D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
- BENNY RIZKI ROMADHAN (061730200103)
- IVAN RIVALDO (061730200107)
PROGRAM STUDI D3
JURUSAN TEKNIK MESIN
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGUJIAN KEKERASAN
1. Metode goresan
2. Metode elastis atau pantulan ( rebound )
3. Metode indentasi
A. Metode Goresan
Kekersana goresan merupakan perhatian utama para ahli mineral. Dengan mengukur
kekerasan, berbagai mineral dan bahan-bahan yang lain disusun berdasarkan kemampuan
goresan yang satu terhadap yang lain. Kekerasan goresan diukur dengan skala Mohs. Skala
ini terdiri atas sepuluh standar mineral disusun berdasarkan kemampuannya untuk digores.
Mineral yang paling lunak pada skala ini adalah talk (kekerasan goresan 1), kuku jari
mempunyai nilai kekerasan sekitar 2, tembaga yang dilunakkan kekerasannya 3, martensit 7,
logam yang paling keras mempunyai harga kekerasan pada skala Mohs antara 4 sampai 8.
Sedangkan intan mempunyai kekerasan 10. kelemahan dari penilaian kekerasan dengan skala
Mohs adalah penilaiannya tidak cocok untuk logam karena interval skala pada nilai
kekerasan.
B. Metode Elastis atau Pantulan
Untuk mengetahui nilai kekerasan suatu material dintentukan oleh alat yang
dinamakan Scleroscop yang merupakan contoh paling umum dari suatu alat penguji
kekerasan dinamik, mengukur kekerasan yang dinyatakan dengan tinggi lekukan atau tinggi
pantulan. Semakin tinggi pantulan maka kekerasan suatu benda uji semakin tinggi.
C. Metode Indentasi
Metode ini dilakukan dengan penekanan benda uji dengan menggunakan indentor
dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Prinsip kerja dari metode ini dengan
menentukan jejak dari indentasi yang dihasilkan. Nilai kekerasan dari suatu bahan dilihat dari
kedalaman jejak yang ditinggalkan. Jejak yang ditinggalkan menandakan bahwa logam
tersebut telah terdeformasi plastis. Metode indentasi ini di klasifikasikan menjadi 3, yaitu :
1. Metode Brinell
Pengujian kekerasan dilakukan dengan memakai bola baja yang diperkeras (hardened
steel ball). Hasil penekanan adalah jejak berbentuk lingkaran bulat, yang harus dihitung
diameternya dibawah mikroskop khusus pengukur jejak.
Prinsip pengujian adalah sama dengan Brinell, walaupun jejak yang dihasilkan berbentuk
bujursangkar berdiagonal. Panjang diagonal diukur dengan skala padamikroskop pengukur
jejak.
3. Metode Rockwell
Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung (direct
reading). Metode ini banyak dipakai dalam industri karena pertimbangan praktis. Indentor
yang digunakan terbuat dari baja diperkeras berbentuk bola dan selain itu ada juga yang
berbentuk kerucut intan. Uji kekerasan Rockwell sangat berguna dan mempunyai
kemampuan ulang (reproducible) sejumlah kondisi sederhana yang diperlukan dapat
dipenuhi. Uji kekerasan Rockwell ini paling banyak dipergunakan. Hal ini disebabkan oleh
sifat–sifatnya yaitu cepat, bebas dari kesalahan manusia, mampu untuk membedakan
perbedaan kekerasan yang kecil pada baja yang diperkeras, dan ukuran lekukannya kecil
sehingga bagian yang mendapat perlakuan panas yang lengkap dapat diuji kekerasannya
tanpa menimbulkan kerusakan. Pengujian ini menggunakan kedalaman lekukan pada beban
yang konstan sebagai ukuran kekerasan. Metoda pengujian kekerasan Rockwell yaitu
mengindentasi material contoh dengan indentor kerucut intan atau bola baja.
Tabel Skala pada Metode Uji Kekerasan Rockwell
Rockwell BIndentor berupa bola baja dengan diameter 1,6 mm dan pembebanan 100
Kg.Biasa digunakan untuk material-material yang lunak.
Rockwell CIndentor berupa kerucut intan dengan pembebanan 150 Kg. Biasa digunakan
untuk logam-logam yang diperkeras dangan pemanasan. Pengkategorian ini berdasarkan
kombinasi jenis indentor yang digunakan dengan beban yang diberikan.
Pengkategorian ini dimaksudkan agar pengujian menggunakan jenis kombinasi yang tepat
pada benda uji sesuai dengak sifat yang dimiliki oleh benda uji tersebut.d.
Kekerasan Knoop
Merupakan salah satu metode micro-hardness , yaitu uji kekerasan untuk benda uji
yang kecil. Nilai kekerasan Knoop adalah pembebanan dibagi dengan
luas penampang yang terdeformasi permanen. Jejak yang dihasilkan sekitar 0.01mm – 0.1 m
dan beban yang digunakan berkisar antara 5 gr – 5 Kg. Permukaan benda uji harus benar-
benar halus.
