Anda di halaman 1dari 27

PERCOBAAN IV

SIFAT FISIK
A. Tujuan
Untuk mengetahui sifat fisik pada batuan.

B. Landasan Teori
Mekanika batuan merupakan ilmu yang mempelajari sifat-sifat mekanik
batuan dan massa batuan (Novianti, 2013). Batuan adalah campuran dari satu
atau lebih mineral yang berbeda, tidak mempunyai komposisi yang tetap.
Tetapi batuan tidak sama dengan tanah. Tanah dikenal sebagai material yang
mobile, rapuh dan letaknya dekat dengan permukaan bumi (Made Astawa Rai
dkk, 2013). Istilah batuan hanya untuk formasi yang keras dan padat dari kulit
bumi yang merupakan suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa (cangkul dan belicong).
Batuan meiliki 2 sifat yakni sifat fisik dan sifat mekanik.
Sifat fisik batuan didapatkan dari pengujian non-destructive (tidak
merusak). Sifat fisik batuan yaitu massa jenis, berat jenis, kadar air, derajat
kejenuhan, porositas dan angka pori. Sedangkan sifat mekanik batuan
didapatkan dengan pengujian yang merusak (destructive). (Kurnia Aprinta
Herastuti,2016)
Sifat Fisik dan Sifat Mekanik Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang
perlu diketahui dalam mekanika batuan dan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :

1. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi, dan void
ratio.
2. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, dan
nisbah poisson. Kedua sifat tersebut dapat ditentukan baik di laboratorium
maupun lapangan (in-situ). Penentuan di laboratorium pada umumnya
dilakukan terhadap sampel yang diambil di lapangan. Satu sampel dapat
digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan. Pertama-tama adalah
penentuan sifat fisik batuan yang merupakan pengujian tanpa merusak
(non-destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat

62 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
mekanik batuan yang merupakan pengujian merusak (destructive test)
sehingga sampel batuan hancur.
Sifat fisik batuan menentukan sifat fisik batuan di laboratorium terbagi
menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Di laboratorium pembuatan sampel dilakukan dari blok batuan yang
diambil dari lapangan dan telah dihancurkan. Kemudian dicampurkan
dengan semen dan dicetak dalam bentuk silinder. Sampel yang dihasilkan
mempunyai diameter pada umumnya antara 50-60 mm dan tingginya dua
kali diameter tersebut. Ukuran sampel dapat lebih kecil maupun lebih besar
dari ukuran yang telah di tentukan tergantung dari maksud uji.
b. Di lapangan hasil pemboran inti ke dalam massa batuan yang akan berupa
sampel inti batuan dapat digunakan untuk uji di laboratorium dengan syarat
tinggi sampel dua kali diameternya. Setiap contoh yang diperoleh
kemudian diukur diameter dan tingginya, kemudian dihitung luas
permukaan dan volumenya.
Sifat Batuan yang sebenarnya di alam terbagi menjadi 3 bagian, ketiga sifat
batuan tersebut adalah sebagai berikut ;
a. Heterogen, disebut heterogen karena : 1) Jenis mineral pembentuk batuan
yang berbeda. 2) Ukuran dan bentuk partikel atau butir berbeda di dalam
batuan. 3) Ukuran, bentuk dan penyebaran pori berbeda di dalam batuan.
b. Diskontinu, dikatakan diskontinu karena adanya bidang-bidang lemah
seperti fault, fissure, crack, joint dimana kekerapan, perluasan dan orientasi
dari bidang-bidang lemah tersebut tidak kontinu.
c. Anisotrop, yaitu mempunyai sifat yang berbeda. Bisa saja jenis batuan
memiliki sifat yang bervariasi. Misalnya sifat batuan seperti porositas,
permeabilitas, kerapatan, kekuatan dan ketahanan dapat memberikan
informasi geoteknis (Wawinprabs, 2014).

