Anda di halaman 1dari 11

SIKLUS HIDROGEOLOGI

Hidrogeologi dalam bahasa Inggris tertulis hydrogeology. Bila kita merujuk


dari struktur bahasa Inggris, maka tulisan hydrogeology dapat diurai menjadi
(Toth, 1990) : Hydro merupakan kata sifat (adjective) yang berarti
mengenai airGeology kata benda. Sehingga dapat diartikan menjadi
geologi air (the geology of water). Termasuk di dalamnya adalah transportasi
massa, material, reaksi kimia, perubahan temperatur, perubahan topographi
dan lainnya

Definisi air tanah ialah sejumlah air dibawah permukaan bumi yang dapat
dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase. Dapat
juga disebut aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui
pancaran atau rembesan (Bouwer, 1978).

Jumlah air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah
tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa es
dan salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di
danau, sungai, atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari bagian
yang terakhir ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat besar.

Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka


bumi. Dengan meningkatnya kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap kelangsungan perubahan air di
atmosfer, laut dan daratan.

Sirkulasi suplai air di bumi yang tidak putusnya disebut siklus


hidrologi. Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak
pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali
ke atmosfer melaluikondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air berevaporasi,
kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu,
hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut.

Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi


kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh
tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi
terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

1. Evaporasi / transpirasi

. Evaporasi / transpirasi adalah Air yang ada di laut, di daratan, di


sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer)
dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu
akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.

2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah


melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki
kembali sistem air permukaan.

3. Air Permukaan - Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan


aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain
dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air permukaan,

baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan
sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran
Sungai (DAS).Jumlah air di bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang
berubah adalah wujud dan tempatnya.Tempat terbesar tejadi di laut.
Gambar cekungan hidrologi dan hidrogeologi

Air dari laut, secara tetap mengalami evaporasi menjadi uap air yang berada
di atmosfer. Angin akan mengangkut uap air ini. Kadang pada jarak yang
sangat jauh. Uap air ini akan berkumpul membentuk awan. Apabila awan
sudah jenuh, maka akan berubah menjadi hujan. Hujan yang jatuh di laut
mengakhiri siklus hidrologi dan akan mulai dengan siklus yang baru. Hujan
yang jatuh di daratan akan melalui jalan yang lebih panjang untuk mencapai
laut.

Apa yang terjadi apabila hujan jatuh di daratan ? Sebagian air hujan akan
meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir di permukaan ke
darah yang lebih rendah, dan kemudian akan berkumpul di danau atau
sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Bila curah hujan lebih besar daripada
kemampuan tanah untuk menyerap air, maka kelebihan air tersebut akan
mengalir dipermukaan menuju ke danau atau sungai. Air yang meresap ke
dalam tanah (infiltrasi) atau yang mengalir di permukaan (run off) akan
menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer, karena adanya evaporasi
dari tanah, danau dan sungai. Air yang meresap ke dalam tanah juga akan
diserap oleh tumbuhan dan akan kembali menguap melalui daunnya kembali
ke atmosfer. Proses ini disebut transpirasi.

Apabila hujan jatuh di daerah beriklim dingin, airnya tidak langsung meresap
ke dalam tanah atau mengalir sebagai run off, atau menguap. Air tersebut
akan menjadi salju atau es, yang merupakan cadangan air yang cukup besar
di daratan. Apabila salju atau es ini mencair, dapat menyebabkan naiknya
muka air laut dan menggenangi daerah pantai.

Meskipun jumlah uap air di bumi waktu tertentu sangat sedikit dibandingkan
dengan jumlah total suplai air di bumi, tetapi jumlah absolut dalam siklus
yang melalui atmosfer setiap tahunnya sangat besar, kira-kira 380.000 km3,
jumlah yang cukup untuk menutupi permukaan bumi sampai kedalaman
sekitar satu meter. Karena jumlah total dari uap air di atmosfer kira-kira
tetap sama, maka curah hujan tahunan rata-rata di permukaan bumi harus
sama dengan jumlah air yang menguap. Tetapi untuk semua daratan, jumlah
curah hujan lebih banyak daripada penguapan, sebaliknya di laut, jumlah
penguapan lebih banyak daripada curah hujannya. Karena muka air laut
tidak mengalami penurunan, maka curah hujan di daratan sebanding dengan
penguapan di laut.

