PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
BAB II
TEORI DASAR
1. Metode Goresan
2
2. Metode Dinamik
3. Metode Indentansi
Uji kekerasan dengan metode identansi ini terdiri atas beberapa cara,
antara lain :
Uji kekerasan ini paling pertama diterima secara luas dan standar
yang ditemukan oleh J.A.Brinell pada tahun 1900. J.A.Brinell mengujinya
dengan cara melakukan indentansi pada permukaan specimen. Indentor
berupa bola baja yang memiliki variasi beban dari 500 kg sampai 1500 kg
untuk intermediate hardness dan 3000 kg untuk hard Metal. Pada material
yang sangat keras digunakan bola karbida untuk memperkecil distorsi
indentor.
3
Diameter harus dihitung dua kali pada sudut tegak lurus yang
berbeda. Kemudian dirata-ratakan. Kekerasan Brinell adalah besar beban
indentor per luas permukaan hasil indentansi. Dapat dirumuskan sebagai
berikut nilai kekerasan (BHN) :
Keterangan :
BHN bukan merupakan sebuah besaran fisik yang kurang baik, karena
tidak meliputi tekanan rata-rata pada seluruh permukaan indentasi.
Kelemahan Brinell
4
Adapun keuntungan dari uji brinell adalah pada pengujian ini tidak
dipengaruhi oleh permukaan material yang kasar dan bekas penekan yang
cukup besar sehingga mudah diamati.
Keterangan :
P : besar beban indentor (kg)
d : diameter indentasi (mm)
Prinsip dari uji kekerasan Vickers adalah besar beban dibagi dengan
luas daerah indentasi atau dapat dirumuskan sebagai berikut :
5
Berikut ini merupakan gambar 2.3 indentor uji Vickers :
Pada uji Vickers ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menentukan nilai kekerasan sehingga jarang diapaki pada pengujian yang
rutin.
6
dari 100 bagian yang masing-masing mempersentasikan pentetrasi sebesar
0,0002 mm. dial ddisesuaikan sedemikian rupa sehingga nilai kekerasan yang
tinggi berkorelasi dengan kecil pentrasi. Kekerasan Rockwell dapat dibagi
menjadi beberapa jenis anatara lain :
a) Rockwell A
Indentor berupa kerucut intan dengan pembeban 60 kg. umumnya
digunakan pada jenis logam yang sangat keras.
b) Rockwell B
Indentor berupa bola baja dengan diameter 1,6 mm dan pembeban
100 kg. umumnya digunakan pada material yang lunak.
c) Rockwell C
Indentor berupa kerucut intan dengan pembeban 150 kg. umumnya
digunakan untuk logam-logam yang diperkeras dengan pemanasan.
C : konstanta indentor
7
Arah penekan indentor harus tegak lurus
Jarak antar penekan tidak boleh berdekatan (3 diameter indentor)
Tidak boleh melakukan penekanan pada ujung spesimen
Digunakan alas sesuai dengan bentuk spesimen agar tidak
goyang/berputar/geser.
Melalui proses perlakuan panas yang tetap, tegangan yang dapat dilakukan
dengan busur puntir dapat diperbesar atau diperkecil. Ketangguhan dapat
ditingkatkan atau dihasilkan suatu permukaan keras disekeliling busi, yang akan
mempengaruhi sifat-sifat logam terutama sifat mekaniknya
1. Quanching
2. Anneling (pelunakan)
3. Normalizing
8
pada suhu ini untuk sepenuhnya mengubah struktur menjadi Austenite, dan
kemudian dihapus bentuk tungku dan didinginkan pada suhu ruangan di bawah
konveksi alam. Hal ini menghasilkan struktur butir perlit halus dengan kelebihan
Ferrite atau sementit. Bahan yang dihasilkan adalah lemah; derajat kelembutan
tergantung pada kondisi ambien sebenarnya pendinginan. Proses ini jauh lebih murah
daripada anil penuh karena tidak ada biaya tambahan pendinginan tungku dikontrol.
4. Tempering
Tempering adalah perawatan panas teknik untuk logam, paduan dan kaca.
Dalam baja, tempering dilakukan untuk "menguatkan" logam dengan
mentransformasikan martensit rapuh atau bainit menjadi kombinasi ferit dan
sementit atau kadang-kadang martensit tempered. Paduan pengerasan Air hujan,
seperti banyak nilai dari aluminium dan superalloy, yang marah untuk mengendapkan
partikel intermetalik yang memperkuat logam. Tempering dicapai oleh pemanasan
terkendali benda kerja ke suhu yang lebih rendah di bawah temperatur kritis.
