Anda di halaman 1dari 51

PENGUJIAN KEKERASAN DAN

PENGUJIAN IMPAK

KELOMPOK 1
DEBORA GULTOM
FAUZAN AMRI
Skema Materi

Pengujian kekerasan Pengujian impak

Metode Metode Metode


gores elastik indentasi Metode Metode
impak impak
Charpy Izod

Metode Brinell Palu Metode


Brinell Poldy Vickers Jenis dan bentuk
perpatahan impak
Metode Metode
Rockwell Hardness
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan bahan konstruksi yang bahan utamanya
logam semakin meningkat baik dalam pembuatan
alat-alat perkakas dan komponen-komponen
otomotif. Tetapi permasalahan yang sering timbul
adalah dalam hal kerusakan karena terkena pengaruh
gaya luar berupa tegangan- tegangan gesek sehingga
terjadi deformasi bentuk..
Untuk menilai dan mengetahui ketahanan suatu
material terhadap gaya luar perlu adanya pengujian
terhadap suatu material yang mempertimbangkan
faktor-faktor dinamis yang dapat mempengaruhi
patah getas dan kekuatan bahan.
Pengujian Kekerasan
1. Metode Gores
 Uji kekerasan gores tergantung pada
kemampuan gores material yang satu
dengan yang lainnya.
 Prinsip pengujian bila suatu mineral mampu
digores oleh Orthoclase tetapi tidak mampu
digores oleh Apatite, maka kekerasan mineral
tersebut berada antara Apatite dan
Orthoclase.
Pengujian kekerasan
2. Metode Elastik/ Pantul
 Uji kekerasan pantul mencakup deformasi
dinamis dari permukaan material yang
dinyatakan dalam jumlah energi impak yang
diserap permukaan logam pada saat benda
jatuh.
Pengujian kekerasan
3. Metode Indentasi
Uji kekerasan indentasi berupa penjejakan
oleh sebuah indentor yang keras ditekankan
ke permukaan logam yang diuji.
Untuk logam, hanya kekerasan lekukan yang
banyak menarik perhatian dalam kaitannya
dengan bidang rekayasa.
Metode Indentasi

Metode indentasi adalah dengan mengukur


Tahanan plastis dari permukaan suatu
material komponen konsruksi mesin
dengan spesimen standart terhadap
penetrator.
Metode indentasi
Cara pengetesan ketahanan permukaan adalah
sebagai berikut:
a. Ball indentation test (Brinel)
b. Pyramida indentation (Vickers)
c. Cone indentation test (Rockwell)
d. Uji kekerasan mikro (Micro Hardness)
a. Ball indentation test (Brinel)
 Uji kekerasan Brinell pertama kali dilakukan oleh
J.A. Brinell pada tahun 1900 .
 Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada
permukaan logam memakai bola baja yang
dikeraskan yang ditekan dengan beban tertentu.
 Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
menentukan kekerasan suatu material dalam bentuk
daya tahan material yang ditekan pada permukaan
material uji.
Ball indentation test (Brinel)
Pengujian kekerasan pada Brinell ini biasa
disebut BHN (Brinell Hardness Number).
 Pada pengujian Brinell akan dipengaruhi oleh
beberapa factor berikut:
1. Kehalusan permukaan
2. Letak benda uji pada indentor
3. Adanya pengotor pada permukaan
Uji brinell tidak begitu dipengaruhi oleh
goresan dan kekasaran permukaan
dibandingkan uji kekerasan yang lain.
 Selain itu, jejak penekanan yang besar
ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji
ini untuk benda uji yang kecil atau tipis, atau
pada bagian yang kritis terhadap tegangan
sehingga lekukan yang terjadi dapat
menyebabkan kegagalan (failure).
Uji Kekerasan Brinell
Metode pengujian kekerasan ini dibuat untuk
pemakaian praktis dilapangan atau industri.
Dengan metode pengujian ini benda kerja yang
hendak diuji kekerasannya tidak perlu
dipotong atau dibawa ke laboratorium, karena
peralatan pengujian ini dapat dibawa keluar
dari laboratorium.
Skema pengujian kekerasan Brinell
Uji Kekerasan Vickers
Pengujian kekerasan dengan metode Vickers
bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material
terhadap intan berbentuk piramida dengan
sudut puncak 136 derajat yang ditekankan
pada permukaan material uji tersebut.
Hal-hal yang menghalangi keuntungan
pemakaian metode vickers adalah:
(1) Uji ini tidak dapat digunakan untuk
pengujian rutin karena pengujian ini
sangat lamban,
(2) Memerlukan persiapan permukaan benda
uji yang hati-hati
(3) Terdapat pengaruh kesalahan manusia yang
besar pada penentuan panjang diagonal
Uji Kekerasan Vickers
Uji kekerasan vickers menggunakan
indentor piramida intan yang pada
dasarnya berbentuk bujursangkar.
Angka kekerasan vickers didefinisikan
sebagai beban dibagi luas permukaan
lekukan
Tipe-tipe lekukan pyramid intan
Uji kekerasan Rockwell
Beban dan indentor yang digunakan bervariasi
tergantung pada kondisi pengujian.
Indentor dan beban yang digunakan lebih kecil
sehingga menghasilkan indentasi yang lebih
kecil dan lebih halus.
Banyak digunakan di industri karena
prosedurnya lebih cepat.
Alat uji Rockwell
Metode uji kekerasan Rockwell
Metode Rockwell
Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell
bertujuan menentukan kekerasan suatu
material dalam bentuk daya tahan material
terhadap benda uji (speciment) yang berupa
bola baja ataupun kerucut intan yang
ditekankan pada permukaan material uji
tersebut.
Micro Hardness
Mikrohardness test tahu sering disebut dengan
knoop hardness testing merupakan pengujian
yang cocok untuk pengujian material yang
nilai kekerasannya rendah.
Knoop biasanya digunakan untuk mengukur
material yang getas seperti keramik.
Metode Hardness
Sejarah pengujian impak

