Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

UJI SIFAT FISIK BATUAN

KELOMPOK 2

ILHAM ABIRAWA PRAKOSO


(073 12 092)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KEBUMIAN DAN ENERGI
UNIVERSITAS TRISAKTI

BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

Setelah melakukan Uji Sifat Fisik Batuan, praktikan diharapkan dapat :


1. Melakukan Uji Sifat Fisik Batuan dengan baik dan benar
2. Memahami perhitungan sifat-sifat fisik batuan
3. Mendapatkan sifat-sifat fisik batuan yang diuji di laboratorium dengan
peralatan yang tersedia
4. Dapat menghitung dan menganalisa sifat fisik batuan yang terdiri dari:
Bobot isi asli (n), Bobot isi kering (o), Bobot isi jenuh (w), Apparent
Specific Gravity (GSA), True Specific Gravity (GST), Kadar air asli
(n), Kadar asli jenuh (n), Derajat kejenuhan (S), Porositas (n), Void
ratio (e).

BAB II
TEORI DASAR
Batuan adalah sekumpulan mineral-mineral yang menjadi satu. Bisa terdiri
dari satu atau lebih mineral. Lapisan lithosphere di bumi terdiri dari batuan.
Sedangkan mineral adalah substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari
proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia.
Pembentukan berbagai macam mineral di alam akan menghasilkan berbagai
jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa berbeda-beda dan membentuk
jenis batuan yang berbeda pula.
Pembekuan magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku. Batuan se
dimen bisaterbentuk

karena

berbagai

proses

alamiah,

seperti

proses

penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses kimiawi dan


organis serta proses penguapan/ evaporasi. Letusan gunung api sendiri dapat
menghasilkan batuan piroklastik. Batuan metamorf terbentuk dari berbagai
jenis batuan yang telah terbentuk lebih dahulu kemudian mengalami peningkata
n temperature atau tekanan yang cukup tinggi, namun peningkatan temperatur
itu sendiri maksimal di bawah temperatur magma.

Batuan memiliki sifat fisik dan sifat mekanik. Adapun yang termasuk kedalam
sifat fisik batuanadalah sebagai berikut:
1. Bobot Isi Asli (n)
Merupakan perbandingan antara berat batuan asli dengan volume total
batuan.
2. Bobot Isi Kering (o)
Merupakan perbandingan antara berat batuan kering dengan volume total
batuan.
3. Bobot Isi Jenuh (w)
Merupakan perbandingan antara berat batuan jenuh dengan volume total
batuan.
4. Apparent Specific Gravity (GSA)
Merupakan perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan bobot isi
air.
5. True Specific Gravity (GST)
Merupakan perbandingan antara bobot isi jenuh batuan dengan bobot isi
air.
6. Kadar Air Asli (n)
Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan asli dengan berat
butiran batuandan dinyatakan dalam %.

7. Kadar Air Jenuh (sat)


Merupakan perbandingan antara berat air dalam batuan jenuh dengan
berat butiran batuandan dinyatakan dalam %.
8. Derajat kejenuhan (S)
Merupakan perbandingan antara kadar air asli dengan kadar air jenuh dan
dinyatakandalam %.
9. Porositas (n)
Merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan dengan
volume total batuan.
10. Void ratio (e)
Merupakan perbandingan antara volume rongga dalam batuan dengan
volume butiran batuan.

BAB III
ALAT & BAHAN
Pada percobaan ini ada beberapa alat dan bahan yang digunakan, yaitu
sebagai berikut :
Alat :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Timbangan
Oven
Desikator dan Pompa
Bak Air
Air
Jangka Sorong

Bahan :
1. Sample A-2

BAB IV
CARA KERJA

Adapun langkah kerja dalam percobaan ini sebagai berikut :


1.
2.
3.
4.

Siapkan contoh batuan yang akan di preparasi.


Penimbangan berat contoh batuan natural : Wn.
Kemudian contoh batuan dimasukkan ke dalam deskator.
Persiapan :
Desikator dibersihkan kemudian bibir dan bibir tutupnya diolesi

vaselin.
Contoh batuan dimasukkan ke dalam desikator dengan hati-hati.
5. Isi desikator dengan air hingga penuh dan udara dalam desikator dihisap
dengan batuan pompa vakum sampai tidak ada gelembung udara yang
keluar dari contoh batuan.
6. Penimbangan berat contoh batuan jenuh : Ww, (setelah contoh batuan
dijenuhkan dengan air di dalam desikator yang hampa udara selama 24
jam).
7. Penimbangan berat contoh batuan jenuh tergantung di dalam air : Ws
8. Penimbangan berat contoh batuan kering : Wo, (setelah contoh batuan
dikeringkan di dalam oven selama 24 jam pada temperatur oven 90C.

BAB V
HASIL PENGAMATAN

Beberapa data yang didapatkan :

NO

JENIS BERAT

BERAT (Gram)

Berat Natural (Wn)

493,9

Berat Jenuh (Ww)

550

Berat Jenuh Gantung (Ws)

251,6

Berat Kering (Wo)

471,9

BAB VI
PERHITUNGAN
Diketahui :

Natural density (Wn)


Berat batuan jenuh (Ww)
Berat batuan jenuh tergantung (Ws)
Berat batuan kering (Wo)

= 493,9 gram.
= 550 gram.
= 251,6 gram.
= 471,9 gram.

1. Natural Density

Wn

(Ww-Ws)
493,9 gram

(550 gram 251,6 gram)

2. Dry Density

1,6551 gram/cm

Wo
(Ww-Ws)
471,9 gram

(550 gram 251,6 gram)

1,5814
gram/cm
3. Saturated Density
Ww
=

(Ww-Ws)
550 gram

(550 gram 251,6 gram)

= 1,8431 gram/cm

4. Apparent specific grafity

Wo
(Ww-Ws)

471,9 gram
(550 gram 251,6 gram)

5. True specific grafity

1,5814
Wo

(Wo-Ws)
471,9 gram

(471,9 gram 251,6 gram)


2,1420

6. Natural water content

(Wn-Wo)
=

x 100%

Wo

493,9 gram - 471,9 gram

471,9 gram
= 4,6620

7. Saturated water content

(Ww-Wo)

x 100 %

x 100 %

Wo
550 gram 471,9 gram

x 100 %

471,9 gram
= 16,5501

8. Degree of saturation

(Wn-Wo)

x 100 %

(Ww-Wo)
=

(493,9 gram 471,9 gram)


(550 gram 471,9 gram)

9. Porositas (n)

28,1690 %

(Ww-Wo)

x 100 %

(Ww-Ws)
(550 gram 471,9 gram)
(550 gram 251,6 gram)

10.Void ratio (e)

x 100 %

26,1729 %
n
(1 n)

x 100 %

26,1729 %
(100 % 26,1729 %)

= 0,3545 x 100 %
= 35,4516 %

BAB VII
PEMBAHASAN

Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan setelah
dilakukan pengujian tanpa melakukan pengrusakan. Sifat-sifat fisik antara lain

bobot isi, berat jenis, porositas, absorbsi dan void ratio. Pengujian sifat fisik
batuan yang ditentukan, antara lain :
a. Bobot isi asli (natural density), n
b. Bobot isi kering (dry density), d
c. Bobot isi jenuh (saturated density), s
d. Berat jenis semu (apperent specific gravity)
e. Berat jenis nyata (true specific gravity)
f.

Kadar air asli (natural water content)

g. Kadar air jenuh (absorption)


h. Derajad kejenuhan
i.

Porositas (n)

j.

