Anda di halaman 1dari 31

HARDNESS

Disusun oleh:
Dendi Nurachman
Fathurahman Anom
Ikhsan Lazuardi I
Jansen Novri
M. Hanafi Lubis

Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties)


dari suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk
material yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force)
dan deformasi plastis.
Deformasi plastis sendiri suatu keadaan dari suatu material ketika material tersebut
diberikan gaya maka struktur mikro dari material tersebut sudah tidak bisa kembali
ke bentuk asal artinya material tersebut tidak dapat kembali ke bentuknya semula.
Lebih ringkasnya kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk
menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan).

Mengapa diperlukan
pengujian kekerasan?
Didalam aplikasi manufaktur, material
dilakukan pengujian dengan dua
pertimbangan yaitu untuk mengetahui
karakteristik suatu material baru dan
melihat mutu untuk memastikan suatu
material memiliki spesifikasi kualitas
tertentu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Alat uji kekerasan dikalibrasi terlebih dahulu
Indentor harus bersih dan terposisi dengan baik
Permukaan benda uji harus bersih dan diamplas dahulu
Arah penekan indentor harus tegak lurus
Jarak antra penekan tidak tidak boleh berdekatan (3 diameter indentor)
Tidak boleh melakukan penekanan pada ujung bahan uji
Digunakan alas yang sesuai dengan bentuk bahan uji agar tidak mudah goyang
/berputar/bergeser

Pengujian kekerasan dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan sifat pengujiannya :

Metode Goresan
Metode Dinamik
Metode Indentansi

1.Metode Goresan
Pengujian kekerasan dengan metode gores dilakukan
dengan cara mengukur kemampuan suatu
materialdengan menggoreskan material uji kepada
spesimen.

Skala uji yang digunakan adalahSkala Mohs, yang terdiri


dari 10 nilai material standar yang sesuai dalam
menggores material dari nilai 1 yang paling lunak sampai
dengan nilai 10 paling keras.

Skala Mohs adalah sebagai


berikut;

1. Talk/Gips
2. Gypsum
3. Calcite
4. Fluorite
5. Apatite
6. Orthoclase
7. Quartz
8. Topas
9. Corundum
10.Diamond (Intan)

Kelemahan dari skala


Mohsadalah jarak antara
intervalnya kurang spesifik yaitu
nilai kekerasan tiap benda kurang
akurat.

2. Metode Dinamik

Pengujian Kekerasan dengan metode Dinamik (Kekerasan


Pantul) dilakukan dengan caramenghitung energi
Impak yang dihasilkan oleh Indentor yang
dijatuhkan pada permukaan spesimen.

Alat yang digunakan untuk pengujian ini adalahShore


Scleroscope.

3. Metode Indentansi
Pengujian Kekerasan denganMetode
Indentansi (Metode penekanan)adalah
dengan cara mengukur ketahanan suatu
material terhadap gaya tekanan yang
diberikan oleh Indentor dengan
memperhatikan besar beban yang diberikan
dan besar identansi.

Berikut
Beberapa
Hardness Test

Meyer Hardness Test


Tingkat kekerasan bahan diukur
melalui rata-rata perbandingan
tekanan dengan luas permukaan atas
lekukan.

Karakteristik Teori
Less sensitive to
applied load than
Brinell hardness.

Merupakan metode
yang baik, akan tetapi
jarang digunakan

Meyers Law Equation

Vickers Hardness Test


Diciptakan oleh Robert L. Smith dan George E.
Sandland pada tahun 1921.

Tingkat kekerasan suatu bahan dapat diukur


menggunakan tabung ujung lancip sebagai
pelekuk bahan uji.

Persamaan Teori

P : massa tabung pelekuk (kg)


L : rata-rata diagonal lekukan (mm)
: sudut bentukan lekukan

Variasi angka kekuatan benda apabila diberikan beban

Advantage: Apart from the convenience the vicker's test has certain advantages
over the Brinell test.
(i) Harder material can be tested and indentation can be smaller & therefore less
obtrusive or damaging.
Upto a 300 kgf /mm2 both tests give the same hardness number but above too the
Brinell test is unreliable.