METODE
1.Hoytom macrohardness tester (metode Brinell, Vickers dan Rockwell)
2. Buehler Micromet 2100 series microhardness tester (metode Vickers)
3. Micrometer & Measuring microscope
4. Sampel uji silinder pejal dan uji tarik (besi tuang, baja, tembaga dan aluminium)
• Permukaan benda kerja harus bersih dari kerak dan kotoran lainnya.
• Posisi permukaan spesimen diusahakan tegak lurus dengan arah indentasi.
• Permukaan spesimen harus diam statis sebelum diberi beban tekan.
• Ketebalan spesimen paling tidak 10 kali diameter indentor.
• Jarak antar titik pengukuran harus lebih besar dari 3 kali diameter indentor.
• Jarak titik pengukuran dari tepi spesimen paling tidak 3 kali diameter indentor.
4. Metode Meyer
Meyer mengajukan definisi mengenai kekerasan yang lebih rasional dibanding yang
diajukan oleh Brinell, yakni berdasarkan luas proyeksi jejak, bukan luas permukaannya.
Tekanan rata-rata antara luas penumbuk (indentor) dan lekukan adalah sama dengan beban
dibagi luas proyeksi lekukan. Kekerasan Meyer kurang peka terhadap beban yang diterapkan
dibanding kekerasan Brinell. Untuk bahan-bahan yang mengalami pengerjaan dingin,
kekerasan Meyer pada dasarnya tetap dan tidak tergantung pada beban, sedangkan kekerasan
Brinell akan mengecil bila beban bertambah besar.
memiliki kekurangan utama berupa ketidakakuratan nilai kekerasan suatu material. Bila
kekerasan mineral-mineral diuji dengan metode lain, ditemukan bahwa nilainilainya berkisar
antara 1-9 saja, sedangkan nilai 9-10 memiliki rentang yang besar.
Dalam metode Rockwell ini terdapat dua macam indentor yang ukurannya bervariasi, yaitu :
1. Kerucut intan dengan besar sudut 120º dan disebut sebagai Rockwell Cone.
2. Bola baja dengan berbagai ukuran dan disebut sebagai Rockwell Ball.
Untuk cara pemakaian skala ini, kita terlebih dahulu menentukan dan memilih ketentuan angka
kekerasan maksimum yang boleh digunakan oleh skala tertentu. Jika pada skala tertentu tidak
tercapai angka kekerasan yang akuran, maka kita dapat menentukan skala lain yang dapat
menunjukkan angka kekerasan yang jelas. Berdasarkan rumus tertentu, skala ini memiliki
standar atau acuan, dimana acuan dalam menentukan dan memilih skala kekerasan dapat
diketahui melalui tabel sebagai berikut :
Dalam proses pengujian kekerasan metode Rockwell diberikan dua tahap proses pembebanan.
Tahap Beban Minor dan Beban Mayor. Beban minor besarnya maksimal 10 kg sedangkan beban mayor
bergantung pada skala kekerasan yang digunakan.
Pengujian Kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki beberapa kelebihan antara lain :
1. Dapat digunakan untuk bahan yang sangat keras.
2. Dapat dipakai untuk batu gerinda sampai plastik.
3. Cocok untuk semua material yang keras dan lunak.
Selain memiliki kelebihan Pengujian kekerasan benda dengan metode Rockwell memiliki beberapa
kekurangan antara lain :
1. Tingkat ketelitian rendah.
2. Tidak stabil apabila terkena goncangan.
3. Penekanan bebannya tidak praktis.
Dengan berjalannya waktu, teknologi sekarang ini semakin canggih. Terutama dalam pengujian
kekerasan benda, baik logam, baja, besi, kayu, plastik dll. Meskipun kemajuan teknologi semakin
canggih namun metode Rockwell masih digunakan bahkan diterapkan pada alat uji digital. Diantaranya
adalah Novotest TB-R-C, Novotest TB-R
DAFTAR PUSTAKA
Callister,William D., 1940-Materials science and engineering :
an Introduction/William D. Callister, Jr.—7th edCallister, William D. “Materials and
Science Engineering: an Introduction”, 6thedition. John Wiley & Sons,
Inc.2003.D a v i s , H . E , T r o x e l l , G . E , H a u c k , G F W . ” T h e T e s t i n g o f E n g i n e e r i n
g M a t e r i a l s ”.1982.Dieter, George E. “Mechanical Metallurgy”. McGraw Hill Book Co.
1988.Louis Cart,”Non Destructive Testing”,ASM, 1995.Metal Handbook Ninth Edition,
Volume 8, Mechanical Testing, ASM,1985.Sriati Djaprie, Metalurgi Mekanik, edisi ketiga, jilid
1, Erlangga, 1993.