5. Case hardening
6. Spheroidizing
proses anil yang digunakan untuk baja karbon tinggi (Carbon> 0,6%) yang
akan menjadi mesin atau dingin terbentuk kemudian. Hal ini dilakukan oleh salah satu
cara berikut:
2) Siklus beberapa kali antara suhu sedikit di atas dan sedikit di bawah 727 º C
(1340 º F) garis, katakanlah misalnya antara 700 dan 750 º C (1292-1382 º F),
dan lambat dingin.
3) Untuk alat dan panas baja paduan untuk 750-800 º C (1382-1472 º F) dan
tahan selama beberapa jam diikuti dengan pendinginan lambat.
9
2.2.2 Jenis pengerasan permukaan
Nitriding, suatu proses pengerasan permukaan dalam hal ini baja paduan
spesial dipanaskan untuk waktu yg lama dalam suatu atmosfer dan gas
. Nitrid yang
diserap oleh logam akan membentuk nitrid yang keras tersebar merata pada
permukaan logam. Seluruh baja dan besi cor yang dapat dikeras haruslah
dikeraskan dan di”temper” dahulu sebelum dilakukan proses nitriding,
dimana temperatur tempering harus cukup tinggi untuk menjaga kestabilan
struktur pada proses nitriding (minimal 10oC diatas temperatur nitriding).
10
rocker arm
rocker shaft
connecting rod
oil pump gears
water pump gears
dan lain-lain.
Di industri dikenal dua jenis proses nitriding, yaitu: liquid nitriding dan
gas nitriding. Pada umumnya kedua jenis proses ini adalah sama dan lama
proses dibutuhkan juga sama, tetapi proses gas nitriding biasanya lebih
disukai bila diinginkan kedalam penetrasi nitrogen yang lebih besar.
11
4) Luas permukaan material yang akan didinginkan
Semakin lebar luas permukaan material yang akan didinginkan,
semakin sepat pula laju pendinginannya.
Diagram fasa ini menjadi landasan untuk laku panas. Bila bagian 0% -
1% pada gambar ditutupi, maka kita akan mendapatkan diagram fasa.
Sebelumnya, komposisi eutectik dapat pada 4,3% (berat) karbon (17%) dan
suhu eutectik ini karena rata-rata mengandung 2,5% - 4% C titik air relatif
rendah dan besi cor mempunyai karateristik coran dan proses yg baik. Jadi
yang hanya besi dapat menampung 2,1% (berat) (9% atom) karbon. Atom
karbon ini larut secara difusi dalam besi baja berdasarkan fasa larutan padat
ini. Karena baja mengandung kurang dari 1,2% karbon, baja dapat mempunyai
fasa tunggal pada proses pemampaan atau pengerjaan panas lainnya, yaitu
daerah sekitar 4100% - 1270%. Pada daerah yang kaya besi (799% Fe dan 4%
C). Diagram Fe_Fe3C berbeda dengan diagram lain. Perbedaan ini timbul
karena besi adalah polimer dengan fasa kpf dan kps.
Ferit adalah larutan internsi dalam atom-atom karbon pada besi murni :
- Bersifat lunak dan liat
- Strukturnya kubik pemusatan ruang (BCC)
- Dalam keadaan murni (komersil) kekuatan tariknya <310 mpa
- Bersifat fertomagnetik dibawah 770°C
- Berat jenisnya 7,88 gr/cm3
Sementit (karbida besi) yaitu paduan besi karbon, karbon melebihi batas
daya larut membentuk fasa ke-2 :
- Bersifat keras dibanding austerit atau ferit tidak ulet
- Berat jenisnya 7,6 gr/cm3
Perlit adalah austeriod dari dua fasa yaitu ferit dan sementit :
- Terjadinya pada temperatur di bawah 723°C
- Sifatnya antar ferit
- Kandungan karbonnya 0.07%
12
dibawah temperatur kritis A, laju informasi rendah, meskipun ada
transformasi ini mobilitas atom cukup tinggi. Hal ini disebabkan setiap
perubahan fasa yang timbul akibat faktor permukaan dan energi regangan.
Jika temperatur dibawa ke lutut kurva, laju transformasi meningkat.
