Anda di halaman 1dari 24

MATERIAL TEKNIK

PENGUJIAN MATERIAL

TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

Muhammad Sagaf, ST, MT


1
PENGUJIAN MATERIAL

Tarik Statik
Tarik untuk Tekan, Bengkok dan Puntir
Keuletan dan Patah Ulet
Kekerasan
Melar (Creep)
Kelelahan
Keausan
Pengaruh Lingkungan
Pengujian Tak Merusak

Pengujian Material 2
Pengujian Tarik Statik

Deformasi bahan disebabkan oleh beban statik adalah


dasar dari pengujian dan studi mengenai kekuatan bahan,
hal ini disebabkan beberapa alasan :
Mudah dilakukan
Menghasilkan tegangan merata pada penampang
Kebanyakan bahan mempunyai kelemahan untuk
menerima beban tegangan tarik merata pada
penampang.
Dalam pengujian bahan industri, kekuatan banyak
ditentukan oleh penarikan statik

Pengujian Material 3
Pengujian Tarik Statik

Pengujian Material 4
Pengujian Material 5
Mulur
Tegangan mulur yaitu tegangan terendah dimana deformasi plastis
terjadi
Dua unsur mulur yang utama :
Pergeseran (Slip) : terjadi dalam arah yang diduduki atom lebih
banyak
Kembaran (Twin) : dihasilkan kalau slip sukar terjadi

Pengujian Material 6
bcc

Pengujian Material 7
Pengujian Material 8
Pengujian Material 9
Mulur Tak Kontinyu
Terjadi pada baja sampai baja karbon medium, logam BCC yang
mengandung ketakmurnian seperti C, N, dan berbagai paduan seperti
Al-Mg, Al-Cu, Al-Li, Cu-Zn, dst
Deformasi slip pada batang uji yang terjadi secara tak kontinyudisebut
Deformasi Leuders

Pengujian Material 10
Mulur Kontinyu
Terjadi secara perlahan-lahan dan kontinyu
Kekkuatan mulur didapat pada tegangan yang menyebabkan
perpanjangan 0.2%

Pengujian Material 11
Pengujian Tekan Statik
Umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik sehingga pada
perencanaan cukup menggunakan kekuatan tarik saja.
Bagaimana jika komponen hanya menerima beban tekan saja ?

Pengujian Material 12
Pengujian Bengkok & Puntir Statik
Pengujian Bengkok
Dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan tidak
perlu menggunakan mesin uji biasa.
Dapat dilakukan untuk bahan getas dan liat
Pada bahan liat dimaksudkan untuk menentukan adanya cacat dan
retakan pada permukaan
Sering digunakan untuk menentukan mampu bentuk dari pelat tipis
atau kekuatan sambungan las

Pengujian Puntir
Pengujian ini penting karena merupakan permasalahan utama pada
poros-poros.
Patahan dari bahan getas terlihat pada arah kekuatan tarik, yaitu 45
terhadap sumber puntiran
Patahan pada bahan liat terjadi pada sudut tegak lurus terhadap
sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan
deformasi yang besar.
Pengujian Material 13
Pengujian Keuletan & Patah Ulet
Kelakuan dinamik dari kekuatan logam menjadi penting karena adanya
variasi sifat-sifat karena temperatur dan laju regangan
Untuk eksplorasi di daerah ekstrim seperti kutub dan luar angkasa

Contoh :
Kekuatan baja 2-3 kali lipat jika
dibandingkan dengan kekuatan
pada pembebanan statis bila
laju regangan dinaikkan atau
temperatur diturunkan
Bahan ter dan plastik dapat
dideformasikan cukup besar
dengan pembebanan cukup
lama, tetapi bahan akan patah
pada pembebanan cepat misal
dipukul

Pengujian Material 14
Transisi Liat-Getas
Beberapa bahan dapat tiba-tiba menjadi getas dan patah karena
perubahan temperatur dan laju regangan, walaupun pada dasarnya
logam tersebut liat.
Terjadi pada logam bcc seperti Fe, W, Mo, Nb, Ta dan logam hcp
seperti Zn serta paduanya
Logam fcc tidak terjadi gejala ini

Pengujian Material 15
Pengujian Kekerasan
Banyak dipakai karena dapat dilakukan pada benda uji yang kecil yang
tanpa kesukaran spesifikasinya
Yang paling banyak dipakai ialah dengan menekankan penekan tertentu
ke benda uji dengan beban tertentu dan mengukur ukuran bekas
penekanan yang terbentuk
Cara lain dengan menjatuhkan bola dengan ukuran tertentu dari
ketinggian tertentu diatas benda uji dan diperoleh tinggi pantulanya

Pengujian Material 16
Pengujian Melar/Creep
Melar/creep : Deformasi yang tergantung pada waktu, secara kontinyu
dan perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama apabila dibebani
secara tetap.
Dapat terjadi pada temperatur rendah, akan tetapi akan mencolok pada
temperatur dekat pada titik cair
Perencanaan komponen pada temperatur rendah didasarkan pada
kekuatan lelah, sedangkan pada temperatur tinggi berdasarkan
kekuatan melar, karena pengaruh waktu pembebanan besar

Pengujian Material 17
Pengujian Kelelahan
Patahan lelah disebabkan oleh tegangan berulang dan juga dijumpai
pada tegangan kurang dari 1/3 kekuatan tarik statik pada bahan struktur
tanpa konsentrasi tegangan
Proses tahapan patah lelah :
Terjadinya retakan lelah
Perambatan retakan lelah
Patahan statik terhadap luas penampang sisa
Patahan lelah terjadi sejajar pita slip
Untuk beban lentur dan puntir, permukaanya mempunyai tegangan
maksimum, dan retakan terjadi pada permukaan
Peningkatan kekuatan lelah dapat dilakukan dengan perlakuan
permukaan seperti, pengarbonan, penitridan memberikan peningkatan
kekuatan pada lapisan permukaan, dan terjadi tegangan sisa berupa
tegangan tekan pada permukaan.