Adapun sifat fisik pada batuan meliputi:


1. Bobot isi
Bobot isi adalah perbandingan antara berat batuan asli dengan
volume batuan. Bobot isi berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 3, yaitu:

63 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
a. Bobot isi asli, yaitu perbandingan antara berat batuan asli dengan
volume batuan.
b. Bobot isi jenuh, yaitu perbandingan antara berat batuan jenuh dengan
volume batuan.
c. Bobot isi kering, yaitu perbandingan antara berat batuan kering dengan
volume batuan.
2. Spesific Gravity
Spesific Gravity adalah perbandingan antara bobot isi dengan bobot
isi air. Spesific Gravity dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Apparent specific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi kering
batuan dengan bobot isi air.
b. True specific gravity, yaitu perbandingan antara bobot isi basah batuan
dengan bobot isi air.
3. Kadar Air
Kadar air adalah perbandingan antara berat air yang ada didalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri yang terbagi menjadi:
a. Kadar air asli, yaitu perbandingan antara berat air asli yang ada dalam
batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
b. Kadar air jenuh, yaitu perbandingan antara berat air jenuh yang ada
dalam batuan dengan berat butiran batuan itu sendiri dalam %.
4. Porositas
Porositas didefinisian sebagai perbandingan volume pori-pori atau
rongga batuan terhadap volume total batuan yang dinyatakan dalam %.
5. Angka Pori
Angka pori adalah perbandingan antara volume pori-pori dalam
batuan dengan volume batuan.
6. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah perbandingan antara kadar air asli
dengan kadar air jenuh yang dinyatakan dalam %.
Penurunan rumus
Wn
 Bobot isi asli = ......................................(3)
Ww−Ws

64 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Wo
 Bobot isi kering = .......................................(4)
Wn−Ws
Ww
 Bobot isi jenuh = ......................................(5)
Ww−Ws
Wo
 Berat jenis semua = / Bobot isi air................(6)
Ww−Ws
Wo
 Berat jenis asli = / Bobot isi air................(7)
Wo−Ws
Wn−Wo
 Kadar air asli¿ x 100%.............................................(8)
Wo
Ww−Wo
 Saturated water content = x 100%........................(9)
Wo
Wn−Wo
 Derajat Kejenuhan = x 100%........................(10)
Ww−Wo
Ww−Wo
 Porositas (n) = x ..................................(11)
Ww−Ws
n
 Void ratio (e) = ...........................................(12)
1−n
Keterangan:
Wn : berat asli
Wo : berat kering (sesudah dimasukkan ke dalam oven selama
24 jam dengan suhu 100℃ - 115℃).
Ww : berat jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24
Jam.
Wa : berat jenuh + berat air + berat bejanah.
Wb : berat percontoh jenuh tergantung didalam air + berat
bejana + berat air.
Ws = (Wa-Wb) : berat jenuh di dalam air.
(Sahrul,2021).

Mengenal dan menafsirkan tentang asal-usul dan mekanisme


pembentukan suatu struktur geologi akan menjadi lebih mudah apabila kita
memahami prinsip-prinsip dasar mekanika batuan, yaitu tentang konsep gaya,
tegangan (stress/compressive), tarikan (strength) dan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi karakter suatu materi/bahan.
65 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Salah satu sifat fisik batuan yang penting untuk diketahui adalah densitas
dan porositas (Cahyani, 2011). Beberapa sifat fisis yang di analisis dalam
penelitian ini adalah :
1. Densitas
Densitas (massa jenis) adalah properti fisik yang berubah secara signifikan
antara berbagai jenis batuan karena perbedaan mineralogi dan porositas.
Densitas (ρ) didefenisikan sebagai hasil bagi dari massa (m) dan volume (v)
dari sebuah material bersangkutan yang dituliskan:
m
𝜌= ....................................................................................(1)
v
dengan ρ adalah massa jenis (gr/cm3), m adalah massa (gram), v adalah
volume (ml) (Olhoeft, 1989).
2. Porositas
Porositas adalah kemampuan untuk menyerap fluida pada batuan atau
formasi atau ruang-ruang yang terisi oleh fluida diantara zat-zat padat atau
mineral pada suatu batuan (Nurwidyanto, 2005). Nilai porositas pada
penelitian ini dianalisis dengan menggunakan persamaan:
volume pori− pori
n= ……………….. (2)
volume keseluruhan
(Andi Anita Rosari A, 2017)

