Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN

LOGAM MIKROSTRUKTUR

Disusun Oleh :

M. Fatikhul Izzi
201810120311303
Kelompok 36

JURUSAN TEKNIK
MESIN FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN
LOGAM
MIKROSTRUKTUR

Disusun Oleh :

Nama : M. Fatikhul Izzi

NIM :
201810120311303
Kelas : Mesin 6 - G

Kelompok : Kelompok 36

Jurusan : Teknik Mesin

Malang, 17 Juli 2021

Mengetahui, Menyetujui,
Kepala Laboratorium, Dosen Pembimbing,

Ir. Herry Suprianto,M.T. Dini Kurniawati, S.T.,


NIP. 108 8709 0049 M.T
NIP. 108 0907 0478
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS TEKNIK – JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp. (0341) 464318-21
Fax. (0341) 460782 Malang 65144

LEMBAR ASISTENSI

Nama : M. Fatikhul Izzi


NIM : 201810120311303

N Tanggal Catatan Asistensi Paraf


o
1

Malang, 17 Juli 2021


Dosen Pembimbing

(Dini Kurniawati, ST,MT)


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...............................................................................................


Lembar Assistensi ...................................................................................................
Bab I Pendahuluan ..................................................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Praktikum ..........................................................................................
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Dasar Teori .....................................................................................................
Bab III Metode Praktikum .....................................................................................
3.1 Alat dan Bahan ...............................................................................................
3.1.1 Alat ....................................................................................................
3.1.2 Bahan ................................................................................................
3.2 Diagram Alir Praktikum .................................................................................
3.3 Variabel Praktikum .........................................................................................
3.3.1 Variabel Tetap....................................................................................
3.3.2 Variabel Bebas ...................................................................................
3.3.3 Variabel Terikat .................................................................................
3.4 Prosedur Praktikum.........................................................................................
3.4.1 Sebelum Heat Treatment ...................................................................
3.4.2 Proses Perlakuan Panas ( Perlakuan Panas ) .....................................
3.4.3 Setelah Perlakuan Panas ....................................................................
3.5 Analisa Data....................................................................................................
Bab IV Data Pengamatan .......................................................................................
4.1 Foto Sebelum Heat treatment .........................................................................
4.2 Data Pengamatan Sebelum Heat Treatment ...................................................
4.3 Foto Sesudah Heat Treatment ........................................................................
4.4 Data Pengamatan Sesudah Heat Treatment ...................................................
4.5 Analisa Data....................................................................................................
4.5.1 Sebelum Heat Treatment ...................................................................
4.5.2 Sesudah Heat Treatment ....................................................................
Bab V Pembahasan .................................................................................................
5.1 Pembahasan Analisa Pengamatan ..................................................................
5.1.1 Sebelum Heat treatment...............................................................................
5.1.2 Sesudah Heat Treatment ..............................................................................
Bab VI Kesimpulan & Saran .................................................................................
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................
6.2 Saran ..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metalografi merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari metode observasi
atau pemeriksaan atau pengamatan atau pengujian dengan tujuan untuk menentukan
atau mempelajari hubungan antar struktur dengan sifat atau karaktter yang pernah
dialami oleh logam atau paduan . Kebanyakan sifat makroskopik dari material
berhubungan dengan mikrotruktur . Sifat mekanik material seperti tensile strengh
,elongasi, sifat terhadap panas dan juga sifat keistrikan berhubungan langsung
dengan mikrostruktur .
Pemahaman dari hubungan antara mikrostruktur dan sifat makroskopik yang
mempunyai peran penting dalam pengembangan material merupakan tujuan utama
dari metalografi . Dengan menguji dan mengamati mikrostruktur suatu material ,
maka performa material tersebut dapat dilihat . Karena itu metalografi digunakan di
semua tahap selama pembuatan material tersebut dari mulai pengembangan,
produksi, manufaturing process control, dan bahkan analisis kegagalan logam.
Metalografi biasanya dilakukan dengan alat mikroskop optik. Untuk saat ini
mikroskop yang digunakan sudah dihubungkan dengan komputer yang dilengkapi
dengan sistem analisis gambar yang akurat. Dari hasil pengamatan mikroskop
tersebut dapat dihitung ukuran ,bentuk dan distribusi fasa dan juga didapat matriks
mikrostruktur.
Selain itu jika data mikrostruktur sudah didapat, dengan data tersebut kita dapat
memprediksi sifat sifat mekanik seperti deformasi plastis, elongasi, dan kekuatan
tarik. Sebelum dilakukan pengamatan lebih lanjut, preparasi spesimen yang harus
dilakukan meliputi pembingkaian (mounting), pengamplasan, pemolesan (polishing)
dan pengetsaan (polishing) . Mounting dilakukan untuk melindungi tepi material
dan mempertahankan permukaan material, mengisi kekosongan pada material,
memudahkan untuk memegang material yang berbentuk irregular.
Mounting biasanya dilakukan dengan resin. Selanjutnya pengamplasan
dilakukan dengan mengamplas bagian permukaan yang akan diuji dengan amplas
dengan tingkat kekasaran yang menurun sampai permukaan siap untuk dipoles .
Selanjutnya dipoles dengan menggunkan serbuk alumina . Lalu dilakukan etching
agar mikrostruktur muncul dan dapat dilihat di mikroskop . Dalam praktikum ini
dijelaskan
analisis kuantitatif untuk menentukan ukuran butiran rata rata berdasarkan ASTM
dengan metode point count, penentuan fraksi volume butiran dengan menggunakan
metode Hillard Single-Circle dan metode aspect ratio .
(Fadhilah, 2017)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menganilisis struktur mikro dan struktur makro?
2. Bagaimana perhitungan besar butir?
1.3 Tujuan Praktikum
1. Menganalisa struktur mikro dan struktur makro beserta sifat – sifatnya
2. Mengenali fasa – fasa dalam struktur mikro
3. Mengetahui proses pengambilan foto mikrostruktur dan makrostruktur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Mikrostruktur atau Makro merupakan stuktur yang terdiri dari butiran


