Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM MEKANIKA BATUAN

ACARA I

PENGUJIAN SIFAT FISIK BATUAN

Disusun Oleh:

Rafi Nugraha

19080029

Pelaksanaan Praktikum:

Hari / Tanggal : Rabu / 20 Januari 2021

Sesi / Jam : Sesi A / 01:00 – 18:00

Asisten : Yola Andani Syuhelfi S.T.

LABORATORIUM TAMBANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Batuan adalah benda padat yang terbentuk secara alami dan terdiri
atas mineral-mineral tertentuyang tersusun membentuk kulit bumi.Batuan
mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui dalam kepentingan
rekayasa batuan, sifat-sifat tersebut dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu:
1.Sifat fisik batuan yaitu sifat yang berasal dari batuan itu sendiri dari
material batuan itu sendiri.
2.Sifat mekanika batuan yaitu sifat batuan ketika dikenakan gaya
baik secara alami maupunn buatan.
Kedua sifat batuan tersebut dapat ditentukan baik di
laboratorium maupun di lapangan (insitu).Penentuan sifat fisik dan
mekanika batuan di laboratorium pada umumnya dilakukan terhadap
percontoh (sampel) yang diambil di lapangan. Satu percontoh dapat
digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan tersebut. Pertama-tama
adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tak
merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan pengujian
sifat mekanika batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive
test) sehingga percontoh batu hancur
1.2.Tujuan Praktikum
Untuk mendapatkan sifat sifat fisik batuan di laboratorium dengan
peralatan yang tersedia.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.Konsep Dasar
Batuan memiliki sifat sifat tertentu yang perlu diketahui dalam
mekanika batuan. Karakteristik ini dapat dikelompokan menjadi dua
bagian yaitu sifat fisik batuan dan sifat mekanik batuan. Parameter dari
sifat fisik batuan adalah bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi, dan void
ratio. Sedangkan untuk sifat mekanik standard dikenal juga sifat mekanik
dan cuttability yang di peroleh dari uji indeks.
Semua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium maupun
di lapangan (in-situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya dilakukan
terhadap contoh batuan yang diambil di lapangan. Satu contoh dapat
digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan
uji tanpa merusak (non destructive test), kemudian dilanjutkan dengan
penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan uji merusak (destructive
test) sehingga contoh batu hancur.

Tahapan dalam pengujian sifat fisik batuan :

Penimbangan berat sampel


1) Berat asli (natural) : Wn
2) Berat kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
dengan temperatur kurang lebih 100o C) : Wo
3) Berat jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : Ww
4) Berat jenuh + berat air + berat bejana : Wb
5) Berat jenuh di dalam air : Ws = (Wa – Wb)
6) Volume sampel tanpa pori-pori : Wo – Ws
7) Volume sampel total : Ww - Ws
Sehingga sifat fisik batuan dapat dihitung dengan,
Wn
1) Bobot isi asli =
Ww−Ws
W0
2) Bobot isi kering =
Ww−Ws
Ww
3) Bobot isi jenuh =
Ww−Ws
Wo
4) Berat jenis semu = / bobot isi air
Ww−Ws
Wo
5) Berat jenis asli = / bobot isi air
Wo−Ws
Wn−Wo
6) Kadar air asli = x 100 %
Wo
Ww−Wo
7) Saturated water content = x 100 %
Wo
Wn−Wo
8) Derajat kejenuahan = x 100 %
Ww−Wo
Ww−Wo
9) Porositas (n) = x 100 %
Ww−Ws
n
10) Voidratio (e) =
1−n