66 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun bahan yang dugunakan pada percobaan sifat fisik yaitu :
a. Timbangan gantung
b. Wadah stainless steel
c. Oven
d. Sarung tangan
e. Bak perendam
f. Atk

a b c

d e f

Sumber : Dokumentasi Ahmd Rendy, 2021


Gambar 4.1 Alat-alat yang digunakan dalam pengujian sifat fisik

67 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Bahan
a. Sampel kasar (A1, A2, A3)
b. Sampel halus (B1, B2, B3)
c. Sampel batuan
d. Air destilasi

a b

c d
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy,2021
Gambar 4.2 Bahan yang digunakan dalam pengujian sifat fisik

68 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada pengujian sifat fisik yaitu sebagai berikut :
1. Disiapakan alat dan bahan yang akan
digunakan

2. Kemudian dikalibrasi timbangan gantung


(Heavy duty balance) dengan kapasitas 20 kg
dan ketelitian 1 gram.

3. Selanjutnya ditimbang semua sampel untuk


mengetahui nilai berat sampel asli (Wn).

4. Kemudian sampel dimasukkan kedalam bak


perendam yang telah diisi dengan air destilasi
selama 24 jam untuk mencapai titik jenuh
sampel.

69 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
5. Selanjutnya sampel dikeluarkan dari dalam
bak perendaman.

6. Kemudian ditimbang sampel untuk


mendapatkan nilai berat jenuh sampel (Ww).

7. Setelah itu, dituang air destilasi kedalam


wadah stainless steel.

8. Kemudian sampel diletakkan satu persatu


dalam wadah stainless steel yang berisi air
destilasi .

9. Kemudian ditimbang lagi untuk mendapatkan


nilai jenuh dalam air (Wa).

70 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
10. Selanjutnya sampel dimasukkan kedalam bak
penimbangan yang tergantung di bagian
bawah timbangan untuk mendapatkan nilai
berat sampel jenuh tergantung di dalam air
(Wb).

11. Setelah sampel ditimbang selanjutnya


dimasukkan sampel kedalam oven dengan
suhu 100° ∁ selama 12 jam untuk dikeringkan.

12. Setelah 12 jam, sampel dikeluarkan kemudian


di dinginkan menggunakan desikator yang
sudah disambungkan pada alat vakum.

13. Kemudian sampel dikeluarkan dari desikator.

14. Ditimbang sampel untuk mengetahui berat


kering pada sampel.

71 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
15. Setelah itu, dicatat semua data yang
didapatkan pada saat pengujian.

Sumber : Dokumentasi muzakkir, 2021

E. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
Adapun data yang diperoleh dari pengujian sifat fisik ini yaitu sebagai
berikut :
Tabel 4.1 Data pengujian sifat fisik
W Air
Kode Wn Ww Wa Wb Wo dalam
(gram) (gram) (gram) (gram) (gram)
wadah
A1 1223 1295 4749 705 1175 3458
A2 589 620 4070 337 486 3458
A3 310 319 3774 184 290 3458
B1 1123 1209 4653 614 1057 3458
B2 567 605 4044 319 535 3458
B3 286 308 3746 160 248 3458
S Batu 491 494 3931 300 482 3458
Sumber: Kelompok 7, 2021
Keterangan :
Wn : Berat asli
Ww : Berat jenuh
Wa : Berat sampel jenuh dalam air
Wb : Berat sampel jenuh tergantung dalam air
Wo : Berat kering

