A. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan kuat tekan dan
indeks strength batuan.
B. Landasan Teori
Uji Point Load Test merupakan uji indeks yang telah secara luas
digunakan untuk memprediksi nilai UCS suat batuan secara tidak langsung di
lapangan. Hal ini disebabkan prosedur pengujian yang sederhana, preparasi
contoh yang mudah, dan dapat dilakukan di lapangan. Peralatan yang
digunakan mudah dibawa-bawa, tidak begitu begitu besar dan cukup ringan
sehingga dapat dengan cepat diketahui kekuatan batuan di lapangan, sebelum
dilakukan pengujian di laboratorium.
Contoh yang digunakan untuk pengujian ini dapat berbentuk silinder
ataupun suatu bongkah batuan dan disarankan untuk pegujian ini berebetuk
silinder dengan diameter = 50 mm (NX = 54 mm, lihat ISRM,1985).
Menurut Bronc & Franklin (1972), Indeks Point Load (Is) suatu contoh
batuan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
P
Is
D2
Apabila diameter contoh batuan yang digunakan bukan 50 mm, maka
diperlukan factor koreksi terhadap oersamaan yang diturunkan oleh Bronch
dan Franklin. Menurut Greminger (1982), selang factor koreksi tergantung
besarnya diameter. Karena diameter ideal yang digunakan adalah 50mm,
maka Greminger menurunkan persamaan
P
Is(50) = F
D2
Dimana F = (50d )
0,45
, sehingga suatu persamaan Point Load Index yang
18 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
d P
( )0,45 D
IS(50) = 50 2
π 2
A = WD = D
4 e
4
D2e = WD
π
Sehingga persamaan yang digunakan menjadi
P
IS(50) = F
D2
D e 0,45
Dimana F=( )
50
Keterangan
Is(50) = Point Load Index dia 50 mm (Mpa)
P = beban maksimum contoh pecah (N)
D = jarak antar konus penekanan (mm)
d = diameter conto (mm)
A=WD= luas area penampang specimen
Hawkins (1998) melakukan penelitian hubungan efek sekala PLI terhadap
kuat tekan pada dua bentuk contoh uji yaitu, kubus dan silnder. Tampak
bahwa semakin kecil ukuran contoh uji baik untuk kubus dan silinder maka
nilai kuat tekannya juga menurun. Selain itu juga tampak bahwa variasi nilai
kuat tekan pada contoh uji bentuk kubus lebih besar daripada contoh bentuk
silinder (Sahrul,2021).
19 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil Point Load Test
a) Gesekan yang terjadi antara plat tekan dengan permukaan sampel
batuan.
b) Geometri sampel batuan seperti bent uk, perbandingan tinggi dan
diameter serta ukuran sampel batuan.
c) Kecepatan pembebasan yang terjadi
d) Lingkungan seperti kandungan uap air dan cairan
e) Mineralogi, ukuran butir dan porositas
( Muhamad Surya Awaludin, 2020)
b. Macam-macam Point Load Test,
Menurut ISRM (Indonesia Single Risk Management), Point Load Test
dibagi menjadi beberapa macam tes lagi yaitu :
1. Diametral Test
1) Spesimen dengan rasio panjang/diameter lebih besar dari 1.0 cocok
untuk pengujian diametral.
2) Harus ada sampel minimal lebih dari 10 kali pengujian per sampel,
lebih jika sampel adalah heteregenous atau anisotropic.
3) Specimen dimasukkan kedalam mesin uji dan plat tertutup untuk
melakukan kontak sepanjang diameter inti, memastikan bahwa
jarak antara titik kontak dan ujung bebas terdekat setidaknya 0,5
kali diameter inti.
4) Panjang jarak D ± 2%
5) Beban yang terus meningkat sehingga terjadi kegagalan dalam
waktu 10-60 detik, dan beban kegagalan P di catat. Tes harus
ditolak dan tidak sah jika permukaan fraktur yang melewati palung
hanya memuat satu titik.