Pengujian Material 18
Pengujian Kelelahan

Pengujian Material 19
Keausan
Mesin yang mempunyai banyak komponen yang bekerja pada
pergerakan dengan gesekan. Pada pergerakan relatif dengan tekanan
selalu terjadi friksi pada bidang kontak. Maka abrasi akan berlanjut dan
merusak ketelitian komponen yang selanjutnya berkembang terus
menjadi lebih parah sampai pada satu saat komponen mesin kehilangan
fungsinya dan patah.

Pengujian Material 20
Pengaruh lingkungan
Lingkungan yang bersifat korosi memberikan pengaruh besar pada
patahnya dan mengurangi kekeuatan putus. Korosi merupakan proses
yang lama, yang tidak begitu efektif pengaruhnya pada kekuatan dalam
waktu singkat seperti pada kekuatan tarik, tetapi lebih berpengaruh pada
kekuatan kelelahan dan kekuatan melar.

Pengujian Material 21
Cacat Bahan & Pengujian Tak Merusak
Pengujian Pewarnaan
Cara ini dipakai untuk medeteksi cacat dengan penembusan zat pada celah cacat
di permukaan. Cairan fluoresen atau cairan pewarna dipakai untuk maksud ini.
Yang pertama diamati di bawah sinar UV dengan panjang gelombang 330-390
mm, dan yang terakhir diamati di bawah sinar tampak terang

Pengujian dengan Bubuk Magnet


Kalau bahan yang dapat dimagnetkan, misalnya baja, berada dalam medan
magnet, fluks magnet pada baja akan terputus oleh adanya retakan atau inklusi
di sekitar permukaan jadi bubuk magnet akan diabsorb, kepekaan pengamatan
sangat tinggi kalau konduksinya baik.

Pengujian dengan Arus Eddy


Kalau batang uji ditempatkan dalam lilitan yang dialiri arus listrik frekuensi
tinggi, maka arus Eddy yang mengalir pada batang uji berubah kalau ada cacat,
yang akan memberikan induksi perubahan tegangan listrik oleh impedansi lilitan
atau dalam lilitan sendiri, jadi dihasilkan sinyal listrik. Cara ini dipakai untuk
menentukan bagian yang tidak pejal dilihat dari amplitude dan fasa dari sinyal
tersebut
Pengujian Material 22
Cacat Bahan & Pengujian Tak Merusak
Pengujian Penyinaran
Dengan mempergunakan sinar X, sinar gama dan sinar netron yang memiliki
daya tembus besar melalui benda, memungkinkan untuk mengetahui adanya
cacat dari bayangan pada film yang ditempatkan di belakang benda, yang
menunjukkan variasi intensitas, karena perbedaan absorpsi sinar oleh rongga
dan kepadatan di dalam benda.

Pengujian Ultrasonik
Gelombang ultrasonik l-5 MHz merambat dalam bahan dan memantul di tempat
cacat, dari diteksi gelombang pantulan dapat diketahui adanya cacat. Untuk
memancarkan dan menerima gelombang ultrasonik dipergunakan kristal barium
titanat atau lainnya yang mempunyai sifat efek piezoelektrik. Gelombang
ultrasonik memantul 100% dari celah dan retakan, oleh karena itu, kepekaan
pengamatan sangat tinggi dibandingkan dengan pengujian dengan penyinaran
yang tidak dapat mengamati cacat kecuali jika benda ujinya mempunyai
ketebalan l-2 inch. Akan tetapi yang terditeksi adalah puncak gelombang
pantulan yang memerlukan pengalaman untuk menentukan keadaan cacat pada
bahan.
Pengujian Material 23
Cacat Bahan & Pengujian Tak Merusak
Pengujian Pancaran Akustik
Kalau deformasi plastis atau patahan terjadi gelombang suara dibangkitkan oleh
pembebasan gelombang tekanan. Hal ini dinamakan pancaran akustik yang
dipergunakan dalam pengujian tak merusak bentuk baru. Untuk mendeteksi
gelombang suara, mempergunakan cara yang sama dengan pengujian pada
ultrasonik dengan mempergunakan bahan piezoelektrik dan dengan menganalisa
melalui amplifikasi gelombang yang diterima, jumlah kejadian, frekuensi dan
energi suatu gejala yang dianggap menyebabkan bunyi. Kalau dipergunakan
secara sempurna dapat dipakai untuk mendeteksi retak lelah atau retak korosi
tegangan dalam komponen mesin

Pengujian Material 24

Anda mungkin juga menyukai