72 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
73 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
74 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Tabel 4.2 Data hasil pengujian sifat fisik
No. W air dalam
Wn Ww Wa Wb Wo Ws ɣn ɣd ɣs GS T GS A ωn Ωs Sr N e
Kode wadah
SF A1 1223 1295 4749 705 1175 3458 586 1.72 1.84 1.83 1.99 1.66 0.04 0.10 47.09 0.17 0.20
SF A2 509 620 4070 337 486 3458 275 1.48 2.08 1.80 2.30 1.41 0.05 0.28 22.22 0.39 0.64
SF A3 310 319 3774 184 290 3458 132 1.66 1.63 1.71 1.84 1.55 0.07 0.10 19.09 0.16 0.18
SF B1 1123 1209 4653 614 1057 3458 581 1.79 1.95 1.93 2.22 1.68 0.06 0.14 65.13 0.24 0.32
SF B2 567 605 4044 319 535 3458 267 1.68 1.78 1.79 2.00 1.58 0.06 0.13 31.12 0.21 0.26
SF B3 286 308 3746 160 248 3458 128 1.59 1.57 1.71 2.07 1.38 0.15 0.24 37.19 0.33 0.50
S Batu 491 494 3931 300 482 3458 173 1.53 1.52 1.54 1.56 1.50 0.02 0.02 8.02 0.04 0.04
Sumber: (Kelompok 7, 2021)

Keterangan :
Ws : Berat jenuh di dalam air (gram) ωn : Kadar air asli (%)
ɣn : Densitas asli (gr/cm3) ωs : Kadar air jenuh (%)
ɣd : Densitas kering (gr/cm3) Sr : Derajat kejenuhan (%)
ɣs : Densitas jenuh (gr/cm3) n : Porositas (%)
GS T : Berat jenis asli e : Void ratio (angka pori)
GS A : Berat Jenis semu

73 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Perhitungan : 1223−1175
= x 100 %
1175
a. SF A1
= 0,04 %
 Ws = Wa-Wb-W air dalam
Ww−Wo
wadah  ωs = x 100 %
Wo
= 4749 – 705 - 3458
1295−1175
= x 100 %
= 586 gram 1175
Wn = 0,10 %
 ɣn =
Ww−Ws
Wn−Wo
1223  Sr = x 100 %
= Ww−Wo
1295−586
1223−1175
= x 100 %
= 1,72 gr/cm3 1295−1175
Wo = 47,09 %
 ɣd =
Wn−Ws
Ww−Wo
1175 n = x 100 %
= Ww−Ws
1223−586
1295−1175
= x 100 %
= 1,84 gr/cm3 1295−586
Ww = 0,17 %
 ɣs =
Ww−Ws
n
e =
1295 1−n
=
1295−586 0,17
=
1−0,17
= 1,83 gr/cm3
Wo = 0,20
 GS T = / ρ(air)
Wo−Ws b. SF A2
1175  Ws = Wa - Wb – W alir dalam
= /1
1175−586
wadah
= 1,99
= 4070 - 337 - 586
Wo
 GS A = /¿ 𝜌 (air) = 275 gram
Ww−Ws
Wn
1175  ɣn =
= /1 Ww−Ws
1295−586
509
= 1,66 =
620−275
Wn−Wo
 ωn = x 100 % = 1.48 gr/cm3
Wo
74 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Wo
 ɣd =
Wn−Ws

