Anda di halaman 1dari 16

1. Suatu batuan hasil dari pengeboran memiliki dimensi D=82 mm, T=169 mm.

Berat basah sebesar 21,42 N, sedangkan berat kering sebesar 20,31 N.


Tentukanlah:
a. Berat isi basah
b. Berat isi kering
c. Porositas
Penyelesaian :
Dik:

Diameter,

Jari-jari,

= 82 mm = 8,2 cm
d 82
=
= 2 2

Tinggi , t

Dit:

= 41 mm = 4,1 cm

= 169 mm = 16,9 cm

Berat basah,

Wn

= 21,42 Newton

Berat kering,

Wo

= 20,31 Newton

Berat isi basah,


Berat isi kering,

=. ?
=.?

Porositas, n =.?

Jawaban:
Berat isi basah , =

Wn
(gram/cm3 )
W w W s

Berat isi kering , d=

Porositas , n=

Wo
( gram/cm 3)
W w W s

W n W o
100 ( )
W w W s

Volume ba tuan, W w W s= r 2 . t ( cm3 )

Berat ,W =

Newton( N )
( kg )
m
gravitasi( 2 )
s

Berat basah batuan, W n=21,42 Newton 2185,7 gram21,42 N =m . g

percepatan gravitasi ( g )=9,8

m=2,1857 kg

m=
9,8

m
2
s

m
s2

m=2185,7 gr

Berat kering batuan, W o =20,31 Newton 2072,4 gram20,31 N=m. g

percepatan gravitasi ( g )=9,8

m=2,0724 kg

m
2
s

21,42 kg

m
2
s

m=2072,4 gr

Volume batuan, W w W s= r 2 .t

20,31 kg
m=
9,8

m
s2

m
2
s

W w W s=3,14 4,1 cm 16,9 cm

3,14 16,81 cm2 16,9 cm


892,03946 cm 3

Berat isi basah , =

d=

2185,7 gr
892,03946 cm 3

Berat isi kering , d=

=2,450

Wo
W w W s

2072,4 gr
892,03946 cm3

d =2,323

Porositas, n=

W n W o
100
W w W s

n=

n=

Wn
W w W s

2185,7 gr2072,4 gr
100
3
892,03946 cm

113.3 gr
100
892,03946 cm 3

n=0,1270

n=12,70

gr
100
cm 3

gr
cm 3

gr
cm 3

2. Tentukan nilai regangan volume tarik dan gambarkan kurva tegangan regangan
hasil pengujian kuat tekan batuan dari data pada tabel di bawah ini.
No

(Mpa)

Ea

El

El

El

.
(El1El2)
1.
0
0
0
0
0
2.
1,31 3202,20
0
612,24
-612,24
3.
2,62 5032,02
0
1292,27
-1292,27
4.
3,93 6861,85
0
1519,27
-1519,27
5.
5,24 7776,76
0
2267,57
-2267,57
6.
6,55 9149,13
0
3287,98
-3287,98
7.
7,66 10521,50
0
3968,25
-3968,25
8.
9,17 12168,34
0
5895,69
-5895,69
9.
9,82 14181,15
0
12131,53
-12131,53
Penyelesaian Perhitungan Menggunakan Ms. Excel
Regangan Aksial , A=

l
l=Panjang batuan
l

Regangan Lateral 1, L1=

D1
D=Diameter batuan
D

Regangan Lateral 2, L2=

D2
D

Regangan Lateral Total , L= L1 L2


ReganganVolumetrik , V =A + L

Ev
0
2589,96
3739,75
5342,58
5509,19
5861,15
6553,25
6272,65
2049,62

12
10
Axial

8
6

Lateral

4
2
Volumetrik0

Kurva Tegangan-Regangan Hasil Pengujian Kuat Tekan Batuan

3. Jelaskan langkha kerja dan gambar dari Point Load Test, UCS, Trixial Test,
Direct Shear Test, Brazillian Test, dan Slake Durability !
Jawab :
A. POINT LOAD TEST (Uji Beban Titik)

Uji beban titik merupakan alternative yang menarik untuk percobaan


kompresif uniaxial, hal ini dikarenakan uji beban titik dapat menydiakan data
dengan biaya yang rendah. The percobaan uji beban titik dapat digunakan pada
analisis geologi teknik selama hampir tiga puluh tahun. Uji beban titik
merupakan tindakan kompresif pada sample batuan, dilakukan diantara dua
tubuh baja yang berbentuk konus, sampai terjadi failure. Alat yang modern
terbuat dari bahan yang sangat kuat, dua plat uji beban titik, dan pompa hidrolik
Langkah kerja Point Load Test yaitu :
1) Contoh batuan yang digunakan dalam uji ini disiapkan dengan ukuran diameter
50 mm.