dan fase Tertentu. Biasanya hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Untuk dapat
menentukan mikrostruktur dari suatu baja, ini perlu digerinda, dipolis, dietsa dan
diperiksa, memakai mikroskop. Ada beberapa macam struktur logam antara lain
sebagai berikut: Besi merupakan larutan karbon didalam besi berada diantara
temperatur 3190 sampai dengan 1539⁰ C dengan sifat struktur BCC (Body Centered
Cubic ) dan daya larutan karbon maksimal 0,1 % pada temperatur 1490 ⁰ C.
Austenit merupakan larutan padat dari karbon didalam besi dengan stuktur FCC
( Face Centered Cubic ), dengan komposisi karbon mulai 0,17 % dan maksimum
2,0
% pada temperatur 1130⁰. Terjadi pada pemanasan temperatur kritis, sifatnya lunak,
non magnetis. Ferrit merupakan larutan padat karbon didalam besi murni fase ini
terjadi dibawah temperatur 910⁰ C dengan struktur BCC (Body Centered Cubic ),
dengan komposisi maksimal 0,02% pada temperatur 723⁰ C, sifatnya magnetis dan
lunak. Cementit merupakan larutan padat, kombinasi kimia antara besi karbid ( Fe₃
C ) yang mengandung 6,67 % C dengan sifat keras dan rapuh.
Perlit merupakan campuran eutectic dan ferrit dan cementit yang mengandung 0,8
% C, fase terjadi dibawah temperatur kritis ( 723⁰ C ) sifat lebih keras dan lebih
kuat dari pada ferrit kurang ulet, dan magnetic. Ledeburit merupakan campuran
eutectic austenit dan cementit yang mengandung 4,3 % C. Fase ini terjadi dibawah
temperatur 1130 % ⁰C. Sifat mudah rapuh dan keras. Martensit Merupakan larutan
pada karbon di dalam besi dibentuk dengan pendingin cepat dari autenit dari atas
temperatur kritis sifat rapuh dan keras, kekerasan tergantung komposisi karbon. a.
0.80 % C baja diaustenitkan pada 11500 C, didinginkan ditungku 200. b. 1,0 % C
baja dirol panas pada 10500 C, pendinginan udara, matriks perlit, sementit pada
batas butir (garis putih)x 500.
Spesiment Standart

