Oleh :
Kelas G-1
Jeani H. Rondonuwu 270110150031
Adillah 270110150074
PENDAHULUAN
Hidrogeologi adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari sifat fisis air
atau pergerakan air tanah dalam batuan dan tanah. Untuk mengetahui sifat
tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan pemetaan hidrogeologi. Dengan
pemetaan hidrogeologi tersebut dapat diketahui pola pergerakan pengaliran air
tanah suatu daerah dengan mengetahui dari sungai, mata air, sumur, yang
dipetakan sehingga dapat diketahui potensi air atau pola pergerakan pengaliran
air suatu daerah. Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan air tanah
disebut akuifer, yangmana air di dalam akuifer ini bergerak dari tekanan yang
tinggi menuju ke tekanan yang rendah. Hal-hal yang menyebabkan pergerakan
air ini seperti, gaya gravitasi, lapisan impermeable penutup akuifer, pola
struktur batuan dan fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah.
Pergerakan air tanah umumnya disebut gradien aliran air tanah. Secara alami
gradien dapat ditentukan dengan menarik garis kesamaan muka air tanah yang
berada dalam satu sistem air tanah. Air ialah sumber daya alam yang sangat
dibutuhkan oleh makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya tersebut harus
dijaga dan dirawat agar tetap dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup di
masa yang akan datang. Sumber daya air tergolong dalam jenis sumber daya
alam yang dapat diperbaharui sehingga lebih mudah dalam pengelolaannya.
Namun, apabila tidak diperhatikan dalam pengelolaannya maka sumber daya
tersebut bisa saja tidak dapat digunakan atau bisa membahayakan makhluk
hidup dan lingkungan. Pembangunan pemukiman, pariwisata, industri, dan
perdagangan di wilayah Bandung dan sekitarnya mengalami perkembangan
yang cukup pesat akhir-akhir ini. Dengan perkembangan beberapa hal tersebut
maka dibutuhkan juga sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan
pemukiman, pariwisata, industri, dan perdagangan. Sumber daya air yang
dibutuhkan adalah air bersih. Maka dari itu yang pemenuhan kebutuhan air
bersih adalah sesuatu yang wajib dipenuhi oleh daerah tersebut.
25 Nov. 2017
26 Nov 2017
TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Akuifer
1. Air meteorik, yakni air yang berasal dari atmosfir dan mencapai mintakat
kejenuhan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan:
Secara langsung oleh infiltrasi pada permukaan tanah
Secara tidaklangsung oleh perembesan influent (dimana kemiringan muka
airtanah menyusup di bawah arus air permukaan) dari danau, saluran
buatan, an lautan.
Secara langsung dengan cara kondensasi uap air (dapat diabaikan).
2. Air Juvenil, yakni air baru yang ditambahkan pada mintakat kejenuhan dari
kerak bumi yang dalam. Selanjutnya air ini dibagi lagi menurut sumber
spesifikasinya kedalam:
Air magmatik
Air gunungapi dan air kosmik (yang dibawa oleh meteor).
3. Air diremajakan (rejuvented), yakni air yang sementara waktu telah
dikeluarkan dari daur hidrologi oleh pelapukan, maupun oleh sebab-sebab
lain, kembali ke daur lagi dengan proses-proses metamorfisme, pemadatan
atau proses-proses yang serupa.
4. Air konat, yakni air yang dijebak pada beberapa batuan sedimen atau
gunung pada saat asal mulanya. Air tersebut biasanya sangat termineralisai
dan mempunyai salinitas yang lebih tinggi dari pada air laut.
Airtanah ditemukan pada formasi geologi permeble (tembus air) yang
dikenal sebagai akuifer (juga disebut reservoir airtanah, formasi pengikat air, dasar-
dasar yang tembus air) yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan
jumlah air yang cukup besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang
biasa. Airtanah juga ditemukan pada akiklud (atau dasar semi permeble) yang
mengandung air tetapi tidak mampu memindahkan jumlah air yang nyata. Akuifer
ditemukan pada sejumlah lokasi.
Air tanah terdapat dalam beberapa tipe geologi, dan salah satu yang
terpenting adalah akuifer, yaitu formasi batuan yang dapat menyimpan dan
meloloskan air dalam jumlah yang cukup. Pasir tak termampatkan
(unconsiladated), kerikil (gravel), batupasir, batugamping, dan dolomit berongga-
rongga (porous), aliran basalt, batuan malihan dan plutonik dengan banyak retakan
adalah contoh-contoh akuifer. Sifat akuifer untuk dapat menyimpan airtanah
disebut dengan kesarangan atau porositas (porosity), sedang akuifer untuk
melakukan atau meluluskan air tanah disebut dengan permeabilitas (permeability).
Kedua sifat akuifer inilah yang akan berpengaruh terhadap ketersediaan airtanah
pada suatu mintakat geologi, karena airtanah berada di antara rongga-rongga dalam
lapisan batuan tersebut.
Suatu akuifer berfungsi yaitu sebagai penyimpanan dan sebagai penyalur air.
Kedua fungsi itu diemban oleh pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu.
Sifat yang berhubungan dengan fungsinya sebagai penyimpanan adalah porositas
dan hasil jenis.
Gambar 2. 2 Macam Akuifer
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam
akuifer sebagai berikiut:
a) Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan
tanah pada akuifer ini disebut dengan water table (preatik leve), yaitu
permukaan air yang mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.
b) Akuifer Tertekan ( Confined Aquifer), yaitu akuifer yang seluruh jumlahnya
air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah,
serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c) Akuifer Semi Tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu akuifer yang
seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos
air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.
d) Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu akuifer yang bagian
bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian, aquifer ini
merupakan peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi tertekan.
Berikut adalah beberapa istilah lain yang digunakan dalam menanmkan
karakteristik suatu formasi batuan:
1) Aquiclude adalah formasi geologi yang mungkin mengandung air, tetapi
dalam kondisi alami tidak mampu mengalirkannya, misalnya lapisan
lempung. Untuk keperluan praktis, aquiclude dipandng sebagai
lapisankedap air.
2) Aquitard adalah formasi geologi yang semikedap, mampu mengalirkan air
tetapi dengan laju yang sangat lambat jika dibandungkan dengan akuifer.
Meskipun demikian dalam daerah yang sangat luas, mungkin mampu
membawa sejumlah besar air antara akuifer yang satu dengan yang lainnya.
Aquiclude ini juga dikenal dengan nama formasi semi kedap atau leaky
aquifer.
3) Aquifuge, merupakan formasi kedap yang tidak mengandung dan tidak
mampu mengalirkan air.
Menurut Herlambang ( 1996) air tanah adalah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam
tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Air tanah
adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona jenuh air
(zone of saturation). Air tanah terbentuk berasal dari air hujan dan air permukan,
yang meresap (infiltrate) mula-mula ke zona tak jenuh (zone of aeration) dan
kemudian meresap makin dalam (percolate) hingga mencapai zona jenuh air dan
menjadi air tanah. Air tanah merupakan salah satu faset dalam daur hidrologi, yakni
suatu peristiwa yang selalu berulang dari urutan tahap yang dilalui air dari atmosfer
ke bumi dan kembali ke atmosfer, penguapan dari darat atau laut atau air
pedalaman, pengembunan membentuk awan, pencurahan, pelonggokan dalam
tanah atau badan air dan penguapan kembali (Kamus Hidrologi, 1987). Dari daur
hidrologi tersebut dapat dipahami bahwa air tanah berinteraksi dengan air
permukaan serta komponen-komponen lain yang terlibat dalam daur hidrologi
termasuk bentuk topografi, jenis batuan penutup, penggunaan lahan, tetumbuhan
penutup, serta manusia yang berada di permukaan. Air tanah dan air permukaan
saling berkaitan dan berinteraksi. Setiap aksi (pemompaan, pencemaran dll)
terhadap air tanah akan memberikan reaksi terhadap air permukaan, demikian pula
sebaliknya.
Karakteristik fisik airtanah berhubungan dengan sifat-sifat fisik air tanah yakni
sifat yang dipergunakan harus bebas dari segala macam kotoran yang dapat
terdeteksi oleh indra penglihatan, indra pembau, dan indra perasa. Karakteristik
fisik meliputi warna, bau, rasa, kekentalan, kekeruhan dan temperatur.
a. Warna, warna air dapat disebabkan oleh adanya zat-zat atau material
organik yang terkandung dalam air brsih yang berupa suspensi maupun
yang terlarut. Intensitas warna dalam air dapat diukur dengan satuan unit
warna standar yang dihasilkan oleh 1 mg/l platina (sebagai K2PtCl6).
b. Bau dan rasa, bau dapat disebabkan oleh zat-zat atau gas-gas yang memiliki
aroma-aroma tertentu di dalam air dan terhisap oleh indra pembau seperti
gas H2S, NH3, senyawa fenol, cloro fenol dll. Rasa ditentukan oleh adanya
garam atau zat lain baik yang tersubsidi atau yang terlarut dalam air seperti
MgSO4, Na2SO4 dan NaCl.
c. Kekentalan, kekentalan dapat dipengaruhi oleh partikel-pertikel di dalam
air. Semakin banyak dikandung akan semakin kental. Disamping itu,
apabila suhunya semakin tinggi, maka kekentalannya semakin berkurang
atau semakin encer.
d. Kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh adanya zat-zat yang terkandung di
salam air tetapi tidak terlarutkan, misalkan batulempung, batulanau, dan zat-
zat organik serta organisme.
e. Temperature (suhu), temperatur airtanah dipengaruhi oleh kondisi di
sekelilingnya, seperti musim, cuaca siang dan malam, tempat atau
lokasinya, akibat berbagai macam variasi energi matahari yang diterima
oleh permukaan bumi.
2.6 Pumping Test
Pumping Test adalah melakukan pemompaan dari suatu sumur dengan debit
tertentu, dan mengukur penurunan muka air (drawdown) di sumur pengamatan serta
/ ataupun pada alat piezometer yang diketahui jaraknya dari sumur pemompaan
tersebut. Uji pompa (pumping test) biasa dilakukan untuk mendapatkan parameter-
parameter hidraulik dari suatu akifer (K, T, S, Sc). Tujuan dari pumping test sendiri
ada 2 yaitu 1. Pengujian Akuifer (Aquifer Test) Pengujian akuifer atau lebih
dikenal dengan metode long-term Constant rate test dimaksudkan untuk
pengukuran parameter yang arahnya horisontal terhadap sumur uji, sehingga
diperlukan beberapa sumur pengamatan lain disekitar sumur uji. Pada uji akuifer
ini biasanya disertai pula dengan recovery test atau uji kambuh, merupakan uji
pemulihan kedudukan muka airtanah setelah dipompa.
Secara umum, tipe akifer dapat dibagi menjadi tiga, yaitu unconfined aquifer,
semiconfined aquifer, dan confined aquifer.
a. Unconfined aquifer
b. Semiconfined aquifer
Semiconfined aquifer adalah suatu akifer yang telah jenuh air, dibatasi oleh
lapisan semi-pervious di bagian atasnya dan lapisan semi pervious atau
impervious dibagian bawahnya. Lapisan semi-pervious dapat didefinisikan
sebagai lapisan yang memiliki permeabilitas yang sangat kecil.
c. Confined Aquifer
Confined aquifer adalah suatu akifer yang jenuh air dan dibatasi bagian atas
dan bawahnya dengan lapisan impervious. Air yang ada pada akifer ini disebut
confined atau artesian water.
a. Permeabilitas (Permeability, K) :
b. Transmissivitas (Transmisivity, T)
Specific capacity adalah besarnya jumlah air yang dapat diambil dari suatu
akifer per satuan waktu dibagi dengan perubahan tinggi air dalam akifer.
Memiliki satuan M3/day/Mdd.
Storativitas (Storativity, S) :
METODOLOGI
2. Pemetaan Sumur
Alat dan bahan yang digunakan pada pemetaan sumur, yaitu :
GPS
Peta dasar
Pita ukur : untuk menghitung kedalaman sumur dan MAT
Botol air 600 ml : untuk mengambil sampel dan menghitung debit
Gembok : sebagai pemberat yang akan di ikatkan pada ujung pita ukur
Kabel : untuk menyambungkan voltmeter dengan air didalam sumur
Voltmeter : sebagai indikator ketika kabel sudah menyentuh air
Thermometer air : untuk menghitung suhu air
Ph meter : untuk mengetahui pH air
Lembar deskripsi : untuk mencatat data yang telah didapat
Alat tulis
3. Hidrograf
Alat dan bahan yang digunakan pada hidrograf, yaitu :
Tongkat ukur : untuk mengetahui kedalaman sungai
Pita ukur : untuk menghitung lebar sungai
Tali rafia : untuk mengikatkan pita ukur dengan tongkat
Gabus : sebagai indikator kecepatan aliran arus
Stopwatch : untuk menghitung kecepatan aliran arus
Senter : sebagai penerang
Lembar deskripsi : untuk mencatat data yang diperoleh
Alat tulis
4. Pumping Test
Alat dan bahan yang digunakan pada pumping test, yaitu :
Pita ukur : untuk menghitung kedalaman sumur dan MAT
Botol air 600 ml : untuk mengambil sampel dan menghitung debit
Gembok : sebagai pemberat yang akan di ikatkan pada ujung pita ukur
Kabel : untuk menyambungkan voltmeter dengan air didalam sumur
Voltmeter : sebagai indikator ketika kabel sudah menyentuh air
Lembar deskripsi : untuk mencatat data yang telah didapat
Alat tulis
= ; = .
Ambil sampel air dengan menggunakan botol sebanyak 600ml.
Ukur suhu udara dan suhu air menggunakan thermometer, dan ukur pH
air dengan menggunakan pH meter.
Melakukan pengukuran fisika air meliputi warna, bau, dan rasa.
Lakukan langah diatas untuk lokasi sungai yang lain.
2. Pemetaan sumur
Mencari sumur yang akan dipetakan
Menuju lokasi, setelah sampai, plot lokasi pada GPS dan peta.
Mengisi seluruh kolom data pada lembar pemetaan yang telah
disediakan.
Menggambarkan dan menghitung profil sumur seperti tinggi bibir sumur,
kedalaman sumur, diameter sumur, kedalaman MAT, tinggi MAT.
Ambil sampel air dengan menggunakan botol sebanyak 600ml.
Ukur suhu udara dan suhu air menggunakan thermometer, dan ukur pH
air dengan menggunakan pH meter.
Melakukan pengukuran fisika air meliputi warna, bau, dan rasa.
Lakukan langah diatas untuk lokasi sumur yang lain
3. Hidrograf
Menentukan sungai yang akan diteliti, dengan kriteria yaitu sungai tidak
berkelok, memiliki panjang minimal 2 meter, tidak ada hambatan seperti
batu atau sampah.
Menyiapkan alat dan bahan
Menggambarkan profil sungai dan menghitung kedalaman serta lebar
sungai menggunakan tongkat ukur dan pita ukur.
Menentukan titik s dari arah hulu ke hilir dan ditandai dengan patok.
Menghitung kecepatan aliran arus sungai dengan menggunakan gabus
yang dilemparkan ke sungai dan dihitung waktunya mulai dari patok
awal hingga patok akhir (sepanjang s), dilakukan 3 kali berturut-turut.
Perhitungan kecepatan aliran arus sungai dihitung dalam interval 30
menit sekali, jika terjadi hujan maka dihitung setiap 5 menit sekali)
Data yang dicatat di lapangan yaitu jarak (s), waktu (t), dan luas sungai
(A).
Setelah mendapatkan data, dihitung debit sungainya dengan menghitung
kecepatan aliran arus sungainya terlebih dahulu dengan menggunakan
rumus:
= ; = .