Siklus hidrologi menggambarkan gerakan air yang terus menerus dari laut ke
atmosfer, dari atmosfer ke daratan, dan dari daratan kembali ke laut. Air
Yang Mengalir Di Permukaan Diantara proses geologi, air yang mengalir
merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Manusia tergantung
pada sungai sebagai sumber energi, transportasi dan irigasi; dan dataran
sungai yang subur merupakan tempat yang paling baik untuk tempat tinggal
manusia sejak dulu kala. Sebagai agen yang dominan untuk merubah
bentang alam, aliran air telah membentuk lingkungan fisik manusia.
Meskipun manusia sangat tergantung pada air yang mengalir, tetapi tidak
pernah mengetahui sumber air tersebut. Hal ini berlangsung sampai pada
abad ke 16 ketika manusia menyadari bahwa air berasal dari aliran
permukaan dan airtanah, yang keduanya bersumber dari air hujan dan salju.
Air permukaan yang mengalir akan terkumpul pada torehan-torehan kecil,
yang akhirnya sampai ke sungai.

Ada dua istilah yang sering digunakan untuk aliran air permukaan yang
terkumpul ini, yaitu stream dan river. Walaupun keduanya mempunyai
pengertian yang sama, stream digunakan untuk sungai dalam segala ukuran,
dari torehan kecil sampai yang berukuran seperti Amazone, sedangkan river
digunakan untuk sungai utama yang mempunyai banyak cabang.

Aliran Air Sungai (streamflow) Air yang mengalir menuju ke laut sangat
dipengaruhi oleh gravitasi. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai laut
tergantung pada kecepatan aliran, yang merupakan jarak yang ditempuh
oleh aliran air dalam satuan waktu tertentu. Ada sungai yang mempunyai
kecepatan aliran hanya 0,8 km/jam dan adapula yang sangat cepat sampai
30 km/jam. Kecepatan biasanya diukur pada beberapa lokasi memotong
saluran sungai yang kemudian dirata-ratakan. Pada saluran yang tegak lurus,
kecepatan terbesar terdapat di tengah saluran sedikit dibawah permukaan,
dimana terdapat tahanan yang terkecil. Tetapi pada sungai yang berkelok,
kecepatan maksimum terdapat pada bagian luar kelokan.

Beberapa istilah penting yang merupakan bagian dari hidrogeologi dijelaskan


definisinya, yaitu :

a. Akuifer

Definisi akuifer ialah suatu lapisan, formasi, atau kelompok formasi satuan
geologi yang permeable baik yang terkonsolidasi (misalnya lempung)
maupun yang tidak terkonsolidasi (pasir) dengan kondisi jenuh air dan
mempunyai suatu besaran konduktivitas hidraulik (K) sehingga dapat
membawa air (atau air dapat diambil) dalam jumlah (kuantitas) yang
ekonomis.

b. Aquiclude (impermeable layer)

Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu
geologi yang impermable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang sangat
kecil sehingga tidak memungkinkan air melewatinya. Dapat dikatakan juga
merupakan lapisan pambatas atas dan bawah suatu confined aquifer.

c. Aquitard (semi impervious layer)

Definisinya ialah suatu lapisan lapisan, formasi, atau kelompok formasi suatu
geologi yang permable dengan nilai konduktivitas hidraulik yang kecil namun
masih memungkinkan air melewati lapisan ini walaupun dengan gerakan
yang lambat. Dapat dikatakan juga merupakan lapisan pambatas atas dan
bawah suatu semi confined aquifer.

d. Confined Aquifer

Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas dan
bawahnya merupakan aquiclude dan tekanan airnya lebih besar dari tekanan
atmosfir. Pada lapisan pembatasnya tidak ada air yang mengalir (no flux).

e. Semi Confined (leaky) Aquifer


Merupakan akuifer yang jenuh air yang dibatasi oleh lapisan atas berupa
aquitard dan lapisan bawahnya merupakan aquiclude. Pada lapisan
pembatas di bagian atasnya karena bersifat aquitard masih ada air yang
mengalir ke akuifer tersebut (influx) walaupun hidraulik konduktivitasnya
jauh lebih kecil dibandingkan hidraulik konduktivitas akuifer. Tekanan airnya
pada akuifer lebih besar dari tekanan atmosfir.

f. Unconfined Aquifer

Merupakan akuifer jenuh air (satured). Lapisan pembatasnya, yang


merupakan aquitard, hanya pada bagian bawahnya dan tidak ada pembatas
aquitard dilapisan atasnya, batas di lapisan atas berupa muka air tanah.
Dengan kata lain merupakan akuifer yang mempunyai muka air tanah.

g. Semi Unconfined Aquifer

Merupakan akuifer yang jenuh air (satured) yang dibatasi hanya lapisan
bawahnya yang merupakan aquitard. Pada bagian atasnya ada pembatas
yang mempunyai hidraulik konduktivitas lebih kecil daripada hidraulik
konduktivitas dari akuifer. Akuifer ini juga mempunyai muka air tanah yang
terletak pada lapisan pembatas tersebut.

h. Artesian Aquifer

Merupakan confined aquifer dimana ketinggian hidrauliknya (potentiometric


surface) lebih tinggi daripada muka tanah. Oleh karena itu apabila pada
akuifer ini dilakukan pengeboran maka akan timbul pancaran air (spring),
karena air yang keluar dari pengeboran ini berusaha mencapai ketinggian
hidraulik tersebut.

Lithologi, Stratigrafi dan Struktur

Kondisi alami dan distribusi akuifer, aquiclude dan aquitard dalam sistem
geologi dikendalikan oleh lithologi, stratigrafi dan struktur dari material
simpanan geologi dan formasi (Freeze dan Cherry, 1979). Selanjutnya
dijelaskan lithologi merupakan susunan fisik dari simpanan geologi. Susunan
ini termasuk komposisi mineral, ukuran butir dan kumpulan butiran (grain
pcking) yang terbentuk dari sedimentasi atau batuan yang menampilkan
sistem geologi. Stratigrafi menjelaskan hubungan geometris dan umur
antara macam-macam lensa, dasar dan formasi dalam geologi sistem dari
asal terjadinya sedimentasi. Bentuk struktur seperti pecahan (cleavages),
retakan (fracture), lipatan (folds), dan patahan (faults), merupakan sifat-sifat
geometrik dari sistem geologi yang dihasilkan oleh perubahan bentuk
(deformation) akibat adanya proses penyimpanan (deposition) dan proses
kristalisasi (crystallization) dari batuan. Pada simpanan yang belum
terkonsolidasi (unconsolidated deposits) lithologi dan stratigrafi merupakan
pengendali yang paling penting.

Beberapa Macam Unconfined Aquifer

Unconfined aquifer merupakan akuifer dengan hanya satu lapisan pembatas


yang kedap air (dibagian bawahnya). Ketinggian hidraulik sama dengan
ketinggian muka airnya. Dari sistem terbentuknya dan lokasinya jenis akuifer
ini ada beberapa macam, yaitu :

a. Akuifer Lembah (Valley Aquifers)

Merupakan akuifer yang ada pada suatu lembah dengan sungai sebagai
batas (inlet atau outletnya). Jenis ini dapat dibedakan berdasarkan lokasinya
yaitu di daerah yang banyak curah hujannya (humid zone), seperti di
Indonesia. Pengisian air terjadi pada seluruh areal dari akuifer melalui
transfiltrasi. Sungai-sungai yang ada di akuifer ini diisi airnya (recharge)
melalui daerah-daerah yang mempunyai ketinggian yang sama dengan
ketinggian sungai. Pada ilmu hidrologi pengisian yang menimbulkan aliran ini
dikenal dengan sebutan aliran dasar (base flow). Hal ini merupakan indikator
bahwa walaupun dalam keadaan tidak ada hujan (musim kemarau), pada
sungai-sungai tertentu masih ada aliran airnya. Disamping itu akibat adanya
recharge juga merupakan salah satu faktor penyebab suatu sungai
berkembang dari penampang yang kecil disebelah hulunya menjadi
penampang yang besar di sebelah hilirnya (mendekati laut).

Pada daerah gersang (arid zone) dimana curah hujannya sedikit, kurang dari
500 mm per tahun, dan lebih kecil dari penguapan/evapotranspirasi
phenomenanya merupakan kebalikan dari daerah humid. Karena pengisian
(infiltrasi) ke akuifer tidak ada akibat sedikitnya curah hujan, maka pengisian
adalah dari sungai ke akuifer. Pada umumnya aliran pada akuifer adalah
pada arah yang sama dengan aliran sungai. Masalah yang terjadi umumnya :

Permeabilitas besar dari sungai terutama pada bagian dasarnya,


semakin besar permeabilitasnya aliran sungai semakin kecil karena aliran
akan meresap ke dalam tanah.
Pada daerah rendah timbul masalah salinitas yang cukup besar, karena
aliran air tanah (Chebatarev, 1955 dan Toth, 1963) mengubah komposisi
kimia makin ke hilir mendekati unsur kimia air laut (misalnya NaCl).

b. Perched Aquifers

Merupakan akuifer yang terletak di atas suatu lapisan formasi geologi kedap
air. Biasanya terletak bebas di suatu struktur tanah dan tidak berhubungan
dengan sungai. Kadang-kadang bilamana lapisan di bawahnya tidak murni
kedap air namun berupa aquitards bisa memberikan distribusi air pada
akuifer di bawahnya. Kapasitasnya tergantung dari pengisian air dari
sekitarnya dan juga luasnya lapisan geologi yang kedap air tersebut.