486
=
509−275
= 2,08 gr/cm2
Ww
 ɣs =
Ww−Ws
620
=
620−275
¿ 1,80 gr/cm3

75 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Wo 0,39
 GS T = / ρ(air) =
Wo−Ws 0,39−1
486 = 0,64
= /1
486−275
c. SF A3
= 2,30
 Ws = Wa - Wb – W air dalam
Wo
 GS A = / ρ (air) wadah
Ww−Ws
= 3774 - 184 - 3458
486
= /1
620−275 = 132 gram
= 1,41 Wn
 ɣn =
Ww−Ws
Wn−Wo
 ωn = x 100 % 310
Wo =
319−132
509−486
= x 100 %
486 = 1,66 gr/cm3
= 0,05 % Wo
 ɣd =
Wn−Ws
Ww−Wo
 ωs = x 100 %
Wo 290
=
620−486 310−132
= x 100 %
486
= 1,63 gr/cm2
= 0,28 % Ww
 ɣs =
Wn−Wo Ww−Ws
 Sr = x 100 %
Ww−Wo 319
=
509−486 319−132
= x 100 %
620−486 ¿ 1,71 gr/cm3
= 22,22 % Wo
 GS T = /ρ
Ww−Wo Wo−Ws (air)
n = x 100 %
Ww−Ws 290
= /1
= 290−132
620−486 = 1,84
x 100 %
620−275 Wo
 GS A = /ρ
= 0,39 % Ww−Ws (air)
n 290
e = = /1
n−1 319−132

76 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
= 1,55  Ws = Wa - Wb – W air dalam
 ωn (kadar air asli) wadah
Wn−Wo = 4653 - 614 - 3458
= x 100 %
Wo
= 581 gram
310−290
= x 100 % Wn
290  ɣn =
Ww−Ws
= 0,07 % 1123
=
Ww−Wo 1209−581
 ωs = x 100 %
Wo
= 1,79 gr/cm3
319−290
= x 100 % Wo
290  ɣd =
Wn−Ws
= 0,10 %
1057
=
1123−581
= 1.95 gr/cm2
Wn−Wo
 Sr = x 100 %  ɣs (Densitas Jenuh)
Ww−Wo
Ww
310−290 =
= x 100 % Ww−Ws
319−290
1209
= 19,09 % =
1209−581
Ww−Wo
 n = x 100 % ¿ 1,93 gr/cm3
Ww−Ws
=
Wo
319−290  GS T = /¿P(air)
x 100 % Wo−Ws
319−132
1057
= 0,16 % = /1
1057−581
n
 e = = 2,22
1−n
Wo
0,17  GS A = /ρ
= Ww−Ws (air)
1−0,17
1057
= 0,18 = /1
1209−581
d. SF B1
= 1,68

77 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Wn−Wo Wn
 ωn = x 100 %  ɣn =
Wo Ww−Ws
1123−1057 567
= x 100 % =
1057 605−267
= 0,06 % = 1,68 gr/cm3
Ww−Wo Wo
 ωs = x 100 %  ɣd =
Wo Wn−Ws
=
535
1209−1057 =
x 100 % 567−267
1057
= 1,78 gr/cm2
= 0,14 %
Ww
Wn−Wo  ɣs =
 Sr = x 100 % Ww−Ws
Ww−Wo
605
= =
605−267
1123−1057 ¿ 1,79 gr/cm3
x 100 %
1209−1057
Wo
= 65,13 %  GS T = /ρ
Wo−Ws (air)
Ww−Wo 535
n = x 100 % = /1
Ww−Ws 535−267
= = 2,00
1209−1057 Wo
x 100 %  GS A = /ρ
1209−581 Ww−Ws (air)
= 0,24 % 535
= /1
n 605−267
e =
1−n = 1,58
0,24 Wn−Wo
=  ωn = x 100 %
1−0,24 Wo
= 0,32 567−535
= x 100 %
e. SF B2 535