Spesiment Heat
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat

1. Mistar Ingsut ( jangka sorong )


2. Dapur Listrik
3. Mikroskop Metalurgi
4. Tiang Mesin

3.1.2 Bahan
1. Sepesimen Uji Mikrostruktur
2. Cairan Etsa
3. Alkohol
4. Kapas
5. Media Pendigin
3.1 Diagram Aliran Praktikum

PERLAKUAN SEBELUM HEAT PROSES PERLAKUAN

PERLAKUAN SETELAH HEAT TREATMENT

3.2 Variabel praktikum


3.3.1 Variabel Tetap
Spesimen yang tidak di Heat Treatment
3.3.2 Variabel Bebas
Spesimen yang sudah di Heat Treatment
3.3.3 Variabel Terkait
Struktur Ferrit dan Perlit pada spesimen sebelum dan sesudah di heat

3.3 Prosedur Praktikum


3.4.1 Sebelum Heat Treatment :
a. Menghaluskan permukaan pada bagian penampang lintang
spesimen,
b. Memastikan permukaan spesimen tidak lagi terdapat bekas
goresan
c. Memberikan ( mengoleskan ) larutan etsa pada permukaan
spesimen dengan hati – hati
d. Meletakan spesimen pada landasan dari mikroskop metalurgi.
e. Melakukan pengamatan pada mikroskop dan pastikan bahwa
gambar struktur terlihat dengan jelas.
f. Memotret dari gambar struktur logam yang diamati.

3.4.2 Prosees Perlakuan Panas ( Perlakuan Panas ) :


a. Membersihkan spesimen uji dari kotoran dan minyak.
b. Menentukan tipe heat treatment yang akan dilakukan
- Proses Hardening
- Proses Tempering
- Annealing
- Normalizing
c. Memasukkan spesimen ke dalam dapur listrik (Furnace)
d. Menentukan ( Setting ) suhu pemanasan dan waktu
penahanan yang telah ditentukan pada dapur listrik
e. Melakukan pemanasan spesimen sampai mencapai suhu dan
waktu penahanan yang telat ditentukan
f. Mengeluarkan spesimen dari dapur listrik dan lakukan
pendinginan dengan media pendingin yang telah ditentukan

3.4.3 Setelah Perlakuan Panas


a. Menghaluskan permukaan pada bagian penampang lintang
spesimen
b. Memastikan permukaan spesimen tidak lagi terdapat bekas
goresan

3.4 Analisa Data


c. Memberik larutan etsa pada permukaan spesimen dengan hati – hati
an d. Meletakkan spesimen pada landasan dari mikroskop metalurgi
( mengoles e. Melakukan pengamatan pada mikroskop dan pastikan bahwa
kan ) gambar struktur terlihat dengan jelas
f. Memotret dari gambar struktur logam yang diamati
1. Memotong foto mikrostruktur sebelum dan sesudah perlakuan panas
dengan ukuran 2 x 2 cm sebanyak 5 lembar
2. Menempelkan potongan foto tersebut pada lembar kerja
3. Memotong kertas grafik yang transparan dengan ukuran 2 x 2 cm
sebanyak 10 lembar
4. Menempelkan grafik tersebut tepat di atas foto kertas mikrostruktur dan
memastikan sesuai dengan letak foto
5. Menentukan jenis mikrostruktur sebelum maupun sesudah heat treatment
dan mencatat pada lembar kerja
6. Menghitung perosentase jumlah masing – masing jenis mikrostruktur
untuk sebelum dan sesudah heat treatment dengan cara menghitung
warna gelap atau terang dari setiap luasan photo
7. Mencatat hasil pengamatan pada lembar kerja
8. Menganalisa data hasil pengujian, meliputi :
a. Nilai rata – rata jenis mikrostruktur sebelum maupun sesudah
perlakuan panas
b. Nilai simpangan yang terjadi
c. Nilai kesalahan relatifnya
9. Menuliskan hasil Analisa yang diperoleh baik sebelum maupun sesudah
heat treatment
10. Membuat pembahasab dan kesimpulan dari hasil pengujian yang
dilakukan
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Foto Sebelum Heat Treatment

