembus daerah pegunungan untuk memperpendek jarak dan
memperlancar lalu lintas air.

Terowongan transportasi dibawah kota


Terowongan transportasi ditambang bawah tanah
Terowongan ini dibuat sebagai jalan masuk kedalam tambang
bawah tanah yang digunakan untuk lalu lintas para pekerja
tambang, mengangkut peralatan tambang, mengangkut batuan
dan bijih hasil penambangan.

2. Terowongan angkutan
Terowongan stasiun pembangkit listrik air

Air dialihkan atau dialirkan dari sungai atau reservoir untuk


digunakan sebagai pembangkit listrik disebuah stasiun
pembangkit yang letaknya lebih rendah. Terowongan ini dapat
dikategorikan
pada
suatu
grup
utama
berdasarkan
kegunaannya.

Terowongan penyediaan air


Terowongan ini hampir sama dengan terowongan stasiun
pembangkit listrik air, perbedaannya hanya pada fungsi kedua
terowongan tersebut. Fungsi dari terowongan penyediaan air
adalah menyalurkan air dari mata air ketempat penyimpanan air
di dalam kota atau membelokkan air ke tempat penyimpanan
tersebut.

Terowongan untuk saluran air kotor


Terowongan ini dibuat untuk membuang air kotor dari kota atau
pusat industri ke tempat pembuangan yang sudah disediakan.

Terowongan yang digunakan untuk kepentingan umum


Terowongan ini biasanya dibuat di daerah perkotaan untuk
menyalurkan kabel listrik dan telepon, pipa gas dan air, dan juga
pipa pipa lainnya yang penting, dibuat dibawah saluran air,
jalan raya, jalan kereta api, blok bangunan untuk memudahkan
inspeksi secara kontinyu, pemeliharaan dan perbaikan sewaktu
waktu kalau ada kerusakan.
Berdasarkan lokasinya terowongan dibagi menjadi beberapa
bagian sebagai berikut:

Underwater Tunnels
Terowongan yang dibangun dibawah dasar muka air. Pada
umunnya dibangun dibawah dasar dan sungai atau laut.
Perhitungannya
lebih
kompleks,
selain
ada
tekanan tanah.juga terdapat tekanan air yang besar.
Mountain Tunnels
Terowongan jenis ini adalah salah satu terowongan yang
mempunyai peran penting ketika suatu daerah memiliki
topografi yang beragam, sehingga perlu adanya terowongan
yang dibangun menembus sebuah bukit maupun gunung.
Tunnels at Shallow Depth and Water City Streets
Jaringan transportasi di Negara-negara maju seperti Amerika,
Inggris, dan Jepang banyak yang menerapkan tipe terowongan
ini. Terowongan jenis ini sangat cocok untuk dibangun di
perkotaan. Baik itu untuk transportasi maupun saluran drainase
kota.

Berdasarkan material yang dipakai, Paulus P Raharjo (2004)


menjelaskan terdapat 3 jenis terowongan, yaitu:

Terowongan Batuan (Rock Tunnels) =Terowongan batuan dibuat


langsung pada batuan massif dengan cara pemboran atau
peledakan. Terowongan batuan umumnya lebih mudah
dikonstruksikan daripada terowongan melalui tanah lunak karena
pada umumnya batuan dapat berdiri sendiri kecuali pada batuan
yang mengalami fracture.
Terowongan melalui tanah lunak (Soft Ground Tunnels)
=Terowongan melalui tanah lunak dibuat melalui tanah lempung
atau pasir atau batuan lunak (soft rock) . Karena jenis material
ini runtuh bila digali, maka dibutuhkan suatu dinding atau atap
yang kuat sebagai penahan bersamaan dengan proses
penggalian.
Umumnya
digunakan shield (pelindung)
untk
memproteksi galian tersebut agar tidak runtuh. Teknik yang
umum digunakan pada saat ini adalah shield tunneling Pada
terowongan melalui tanah lunak ini, lininglangsung dipasang
dibelakang shield bersamaan dengan pergerakan maju dari
mesin pembor terowongan (Tunnel Boring Machine).
Terowongan gali timbun (Cut and Cover Tunnel) = Terowongan
ini dibuat dengan cara menggali sebuartrench pada tanah,
kenudian dinding dan atap terowongan dikonstruksikan di dalam
galian. Sesudah itu galian ditimbun kembali dan seluruh struktur
berada dibawah timbunan tanah. (Sumber : Rai Made Astawa Rai
: Teknik Terowongan: 1988

B. METODE PENGGALIAN TEROWONGAN


Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang
lebih dari lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien
memanjang kurang dari 15%. Terowongan umunya tertutup di

seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya yang terbuka pada lingkungan


luar. Beberapa ahli teknik sipil mendefinisikan terowongan sebagai
sebuah tembusan di bawah permukaan yang memiliki panjang
minimal 0.1 mil, dan yang lebih pendek dari itu dinamakan
underpass.