2) Contoh diletakkan diantara dua konus penekan alat point load, kemudian
dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung konus penekan tepat
menekan permukaan contoh yang akan diuji.
3) Catat ukuran mistar pengukuran pada awal kedudukan kedua konus penekan
mulai menekan contoh.
4) Pemberian tekanan dilakukan sedikit demi sedikit hingga specimen pecah.
5) Pembebanan dihentikan setelah specimen mengalami pecah dan matikan alat
penekan apabila perconto batuan sudah pecah.
6) Baca jarum penunjuk pembebanan maksimal (dial gauge) yang diberikan alat
sehingga perconto pecah.
7) Catat ukuran mistar pada akhir kedudukan, maka akan didapatkan nilai jarak
antara dua konus penekan.
Dalam kegiatan praktikum kali ini pengujian dilakukan dengan alat uji Point Load (Foto
1.1). Sampel terbagi menjadi 3 dengan metode uji dua sampel secara diameteral dan
satu sampel secara axial.

Foto

1.1
Alat Uji Point Load

Saat percobaan praktikan mengalami sedikit masalah teknis dimana hydraulic alat tidak
bekerja dengan baik akan tetapi hal tersebut dapat diatasi. Berikut adalah foto percobaan
yang telah dilakukan terhadap masing-masing sampel.
GAMBAR POINT LOAD TEST

1A

1B

2A

2B

3A

3B
Foto 1.2

Proses Uji Point Load (A) Sebelum dan (B) Sesudah

B.BRAZILLIAN (Uji Kuat Tarik Tak Langsung)


Langkah Kerja Brazillian Test yaitu :
1.
2.
3.
4.

Letakkan percontoh batu di tengah-tengah plot tekan


Tekan plot agar percontoh batuan bersentuhan dengan kedua plot tekan
Kemudian hidupkan mesin tekan, posisikan pada angka 0
Selanjutnya perhatikan mesin jarumnya akan bergerak amati pada posisi berapa

maksimum percontoh batu pecah


5. Masukkan data ke (P) atau gaya yang di butuhkan hingga percontohan batuan
tadi pecah

6. Kemudian bersihkan percontoh batuan yang pecah tadi di atas plot tekan untuk
percobaan selanjutnya.
7. Analisis data berdasarkan rumus :
P
=
. r . h Wtural density

C. DIRECT SHEAR (Uji Kuat Geser)


Pada uji ini tegangan normal (N) pada benda uji diberikan dari atas kotak geser.
Gaya geser diterapkan pada setengah bagian kotak geser. Selama pengujian
perpindahan (L) akibat gaya geser dan perubahan tebal (h) benda uji dicatat. Pada
tanah pasir bersih yang padat, tahanan geser bertambah sampai beban puncak, dimana
keruntuhan geser terjadi, sesudah itu kondisi menurun dengan

penambahan

penggeseran dan akhirnya konstan, kondisi ini disebut kuat geser residu. Sudut gesek
dalam padat (m) dalam kondisi padat diperoleh dari tegangan puncak, sedang sudut
gesek dalam kondisi longgar (t) diperoleh dari tegangan batas (residu).
Langkah kerja Uji Direct Shear yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Menyiapkan alat dan bahan yang di praktikumkan


Meletakkan tabung Shelby ke Extruder
Menghitung luas ring dan berat ring
Memasukkan ring kedalam extruder sebagai sampel pertama
Menimbang sampel ditambah ring
Memasukkan sampel ditambah ring ke kotak pengaku untuk mengukur

diameter dan tebalnya


7. Memasukkan sampel kedalam kotak pengaku
8. Meletakkan kotak pengaku pada shear box dan menambahkan beban sebanyak
satu buah
9. Menguji kuat

geser setelah didiamkan selama 1 menit, setiap 5 detik

pembacaan dilakukan di dial


10. Mengulangi langkah 3-8 sebanyak 2 kali dengan setiap kali pengujian beban
ditambahkan satu buah
11. Menganalisa hasil pembacaan
12. Membersihkan alat-alat yang digunakan seperti ring, kotak pengaku,dll.
GAMBAR DIRECT SHEAR

Skema uji direct shear

Shear Box

Kotak Pengaku

Spatula

Loyang

Beban

Batu Pori

Extruder

Baut Pengaku

Ring

Jangka Sorong

Neraca Digital

Tabung Shelby

Ring

Nampan

D. UJI TRIXIAL
Langkah Kerja Uji Trixial yaitu :
1. Gunakan safety glasses dan safety shoes.
2. Contoh batuan yang digunakan berdimensi panjang = dua kali diameter.
3. Contoh batuan dimasukkan ke dalam selubung karet kemudian ditutup kedua
ujungnya dengan menggunakan plat, kemudian diletakkan kedalam sel triaksial
dan ditutup. Didalam sel triaksial ini akan dipompakan oli bertekanan dari
pompa hidrolik untuk memberikan tekanan pengukungan.
4. Letakkan sel triaksial yang berisi contoh batuan di pusat antara plat atas dan plat
bawah mesin tekan. Contoh batuan diletakkan dengan permukaan bawah
menempel pada plat bawah.
5. Pada alat mesin tekan dipasang dial gauge untuk mengukur deformasi aksial.
6. Hidupkan mesin tekan sehingga sel triaksial menyentuh plat tekan bagian atas.
Matikan mesin.
7. Atur jarum penunjuk dial gauge pada posisi nol.
8. Oli dipompakan ke dalam sel triaksial dengan menggunakan pompa hidrolik
sampai pada tekanan tertentu (tekanan pengukungan 1 = x1). Pada saat
bersamaan, hidupkan kembali mesin tekan dan mulai lakukan pembacaan gaya
setiap interval tertentu (2 kN atau 1 kn) hingga terjadi failure.
9. Catat deformasi aksial pada setiap pembacaan gaya selama proses pembebanan.
10. Bila contoh batuan hancur (failure) yang ditunjukkan oleh jarum hitam yang
bergerak kembali ke nol, matikan motor dan catat juga lamanya waktu
percobaan.
11. Lakukan prosedur yang sama untuk contoh batuan ke-2 dan ke-3, tetapi dengan
pengukungan yang berbeda ( x2 dan x3)

E. SLAKE DURABILITY

Gambar 4.4 Alat Slake Durability Test


Uji Slake Durability merupakan salah satu pengujian sifat mekanik material
geologi untuk menentukan dan mengetahui ketahanan

batuan terhadap proses

disintegrasi melalui standar putaran pada kondisi basah dan kering. Pengetahuan tentang

kekuatan material sangat diperlukan untuk menindaklanjuti masalah-masalah yang


berhubungan dengan stabilitas massa dari material tersebut.
Gaya-gaya yang bekerja pada suatu massa materi geologi cenderung akan
menyebabkan timbulnya suatu ketidakstabilan (instability) pada daerah dimana massa
materi geologi tersebut berada, yang pada titik kulminasi akan terjadi failure envelope.
Dalam prakteknya, seringkali dianggap bahwa mekanisme keruntuhan (failure) akan
terjadi pada titik-titik di sepanjang daerah yang tidak stabil (sebagai suatu asumsi
maupun yang dapat diketahui atau dapat diidentifikasi secara langsung di lapangan). Uji
ketahanan batuan ini dapat mencerminkan resistivitas batuan terhadap pelapukan.
Langkah kerja slake durability yaitu :
1. Fragmen contoh batuan dengan berat S 0 dimasukkan ke dalam drum, keringkan
sampai temperatur 1005 oC dalam oven selama 2 jam lalu ditimbang beratnya
sebagai S1 .
2. Sampel (contoh batuan) di masukan ke dalam desikator kemudian diputar di atas
bak air selama 10 menit (kecepatan 20 rpm), selanjutnya contoh batuan diangkat
dan dikeringkan dalam oven selama 4 6 jam lalu ditimbang beratnya sebagai S2.
3. Sampel (contoh batuan) dimasukkan ke dalam desikator kemudian diputar di atas
bak air selama 10 menit (kecepatan 20 rpm), selanjutnya contoh batuan diangkat
dan dikeringkan dalam oven selama 4 6 jam lalu ditimbang beratnya sebagai S3

Gambar Slake Durability

Sampel di oven selama 2- 6 jam

Pengukuran berat sampel

Isi air dan lakukan tes slake durability

F. Uji Kuat Tekan (UCS)


Uji kuat tekan uniaksial ialah pengujian sifat mekanik batuan untuk mengetahui kuat
tekan uniaksial itu sendiri, batas elastis, Modulus Young rata-rata dan Poissons Ratio
A. Kuat tekan uniaksial merupakan tegangan yang terjadi pada conto batuan pada
saat mengalami keruntuhan akibat pembebanan.
B. Regangan merupakan perbandingan perubahan bentuk dengan bentuk semula
- Regangan Lateral : l = rd/d
- Regangan Aksial : a = rl/l
- Regangan Volumetrik : v = a + 2l
Kurva tegangan regangan yang ada dapat ditentukan :
- Batas Elastis pada saat grafik regangan aksial meninggalkan keadaan linier pada suatu
titik tertentu

- Modulus Young ditentukan sebagai perbandingan antara selisih harga tegangan aksial
dengan selisih regangan aksial, yang diambil pada perbandingan tertentu pada grafik
regangan aksial dihitung pada rata-rata kemiringan kurva dalam kondisi linier atau
bagian linier yang terbesar dari kurva
- Poissons Ratio didefinisikan sebagai perbandingan antara regangan lateral dan
regangan aksial pada kondisi tegangan sebesar x yang diukur pada titik singgung antara
grafik regangan volumetrik dengan garis sejajar sumbu tegangan aksial pada saat grafik
regangan volumetrik mulai berubah.

Langkah kerja UCS yaitu :


1. Persiapkan conto batuan berbentuk silinder
2. Ratakan permukaan perconto batuan dengan menggunakan amplas
3. Letakkan conto pada mesin uji kuat tekan dengan 2 dial gauge dengan posisi
keduanya dalam satu sumbu dengan koreksi 4-6
4. Letakan 1 dial gauge sebagai dial aksial
5. Putar tuas engkel pada mesin secara konstan dan lakukan pembacaan setiap
perubahan 2 strip pada dial mesin uji
6. Percobaan dihentikan pada saat conto mengalami keruntuhan atau dial mesin
sudah dua kali terlewati
7. Analisis kemantapan lereng
8. Penentuan stand up time terowongan
9. Rancangan peledakan

GAMBAR UCS

Anda mungkin juga menyukai