 Ws = Wa - Wb – W air dalam = 0,06%


wadah Ww−Wo
 ωs = x 100 %
Wo
= 4044 - 319 - 3458
= 267 gram
78 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
605−535 = 1,57/cm2
= x 100 %
535 Ww
 ɣs =
= 0,13 % Ww−Ws
Wn−Wo 308
 Sr = x 100 % =
Ww−Wo 308−128
567−535 ¿ 1.71 gr/cm3
= x 100 %
605−535 Wo
 GS T = /ρ
= 31,12 % Wo−Ws (air)
Ww−Wo 248
n = x 100 % = /1
Ww−Ws 248−128
605−535 = 2,07
= x 100 %
605−267
= 0,21 % Wo
 GS A = /ρ
n Ww−Ws (air)
e =
1−n 248
= /1
0,21 308−128
=
1−0,21
= 1,38
= 0,26 Wn−Wo
 ωn = x 100 %
f. SF B3 Wo
 Ws = Wa - Wb – W air dalam 286−248
= x 100 %
248
wadah
= 0,15 %
= 3746-160 - 3458
Ww−Wo
= 128 gram  ωs = x 100 %
Wo
Wn
 ɣn = =
Ww−Ws
308−248
286 x 100 %
= 248
308−128
= 0,24 %
= 1,59 gr/cm3
Wn−Wo
Wo  Sr = x 100 %
 ɣd = Ww−Wo
Wn−Ws
=
248 286−248
= x 100 %
286−128 308−248

79 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
= 37,19 % Wo
 GS T = / ρ(air)
Ww−Wo Wo−Ws
n = x 100 %
Ww−Ws 482
= /1
482−173
=
308−248 = 1,56
x 100 %
308−128 Wo
 GS A = / ρ (air)
= 0,33 % Ww−Ws

n 482
= /1
e = 494−173
1−n
0,37 = 1,50
=
1−0,37  ωn (kadar air asli)
= 0,50 Wn−Wo
= x 100 %
g. S (batu) Wo
491−482
 Ws = Wa - Wb – W air dalam = x 100 %
482
wadah
= 0,02%
= 3931 - 300 - 3437
Ww−Wo
= 173 gram  ωs = x 100 %
Wo
Wn 494−482
 ɣn = = x 100 %
Ww−Ws 482
491 = 0,02 %
=
494−173
Wn−Wo
= 1,53 gr/cm3  Sr = x 100 %
Ww−Wo
Wo 491−482
 ɣd = = x 100 %
Wn−Ws 494−482

482 = 8,02 %
=
491−173
= 1,52 gr/cm2
Ww Ww−Wo
 ɣs = n = x 100 %
Ww−Ws Ww−Ws
494 494−482
= = x 100 %
494−173 494−173
= 1.54 gr/cm3 = 0,04

80 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
n
e =
1−n
0,04
=
1−0,04
= 0,04

81 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Pembahasan
Pada percobaan sifat fisik batuan, sampel yang digunakan memiliki
diameter yang berbeda-beda dan memiliki komposisi partikel halus sampai
partikel kasar dan sampel batu asli.
Pada sampel partikel kasar dengan kode SF A1, SF A2, SF A3, sampel
partikel halus dengan kode SF B1, SF B2, SF B3 dan sampel batu telah
diperoleh hasil yang dapat dilihat pada grafik 4.3 sebagai berikut:
Gambar 4.3 Grafik nilai pengujian sifat fisik pada sampel

DATA SIFAT FISIK


2.50

2.00
HASIL PEMGUJIAN

1.50

1.00

0.50

0.00
ɣn ɣd ɣs GS T GS A ωn ωs
SF A1 SF A2 SF A3 SF B1 SF B2 SF B3 S Batu

a. Sampel Kasar
Pada SF A1 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,72 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,84 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,83
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 1,99 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,66 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,04% dan kadar air jenuhnya sebesar (ωs) 0,10 %.
Pada SF A2 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,48 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 2,08 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,80
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 2,30 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,41 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,05% dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,28 %.
Pada SF A3 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,66 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,63 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,71
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 1,84 sedangkan berat

82 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
jenis semu (GS A) sebesar 1,55 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,07% dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,10 %.

b. Sampel Halus

Pada SF B1 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,79 gr/cm2,


densitas kering (ɣd) sebesar 1,95 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,93
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 2,22 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,68 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,06 % dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,14%.
Pada SF B2 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,68 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,78 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,79
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 2,00 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,58 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,06% dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,13 %.
Pada SF B3 memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,59 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,57 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,71
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 2,07 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,38 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,15 % dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,24 %.
b. Sampel Batu

Pada Sampel batu memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,53 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,52 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,54
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 1,56 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,50 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,02 % dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,02 %.