20 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
Gambar 2.1 Standar Bentuk Spesimen Untuk Diametral Test
21 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
3. Block Test
Gambar 2.3 Standar Bentuk Spesimen Untuk Block Test
22 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
C. Alat Dan Bahan
1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam pengujian Poin Load Test
yaitu:
a b c
d e f
23 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pengujian Point Load
Test yaitu:
a. Sampel kasar (A1, B1, C1)
b. Sampel halus (A2, B2, C2)
Gambar 2.6 Bahan Yang Digunakan Dalam Pengujian
a b
Sumber : Dokumentasi Ahmad Rendy, 2021
24 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
D. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada saat percobaan Point Load
Test yaitu :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan pada pengujian Point Load
Test
25 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
6. Diletakkan water pass diatas plat besi
untuk memastikan sampel tetap rata.
26 | 13.
L a b oSetelah
r a t o r i uitu,
m M e k a n i k a pengunci
dilonggarkan
dongkrak hidrolik dengan memutar
kearah kiri.
Sumber: (Dokumentasi Selvia Meirawati, 2021)
27 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
E. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil
Tabel 2.1 Hasil pengujian Point Load Test
No Sampel d (cm) Dawal (cm) Dakhir (cm) D (cm) P (kN)
1 A1 7,22 7,22 5,72 1,5 3,66
2 B1 5,62 5,62 4,51 1,11 3,5
3 C1 4,44 4,44 3,66 0,78 1,74
4 A2 7,28 7,28 5,7 1,58 4,62
5 B2 5,61 5,61 4,6 1,01 3,37
6 C3 4,41 4,41 3,55 0,86 2,88
Sumber : Pengujian Kelompok 7, 2021
Rumus yang digunakan :
P
a. Index Strength Is(50) = F
D2
b. Kuat tekan σc = 23 Is
d 0,45
Dimana F=( )
50
Keterangan :
Is = Point Load Index dia. 50 (Mpa)
d = Diameter sampel (cm)
D = Jarak antar konus penekan (cm)
P = Beban maksimum hingga sampel pecah (kN)
σc = Kuat tekan (MPa)
F = Faktor koreksi
23 = ketetapan atau ketentuan
28 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2. Perhitungan
a. Sampel kasar
1.) Sampel A1
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 7,22 cm – 5,72 cm
= 1,5 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
7,22cm 0,45 3,66 kN
=( )
50 1,5 cm
3,66 kN
= 0,42 cm
1,5 cm
= 1,02 kN/cm2
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 1,02 kN/cm2
= 23,49 kN/cm2
= 234,92 Mpa
2.) Sampel B1
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 5,62 cm – 4,51 cm
= 1,11 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
5,62cm 0,45 3,5 kN
=( ) 1,11cm
50
3,5 kN
= 0,37 cm
1,11cm
= 1,18 kN/cm2
29 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 1,18 kN/cm2
= 27,12 kN/cm2
= 271,22 Mpa
3.) Sampel C1
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 4,44 cm – 3,66 cm
= 0,78 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
4,44 cm 0,45 1,74 kN
=( ) 0,78 cm
50
1,74 kN
= 0,34 cm
0,78 cm
= 0,75 kN/cm2
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 0,75 kN/cm2
= 17,26 kN/cm2
= 172,57 Mpa
b. Sampel halus
1.) Sampe A2
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 7,28 cm – 5,7 cm
= 1,58 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
7,28 cm 0,45 4,62 kN
=( ) 1,58 cm
50
30 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
4,62 kN
= 0,42 cm
1,58 cm
= 1,23 kN/cm2
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 1,23 kN/cm2
= 28,26 kN/cm2
= 282,58 Mpa
2.) Sampel B2
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 5,61 cm – 4,6 cm
= 1,01 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
5,61cm 0,45 3,37 kN
=( ) 1,01 cm
50
3,37 kN
= 0,37 cm
1,01 cm
= 1,25 kN/cm2
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 1,25 kN/cm2
= 28,68 kN/cm2
= 286,77 Mpa
3.) Sampel C2
a.) D2 = Dawal – Dakhir
= 4,41 cm – 3,55 cm
= 0,86 cm
P
b.) Is(50) =F
D2
d 0,45 P
=( ) D2
50
4,41 cm 0,45 2,88 kN
=( ) 0,86 cm
50
31 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
2,88 kN
= 0,34 cm
0,86 cm
= 1,12 kN/cm2
c.) σc = 23 x Is
= 23 x 1,12 kN/cm2
= 25,83 kN/cm2
= 258,28 Mpa
Tabel 2.2 Data Hasil Pengujian Point Load Test
N Sampe d Dawal Dakhir D P Is σc
o l (cm) (cm) (cm) (cm) (kN) (kN/cm2) (Mpa)
1 A1 7.22 7.22 5.72 1.5 3.66 1,02 234,92
2 B1 5.62 5.62 4.51 1.11 3.5 1.18 271.22
3 C1 4.44 4.44 3.66 0.78 1.74 0.75 172.57
4 A2 7.28 7.28 5.7 1.58 4.62 1.23 282.58
5 B2 5.61 5.61 4.6 1.01 3.37 1.25 286.77
6 C3 4.41 4.41 3.55 0.86 2.88 1.12 258.28
Sumber : Pengujian Kelompok 7, 2021.