Klasifikasi

Perilaku

Tipe Tanah

Karena bagian depan


galian kuat, maka

Firm

tidak diperlukan
penyokong sementara,
dan lining permanen
dipasang sebelum

Tanah lepas diatas air


tanah, lempung

keras, marl, ppasir


semen, kerikil

adanya tanah
Raveling Slow Raveling,
Fast Raveling

Gumpalan atau bongkahan Sisa tanah atau pasir


tanah mulai
dengan sedikit

keluar dari daerah


lengkungan atau

bahan pengikat akan


mempercepat

dinding terowongan
setelah tanah digali,

raveling dibawah muka


air tanah dan

mengarah pada
loosening atau retakan

memperlambat di atas
muka air tanah.

yang getas ( tanah retak Kecepatan raveling pada


pada permukaan,
lempung keras
melawan tanah yang
squeezing). Pada
tanah yang beraveling
cepat, proses mulai
pada beberapa menit,
sebaliknya terjadi

bergantung pada derajat


pembebanan.

pada tanah yang


beraveling lambat.
Tanah dengan kekuatan
friksi yang
Adanya tanah yang tersqueezing atau

extrudes plastically
pada terowongan

kecil. Rata rata


squeezenya tergantung
pada derajat
pembebanan. Terjadi

sampai kedalaman
terjadi tanpa retak yang
sedang pada
terlihat atau
Cohesive
Squeezi
Running,
ng
Running

hilangnya kontinuitas
dan tanpa terlihat

lempung konsistensi
sangat lunak

sampai sedang. Pada


bertambahnya kadar air.
lempung kaku
Kekentalan,
plastic yield dan aliran
mengarah pada
pembebanan.

sampai keras akan


terjadi kombinasi
antara raveling pada
permukaan dan
squeezing di bawah
permukaan.

Running

Material granular tanpa


kohesi tidak tabil

Material granular bersih


dan kering.

lereng kurang lebih 30 Adanya kohesi pada


35. Pada lereng
pasir basah atau
yang lebih curam
material ini runtuh

sementasi lemah pada


beberapa tanah

sampai lereng menjadi


hampir rata.

granular membuat
terjadinya raveling
sesaat sebelum material
runtuh, yang

disebut cohesive
running.

Flowing

Campuran tanah dan air


yang mengalir ke

Lanau, pasir atau butiran


kasar dibawah

dalam terowongan
seperti cairan kental.

muka air tanah tanpa


adanya lempung

Material itu dapat


masuki dari balik

yang mempunyai kohesi


dan plastisitas.

dinding dan dapat


Dapat terjadi pada
mengalir dengan deras lempung sensitif jika
dan mengisi penuh
terowongan pada

merupakan tanah yang


disturbed

beberapa kasus.

(terganggu)

Tanah menyerap air,


memperbesar

Swelling

volume, dan secara


perlahan terowongan
8
menjadi lebih luas.

Lempung dengan highly

preconsolidated,
mempunyai indeks
plastisitas lebih kurang
30, biasanya
mengandung
montmorillionite.

Terowongan biasa digunakan untuk lalu lintas kendaraan (umumnya


mobil atau kereta api) maupun para pejalan kaki atau pengendara
sepeda. Selain itu, ada pula terowongan yang berfungsi mengalirkan
air untuk mengurangi banjir atau untuk dikonsumsi, terowongan
untuk saluran pembuangan, pembangkit listrik, dan terowongan yang
menyalurkan kabel telekomunikasi.

C. METODE PELEDAKAN DALAM TEROWONGAN


1. Pola Lubang Tembak
Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau lebih
peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau bolongan pada
permukaan terowongan yang akan ditembus. Gua atau bolongan ini
disebut Cut yang berfungsi sebagai bidang bebas terhadap
paledakan berikutnya. Cut ini kemudian diperbesar dengan
peledakan dua atau lebih susunan lubang tembak easer. Peledakan
berikutnya atau yang terakhir adalah peledakan lubang trimmer
yang menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi peledakan didalam terowongan sangat tergantung pada
sukses tidaknya peledakan cut. Cut dapat dibuat melalui beberapa
pola lubang tembak. Nama-nama pola ini disebut sesuai dengan jenis
cut yang dibentuk. Dalam memilih tipe cut yang sesuai maka
pertimbangan harus didasarkan atas :

Kondisi batuan yang akan ditembus

Bentuk dan ukuran terowongan

Kemajuan yang ditargetkan, yaitu besar kemajuan setiap


ronde peledakan yang ditentukan oleh kedalaman daripada cut.
Jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada
peledakan didalam terowongan yaitu:
a. Drag Cut
Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur
bidang perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang cut dibuat
menyudut terhadap bidang perlapisan pada bidang tegak lurus,
sehingga batuan akan terbongkar menurut bidang perlapisan.
Cut ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar 1,5-2m)
dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting.
b.Fan Cut

Pada Fan Cut lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada


pada bidang mendatar. Setelah cut diledakkan maka batuan
yang ada diantara dua baris lubang cut akan terbongkar.
Selanjutnya
lubang-lubang
easer
dan
trimmer
akan
memperbesar bukaan cut sampai kepada bentuk geometri
daripada terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang
berstruktur berlapis-lapis.
c. V-Cut
V-Cut sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan.
Lubang tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap
dua lubang membentuk V. Sebuah Cut dapat terdiri dari dua atau
tiga pasang V, masing-masing pada posisi horizontal. Lubanglubang tembak pada cut biasanya dibuat membentuk sudut
60oterhadap permukaan terowongan. Dengan demikian panjang
kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena
panjang batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua
buah lubang tembak yang lebih pendek disebut burster dan
dapat dibuat ditengah cut untuk memperbaiki hasil fragmentasi.
d. Pyramid Cut
Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling
bertemu pada satu titik ditengah terowongan. Pada batuan yang
keras banyaknya lubang cut ditambah hingga menjadi 6 buah.
e. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan cut yang lain. Perbedaannya yaitu pada
cut lain lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang
dalam burn cut lubang cut dibuat sejajar satu sama lain dan
tegak lurus terhadap permukaan terowongan. Pada pola ini
beberapa lubang cut tidak diisi dengan bahan peledak yang
berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang diisi
dengan bahan peledak. Lubang cut yang kosong dapat lebih dari
satu dan ukurannya lebih besar dari lubang cut yang diisi.
Keuntungan dari pada burn cut adalah :

Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan


karena semua lubang dibuat sejajar dengan sumbu terowongan

Proses pemboran menjadi lebih mudah.


2. Lubang easer dan Trimmer
Lubang easer dibuat mengelilingi cut untuk memperbesar
bukaan cut sehingga lubang trimmer dapat membuat bentuk
daripada terowongan. Untuk terowongan berukuran biasa, satu
ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah lubang tembak dimana
setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar 0,25-0,5 m2.
Banyaknya lubang easer serta penempatannya tergantung
kepada pola lubang cut. Pada pola burn cut penempatan
lubang easer tidak boleh terlalu dekat pada cut untuk
menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang easer.
Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm
dari cut.
Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat bentuk dari
terowongan. Banyak dan posisi daripada lubang trimmer

tergantung daripada ukuran terowongan, kekerasan batuan, dan


fragmentasi yang disesuaikan dengan system pemuatan.
3. Sistem Kemajuan
Pada prinsipnya pembuatan terowongan sama dengan shaft, hanya
arahnya saja yang berbeda yaitu horizontal. Apabila pembuatan
lubang bukaan sudah lebih besar daripada 45o maka ini sudah
dinamakan shift. Sistem kemajuan tergantung kepada alat bor
yang tersedia, kondisi batuan dan sistem penyangga yang
dipergunakan, tetapi cara yang umum dipakai dalam pembuatan
terowongan terdiri dari dua system yaitu :

Cara full face

Cara top heading and bench


Dalam cara full face seluruh permukaan lubang bukaan dibor
dengan sistem pola pemboran tertentu dan kemudian sekaligus
diledakkan, sedangkan cara pembuatan bench method, dimana
lubang bukaan dibuat menjadi dua bagian dalam pemboran dan
peledakan yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pekerjaan
peledakan dilakukan pertama pada bagian atas.
4. Perimeter Blasting
Perimeter Blasting adalah proses peledakan yang dilaksanakan
dengan sangat hatu-hati. Untuk mendapatkan permukaan akhir
lubang bukaan yang tepat dan kondisi batuan disekitar lubang
tersebut tidak mengalami kerusakan. Maksud dari perimeter
blasting tidak hanya untuk memperoleh permukaan bukaan yang
rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah disekitar permukaan
tidak mengalami keretakan dan kerusakan selama bukaan tersebut
digunakan.
Perimeter Blasting berguna untuk :