83 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dapat disimpulkan bahwa:
a. Sampel Kasar
Pada sampel kasar memiliki densitas asli (ɣn) berkisar 1,48 gr/cm2
- 1,72 gr/cm2, densitas kering (ɣd) berkisar 1,63 gr/cm2 – 2,08 gr/cm2,
densitas jenuh (ɣs) 1,71 gr/cm2 - 1,83 gr/cm2. Sedangkan berat jenis asli
(GS T) berkisar 1,84 – 2,30, berat jenis semu (GS A) berkisar 1,41 –
1,66. Adapun kadar air aslinya (ωn) berkisar 0,04% - 0,07% dan kadar
air jenuhnyanya (ωs) berkisar 0,10 % - 0,28 %.
b. Sampel Halus
Pada sampel halus memiliki densitas asli (ɣn) berkisar 1,59 gr/cm2
- 1,79 gr/cm2, densitas kering (ɣd) berkisar 1,57 gr/cm2 – 1,95 gr/cm2,
densitas jenuh (ɣs) 1,71 gr/cm2 – 1,93 gr/cm2. Sedangkan berat jenis asli
(GS T) berkisar 2,00 – 2,22 berat jenis semu (GS A) berkisar 1,38 – 1,68.
Adapun kadar air aslinya (ωn) berkisar 0,06 % - 0,15 % dan kadar air
jenuhnyanya (ωs) berkisar 0,13 % - 0,24 %.
c. Sampel Batu
Pada Sampel batu memiliki densitas asli (ɣn) sebesar 1,53 gr/cm2,
densitas kering (ɣd) sebesar 1,52 gr/cm 2, densitas jenuh (ɣs) sebesar 1,54
gr/cm2, dengan berat jenis asli (GS T) yaitu sebesar 1,56 sedangkan berat
jenis semu (GS A) sebesar 1,50 sedangkan kadar air aslinya (ωn) sebesar
0,02 % dan kadar air jenuhnya (ωs) sebesar 0,02 %.
Pada densitas asli (ɣn) sampai dengan kadar air semu (ωn) dari
sampel batuan nilai yang didapat relative lebih kecil dari sampel beton
yang partikel kasar maupun yang partikel halus.

84 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Saran
a. Saran saya yaitu peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan untuk
praktikum mekanika batuan agar kiranya segera di lengkapi.
b. Saran saya untuk teman kelompok, yaitu yang bermalas – malasan bisa
rajin untuk membuat laporan dan semoga tetap kompak selalu.
c. Saran untuk asisten, yaitu agar tetap ramah kepada praktikan dan tidak
bosan untuk membagi ilmunya.

85 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
DAFTAR PUSTAKA
Andi, R. A. (2017). Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Batuan Karst Maros. Jurnal
Sains dan Pendidikan Fisika (JSPF) Jidil 13,Nomor 3 Desember 2017,
276-281.
Kurnia, H. A. (2016). Sifat Fisik Tanah Pada Beberapa Penggunaan Lahan Di
Desa Oloboju Kabupaten Sigi. e-J.Agrotekbis 4 (3) : 227-234,Juni 2016,
227-234.
Sahrul. (2021). Modul Praktikum Mrkanika Batuan . Kolaka: Universitas
Sembilanbelas November Kolaka.
Wawin. 2014. Tugas Fisik dan Mekanis Batuan.

86 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a

Anda mungkin juga menyukai