3. Pembahasan
a. Sampel kasar
1.) Sampel A1
Pada pengujian sampel A1, diketahui diameter(d) 7,22 cm, dan
beban maksimum(P) yaitu 3,66 kN dengan jarak konus akhir (Dakhir)
setelah dilakukan pengujian yaitu 5,72 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 1,02 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
A1 sebesar 234,92 Mpa.
2.) Sampel B1
Pada pengujian sampel B1, diketahui diameter (d) 5,62 cm, dan
beban maksimum (P) yaitu 3,50 kN dengan jarak konus akhir (D akhir)
setelah dilakukan pengujian yaitu 4,51 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 1,18 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
B1 sebesar 271,22 Mpa.
3.) Sampel C1
Pada pengujian sampel C1, diketahui diameter (d) 4,44 cm, dan
beban maksimum (P) yaitu 1,74 kN dengan jarak konus akhir (D akhir)
32 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
setelah dilakukan pengujian yaitu 3,66 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 0,75 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
C1 sebesar 172,57 Mpa.
b. Sampel halus
1.) Sampel A2
Pada pengujian sampel A2, diketahui diameter (d) 7,28 cm, dan
beban maksimum (P) yaitu 4,62 kN dengan jarak konus akhir (D akhir)
setelah dilakukan pengujian yaitu 5,70 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 1,23 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
A2 sebesar 282,58 Mpa.
2.) Sampel B2
Pada pengujian sampel B2, diketahui diameter (d) 5,61 cm, dan
beban maksimum (P) yaitu 3,37 kN dengan jarak konus akhir (D akhir)
setelah dilakukan pengujian yaitu 4,60 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 1,25 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
B2 sebesar 286,77 Mpa.
3.) Sampel C2
Pada pengujian sampel C2, diketahui diameter (d) 4,41 cm, dan
beban maksimum (P) yaitu 2,88 kN dengan jarak konus akhir (D akhir)
setelah dilakukan pengujian yaitu 3,55 cm sehingga diperoleh index
strength (Is) sebesar 1,12 kN/cm2 dengan kuat tekan (σc) pada sampel
C2 sebesar 258,28 Mpa.
33 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Sampel Kasar
Pada pengujian point load test sampel A1 memiliki Index Strength
(Is) sebesar 1,02 kN/cm2 serta kuat tekan (σc) sebesar 234,92 MPa.
Kemudian pada sampel B1 memiliki Index Strength (Is) sebesar 1,18
kN/cm2 serta kuat tekan (σc) sebesar 271,22 MPa dan pada sampel C 1
memiliki Index Strength (Is) sebesar 0,75 kN/cm2 serta kuat tekan (σc)
sebesar 172,57 MPa.
b. Sampel Halus
Pada pengujian point load test sampel A2 memiliki Index Strength
(Is) sebesar 1,23 kN/cm2 serta kuat tekan (σc) sebesar 282,58 MPa.
Kemudian pada sampel B2 memiliki Index Strength (Is) sebesar 1,25
kN/cm2 serta kuat tekan (σc) sebesar 286,77 MPa dan pada sampel C 2
memiliki Index Strength (Is) sebesar 1,12 kN/cm2 serta kuat tekan (σc)
sebesar 258,28 MPa.
2. Saran
Saran saya yaitu agar kiranya perlengkapan praktikum lebih
dilengkapi lagi seperti pengadaan baju laboratorium.
34 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a
DAFTAR PUSTAKA
35 | L a b o r a t o r i u m M e k a n i k a