Membuat rata permukaan terowongan

Membuat agar permukaan terowongan lebih stabil

Mengurangi over break

Mengurangi pemakaian beton

Mengurangi retakan dan masuknya aur tanah kedalam


terowongan.
Dikenal dua teknik untuk pelaksanaan perimeter blasting yaitu:

pre-splitting

smooth blasting
Dasar kedua teknik tersebut adalah pada pengisian bahan peledak
dengan diameter yang lebih kecil dari diameter lubang tembak
sehingga bahan peledak tidak langsung bersentuhan dengan
dinding lubang tembak atau disebut dengan istilah decoupled
charge. Lubang-lubang ini dibuat pada kontur akhir terowongan
yang direncanakan dan diledakkan secara bersama-sama.
Perbedaan pre-spliting dan smooth blasting adalah pada
peledakan daripada lubang-lubang kontur ini. Pada pre-splitting
lubang kontur diledakkan sebelum peledakan utama sedang pada
smooth blasting lubang kontur diledakkan setelah peledakan
utama. Perbedaan lain adalah dalam hal jarak lubang tembak
(spacing) dimana pada presplitting lubang kontur lebih rapat

letaknya satu sama lain. Pada pre-splitting jarak lubang kontur


biasanya antara 8-12 kali diameter lubang dan jarak antara lubang
tembak dengan bidang bebas (burden) adalah tak terterhingga.
Konsentrasi isian bahan peledak (dalam kg per meter) pada presplitting dan smooth blasting adalah sama.
A.

Balok beton dan Tulangan


1. Balok Beton tanpa Tulangan .
Sifat dari beton, yaitu sangat kuat untuk menahan tekan, tetapi
tidak kuat (lemah) untuk menahan tarik. Oleh karena itu , beton
dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan
tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.
Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan ) ditumpu oleh
tumpuan sederhana (sendi dan rol) dan di atas balok tersebut
bekerja beban terpusat ( P ) dan beban merata ( q ), maka akan
timbul momen luar, sehingga balok akan melengkung ke bawah
seperti tampak pada gambar II.1.(a) dan gambar II.1.(b).
Pada balok yang melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada
dasarnya ditahan oleh kopel gaya gaya dalam yang berupa
tegangan tekan dan tarik. Jadi pada serat serat balok bagian tepi
atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah
tegangan tekan tersebut semakin kecil dan sebaliknya, pada serat
bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke
atas tegangan tarik semakin kecil pula. ( lihat gambar II.1.(c), pada
bagian tengah , yaitu pada batas antara tegangan tarik dan
tegangan tekan , serat serat balok tidakm mengalami tegangan
sama sekali ( tegangan tarik dan tegangan tekan bernilai nol ). Serat
serat yang tidak mengalami tegangan tersebut membentuk suatu
garis yang disebut garis netral

II. 1 . Balok Beton Tanpa Tulangan


Jika beban di atas balok itu cukup besar, maka serat serat beton
bagian tepi bawah akan mengalami tegangan tarik yang cukuptak
besar pula, sehingga dapat terjadi retak pada bagian tepi bawah.
Keadaan ini terjadi terutama pada daer
ah beton yang momennya
besar, yaitu pada bagian tengah bentang.
2.
Balok Beton dengan Tulangan .
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat serat balok
bagian tepi bawah, maka diperlukan baja tulangan sehingga disebut
dengan istilah Beton Bertulang pada balok beton bertulang ini,
tulangan baja ditanam dalam beton sedemikian rupa, sehingga gaya
tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang
retak dapat ditahan oleh tulangan seperti tampak pada gambar II.2

Gambar II.2. Balok Beton Bertulang


Karena sifat beton tidak kuat terhadap tarik, maka pada gambar II.2
(b) tampak bahwan bagian balok yang menahan tarik ( di bawah
garis netral ) akan ditahan oleh tulangan, sedangkan bagian yang
menahan tekan ( di atas garis netral ) tetap ditahan oleh beton.
3.

Fungsi utama beton dan tulangan

Dari uraian di atas dapatlah dipahami, bahwa baik beton maupun


baja tulangan pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai
fungsi yang berbeda sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan.
Fungsi utama beton :
Menahan gaya tekan
Menutup baja tulangan agar tidak berkarat
Fungsi utama baja tulangan :
Menahan gaya tarik
Mencegah retak beton agar tidak melebar

BEBERAPA GAMBAR PADA TEROWONGAN YANG MENGGUNAKAN


PENYANGGA BETON

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Terowongan adalah struktur bawah tanah yang mempunyai panjang lebih dari
lebar penampang galiannya, dan mempunyai gradien memanjang kurang dari
15%. Terowongan umunya tertutup di seluruh sisi kecuali di kedua ujungnya
yang terbuka pada lingkungan luar.Terowongan umumnya dibuat melalui
berbagai jenis lapisan tanah dan bebatuan sehingga metode konstruksi
pembuatan terowongan tergantung dari keadaan tanah
Fungsi utama beton :
Menahan gaya tekan
Menutup baja tulangan agar tidak berkarat
Fungsi utama baja tulangan :
Menahan gaya tarik
Mencegah retak beton agar tidak melebar

B. SARAN
Saya berharap dalam penyampain materi kembali ada bahan sehingga mahasiswa tidak kesulitan
dalam mengikuti proses kuliah

Anda mungkin juga menyukai