Terjadi pada masa perang Dunia ke II, karena


ketika itu banyak fenomena patah getas yang
terjadi pada lintasan kapal perang dan tunker.
Dari fenomena itu ada yang patah sebagian
dan ada yang patah terbelah menjadi dua
bagian.
Pengujian Impak
 Pengujian kuat impak merupakan suatu pengujian
yang mengukur ketahanan bahan terhadap beban
kejut
 Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan
patah karena perubahan temperatur dan laju regangan.
Gejala ini biasa disebut transisi liat getas,yang
merupakan hal penting ditinjau dari penggunaan
praktis bahan.
Pengujian impak
 Patahan patah getas bersifat getas sempurna, yaitu
tanpa adanya deformasi plastis sama sekali, jadi
berbeda dengan bidang slip biasa, patah terjadi pada
bidang kristalografi spesifik pada bidang pecahan
 Uji impak digunakan dalam menentukan
kecenderungan material untuk rapuh atau ulet
berdasarkan sifat ketangguhannya.
Pengujian impak
Uji ini akan mendeteksi perbedaan yang tidak
diperoleh dari pengujian tegangan regangan.

Hasil uji impak juga tidak dapat membaca


secara langsung kondisi perpatahan batang uji,
sebab tidak dapat mengukur komponen gaya-
gaya tegangan tiga dimensi yang terjadi pada
batang uji
Pengujian impak
 Dasar pengujian impak adalah penyerapan energi
potensial dari pendulum beban yang berayun dari
suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji
sehingga benda uji mengalami deformasi.

 Sejumlah uji impak batang uji bertakik dengan


berbagai desain telah dilakukan dalam menentukan
perpatahan rapuh pada logam
Bentuk perpatahan