4. Pumping test
Menentukan sumur yang akan diteliti, dengan kriteria yaitu sumur
merupakan sumur galian dan sumur menggunakan pompa.
Menyiapkan alat dan bahan
Menggambarkan dan menghitung profil sumur seperti tinggi bibir sumur,
kedalaman sumur, diameter sumur, kedalaman MAT, tinggi MAT.
Menghidupkan pompa air yang memiliki debit konstan, dan dihitumg
debitnya
Mengukur kedalaman MAT dengan menggunakan pita ukur dan
voltmeter yang telah dirangkai dalam interval waktu yang sudah
ditentukan.
Jika kedalaman MAT yang didapatkan memiliki nilai yang sama dalam
3 kali perhitungan, maka kondisi tersebut sudah dinyatakan steady state,
dan debitnya dihitung kembali.
Setelah steady state, matikan pompa
Tahap selanjutnya yaitu recovery test.
Mengukur kedalaman MAT dengan menggunakan pita ukur dan
voltmeter yang telah dirangkai dalam interval waktu yang sudah
ditentukan.
Jika kedalaman MAT yang didapatkan telah sama dengan kedalaman
MAT pada waktu awal melakukan pumping test, maka proses recovery
telah selesai.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
- Warna : Keruh
- Bau : Berbau
- Rasa : Berasa
- pH : 7,25
- Zat Padat Terlarut : 79 mg/l
- Daya Hantar Listrik : 118 S/cm
- Temperatur Air : 22 oC
- Temperatur Udara : 28 oC
Perhitungan: A1 = x 165 x 68 = 5610 cm2
Diketahui :
s=8m A2 = x (68+74) x 238 = 16898 cm2
t1 = 13,55 s
A3 = 74 x 217 = 16958 cm2
t2 = 13,55 s
t3 = 13,21 s A = 3,85 m2
t rata-rata = 13,37 s
8 Q =VxA
V = = = 0.6 m/s
13,37 = 0,6 x 3,85 = 2,31 m3/s
Stasiun : SG 2 (Sungai Cimande) Cuaca : Berawan
Hari Koordinat : S 06o5714,4
/tanggal : Sabtu, 25 November 2017 E 107o4847,2
Pukul : 11.25 WIB Elevasi : 712 mdpl
Lokasi : Desa Cihanjuang
Foto: Sketsa:
- Warna : Keruh
- Bau : Berbau
B - Rasa : Berasa
- pH :6
- Zat Padat Terlarut : 82 mg/l
- Daya Hantar Listrik : 164 S/cm
- Temperatur Air : 23 oC
- Temperatur Udara : 26 oC
Profil Sungai :
Kondisi Fisik Sungai:
- Warna : Keruh
- Bau : Berbau
B - Rasa : Berasa
- pH :6
- Zat Padat Terlarut : 64 mg/l
- Daya Hantar Listrik : 128 S/cm
- Temperatur Air : 23 oC
- Temperatur Udara : 25 oC
Profil Sungai :
Kondisi Fisik Sungai:
- Warna : Keruh
- Bau : Berbau
- Rasa : Berasa
- pH : 6,72
- Zat Padat Terlarut : 92 mg/l
- Daya Hantar Listrik :184 S/cm
- Temperatur Air : 24 oC
- Temperatur Udara : 27 oC
a : 0.73m b : 0,89
m
c : 0,83
m
d:
5,69 m
a : diameter sumur
b : tinggi bibir sumur
c : kedalaman M.A.T
d : kedalaman sumur
Tiggi Muka Air Tanah 696,17 mdpl
Pengukuran Fisika dan Kimia Air: Zat Padat Terlarut : 256 mg/l
Warna : Agak Keruh Daya Hantar Listrik : 512 S/cm
Bau : Tidak Berbau Temperatur Air : 23oC
Rasa : Tidak Berasa Temperatur Udara : 27oC
pH : 6,63
Stasiun : sm 2 (Sumur 2) Cuaca : Mendung
Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2017 Koordinat : S 06o 5724
Pukul : 11.11 WIB E 107o 4914
Lokasi : Desa Cihanjuang Elevasi : 710 mdpl
Foto:
Profil Sumur:
a : 0.97m b : 0,67
m
c : 1,66 m
d:
5,27 m
a : diameter sumur
b : tinggi bibir sumur
c : kedalaman M.A.T
d : kedalaman sumur
Tiggi Muka Air Tanah 708,34 mdpl
Pengukuran Fisika dan Kimia Air: Zat Padat Terlarut : 135 mg/l
Warna : Jernih Daya Hantar Listrik : 268 S/cm
Bau : Tidak Berbau Temperatur Air : 25oC
Rasa : Tidak Berasa Temperatur Udara : 28oC
pH : 5,83
Stasiun : Sumur 3 Cuaca : Mendung
Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2017 Koordinat : S 06o 5715
Pukul : 11.39 WIB E 107o 4855
Lokasi : Desa Cihanjuang Elevasi : 720 mdpl
Foto: Profil Sumur:
8,06 m
Warna : Jernih
pH : 6,54
Stasiun : Sumur 4 Cuaca : Mendung
Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2017 Koordinat : S 06o 5735
Pukul : 12.59 WIB E 107o 4902
Lokasi : Desa Cihanjuang Elevasi : 700 mdpl
Foto: Profil Sumur:
Pengukuran Fisika dan Kimia Air: Zat Padat Terlarut : 212 mg/l Formatted: Space After: 7.7 pt
pH : 6,35
Stasiun : SM 5 (Sumur 5) Cuaca : Mendung
Hari/tanggal : Minggu, 26 November 2017 Koordinat : S 06o 5719,2
Pukul : 14.36 WIB E 107o 4915,9
Lokasi : Desa Cihanjuang Elevasi : 717 mdpl
Foto: Profil Sumur:
a : 0.69m b : 0,87
m
c : 2,23
m
d:
9,45 m
a : diameter sumur
b : tinggi bibir sumur
c : kedalaman M.A.T
d : kedalaman sumur
Tiggi Muka Air Tanah 714,7 mdpl
pH : 7,4
4.2 Pumping Dan Recovery Test
Uji pemompaan air dilakukan pada hari Sabtu, 25 November 2017 pukul 20.20-
23.20 WIB (Pumping Test) dan 23.34 04.34 WIB (Recovery Test) di Desa
Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang. Lokasi sumur terletak
pada koordinas S 06o5746,3 dan E 107o4848,0 pada elevasi 697 mdpl. Jenis
sumur pada uji pemompaan ini merupakan Sumur Galian (SG) dengan tinggi bibir
sumur 0,89m, kedalaman sumur 5,69m, diameter sumur 0,73m, kedalaman M.A.T
0,83m, dan tinggi muka air 696,17 mdpl. Pada musim kemarau air pada sumur stabil
atau tidak mengalami pengurangan dan kekeringan. Air sumur pada desa
Cihanjuang ini digunakan untuk semua aktivitas.