Terjadinya kelambanan pada proses ini disebabkan pada waktu pembentukan
bounit, temperatur agak rendah. Pada bagian temperatur 250° C - 300° C
ternyata transformasi berlangsung sangat cepat. Untuk diagram fasa TTT
hanya dapat diperlukan pada baja karbon rendah. Bentuk umum kurva TTT
berbeda untuk jenis baja
13
Chrom: memiliki sifat bahan benturan keras dan aus
Nikel: digunakan bersama dengan chrom sebagai komponen baja
paduan. Sifat umum Ni – Cr sangat luas, bahan panas dan tahan korosi
Pengelompokan Baja
- Baja karbon adalah paduan besi karbon dimana unsur-unsur karbon sangat
menentukan sifat-sifatnya. Sedangkan unsur-unsur paduan lainnya yang biasa
terkandung di dalamnya terjadi karena proses pembuatannya. Sifat baja
karbon biasa ditentukan oleh persentase karbon dan mikrostruktur
- Baja paduan adalah baja yang mengandung sebuah atau lebih unsur lain yang
kadar berlebih pada karbon biasanya ditemukan pada baja karbon. Menurut
kadar paduan, baja paduan dapat dibagi ke dalam 2 golongan yaitu baja
paduan rendah dan baja paduan tinggi. Baja rendah unsur paduannya
dibawah 10% sedangkan baja paduan tinggi diatas 10%
Standarisasi Baja
14
- Standarisasi Negara Jepang (JIS)
Rolled steel for general structural (63101 – 87)
Rolled steel for welded structural (63106 – 92)
Heat rolled atmosphere corroson resisting steel (63106 - 37)
Superior at atmosphere plates for welded structural (63128 – 87)
Kubik
15
vertikal (c) sumbu yang tegak lurus ke tiga lainnya.. The (c) porosnya dapat
lebih pendek, atau lebih lama dari sumbu horisontal.
Rombohedral
Ortorombik
Monoklinik
Triklinik
16
dan kenyal dan ferlit mempunyai keuletan yang tinggi, karena memiliki sifat
yang keras baja ini juga kenyal dan ulet.
Baja ini mengalami 2 kali perlakuan panas atau baja ini memiliki 2
fasa. Dalam fasa pertama, hal-hal yang timbul dalam pengkristalan adalah
adanya campuran kimia yang sangat keras, misalnya Fe3C (sementit)
Besi cor
Besi cor adalah paduan antara bsei, karbon, silikon dan unsur lainnya.
Besi cor mempunyai fisik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh unsur paduan
yang terdapat di dalamnya seperti silikon, mangan dan fospor.
Kekuatan
Kekerasan
17
get an idea of the property of hardness, compare lead and steel. Untuk
mendapatkan ide dari properti kekerasan, membandingkan memimpin dan
baja. Lead dapat tergores dengan tongkat kayu runcing tetapi baja tidak bisa
karena lebih sulit daripada memimpin.
Ketangguhan
Elastisitas
Keliatan
Kerapuhan
18
ditempa adalah salah satu yang dapat dicap, ditempa, ditempa, ditekan, atau
digulung menjadi lembaran tipis.
19
BAB III
METODA PENELITIAN
1. Bahan Besi ST 41
20
3. mesin pemanas (heat treatment) benda uji
5. Jangka sorong
21
6. Oli
7. Air
NILAI
NO BAHAN DIAMETER KETEBALAN BEBAN
KEKERASAN
BESI ST
1 19,3 mm 8 mm 55 60 kg
41
BESI ST
2 19,3 mm 8 mm 55 60 kg
41
22
3.3 Data uji kekerasan pasca heat treatment
Setelah proses heat treatment selesai, benda uji diambil dengan alat
penjepit dan dimasukan kedalam oli dan air untuk proses quenching.
Kemudian didiamkan beberapa menit sampai benda uji dingin.
23
Benda yang sudah dicelupkan pada air dan oli kemudian di uji
kembali kekerasannya dengan alat uji Rockwell. Inilah hasil data setelah
proses heat treatment :
Nilai Nilai
Nilai kekerasan kekerasan
No Bahan Diameter Ketebalan Beban
kekerasan dengan dengan
media air media oli
BESI
1 19,3 mm 8 mm 55 57 0 60 kg
ST 41
BESI
2 19,3 mm 8 mm 55 0 59 60 kg
ST 41
24
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
1. Besi yang sudah mengalami proses heat treatment menjadi keras dari besi
yang sebelumnya (pra heat treatment).
2. Media pendingin yang berupa air dan oli mempunyai kekerasan yang
berbeda-beda.
3. Temperature pemanasan, laju pendinginan, komposisi kimia, kondisi
permukaan, ukuran dan berat benda kerja juga berpengaruh pada proses
heat treatment.
4. Pendinginan yang cepat seperti menggunakan media air maka besi tersebut
akan keras dang etas, sedangkan proses pendinginan yang lambat akan
mengakibatkan besi menjadi ulet dan liat.
5. Laju proses pendinginan air lebih cepat dari pada oli.
6. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan bahwa dari kekerasan besi satu
dengan yang lainnya mempunyai kekerasan yang berbeda-beda karena
dalam struktur yang dikandung dalam logam berbeda-beda.
25
DAFTAR PUSTAKA
26