1. Patah Getas
 Patah getas diawali dengan terjadinya retakan
secara cepat tanpa deformasi plastis terlebih
dahulu dan dalam waktu yang singkat.
 Biasanya patah getas terjadi pada material
berstruktur martensit, atau material yang
memiliki komposisi karbon yang sangat
tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh.
Ciri- ciri patah getas:
 Permukaannya terlihat berbentuk granular,
berkilat dan memantulkan cahaya.
 Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi
plastis terlebih dahulu sehingga tidak tampak
gejala-gejala material tersebut akan patah.
 Tempo terjadinya patah lebih cepat.
 Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap
tegangan tarik.
 Tidak ada reduksi luas penampang patahan,
akibat adanya tegangan multiaksial.
Bentuk perpatahan
2. Patah Ulet
Diakibatkan oleh beban statis yang
diberikan pada material.
 Ditandai dengan adanya deformasi
plastis yang cukup besar di sekitar
patahan.
Ciri-Ciri Patah Ulet
ada reduksi luas penampang patahan.
Tempo terjdinya patahan lebih lama.
pertumbuhan retak lambat.
permukaan patahannya terdapat garis-
garis benang serabut.
Bentuk Patahan Pada Uji Impact
1. Patahan Getas
Patahan yang terjadi pada benda yang getas,
misalnya besi.
Faktor penyebab patah getas ini adalah
Notch
Temperatur
Strainrate
Bentuk patahan pada uji Impak
2).Patahan Liat
Patahan yang terjadi pada benda yang lunak,
misalnya: baja lunak, tembaga, dapat dianalisis
Ciri-ciri patahannya:
Permukaan tidak rata buram dan berserat
Pasangan potongan tidak bisa dipasang lagi
terdapat deformasi pada keretakan
Bentuk patahan pada uji Impak
3).Patahan Campuran
 Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup
kuat misalnya pada baja temper
Gabungan patahan getas dan patahan liat
permukaan kusam dan sedikit berserat
potongan masih dapat dipasangkan
 ada deformasi pada retakan
Metode Impak Charpy
Pengujian impak Charpy (juga dikenal sebagai
tes Charpy v-notch) merupakan standar
pengujian laju regangan tinggi yang
menentukan jumlah energi yang diserap oleh
bahan selama terjadi patahan.
 Energi yang diserap adalah ukuran
ketangguhan bahan tertentu dan bertindak
sebagai alat untuk belajar bergantung pada
suhu transisi ulet getas.
Sketsa specimen uji impak Charpy
Uji impak Charpy
 Tes ini dikembangkan pada 1905 oleh ilmuwan
Perancis Georges Charpy.
 Metode pengujian material ini sekarang digunakan di
banyak industri untuk menguji material yang
digunakan dalam pembangunan kapal, jembatan
 Untuk menentukan bagaimana keadaan alam akan
mempengaruhi bahan yang digunakan dalam berbagai
macam aplikasi industri.
Uji Impak Charpy
Tujuan uji impact charpy adalah untuk
mengetahui kegetasan atau keuletan suatu
bahan (spesimen) yang akan diuji dengan cara
pembebanan secara tiba-tiba terhadap benda
yang akan diuji secara statik.
Pengujian impact charpy banyak dipergunakan
untuk menentukan kualitas bahan.
Ilustrasi skematis pengujian impak
Pengujian Impak Izod

Benda uji Izod mempunyai penampang lintang


bujur sangkar atau lingkaran dengan takik V di
dekat ujung yang dijepit
Kemudian uji impak dengan metode ini
umumnya juga dilakukan hanya pada
temperatur ruang dan ditujukan untuk
material-material yang didisain
untuk berfungsi sebagai cantilever.
Skematis Pengujian Impak Izod
Perbedaan mendasar charpy dengan izod adalah
peletakan spesimen. Pengujian dengan menggunkan
izod tidak seakurat pada pengujian charpy, karena pada
izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi,
sehingga energi yang terukur bukanlah energi yang
mampu di serap material seutuhnya.
Secara umum sebagaimana analisis perpatahan
pada benda hasil uji tarik maka perpatahan
impak digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Perpatahan berserat (fibrous fracture)
 yang melibatkan mekanisme pergeseran
bidang-bidang kristal di dalam bahan (logam)
yang ulet (ductile).
 Ditandai dengan permukaan patahan berserat
yang berbentuk dimpel yang menyerap
cahaya dan berpenampilan buram
2. Perpatahan granular/ kristalin
yang dihasilkan oleh mekanisme pembelahan
pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh
(brittle).
Ditandai dengan permukaan patahan yang
datar yang mampu memberikan daya pantul
cahaya yang tinggi (mengkilat).

3. Perpatahan campuran (berserat dan granular).


Merupakan kombinasi dua jenis perpatahan
berserat dan granular.
Pemilihan masing-masing skala (metode
pengujian) tergantung pada:
a. Permukaan material
b. Jenis dan dimensi material
c. Jenis data yang diinginkan
d. Ketersediaan alat uji
Kesimpulan
Untuk menilai dan mengetahui ketahanan
suatu material terhadap gaya luar perlu
adanya pengujian terhadap suatu material
yang mempertimbangkan faktor-faktor
dinamis yang dapat mempengaruhi patah
getas dan kekuatan bahan
Metode untuk pengujian kekerasan ada 3
yaitu metode gores, metode elastic/pantul,
dan metode indentasi.
Metode indentasi terdiri dari 4 metode yaitu
a. Ball indentation test (Brinel)
b. Pyramida indentation (Vickers)
c. Cone indentation test (Rockwell)
d. Uji kekerasan mikro (Micro Hardness)
Metode impak terbagi dua yaitu metode uji
impak Charpy dan Izod.
Pada pengujian Brinell akan dipengaruhi oleh
beberapa factor berikut:
a. Kehalusan permukaan
b. Letak benda uji pada indentor
c. Adanya pengotor pada permukaan
Uji kekerasan vickers menggunakan indentor
piramida intan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai