Anda di halaman 1dari 9

M – II

UJI SIFAT FISIK BATUAN

2.1 Tujuan
Tujuan pada praktikum uji sifat fisik batuan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui sifat – sifat fisik pada batuan.
2. Mengetahui kepentingan untuk penelitian geoteknik.
3. Mengetahui tahapan pada uji sifat fisik batuan.

3.2 Landasan Teori


Pada proses perancangan sebuah tambang terbuka dan tambang bawah
tanah biasanya diawali dengan proses pemboran inti yang berada di lapangan
untuk mendapatkan batuan serta contoh batuan dan cadangannya untuk
kepentingan geologi serta kepentingan geoteknik. Jika conroh telah diperoleh,
maka orang geologi akan melakukan penyelidikan terlebih dahulu, setelah itu di
potong dan dipilih sesuai dengan kebutuhan. Tetapi jika diperlukan untuk
geoteknik, maka batuan akan mengalami proses pengujian geoteknik, lalu data
yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap perancangan dengan hasil akhir
berupa model perancangan, contohnya untuk tambang bawah tanah.
Kualitas pada pengambilan contoh batuan utuh akan sangat diakui baik,
sehingga orang geoteknik akan mampu untuk memahami karakteristik geoteknik
formasi batuan. Kualitas tinggi pada contoh batuan akan menjadikan informasi
yang lebih akurat dari segi litologinya, sifat fisiknya, dan mekanik batuan agar
dapat membangun model geologi baik untuk kepentingan tambang bawah tanah
ataupun untuk tambang terbuka.
Maka dari itu kualitas dari contoh inti batuan ini dapat menjadi acuan
untuk kelancaran agar dapat melanjutkan ke tahap yang selanjutnya. Contoh inti
batuan harus diperoleh tanpa mengubah karateristik dari contoh inti batuan
tersebut dan hal tersebut dapat diperoleh dengan hati – hati dan alat yang dapat
memadai. Batuan memiliki sifat – sifat tertentu yang harus diketahui dan dibagi
menjadi dua yaitu sifat – sifat fisik dan sifat – sifat mekanik. Umunya sifat fisik
memiliki arti yaitu bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi dan void ratio.
Sedangkan pada sifat mekanik biasanya dikenal dengan sifat mekanik statik dan
sifat mekanik dinamik.
Pada sifat fisik batuan yang telah ditentukan untuk kepentingan penelitian
geoteknik yaitu sebagai berikut :
1. Bobot isi asli ( γn)
Bobot isi asli ini adalah perbandingan antara berat dari batuan asli
dengan volume pada total batuan
2. Bobot isi kering ( γo)
Bobot isi kering ini adalah perbandingan antara berat batuan kering
dengan volume pada total batuan.
3. Bobot isi jenuh ( γw)
Bobot isi jenuh ini adalah perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume pada total batuan.
4. Apperent Specific Gravity (GSA)
Adalah perbandingan antara bobot isi kering batuan dengan bobot yang
berisi air.
5. True Specific Gravity (GST)
Adalah perbandingan antara bobot yag berisi jenuh batuan dengan bobot
yang berisi air.
6. Kadar air asli (ωn)
Kadar air asli adalah perbandingan antara berat air pada batuan asli
dengan berat pada butiran batuannya yang dinyatakan dengan %
7. Kadar air jenuh (ωsat ¿
Kadar air jenuh adalah perbandingan antara berat air pada batuan yang
jenuh dengan berat pada butirannya yang dinyatakan dengan %
8. Derajat Kejenuhan (S)
Perbandingan antara kadar air asli dengan kadar air jenuh yang
dinyatakan dengan %
9. Porositas
Perbandingan antara volume rongga pada batuan dengan volume total
pada batuan.
10. Void ratio
Perbandingan antara volume rongga pada batuan dengan volume butiran
pada batuan.

untuk menentukan sifat fisik pada batuan diperlukan sampel batuan yang
nantinya akan diuji, pembuatannya seperti :
1. Pengujian sampel dilapangan
Pada pengujian sampel dilapangan, dilakukannya dari hasil pemboran
sampel inti (core drilling) yang langsung kedalam batuan yang akan diujidi
lapangan dengan didapatkan contoh inti batuan tersebut berbentuk
silinder. Pada inti tersebut bisa saja langsung dilakukannya uji
laboratorium tetapi dengan syarat tinggi sampel minimal dua kali dari
diameternya. Semua sampel diukur diameter dan tingginya, lalu hitung
luas permukaan dan volumenya.
2. Pengujian sampel di laboratorium
Pada pengujian sampel di laboratorium ini sampel yang di uji didapat dari
blok batu yang telah diambil dari lapangan yang dibor dengan
menggunakan coring machine laboratorium. Hasil dari proses tersebut
yaitu sampelnya berbentuk silinder dengan diameter biasanya kisaran
antara 50 – 60 mm dan tingginya yaitu dua kali dari diameter tersebut.
Pada ukuran sampel dapat menjadi lebih besar karena tergantung dari
maksud pengujia tersebut.
Adapun beberapa hal yang harus dilakukan agar menadapat data untuk
menentukan sifat fisik batuan yaitu pengukuran terhadao
a. Berat sampel asli = wn
b. Berat sampel keing yang sudah dimasukkan kedalam oven 24 jam = wo
c. Berat sampel jenuh yang telah dijenuhkan oleh air selama 24 jam = Ww
d. Berat sampel jenuh + berat air + berat bejana = Wa
e. Berat sampel jenuh tergantung pada di dalam air + berat air + berat
bejana = Wb
f. Berat sampel jenuh dalam air : Ws = (Wa – Wb)
g. Volume sampel tanpa pori – pori =Wo – Ws
h. Volume sampel total = Ww - Ws
2.3 Alat dan Bahan
2.3.1 Alat
Alat – alat yang digunakan pada praktikum uji sifat fisik batuian ini, yaitu :
1. Desikator
2. Pemanas (oven) dengan temperatur 105°C s/d 110°C.
3. Neraca O’haus dengan ketelitian 0,1 gr
4. Container
1 2

4 3

Bahan yang digunakan adalah pecahan dari bongkah batuan.


2.4 Prosedur
pada prosedur uji sifat fisik batuan dapat dilakukan dengan tahap sebagai
berikut :
1. Siapkan kurang lebih 2 – 3 sampel
2. Ukur dimensi batuan dengan jangka sorong
3. Timbang berat kontainer kosong lalu setelah itu timbang berat
kontainer yang berisi sampel dengan menggunakan neraca Ohaus
4. Setelah itu, dilakukannya penjenuhan sampel dengan tahapan
sbb :
a. Tahap I : Isi air ¼ tinggi sampel didalam kontainer lalu vakum
selama 15 menit.
b. Tahap II : Isi air sebanyak ½ dari tinggi sampel didalam
kontainer lalu vakum selama 15 menit.
c. Tahap III : Isi air setinggi sampel didalam kontainer lalu vakum
selama 20 menit.
5. Sampel dijenuhkan pada tabung vakum dengan memiliki daya isap
yang kurang dari 0,008 kgf/cm selama sehari atau 24 jam.
6. Angkat batuan dari tabung vakum setelah penjenuhan selama 24
jam
7. Setelah itu, tiriskan air dari dalam kontainer dengan perlahan agar
butiran sampel tidak ikut terbuang.
8. Lalu timbang berat jenuh hingga hasil penjenuhan
9. Timbang untuk mengetahui berat jenuh
10. Masukan sampel kedalam oven
11. Lalu timbang lagi berat sampel yang telah ditiriskan dan didinginkan
12. Lakukakn kembali penimbangan berat.

2.5 Rumus yang digunakan


Rumus yang digunakan pada uji sifat fisik batuan ini yaitu :
1. Natural Density
Wn
……………………………………………(2.1)
Ww−Ws
2. Dry Density
Wo
……………………………………………(2.2)
Ww−Ws
3. Saturated density
Ww
……………………………………………(2.3)
Ww−Ws
4. Apparent specific gravity
Wo
/bobot isi air………………….…………(2.4)
Ww−Ws
5. True specific gravity
Wo
/bobot isi air………………..……………(2.5)
Wo−Ws
6. Natural content water
Wn−Wo
x 100%………..…………………………(2.6)
W0
7. Saturated water content
Ww−Wo
x 100%……..……………………………(2.7)
Wo
8. Degree of saturated
Wn−Wo
x 100%………………………..…………(2.8)
Ww−Wo
9. Porositas
Ww−Wo
……………………………………………(2.9)
Ww−Ws
10. Void ratio
n
e¿ ……………………………………………(2.10)
1−n
2.6 Data hasil Pengujian
Data yang diperoleh ari praktikum uji sifat fisik ini yaitu :
Sampel
parameter
andesit gamping sedimen
Berat asli 66,55 45,3 36.6
Berat jenuh 69,7 46,4 47,3
Berat tergantung 25,9 10 11,3
Berat kering 71,1 46,9 34,2

2.7 Pengolahan Data


1. Natural Density
Wn
Ww−Ws
66,55
a. Andesit ¿ ¿1,5194
69,7−25,9
45,3
b. Gamping ¿ ¿1,2445
46,4−10
36,6
c. Sedimen ¿ ¿ 1,016
47,3−11,3
2. Saturated density
Ww
Ww−Ws
69,7
a. Andesit ¿ ¿1,5193
69,7−25,9
46,4
b. Gamping ¿ ¿1,2747
46,4−10
47,3
c. Sedimen ¿ ¿ 1,313
47,3−11,3
3. Dry density
Wo
Ww−Ws
71,1
a. Andesit ¿ ¿1,623
69,7−25,9
46,9
b. Gamping ¿ ¿1,288
46,4−10
34,2
c. Sedimen ¿ ¿ 0,95
47,3−11,3
4. Natural water content
Wn−Wo
x 100%
W0
66,55−71,1
a. Andesit ¿ x 100% ¿0,06399%
71,1
45,3−46,9
b. Gamping ¿ x 100%¿0,03411%
46,9
36,6−34,2
c. Sedimen ¿ x 100% ¿ 0,07017%
34,2
5. Saturated degree
Wn−Wo
x 100%
Ww−Wo
66,55−71,1
a. Andesit ¿ x 100% ¿3,25%
69,7−71,1
45,3−46,9
b. Gamping ¿ x 100%¿3,2%
46,4−46,9
36,6−34,2
c. Sedimen ¿ x 100% ¿ 0,18%
47,3−34,2
6. Porosity
69,7−71,1
a. Andesit ¿ x 100% ¿0,0319%
69,7−25,9
46,4−46,9
b. Gamping ¿ x 100%¿0,0137%
46,4−10
47,3−34,2
c. Sedimen ¿ x 100% ¿ 0,3639%
47,3−11,3
7. Void ratio
n
E¿
1−n
0,0319
a. Andesit ¿ ¿0,03301
1−0,0319
0,0137
b. Gamping ¿ ¿0,013927
1−0,0137
0,3639
c. Sedimen ¿ ¿ 0,572
1−0,0137
Sampe code
No parameter
andesit gamping sampel
1 Natural mass 66,55 45,3 36,6
2 Saturated mass 69,7 46,4 47,3
3 Submerge mass 25,9 10 11,3
4 Dry mass 71,1 46,9 34,2
5 Natural density 1,5194 1,2445 1,016
6 Saturated density 1,5913 1,2747 1,313
7 Dry density 1,623 1,288 0,95
8 Naturan water content 0,0639% 0,0341% 0,07017
9 Saturated degree 3,25% 3,2% 0,1832
10 Porosity 0,03196% 0,0137 0,3639
11 Void ratio 0,033301 0,013927 0,572

2.8 Analisa
Jadi pada praktikum uji sifat fisik batuan menggunakan tiga sampel batuan yaitu
andesit, gamping dan sedimen berupa batupasir. Pada praktikum ini memiliki
tahapan – tahapan pada masing – masing sampel. Pada tahap pertama sampel
dimasukkan kedalam desikator untuk pemvakuman, lalu dilakukan proses
penjenuhan yang nantinya akan erlanjut ke proses pemanasan menggunaan
oven serta penimbangan berat gantung. Tujuan dar tahapan tersebut yaitu untuk
memisahkan batuann dari unsur-unsur yang tidak diperlukan contohnya seperti
kadar air yang terkandung dan udara yang masuk sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat memasukkan air kedalam desikator yang berisi sampel harus secara
bertahap, dimulai dari air ¼ sampel dimasukkan kedalam desikator, diamkan 15
menit, lalu selanjutnya air ½ sampel diamkan 15 menit sampai air sepenuhnya
lalu diamkan 24 jam. Pada proses memasukkan air harus bertahap karena jika
tidak bertahap maka rongga – rongga yang ada dibatuan tidak terpenuhi secara
merata, sehingga pada saat perhitungan pun akan mempengaruhi.
2.9 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang dapat diambil pada praktikum uji sifat fisik ini adalah :
1. Sifat – sifat fisik batuan yaitu bobot atau berat atau massa pada isi
batuan, berat jenis, porositas, absorpsi, permeabilitas, void ratio.
2. Sifat fisik yang ditentukan untuk geoteknik yaitu Bobot isi asli ( γn), Bobot
isi kering ( γo), Bobot isi jenuh ( γw), Apperent Specific Gravity (GSA),
True Specific Gravity (GST), Kadar air asli (ωn) , Kadar air jenuh (ωsat ¿,
Derajat Kejenuhan (S), Porositas,Void ratio.
3. Tahapan – tahapan pada uji sifat fisik batuan ini adalah yang pertama
sampel yang telah berada di kontainer dimasukkan kedalam desikator
untuk menghitung berat jenuh yang didiamkan selama 24 jam. Setelah 24
jam sampel dimasukkan kedalam oven untuk menghitung berat
keringnya, dan oven selama 24 jam. Jika sudah selesai maka hitung sifat
– sifat fisik batuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Azharyy. 2013. ‘’Laporan Uji Sifat Fisik Batuan – Mekanika Batuan’’.


Scribd.com. diakses pada tanggal 17 Februari 2019 pukul 19.00

2. Hutagalung. Dasianatambang. 2016 ‘’Laboratorium Pengujian Sifat


Fisik Batuan’’ teknikterowongankristallo.blogspot.com Diakses
pada tangal 17 Februari 2019 pukul 20.09

3. Astawa Rai, Made, Suseno Kramadibrata, Ridho Kresna Wattimena


, 2014, ‘’Mekanika Batuan’’, Bandung:Penerbit ITB.

Anda mungkin juga menyukai