c. Alluvial Aquifers

Alluvial Aquifers merupakan material yang terjadi akibat proses fisik di


sepanjang daerah aliran sungai atau daerah genangan (flood plains). Akibat
pergeseran sungai dan perubahan kecepatan penyimpanan yang
sebelumnya pernah terjadi maka simpanan berisi material tanah yang
beragam dan heterogen dalam distribusi sifat-sifat hidaruliknya. Dalam
klasifikasi tanah sering disebut welll graded. Akibatnya kapasitas air di
akuifer ini menjadi besar dan umumnya volume air tanahnya seimbang
(equillibrium) dengan air yang ada di sungai. Akuifer ini membantu
pengaturan rezim aliran sungai. Sehingga boleh dikatakan setiap daerah
dengan akuifer jenis ini, akuifer ini merupakan sumber yang penting untuk
suplai air. Di daerah hulu aliran sungai umumnya air sungai meresap ke
tanah (infiltrasi) dan mengisi akuifer ini (recharge). Hal ini terjadi karena
ketinggian dasar sungai relatif di atas ketinggian muka air tanah pada
akuifer. Namun semakin ke hilir aliran sungai terjadi sebaliknya, akuifer
memberikan pengisian ke aliran sungai (recharge), karena muka air tanah di
akuifer relatif lebih tinggi di bandingkan dengan dasar sungai. Pengisian ini
menimbulkan aliran dasar (base flow) di sungai sepanjang tahun, walaupun
pada musim kemarau tidak terjadi hujan di daerah pengaliran sungai (DPS).
Ditinjau dari kuantitas kandungan air yang dimilikinya, maka akuifer ini
merupakan akuifer yang paling baik dibandingkan dengan akuifer jenis lain.
SIKLUS HIDROGEOLOGI

Gambar 1. Siklus Hidrogeologi

Secara estimologi hidrogeologi berasal kata hidro yang berarti air dan
geologi berarti ilmu mengenai batuan. Hidrogeologi merupakan bagian dari
hidrologi yang mempelajari penyebaran dan pergerakanairtanah dalam
tanah dan batuan di kerak bumi (umumnya dalam akuifer).
Siklus hidrogeologi atau siklus air tanah erat hubungannya dengan
siklus air meteorik. Siklus ini dapat berlangsung akibat panas dari radiasi
sinar matahari. Kedua siklus ini merupakan bagian dari siklus hidrologi di
permukaan bumi. Proses-proses utama yang berlangsung dalam siklus
hidrologi meliputi proses evaporasi, evapotranspirasi, kondensasi,
presipitasi. dan penyerapan air hujan.

1. Evaporasi
Evaporasi adalah peristiwa penguapan air ke lapisan atmosfer bumi
dari tubuh-tubuh air yang ada di bumi seperti laut, sungai atau danau
yang kemudian terakumulasi menjadi menjadi awan. .
2. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi merupakan gabungan dari proses penguapan air yang
terkandung di tanah yaitu soil moisture dari zona perakaran dan
aktivitas vegetasi (transpirasi) dengan proses evaporasi.
3. Kondensasi
Kondensasi atau biasa juga disebut dengan pengembunan adalah
perubahan wujud zat gas menjadi zat cair.
4. Presipitasi
Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya air baik dalam berbentuk cair
atau beku dari atmosfer ke permukaan bumi. Sebagian air yang jatuh
tersebut sebagian tertampung di danau/rawa (depression storage),
sebagian mengalir di darat (overland flow), membentuk aliran
permukaan (surface runoff/direct run off), sebagai bagian dari aliran
sungai (stream flow) dan sebagian lagi terserap (infiltrasi) di daerah
rechange menjadi air tanah.
5. Infiltrasi
Infiltrasi adalah peristiwa masuknya air ke celah-celah dan pori-pori
tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat
aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal
dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan. Selain itu, terjadi juga penyerapan oleh akar-
akar tumbuhan.
6. Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di bawah permukaan pada zona
jenuh atau air yang mengisi rongga-rongga pori tanah atau batuan. Air
tanah merupakan salah satu komponen dalam suatu daur hidrologi
yang berlangsung di alam saat ini. Air tanah terbentuk dari air hujan
yang meresap ke dalam tanah di daerah resapan air tanah dan
mengalir melalui media lapisan batuan yang bertindak sebagai lapisan
pembawa air dalam satu cekungan air tanah yang berada di bawah
permukaan tanah menuju ke daerah keluaran.
7. Air Permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan
danau, makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain
dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan
di sekitar daerahaliran sungai menuju laut.

Anda mungkin juga menyukai