Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HADIB FIQIRULLOH

NIM : 362021302023
KELAS : TMK 2A
MATA KULIAH : UJI BAHAN

 Pengertian Uji Kekerasan

Hardness Tester Uji kekerasan atau hardness test merupakan salah satu cara untuk
mengetahui kekuatan atau ketahanan suatu (bahan) material. Sedangkan kekerasan itu sendiri
(hardness) ialah salah satu sifat mekanik dari suatu material selain sifat fisik dan teknologik
yang dimilikinya.

 Tujuan Pengujian Kekerasan

Tujuan dari uji kekerasan ini yaitu untuk mengukur tingkat ketahanan material terhadap
deformasi plastik. Nilai dari pengujian ini tentunya akan sangat membantu untuk menentukan
dan menganalisa kualitas material yang digunakan pada setiap jenis industri.

 Metode Pengujian

Ada berbagai macam metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji
kekerasan logam, yaitu :

1. Metode Hardness Brinell (HB/BHN)


2. Metode Hardness Vickers (HR/RHN)
3. Metode Hardness Rockwell (HV/VHN)
4. Metode Hardness Rockwell Superficial.
5. Metode Hardness Knoop.
6. Metode Hardness Shore Scleroscope.
7. Metode Hardness Sonodur.
8. Metode Hardness Moh.
9. Metode Hardness File.

 Metode Pengujian Brinell

Pengujian Brinell merupakan jenis hardness test dengan cara menusuk atau menekan
spesimen menggunakan indenter berbentuk bola yang terbuat dari baja yang sudah
dikeraskan atau karbida tungsten. Indenter bola baja digunakan untuk material yang memiliki
kekerasan Brinell hingga 450 BHN.

Indentor bola karbida tungsten harus digunakan apabila material yang di uji memiliki
kekerasan Brinell antara 451-650 BHN. Pengujian yang standar dilakukan dengan
menggunakan diameter 10 mm bola baja atau karbida tungsten dengan beban 3000 kgf untuk
logam keras, beban 1500 kgf untuk logam pertengahan, dan beban 500 kgf serta lebih rendah
untuk material lunak.

Indenter selain diameter 10 mm bisa digunakan, misal 5 mm, 2,5 mm dan 1 mm. Jika
menggunakan diameter indenter selain 10 mm maka beban harus disesuaikan mengikuti
formula 𝑃 𝐷2 = konstan. Nilai konstanta tergantung dengan material yang di uji, 30
digunakan untuk baja dan paduannya, 10 digunakan untuk tembaga dan paduannya dan 5
digunakan untuk aluminium dan paduannya.

Gambar 2. Prinsip Uji Brinell


Nilai Hardness Brinell (BHN/HBW/HBS) dapat dihitung sebagai :

F = gaya tekan (kgf)


D = diameter indenter (mm)
d = diameter indentasi (mm)
HBW berarti hardness Brinell dengan indenter karbida tungsten.
Jika indenter yang digunakan bola baja (steel ball) maka kekerasan dinyatakan dengan
HBS. Atau secara umum biasanya dinyatakan dengan BHN.
Penulisan nilai Hardness Brinell harus diikuti dengan simbol HBW atau HBS. dan
jika diameter indenter dan beban yang digunakan tidak standar maka harus diikuti oleh
kondisi pengujian yang meliputi diameter indenter yang digunakan, beban dan dwell time,
jika waktu yang digunakan saat pembebanan di luar 10-15 detik. Contoh:
 220 HBW artinya nilai Hardness Brinell 220 dengan indenter 10 mm beban 3000 kgf
dwell time 10-15 detik.
 350 HBW 5/750 artinya nilai Hardness Brinell 350 dengan indenter 5 mm beban 750
kgf dwell time 10-15 detik.
 600 HBW 1/30/20 artinya nilai Hardness Brinell 600 dengan indenter 1 mm beban 30
kgf dwell time 20 detik.

Keterbatasan Uji Brinell


 Mengukur material yang sangat keras. Indentor bola dapat mengalami deformasi
yang berlebihan.
 Mengukur kekerasan spesimen tipis. Indentasi dapat lebih besar dari pada tebal
spesimen.
 Mengukur material yang dikeraskan permukaan. Indentasi dapat menusuk lebih
dalam dari pada tebal permukaan yang dikeraskan sehingga pengukuran menjadi
tidak valid sebab mengakibatkan pengukuran bagian dalam yang lunak juga.
2. Metode pengujian kekerasan Vickers.
Prinsip dasar pengujian vickers sama dengan uji Brinell, perbedaannya penggunaan
indentor intan yang berbentuk piramid beralas bujur sangkar dan sudut puncak antara dua sisi
yang berhadapan 136o. Pengukuran diagonal segi empat lebih akurat dibandingkan
pengukuran pada lingkaran. Pengujian ini dapat dilakukan untuk spesimen tipis hingga 0,006
inci.
Nilai yang diperoleh akurat hingga nilai 1300 (setara dengan Brinell 850). Indentor
relatif tidak menjadi rata seperti pada Brinell. Beban yang digunakan pada uji vickers antara
1 hingga 120 kgf. Perubahan beban relatif tidak mempengaruhi hasil pengujian, penggunaan
beban yang berbeda akan tetap menghasilkan nilai yang sama untuk material yang sama.
Nilai Hardness Vickers dapat dihitung dengan persamaan :

HV = Hardness Vickers
P = Beban (kgf)
α = sudut 2 sisi yang berhadapan pada indentor
d = diagonal indentasi rata-rata (mm)
Gambar 3. Prinsip uji Vickers
Penulisan nilai kekerasan vickers harus diikuti akhiran yang menunjukkan gaya yang
digunakan dan durasi pembebanan jika waktu yang digunakan diluar 10-15 detik.
Contoh penulisan nilai Hardness vickers :
 440 HV 30 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi pembebanan
10-15 detik.
 440 HV 30/20 artinya nilai Hardness 440 dengan beban 30 kgf dan durasi
pembebanan 20 detik.
3. Metode Pengujian Kekerasan Rockwell
Metode Hardness Test Rockwell berbeda dengan Brinell dan Vickers. Pada uji
kekerasan Rockwell tidak melakukan pengukuran tapak tekan secara manual, pengukuran
langsung dilakukan oleh mesin dan langsung menunjukkan nilai hardness dari bahan yang
diuji, nilai ini dapat dilihat pada dial indicator.
Nilai kekerasan yang diperoleh berhubungan terbalik dengan kedalaman identasi.
Indenter yang digunakan adalah bola baja yang diperkeras berukuran 1/16 in dan 1/8 in serta
kerucut intan bersudut 120o dengan ujung bulat diberi nama brale. Pada operasi pengujian,
Beban minor diterapkan sebesar 10 kgf yang menyebabkan identasi awal dan menempatkan
identer pada posisi yang akurat untuk penekanan. Dial ditempatkan pada skala tanda set nol.
Selanjutnya, pemberian beban utama (major) yang berbeda besarannya tergantung
pada skala rockwell yang digunakan lihat Tabel 1. Rockwell skala A digunakan untuk logam
yang sangat keras. Rockwell skala B digunakan untuk menguji material dengan kekerasan
medium. Skala B memiliki nilai 0 – 100. Nilai Hardness diatas 100 memberikan hasil
pengujian yang kurang valid sebab kemungkinan indentor telah menjadi rata.
Rockwell skala C digunakan untuk menguji material dengan kekerasan tinggi yaitu
diatas B100. Baja paling keras memiliki nilai C70. Skala C digunakan pada C20 ke atas.

Gambar 4. Prinsip uji Rockwell


Skala Rockwell dibagi atas 100 bagian lihat Gambar 3. Setiap bagian atau nilai kekerasan
setara dengan 0,002 mm indentasi. Angka B55 dan B60 memliki perbedaan kedalaman
indentasi sebesar 5 x 0,002 mm atau 0,01 mm
Gambar 5. Dial indikator pada mesin rockwell
(Sumber : www.bakergauges.com)
Tabel 1. Skala Rockwell

Anda mungkin juga menyukai