Void ratio (e)


Pada percobaan kali ini, berat natural yang di ketahui adalah sebesar Wn

= 511,9 gram. Hal yang pertama dilakukan yaitu mengambil sampel yang telah
disediakan oleh asisten dari dalam desikator. Sampel yang digunakan adalah
sampel A-7 (sesuai kelompok). Kedua,

sampel batuan yang ada dalam

desikator diambil untuk di timbang berat jenuhnya setelah dijenuhkan dengan


air di dalam desikator yang hampa udara selama 24 jam. Sampel di timbang
dengan timbangan dan mendapatkan berat jenuh batuan sebesar Ww = 575,9
gram. Ketiga,

itu sampel kemudian di gantung di dalam air, gantungan

tersebut terhubung langsung ke timbangan untuk menentukan berat batuan


jenuh tergantung. Berat batuan jenuh tergantung yang didapatkan sebesar Ws =
281,8 gram. Selanjutnya setelah batuan jenuh tergantung ditimbang, sampel
batuan tersebut dimasukkan di dalam oven untuk dikeringkan guna
mendapatkan berat kering sampel batuan tersebut. Lamanya pengeringan
sesuai yang dibutuhkan, untuk pengujian kali ini lamanya yang dibutuhkan
yaitu 24 jam dengan suhu/temperatur oven 90C. Setelah 24 jam, sampel

dikeluarkan dari oven dan di timbang sehingga didapatkan berat keringnya


sebesar Wo = 482,9 gram. Di dalam perhitungan, didapatkan 10 data antara
lain :

Natural density
Dry density
Saturated density
Apparent specific gravity
True specific gravity
Natural water content
Saturated water content
Degree of saturation
Porositas
Void ratio

= 1,6551 gram/cm
= 1,5814 gram/cm
= 1,8431 gram/cm
= 1,5814
= 2,1420
= 4,6620 %
= 16,5501 %
= 28,1690 %
= 26,1729 %
= 35,4516 %

BAB VIII
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan uji sifat fisik dan analisa data yang dilakukan, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Untuk hasil yang lebih akurat percobaan dilakukan dengan menguji sifat
fisik suatu batuan dengan jumlah sampel uji yang cukup banyak (misal :1020 sampel).

2. Terdapat perbedaan nilai Wn, Ww, Ws, dan Wo pada sampel. Hal ini
disebabkan oleh faktor berkut :
a. Sifat heterogen yaitu :
Jenis mineral pembentuk batuan yang tidak seragam pada setiap titik,
artinya semen, pasir dan air yang digunakan untuk membuat sampel
coring tidak tercampur dengan sempurna.
Ukuran dan bentuk partikel/butir yang tidak sama pada setiap titik.
Penyebaran rongga (void) yang berbeda dalam batuan.
b. Akurasi alat pemotong sampel batuan yang menyebabkan sampel tidak
terpotong dengan ukuran yang sama.
3. Uji sifat fisik merupakan pengujian yang tidak merusak smapel batuan
(non-destructive test).
4. Parameter yang diperoleh dari uji sifat fisik batuan adalah bobot isi asli atau
berat natural (natural density), bobot isi kering (dry density), bobot isi
jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent specific grafity), berat
jenis asli (true specific grafity), kadar air asli (natural water content), kadar
air jenuh (saturated water content), derajat kejenuhan (degree of
saturation), porositas (n) dan void ratio (e).
5. Porositas menyebabkan kandungan air bertambah. Dan porositas juga
menyebabkan Kecepatan rambat gelombang primer (Vp) melambat. True
Specific Gravity lebih besar daripada Specific Gravity. Saturated density
lebih besar dibandingkan natural density, karena rongga udara pada berat
natural terisi oleh air sehingga menjadikannya lebih berat. Natural density
lebih berat dibandingkan dry density karena pada natural density terdapat
kandungan air .

DAFTAR PUSTAKA
1. Modul Praktikum Mekanika Batuan, Laboratorium
Geomekanika dan Peralatan Tambang, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, ITB
2. www.scribd.com/laporan-mekanika-batuan
3. www.scribd.com/sifat-fisik-batuan

Anda mungkin juga menyukai