Karakteristik Teori
Terdapat 3 hasil akhir dari proses indentasi, yaitu:
1.

Perfect Square Indentation

2.

Pincushion Indentation

3.

Barrel Shape Indentation

Brinnel Hardness Test


Pengujian kekerasan dengan metode Brinnel bertujuan
untuk menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk
daya tahan material terhadap bola baja (identor) yang
ditekankan pada permukaan material uji tersebut
(spesimen).
Idealnya, pengujian Brinnel diperuntukan untuk material
yang memiliki permukaan yang kasar dengan uji kekuatan
berkisar 500-3000 kgf. Identor (Bola baja) biasanya telah
dikeraskan dan diplating ataupun terbuat dari bahan
Karbida Tungsten.

Brinell Application

Meyer and Brinell diagram

Brinnel Hardness Test

Alat Uji
Brinnel
Hardness
30003Bi

Rockwell Hardness Test


Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell bertujuan menentukan kekerasan
suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap indentor berupa bola
baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut.
Besarnya nilai kekerasan dengan menggunakan metode Rockwell menggunakan 3
langkah, yaitu pada langkah 1 benda uji ditekan oleh indentor dengan beban
minor (Minor Load F0) setelah itu ditekan dengan beban mayor (major
Load F1) pada langkah 2, dan pada langkah 3 beban mayor diambil
sehingga yang tersisa adalah minor load dimana pada kondisi 3 ini
indentor ditahan seperti kondisi pada saat total load F
Besarnya minor load maupun major load tergantung dari jenis material yang akan di
uji, jenis-jenisnya bisa dilihat pada Tabel pada slide selanjutnya.

Rockwell Hardness Test


Uji kekeraan dalam Rockwell test diukur dengan kedalaman lekukan di bawah beban
konstan.
Rockwell hardness test banyak digunakan karena
Kecepatannya
Adanya kebebasan kesalahan literatur
Dapat membedakan tingkat uji kekerasan
Ukuran yang kecil dari lekukan

Prinsip Rockwell Test


Memposisikan permukaan benda sehingga dapat diukur dengan mendekatkannya
dengan identor
Membuat beban ringan dan posisi awalnya nol
Beban utama diterapkan untuk menentukan jangka waktu di luar dari nol
Beban utama lalu dilepaskan sehingga hanya beban ringan yang tinggal
Advantages :
Rockwell tests are widely applied in industry due to rapidity and simplicity with
which they may be performed, high accuracy, and due to the small size of the
impressions produced on the surface.

Rockwell Hardness Test


Rumus yang digunakan untuk mencari besarnya kekerasan dengan metode
Rockwell.

HR = E e
Dimana,
e = Jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0.002 mm
E = Jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang
untuk tiap jenis indentor berbeda-beda yang bias dilihat pada tabel
HR = Besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness

Tabel Pengujian
Rockwell
Hardness Test
Dimana,
F0 = Beban Minor(Minor
Load) (kgf)
F1 = Beban Mayor(Major
Load) (kgf)
F = Total beban (kgf)

Salah satu Alat Uji Rockwell Hardness


TH 300

Contoh diagram uji Rockwell

Micro Hardness Test


Metode ini menggunakan indentor knop
Metode ini merupakan pengembangan dari uji Vickers namun beban yang lebih
kecil

Identor Knoop
Piramida intan yang membentuk indentasi berbentuk layang-layang dengan
perbandingan diagonal 7:1 yang menyebabkan kondisi regangan pada daerah
terdeformasi

Kelebihan Indentor Knoop

Kedalaman dan luas daerah indentasi knop hanya sekitar 15% dari luas daerah
Vickers.
Oleh karena itu, metode ini cocok untuk benda uji yang tipis, kecil, atau
kecendrungan untuk patah saat pengujian

Anda mungkin juga menyukai