Anda di halaman 1dari 11

Kamis, 14 April 2011

Makalah Pkn "IDENTITAS NASIONAL"

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.Berdasarkan perngertian
yang demikian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai
dengan keunikan,sifat,cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.Berdasarkan hakikat
pengertian identitas nasional sebagai mana di jelaskan di atas maka identitas nasional suatu
Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa ataulebih populer disebut dengan
kepribadian suatu bangsa.
Bangsa pada hakikatnya adalah sekelompok besar manusia yang mempunyai persamaan
nasib dalam proses sejarahnya,sehingga mempunyai persamaan watak atau karakter yang kuat
untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu wilayah tertentu sebagai suatu kesatuan
nasional.
Dalam penyusunan makalah kami bertujuan agar kita masyarakat Indonesia lebih memahami
identitas nasional suatu bangsa.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Pengertian Identitas nasional yang di kaji dalam beberapa sumber.
1.2.2 Unsur unsur yang terkandung di dalam identitas nasional.
1.2.3 Hubungan antara globalisasi dengan identitas nasional suatu bangsa.

1.3 Maksud dan tujuan


1.3.1 menjelaskan pengertian identitas nasional secara terminologis.
1.3.2 Menjelaskan hakikat-hakikat identitas nasional.
1.3.3 Menjelaskan pengertian identitas nasional secara historis.
1.3.4 Menjelaskan unsur suku bangsa dalam identitas nasional.
1.3.5 Menjelaskan unsur agama dalam identitas nasional.
1.3.6 Menjelaskan unsur kebudayaan dalam identitas nasional.
1.3.7 Menjelaskan unsur bahasa dalam identitas nasional.
1.3.8 Menjelaskan hubungan globalisasi dengan identitas nasional.

1.4 Metode Penulisan


Kami menyusun karya tulis ini secara deskriptif, tanpa melakukan observasi. Kami
memakai beberapa sumber antara lain dengan mengambil materi dari website-website.

1.5 Hipotesis
1.5.1 Kekurangan dari generasi muda dalam memahami pengertian identitas nasional.
1.5.2 Unsur-unsur identitas nasional yang belum di ketahui khalayak umum.
1.5.3 Pengaruh yang di timbulkan era globalisasi terhadap identitas nasional suatu bangsa.

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Identitas Nasional

Definisi Identitas nasional. Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa
lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tesebut.
Demikian pula hal ini juga sangt ditentukan oleh proses bagaimana bangnsa tersebut terbentuk
secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana dijelaskan di
atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa
atau lebih popular disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Identitas Nasional pada hakikatnya merupakan "manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas, dan
dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hldup dan
kehidupannya".(Wibisono Koento : 2005) Kata identitas berasal dari bahasa Inggris identity yang
memiliki pengertian harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang atau
sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas adalah
sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri,
kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini identitas
tidak terbatas pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Adapun kata
nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang
diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan bahasa, maupun nonfisik,
seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang disebut
dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan
kelompok (colective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-
pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme. Bila dilihat dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional
itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai
aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu kesatuan Indonesia menjadi
kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka Tunggal Ika" sebagai dasar dan
arah pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita
sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan dalam arti luas. Misalnya, dalam aturan
perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan, serta dalam nilai-nilai
etik dan moral yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional
maupun internasional, dan sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam Identitas
Nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normatif dan
dogmatis, melainkan sesuatu yang "terbuka" yang cenderung terus-menerus bersemi karena
hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan
implikasinya adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsirkan
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang
berkembang dalam masyarakat.
Istilah identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu
bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Berdasarkan
pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendidri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, cirri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Jadi Identitas
nasional adalah sebuah kesatuan yang terikat dengan wilayah dan selalu memiliki wilayah (tanah
tumpah darah mereka sendiri), kesamaan sejarah, sistim hukum/perundang undangan, hak dan
kewajiban serta pembagian kerja berdasarkan profesi.
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional sebagaimana
dijelaskan di atas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar
psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh
karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki
suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut
dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian
sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis
dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas
kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang
tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada
keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.

2.2 Unsur - Unsur Identitas Nasional


Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Ke-majemukan
itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas, yaitu suku bangsa, agama,
kebudayaan,dan bahasa.
Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang
sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali
suku bangsa atau kclompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh
dan berkembang di Nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong
Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara,
tetapi sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.
Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai
sistem perlambang yang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian
sebagai berikut:
1. Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan
ldeologi Negara.
2. Identitas Instrumental, yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan "Indonesia Raya".
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan (agama).

2.3 Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional


Globalisasi diartikan sebagai suatu era atau zaman yang ditandai dengan perubahan tatanan
kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
informasi sehingga interaksi manusia nienjadi sempit, serta seolah-olah dunia tanpa ruang. Era
Globalisasi dapat berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Era Globalisasi
tersebut mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan
ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa Indonesia untuk berkreasi dan
berinovasi di segala aspek kehidupan. Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin ketat.
Batas antarnegara hampir tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di
dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling
meniru, dan saling mempengaruhi di antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu
dicermati dari proses akulturasi tersebut, apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan
jati diri bangsa Indonesia?
Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu:
1. semakin menonjolnya sikap individualistis, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas
kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong; serta
2. semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya
diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bisa
berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Apabila hal ini
terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.
Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai
asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung, akan berakibat
lebih sering ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya.
Pengaruh negatif akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai yang telah
ada di dalam masyarakat. Jika semua ini tidak dapat dibendung, akan mengganggu ketahanan di
segala aspek kehidupan, bahkan akan mengarah pada kredibilitas sebuah ideologi. Untuk
membendung arus globalisasi yang sangat deras tersebut, harus diupayakan suatu kondisi
(konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga, yaitu dengan cara membangun sebuah konsep
nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep Identitas Nasional.
Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan
negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya
kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara
lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang (money laundring), peredaran dokumen
keimigrasian palsu, dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai
budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
merajalelanya peredaran narkotika dan psikotropika sehingga sangat merusak kepribadian dan
moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung,
akan mengganggu terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan
menyebabkan lunturnya nilai-nilai Identitas Nasional.
Identitas Nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang "dihimpun" dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh "Bhinneka Tunggal Ika"
sebagai dasar dan arah pengembangannya.
Unsur-unsur pembentuk Identitas Nasional adalah Suku bangsa, Agama, Kebudayaan,
dan bahasa.

Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia.
Identitas berarti ciri-ciri, sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata nasion
yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu yang
memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud dengan
Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :
1. identitas manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus
monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain
dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman
hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun
kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan implementasi
nilai-nilai yang dianutnya.
2. identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia bersifat pluralistik (ada keanekaragaman) baik
menyangkut sosiokultural atau religiositas. - Identitas fundamental/ ideal = Pancasila yang
merupakan falsafah bangsa.- Identitas instrumental = identitas sebagai alat untuk menciptakan
Indonesia yang dicita-citakan. Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia,
dan lagu kebangsaan.- Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan
kepercayaan.- Identitas sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas
alamiah = Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
3. Nasionalisme IndonesiaNasionalime merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang
secara total diabdikan langsung kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat efektif sebagai alat
merebut kemerdekaan dari kolonial. Nasionalisme menurut Soekarno adalah bukan yang
berwatak chauvinisme, bersifat toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila.
4. Integratis Nasional Menurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan bagian-bagian
yang berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh , secara
sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena
pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan
bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai
yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan
diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi
identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk
ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang
berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak
Kebudayaan Lama dan Asli bai Masyarakat Pendukukungnya, Semarang: P&K, 199
kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah puncak-puncak dari
kebudayaan daerah. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan,
sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan oleh
Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: yang khas dan bermutu dari suku bangsa
mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika
ditampilkan untuk mewakili identitas bersama.Nunus Supriadi, Kebudayaan Daerah dan
Kebudayaan Nasional
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal
32. Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada
pasal 32 dan munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan
perpecahan oleh kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan
secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi
kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-
kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh
Indonesia, sedangkan kebudayaan nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan angsa yang
sudah berada pada posisi yang memiliki makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam
kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari Banga Indonesia yang sudah sadar dan
menglami persebaran secara nasional. Di dalamnya terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur
kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil invensi nasional.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang terkandung unsur-
unsur pembentuk seperti suku bangsa, agama, kebudayaan, dan bahasa. Dalam era globalisasi
tatantangan kita dalam mempertahankan identitas kt sangat berat karena mulai berkurangnya
nilai-nilai yang berada di dalam masyarakat.
B. SARAN

Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnyalah kita menjaga nilai-nilai budaya
bangsa Indonesia sebagai identitas dari negara kita. Janganlah budaya kita di ambil oleh orang
lain, karena dari kita sering menyampingkan budaya negara kita sendiri.
Diposkan oleh Deivy Musa Ombuh di 16:24 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
respon:

Selasa, 15 Maret 2011


Konduksi

Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan

pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya

rendah dapat meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi.

Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang.

Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar

dengan amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan

elektron disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut

hingga pada atom dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui

getaran dan gerakan elektron bebas.

Bila T2 dan T1 dipertahankan terus besarnya, maka kesetimbangan termal tidak akan

pernah tercapai, dan dalam keadaan mantap/tunak (stedy state), kalor yang
mengalir persatuan waktu sebanding dengan luas penampang A, sebanding dengan

perbedaan temperatur DT dan berbanding terbalik dengan lebar bidang Dx

DQ/Dt = H A DT/Dx

Untuk penampang berupa bidang datar :

H = - k A (T1 - T2 ) / L

k adalah kondutivitas termal.

Konduktivitas termal untuk beberapa bahan :

Bahan k (W/m.Co) Bahan k (W/m.Co)


Aluminium 238 Asbestos 0,08
Tembaga 397 Concrete 0,8
Emas 314 Gelas 0,8
Besi 79,5 Karet 0,2
Timbal 34,7 air 0,6
Perak 427 kayu 0,08
udara 0,0234

Untuk susunan beberapa bahan dengan ketebalan L 1, L2,, ... dan konduktivitas masing-

masing k1, k2,, ... adalah :

H = A (T1 - T2 )
(L1/k1)

Anda mungkin juga menyukai