pH : 6,63
Waktu t M.A.T DD Q
No
(WIB) Menit Jam Meter Meter (Lt/Dt)
1 20.20 0 0.49 0 3.2
2 20.21 1 0.48 1
3 20.22 2 0.51 1.03
4 20.23 3 0.58 1.07
5 20.24 4 0.63 1.15
6 20.25 5 0.65 1.17
7 20.26 6 0.7 1.22
8 20.27 7 0.74 1.26
9 20.28 8 0.78 1.3
10 20.29 9 0.83 1.35
11 20.30 10 0.9 1.42
12 20.32 12 1.01 1.53
13 20.34 14 1.01 1.53
14 20.36 16 1.09 1.61
15 20.38 18 1.29 1.81
16 20.40 20 1.29 1.81
17 20.45 25 1.33 1.85
18 20.50 30 1.55 2.07
19 20.55 35 1.74 2.26
20 21.00 40 1.81 2.33
21 21.05 45 1.96 2.48
22 21.10 50 2.06 2.58
23 21.15 55 2.21 2.73
24 21.20 60 1 2.29 2.81
25 21.30 70 2.53 3.05
26 21.40 80 2.75 3.27
27 21.50 90 2.88 3.4 2.09
28 22.00 100 3.06 3.58
29 22.10 110 3.2 3.72
30 22.20 120 2 3.41 3.93
31 22.35 135 3.56 4.08
32 22.50 150 3.86 4.38
33 23.05 165 3.86 4.38
34 23.20 180 3 3.86 4.38 2.28
Tabel 1 Tabel Hasil Recovery test
Waktu t M.A.T DD
No
(WIB) Menit Jam Meter Meter
1 23.34 0 3.86 0
2 23.35 1 3.73 0.13
3 23.36 2 3.64 0.22
4 23.37 3 3.64 0.22
5 23.38 4 3.63 0.23
6 23.39 5 3.62 0.24
7 23.40 6 3.58 0.28
8 23.41 7 3.58 0.28
9 23.42 8 3.54 0.32
10 23.43 9 3.52 0.34
11 23.44 10 3.52 0.34
12 23.46 12 3.49 0.37
13 23.48 14 3.44 0.42
14 23.50 16 3.41 0.45
15 23.52 18 3.39 0.47
16 23.54 20 3.35 0.51
17 23.59 25 3.27 0.59
18 0.04 30 3.21 0.65
19 0.09 35 3.11 0.75
20 0.14 40 3.06 0.8
21 0.19 45 2.98 0.88
22 0.24 50 2.9 0.96
23 0.29 55 2.81 1.05
24 0.34 60 1 2.77 1.09
25 0.44 70 2.6 1.26
26 0.54 80 2.51 1.35
27 1.04 90 2.37 1.49
28 1.14 100 2.2 1.66
29 1.24 110 2.11 1.75
30 1.34 120 2 1.99 1.87
31 1.49 135 1.78 2.08
32 2.04 150 1.64 2.22
33 2.19 165 1.46 2.4
34 2.34 180 3 1.31 2.55
35 2.54 200 1.12 2.74
36 3.14 220 0.96 4.08
37 3.34 240 4 0.83 4.21
38 4.04 270 0.65 4.39
39 4.34 300 5 0.48 4.62
Grafik 4.1 Grafik Hasil Pumping test
Grafik Pumping
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 10 100 1000
Grafik recovery
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 10 100 1000
Perhitungan nilai
= Data Dd log 100 Data Dd log 10
= 3,57 1,41
= 2,16
Perhitungan Nilai Transmisivitas
2,3 .
T=
4 .
2,3 .2,52 5,796
= = = 0,231 m2 / s
4 .2,16 27,1296
5. HIDROGRAF
Pengamatan Hidrograf dilakukan pada hari Sabtu, 25 November 2017 di
Sungai Cimande, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten
Sumedang. Lokasi sungai ini terletak pada koordinas S 06o5748,2 dan E
107o4849,9 pada elevasi 691 mdpl.
Pengamatan dilakukan mulai pukul 19.30 WIB hingga 15.30 WIB pada
hari minggu, 26 November 2017. Sungai Cimande ini memiliki beberapa cabang
sungai. Dari yang dapat dilihat dilapangan, air sungai Cimande memiliki warna
yakni keruh atau tidak jernih. Selain itu air dari sungai ini juga memiliki bau dan
berasa. Lebar dari sungai pada lokasi pengamatan yaitu 6,7m dan berkedalaman
kurang lebih 0,74m.
pH : 7,25
2.5
Debit (m3/s)
1.5
0.5
0
0,02
0,01
0,03
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2.5
Debit (m3/s)
1.5
0.5
0
8:00
8:50
0:30
1:30
2:30
3:30
4:30
5:30
6:30
7:30
9:50
10:50
11:50
12:50
13:50
14:30
15:30
19.30
20.30
21.30
22.30
23.30
Waktu (Jam)
Berdasarkan grafik diatas, maka nilai fluktuasi dan waktu berbanding lurus dengan
Debit sungai pada daerah penelitian dengan range debit 2,1 3,1 m3 / s.
6. PETA POLA ALIRAN TANAH
4.4.1. Peta Muka Air tanah tanah
Arah aliran airtanah bergantung kepada elevasi dari wilayah penelitian. Pada desa
Cihanjuang, elevasi akan semakin tinggi ke arah utara, oleh karena itu aliran air tanah
relatif mengalir dari utara ke selatan.
(a) (b)
Gambar 6. (a) DEM daerah Penelitan. (b) Rekontruksi penampang dengan aliran MAT
berdasarkan data.
Sungai 1
Warna : Keruh
Bau : Berbau
Rasa : Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 22oC
Temperatur Udara : 28oC
Sungai 2
Warna : Keruh
Bau : Berbau
Rasa : Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 23oC
Temperatur Udara : 26oC
Sungai 3
Warna : Keruh
Bau : Berbau
Rasa : Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 23oC
Temperatur Udara : 25oC
Sungai 4
Warna : Keruh
Bau : Berbau
Rasa : Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 24oC
Temperatur Udara : 27oC
Sumur 1
Warna : Agak Keruh
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 23oC
Temperatur Udara : 27oC
Sumur 2
Warna : Jernih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 25oC
Temperatur Udara : 28oC
Sumur 3
Warna : Jernih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 27oC
Temperatur Udara : 27oC
Sumur 4
Warna : Jernih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 26oC
Temperatur Udara : 28oC
Sumur 5
Warna : Jernih
Bau : Tidak Berbau
Rasa : Tidak Berasa
Kekentalan : Encer
Temperatur Air : 23oC
Temperatur Udara : 27oC
Adapun sifat-sifat kimia air yang dihitung adalah nilai pH, daya hantar
listrik, dan zat padat terlarut. Datanya adalah sebagai berikut :
Sungai 1
Nilai pH : 7,25
Daya hantar listrik : 118 S/cm
Zat padat terlarut : 78 mg/l
Sumur 2
Nilai pH :6
Daya hantar listrik : 164 S/cm
Zat padat terlarut : 82 mg/l
Sumur 3
Nilai pH :6
Daya hantar listrik : 128 S/cm
Zat padat terlarut : 64 mg/l
Sumur 4
Nilai pH : 6,72
Daya hantar listrik : 184 S/cm
Zat padat terlarut : 92 mg/l
Sumur 1
Nilai pH : 6,63
Daya hantar listrik : 512 S/cm
Zat padat terlarut : 256 mg/l
Sumur 2
Nilai pH : 5,83
Daya hantar listrik : 268 S/cm
Zat padat terlarut : 135 mg/l
Sumur 3
Nilai pH : 6,54
Daya hantar listrik : 304 S/cm
Zat padat terlarut : 152 mg/l
Sumur 4
Nilai pH : 6,35
Daya hantar listrik : 424 S/cm
Zat padat terlarut : 212 mg/l
Sumur 5 tidak dilakukan pengukuran nilai daya hantar listrik dan zat padat
terlarut, hal itu disebabkan karena sumur 5 diambil pada hari kedua
sebagai data tambahan.
Nilai pH : 7,4
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Grafik data pada pumping test menunjukkan bahwa karakteristik akuifer dari
sumur memiliki kualitas yang cukup baik.
2. Berdasarkan grafik data hidrograf menunjukkan nilai fluktuasi dan waktu
berbanding lurus dengan Debit sungai pada daerah penelitian dengan range debit
2,1 3,1 m3 / s.
3. Arah aliran atau pola pergerakan aliran air tanah pada daerah penelitian, mengalir
dari elevasi yang tinggi ke elevasi yang rendah.
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 1999. Peta Rupa Bumi Digital Lembar
Soreang
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 2000. Peta Rupa Bumi Digital Lembar
Pakutandang
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 2001. Peta Rupa Bumi Digital Lembar
Bandung
Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, 2001. Peta Rupa Bumi Digital Lembar
Ujung Berung
Silitonga, 1973. Peta Geologi Lembar Bandung Skala 1:100.000. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi
Soewarno, Hidrologi Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai. Nova: Bandung
Lampiran Peta