Sifat fisik batuan adalah sifat yang terdapat pada suatu batuan
setelah dilakukan pengujian tanpa melakukan pengrusakan. Setelah batuan
selesai dipreparasi kemudian setiap sample yang diperoleh diukur diameter
dan tingginya kemudian dihitung luas permukaan dan volumenya. Adapun
sifat fisik pada batuan meliputi :
1. Bobot Isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat batuan dengan volume
batuan. Bobot isi berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu :
a. Bobot isi asli, yaitu perbandingan antara berat batuan asli dengan
volume batuan.
b. Bobot isi jenuh, yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh
dengan volume batuan.
c. Bobot isi kering, yaitu perbandingan antara berat batuan kering
dengan volume batuan.
2. Spesific Gravity
Spesific gravity adalah perbandingan antara bobot isi dengan bobot
isi air Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang ada di dalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri yang terbagi menjadi :
a. Kadar air asli, yaitu perbandingan antara berat air asli yang ada
dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
b. Kadar air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh yang ada
dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
3. Porositas
Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori atau
rongga batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam %.
4. Angka Pori
Angka pori adalah perbandingan antara volume pori-pori dalam
batuan dengan volume batuan.
5. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan kadar air asli dan jenuh.

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1.Persiapan

Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pratikum ini adalah:

1.Oven

2. Desikator

3. Timbangan

4. Pompa Vakum

3.2.Prosedur Pratikum

Adapun langkah kerja pada pratikum kali ini sebagai berikut:

1. Timbang berat asli percontoh (Wn)


2. Jenuhkan percontoh di dalam desikator, dengan cara sebagai berikut :
 Desikator pada bibir dan tepi tutupnya diolesi dengan vaselin hingga
rata.
 Percontoh dimasukkan ke dalam desikator dengan hati-hati
kemudian ditutup dengan rapat agar udara luar tidak dapat masuk
ketika dihisap dengan pompa vakum.
 Udara dalam desikator dihisap dengan bantuan pompa vakum selama
15 menit, untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam percontoh.
Pastikan tidak ada kebocoran pada selang hisap dan pada penutup
desikator.
 Setelah 15 menit penghisapan dihentikan, dan kran pada selang
yang dihubungkan ke pompa vakum ditutup, kemudian ke dalam
desikator dimasukkan air sehingga percontoh terendam sepertiganya.
 Air dibiarkan masuk melalui selang dengan sendirinya akibat
perbedaan tekanan dalam desikator, yaitu dengan membuka kran pada
selang yang dihubungkan ke bak air.
 Setelah itu tutup kembali kran pada selang yang menuju bak air dan
buka kran pada selang yang dihubungkan ke pompa vakum, kemudian
dilakukan pengisapan lagi selama 15 menit.
 Selanjutnya penghisapan dihentikan dan masukkan lagi air dengan
cara seperti tersebut di atas sehingga percontoh terendam dua per
tiganya. Kemudian lanjutkan lagi pengisapan selama 15 menit,
masukkan lagi air hingga seluruh percontoh terendam dan tutuplah
kran selang air. Setelah itu lanjutkan lagi pengisapan selama 15 menit
atau sampai benar-benar tidak ada lagi gelembung udara yang keluar
dari sisi-sisi percontoh. Kemudian tutup kran selang ke pompa
vacuum, dan biarkan percontoh terendam hingga benar-benar jenuh
selama 24 jam.
3. Setelah direndam selama 24 jam, percontoh di dalam desikator dikeluarkan
dan segera ditimbang dalam keadaan jenuh sehingga didapat berat jenuh
(Ww).
4. Timbang lagi percontoh dalam keadaan jenuh dan dalam posisi tergantung
di dalam air, sehingga didapat berat jenuh tergantung dalam air (Ws).
5. Kemudian percontoh dikeringkan kembali, dengan cara memasukkan
ke dalam oven selama 24 jam pada temperatur 90o C.
6. Setelah dikeringkan selama 24 jam, timbang percontoh sehingga didapat
berat kering (Wo).
7. Hitung sifat-sifat fisik dengan menggunakan persamaan-persamaan yang
ada.

3.3 Gambar peralatan

Gambar 3.1
Oven
Gambar 3.2
Desikator

Gambar 3.3
Timbangan

Gambar 3.4
Pompa Vakum
BAB V
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai