Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN RESMI

PRAKTEK UJI BAHAN


“HARDNESS TEST”

Disusun Oleh :
Kelompok 5 (D4 DC 5A)
1. Novan Kripsa Laksana (0117040011)
2. M. Irvan Bahtiar (0117040017)
3. Nurfadila Cyntia Putri (0117040026)

PROGRAM STUDI
TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Pengujian


a. Mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test) terhadap suatu
material dengan beberapa metode yaitu, Brinell, Vickers, Rockwell C
b. Mampu menghitung nilai-nilai kekerasan suatu material.

1.2 Dasar Teori


Kekerasan suatu bahan adalah kemampuan sebuah material untuk
menerima beban tanpa mengalami deformasi plastis yaitu tahan terhadap
identasi/penetrasi, tahan terhadap penggoresan, tahan terhadap aus, tahan
terhadap pengikisan (abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik
yang paling penting, karena kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui
sifat-sifat mekanik yang lain, yaitu strenght (kekuatan), brittless, ductility.
Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimiliki suatu material dapat dikonversi dari
kekerasannya. Seperti pada gambar 1.1

Istilah kekerasan (hardness) sebenarnya sangat sulit untuk didefinisikan


secara tepat, karena setiap bidang ilmu memberikan definisinya sendiri-sendiri.
Meskipun demikian dalam tinjauan teknik (engineering) yang menyangkut
logam, satu definisi menyatakan bahwa kekerasan adalah kemampuan suatu
bahan untuk tahan terhadap indentasi / penetrasi atau abrasi.
Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk
menguji kekerasan logam, yaitu :
a. Metode Pengujian Kekerasan Brinell
b. Metode Pengujian Kekerasan Vickers Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
c. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell Superficial
d. Metode Pengujian Kekerasan Knoop
e. Metode Pengujian Kekerasan Meyer
f. Metode Pengujian Kekerasan Microhardness test
g. Metode Pengujian Kekerasan Mohs
1
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

Dari kedelapan metode yang tersebut di atas, yang biasanya digunakan


hanya tiga saja, yaitu Rockwell, Brinell dan Vickers.

1.3 Metode Pengujian Kekerasan Brinell


Brinell merupakan metode pengujian kekerasan yang paling tua,
meskipun demikian masih banyak digunakan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada pengujian kekerasan brinell adalah sebagai berikut :
a. Spesimen harus memenuhi persyaratan
 Rata dan Halus.
 Ketebalan Minimal 6 mm.
 Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
b. Indentor yang digunakan adalah bola baja dan karbida tungsten. Untuk bahan
yang kekerasannya kurang lebih sama dengan 450 BHN menggunakan
indentor Bola Baja, sedangkan untuk bahan yang kekerasannya antara 450-
650 BHN menggunakan indentor Karbida Tungsten.Jarak antara titik
pengujian minimal tiga kali diameter tapak identasi.
c. Pemakaian beban (P) dan diameter identor (D) harus memenuhi persyaratan
perbandingan P/D2 = 30 untuk baja, 10 untuk kuningan dan paduannya, serta
5 untuk aluminium dan paduannya.
d. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaaan specimen selama 10-15 detik.

e. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells


Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan
persamaan sebagai berikut :

2P
 
BHN :
( D) D  D 2  d 2
Dimana :
P = Gaya tekan (kgf)
D = Diameter identor bola baja (mm)
2
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

d = Diameter hasil identasi (mm)


Persamaan diatas diperoleh dari :

f. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :


150 HB 2,5/150 – 10
Dimana : 150 = Nilai kekerasan.
HB = Metode Pengujian Brinell
2,5 = Diameter Identor
150 = Gaya pembebanan (N)
10 = Waktu pembebanan (detik)
g. Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka memberi peluang untuk
terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu dimungkinkan terutama pada saat
pemfokusan objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan
pengukurannya

1.4 Metode Pengujian Kekerasan Vickers


Pada dasarnya metode pengujian kekerasan Vickers hampir sama dengan
Brinells hanya identornya saja yang berbeda. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada metode pengujian kekerasan Vickers adalah sebagai berikut:
a. Spesimen harus memenuhi persyaratan :
 Permukaan harus rata dan Halus
 Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan horizontal
b. Indentor yang digunakan adalah intan yang berbentuk pyramid yang
beralas bujur sangkar dengan sudut puncak antara dua sisi yang
berhadapan adalah 136o

3
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

c. Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk pelat yang tipis
harus digunakan beban yang ringan.
d. Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan menekan
identor pada permukaan spesimen selama 10 – 15 detik.
e. Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH (Vickers
Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal identasi
dengan persamaan sebagai berikut :

HVN = { 2P sin (α/2) } / d2


= 1,8544 P/d2

Untuk : α = 136o
Dimana : P = Gaya tekan (kgf)
d = diagonal identasi (mm)
Persamaan ini didapatkan dari :

d = d1+d2
2
X = d Cos 45o
=½d 2
Y = ½ X / Cos 22o
= (½ d 2 ) / Cos 22o
L Δ AOB = ½ X.Y
= (½ . ½ d 2 . ½ d 2 ) / Cos 22o
= (1/8 d2) / Cos 220

A = 4 L Δ AOB
= 4 (1/8 d2) / Cos 220
= (½ d2) / Cos 22o
HVN = P/A
= 1,854 P/d2
f. Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut : 150 HV 150/10

4
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

Dimana : 150 = Nilai Kekerasan


HV = Metode Pengujian Vickers
150 = Gaya Pembebanan
10 = Waktu Pembebanan
g. Sama dengan pengujian kekerasan dengan Brinells, karena pengukuran
dilakukan secara manual maka memberi kemungkinan untuk terjadinya
kesalahan ukur. Kesalahan itu dimungkinkan terutama pada saat
pemfokusan objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan
pembacaan pengukurannya.

1.5 Metode Pengujian Rockwell


Berbeda dengan metode Brinell yang masih menggunakan pengukuran
manual, dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada
skala yang terdapat pada mesin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
metode pengujian kekerasan Rockwell adalah sebagai berikut :
a. Spesimen harus memenuhi persyaratan :
- Rata dan halus
- Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal
b. Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana
pemakaiannya tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban utama
yang digunakan. Ada tiga jenis indentor dengan tiga jenis beban utama,
sehingga terdapat sembilan kombinasi sebagaimana ditunjukan pada gambar
1.3. sedangkan jenis skala dan kombinasi jenis indentor dengan beban utama
ditunjukkan pada tabel 1.1

5
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

c. Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi awal


dengan beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama (60 kg, 100
kg atau 150 kg) selama 10 – 15 detik.
d. Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum skala
akan menunjuk beberapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.
e. Penulisan nilai seperti contoh berikut : 73 Rb, dimana 73 nilai kekerasannya,
sedangkan Rb adalah skala yang digunakan.

6
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka pemakaian
skala dalam Rockwell juga tergantung pada jenis material yang akan diuji.
Sebagai contoh, Rockwell B untuk logam secara umum, Rockwell C untuk
logam yang keras, Rockwell A untuk logam yang sangat keras. Kesalahan
pemakaian kombinasi indentor dan beban dengan material yang diuji akan
menyebabkan tidak akuratnya hasil pengujian.

7
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

BAB II
METODOLOGI
2.1 Alat & Bahan
a. Alat
o Mesin uji Kekerasan
o Indentor Bola Baja
o Indentor Piramida Intan
o Indentor Kerucut Intan
o Obeng
o Stop Watch
o

Gambar 2.
Mesin
Pengujian
Hardness
b. Bahan
o Spesimen Uji Kekerasan Rockwell menggunakan Roda Gerigi
o Spesimen Uji Kekerasan Brinell menggunakan Baja
o Spesimen Uji Kekerasan Vickers menggunakan Baja

Gambar 2. Alat dan Bahan Pengujian Hardness

2.2 Prosedur Pengujian


a. Meratakan dan menghaluskan spesimen
b. Metode Brinells

8
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

1. Mengatur handle pada posisi Brinell.


2. Mengambil indentor untuk Brinell (indentor bola baja berdiameter 2,5
mm)
3. Memasang indentor pada holder dengan obeng.
4. Menekan pen beban yang diketahui dari
P/D² = 30 (untuk Baja)
P/(2,5)² = 30
P = 187,5 kg
5. Meletakkan spesimen pada anvil dan mengatur tepat titik penetrasi.
6. Memutar handwheel dengan sehingga permukaan spesimen tepat
menyentuh ujung indentor.
7. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan menyalakannya ketika
tangan kanan melepaskan handle beban.
8. Melepaskan handle beban dengan tangan kanan pada posisi penetrasi
selama 15 detik
9. Menarik dan mengunci handle setelah 15 detik.
10. Memutar ujung indentor dengan lensa mikroskop untuk mengamati
spesimen.
11. Mengatur posisi spesimen serta fokus lensa sehingga bekas indentasi
tampak pada layar.
12. Mengukur diameter indentasi lalu mencatatnya pada lembar kerja
13. Mengulangi langkah 5-12 sebanyak 3 kali

c. Metode Vickers
1. Mengatur handle pada posisi Vickers.
2. Mengambil indentor untuk Vickers (intan yang berbentuk piramida).
3. Memasang indentor pada holder dengan obeng.
4. Menekan pen beban (20 kgf) dengan pertimbangan material yang
digunakan untuk pengujian merupakan material yang lunak.
5. Meletakkan spesimen pada anvil dan atur tepat titik penetrasi.
6. Memutar handwheel dengan sehingga permukaan spesimen tepat
menyentuh ujung indentor.

9
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

7. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan menyalakannya ketika


tangan kanan melepaskan handle beban.
8. Melepaskan handle beban dengan tangan kanan pada posisi penetrasi
selama 15 detik
9. Menarik dan mengunci handle setelah 15 detik.
10. Memutar ujung indentor dengan lensa mikroskop untuk mengamati
spesimen.
11. Mengatur posisi spesimen serta fokus lensa sehingga bekas indentasi
tampak pada layar.
12. Mengukur diameter indentasi lalu mencatatnya pada lembar kerja
13. Mengulangi langkah 5-12 sebanyak 3 kali

d. Metode Rockwell
1. Mengatur handle pada posisi Rockwell.
2. Mengatur indentor untuk Rockwell C dan memasang indentor pada
tempatnya dengan obeng.
3. Menekan pen beban awal yaitu 10 kg dan beban utama 150 kg,
4. Meletakkan spesimen pada anvil dan atur tepat pada titik penetrasi.
5. Memutar handwheel sehingga permukaan spesimen menyentuh ujung
indentor
6. memutar handwheel untuk pembebanan minor hingga jarum kecil
menunjukkan angka 3.
7. Mengatur skala utama hingga jarum petunjuk tepat pada angka nol.
8. Mengambil stopwatch dengan tangan kiri dan menyalakannya ketika
tangan kanan melepaskan handle beban.
9. Melepaskan handle beban dengan tangan kanan pada posisi penetrasi
selama 15 detik
10. Menarik dan mengunci handle setelah 15 detik.
11. Mencacat hasil pembebanan berdasarkan jarum pembebanan pada lembar
kerja
12. Mengulangi langkah 5-12 sebanyak 6 kali

10
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

BAB III
ANALISA & PEMBAHASAN

HARDNESS TEST
Date : 16 Oktober 2019
Material : Aluminium 6065
Welding Process / Position : -
Reference :
Method and Result
Brinell Vickers Rockwell C

: 150
Load (P) : 31.25 Load (P)
Load (P) : 20 : Kerucut
Indentor : Bola Baja Indentor
Indentor : Piramid intan
Time : 15 s Time
Stamp Time : 15 s : 15 s
No. of  ball : 2,5 mm Type
: RC
Material
BM BM
D1 D2 Drata2 D1 Drata2 BM
D2 (mm)
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 #1 0,673 0,733 0,703 0,573 0,569 0,571 61,47
2 #2 0,676 0,766 0,721 0,604 0,612 0,608 64,60
3 #3 0,641 0,747 0,694 0,621 0,596 0,6080 64,77
Note: - WM = Weld Metal - BM = Base Metal - HAZ = Heat Affected Zone

3.1 Analisa & Pembahasan


Pada bab ini akan dibahas mengenai perhitungan nilai kekerasan dari
masing-masing metode.

11
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

Gambar posisi percobaan Brinnel

Gambar posisi percobaan Rockwell C

Gambar posisi percobaan Vickers

a. Metode Brinell
1. Menentukan beban dan diameter indentor
diketahui : D = 2,5 mm

12
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

P/D2 = 30  untuk Baja


2
P/(2,5) = 30
P/6,25 = 30
P = 187,5 kg
Jadi P yang digunakan = 187,5 kg

2. Menentukan nilai kekerasan


 Pengujian pertama
diketahui : d = 1,08 mm
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
HBN = 2P / [(π D) (D – (D2 – d2 ) ½ )]
= 2 . 187,5 / [(π . 2,5)(2,5 – (2,52 –1,082 )1/2 )]
= 192,30
 Pengujian kedua
Diketahui : d = 0,97 mm
Dengan menggunsksn rumus sebagai berikut
HBN = 2P / [(π D) (D – (D2 – d2 ) ½ )]
= 2 . 187,5 / [(π . 2,5)(2,5 – (2,52 –0,972 )1/2 )]
= 245,10

 Pengujian ketiga
diketahui : d = 1,12 mm
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
HBN = 2P / [(π D) (D – (D2 – d2 ) ½ )]
= 2 . 187,5 / [(π . 2,5)(2,5 – (2,52 –1,122 )1/2 )]
= 180,29
 Rata-rata nilai HBN
HBN = (192,30 + 245,10 + 180,29)/3
= 205,9
3. Penulisan nilai kekerasan
205,9 HB 2,5 / 187,5 - 15
dimana : 205,9 = nilai kekerasan
HB = metode Brinell
2,5 = diameter indentor
187,5 = gaya pembebanan
15 = waktu pembebanan

b. Metode Vickers dengan Kuningan


1. Pengujian pertama
diketahui : d1 = 0.398 (Horizontal)

13
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

d2 = 0.405 (Vertical)
d (rata – rata) = (d1 + d2) / 2
= 0.4015 mm
ditanya : HVN ?
jawab : HVN = [ P x 1.854] / d2
HVN = 1,854 . P / d2
= 1,854 . 20 / (0,4015)2
= 230,074
2. Pengujian kedua
diketahui : d1 = 0.37 (Horizontal)
d2 = 0.4 (Vertical)
d (rata – rata) = (d1 + d2) / 2
= 0,385 mm
ditanya : HVN ?
jawab : HVN = [ P x 1.854] / d2
HVN = 1,854 . P / d2
= 1,854 . 20 / (0,385)2
= 250,256
3. Pengujian ketiga
diketahui : d1 = 0.382 (Horizontal)
d2 = 0.381 (Vertical)
d (rata – rata) = (d1 + d2) / 2
= 0,3815 mm
ditanya : HVN ?
jawab : HVN = [ P x 1.854] / d2
HVN = 1,854 . P / d2
= 1,854 . 20 / (0,3815)2
= 254,900

Nilai HVN rata-rata


HVN = ( 230,074+250,256+254,900 )/3
= 735,227/3
= 245,076

4. Penulisan nilai kekerasan


110.19 HV 20 / 15
dimana : 110.19 = nilai kekerasan
HV = metode Vickerss
20 = gaya pembebanan
15 = waktu pembebanan

c. Metode Rockwell

Beban awal yang digunakan 10 kg dan beban utama yang digunakan


adalah sebasar 150 kg (Rc)

14
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

a) Menentukan nilai kekerasan


- Nilai kekerasan pengujian pertama adalah 61
- Nilai kekerasan pengujian kedua adalah 60
- Nilai kekerasan pengujian ketiga adalah 59
- Nilai kekerasan pengujian keempat adalah 59
- Nilai kekerasan pengujian kelima adalah 57
- Nilai kekerasan pengujian kelima adalah 56
- Nilai kekerasan total adalah (61 + 60 + 59 + 59 + 57 + 56)/6 =
58,67
b) Penulisan nilai kekerasan
58,67Rc
Dimana: 58,67= Nilai kekerasan
Rc = Skala yang digunakan

Gambar 3. Proses Pengukuran pada Hardness Test

15
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari data hasil pengujian dan hasil perhitungan, maka dapat di simpulkan
bahwa:
a. Pada metode Brinnell dengan beban yang sama P = 187,5 kg, mendapatkan
hasil nilai kekerasan yang berbeda-beda. Hasil nilai kekerasan yang
tertinggi diperoleh pada pengujian ke II yaitu sebesar 245,10
b. Pada metode Vickers dengan beban yang sama P = 20 kg, mendapatkan
hasil nilai kekerasan yang berbeda-beda. Hasil nilai kekerasan yang
tertinggi diperoleh pada pengujian ke III yaitu sebesar 254,900
c. Pada metode Rockwell dengan beban yang sama, yaitu beban utama P = 150
kg & beban awal sebesar P = 10 kg, mendapatkan hasil nilai kekerasan yang
berbeda-beda. Hasil nilai kekerasan total yaitu sebesar 58,67.

16
Kelompok 5 (D4 DC 5A) HARDNESS TEST

DAFTAR PUSTAKA
1. ASTM E92-17 Standart Test Methods for Vickers Hardness
2. Dosen Metalurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin
FTI, ITS
3. Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik
Mesin, ITS

17

Anda mungkin juga menyukai