Gambar 4.1 Mikrostruktur ST – 42 sebelum heat treatment

4.2 Data Pengamatan Sebelum Heat Treatment


Kemudian sebelum melakukan pengamatan gambar mikrostruktur sebelum
heat treatment dibuat menjadi 5 bagian persegi dengan sisi 2 x 2cm. Lalu tempelkan
potongan photo tersebut pada lembar kerja. Selanjutnya tempelkan kertas grafik pada
potongan gambar tersebut. Kemudian lakukan analisa dari gambar photo tersebut.
N Gambar Terang ferrit(x) Gelap Perlit
o
1 291 109
(100%) (100%)
400 400
= 72.75% = 27.25%

2 224 176
(100%) = (100%) =
56% 44%
400 400
3 276 124
(100%) = (100%) =
69% 31%
400 400

4 146 254
(100%) (100%)
400 400
= 36.5% = 63.5%

5 148 202
(100%) (100%)
400 400
= 49.5% = 50.5%

4.3 Foto Sesudah Heat Treatment

Gambar 4.2 Mikrostruktur ST – 42 sesudah heat treatment


4.4 Data Pengamatan Sesudah Heat Treatment
N Gambar Terang Gelap Perlit
o ferrit(x)
1 126 274
(100%) (100%)
400 400
= 31.5% = 68.5%

2 304 96
(100%) (100%)
400 400
= 76% = 24%

3 223 167
(100%) (100%)
400 400
= 58.25% = 41.75%

4 230 170
(100%) (100%)
400 400
= 57.5% = 42.5%

5 129 271
(100%) (100%)
400 400
= 32.25% = 67.75%

4.5 Analisa Data


4.5.1 Sebelum Heat Treatment

N 𝑋 𝑌 (𝑋 − (𝑋 − (𝑌 − (𝑌 −
O 𝑋̅) 𝑋̅)𝟐 𝑌̅) 𝑌̅)𝟐
1 72. 27.2 16 256 -16 256
75 5
2 56 44 -0.75 0.5625 0.75 0.5625
3 69 31 12.25 150.06 -12.25 150.06
25 25
4 36.5 36.5 -20.25 410.06 20.25 410.0625
25
5 49.5 50.5 -7.25 52.562 7.25 52.5625
∑ 283 216. 869.25
25

 Nilai rata – rata:


∑X 283.75 ∑Y 216.25
𝑋̅ = = = 56.75 ; 𝑌̅ = = = 43.25
𝑛 5 𝑛 5
 Standar Deviasi
- Ferrit (Terang)
∑(𝑋−𝑋̅)
𝑠𝑑 (𝑋 ) = √ 𝟐 = 14.74152%
(𝑛−1)

- Perlit (Gelap)
∑(𝑌−𝑌̅)
𝑠𝑑 (𝑌) = √ 𝟐 = 14.74152%
(𝑛−1)

 Simpangan Rata – Rata


- Ferrit (Terang)
̅
̅ 𝑠̅𝑑̅(𝑋 ) = √(𝑋−𝑋)𝟐 = 6.542%
𝑛(𝑛−1)

- Perlit (Gelap)
̅
̅ 𝑠̅𝑑̅(𝑌 ) = √ (𝑌−𝑌)𝟐 = 6.542%
𝑛(𝑛−1)

 Kesalahan Relatif
- Ferrit (Terang)
̅𝑠𝑑̅𝑋
𝑘𝑟𝑋 = = 0.162%
𝑋

- Perlit(Gelap)
̅𝑠𝑑̅𝑌
𝑘𝑟𝑌 = = 0.152%
𝑌

 Keseksamaam
- Ferrit(Terang)
𝑘𝑋 = 100% − 𝑘𝑟𝑋 = 100% − 0.162% = 99,838%
- Perlit(Gelap)
𝑘𝑌 = 100% − 𝑘𝑟𝑌 = 100% − 0.152% = 99,848%

 Hasil Pengukuruan
- Ferrit (Terang)
𝐻𝑝 𝑋 = 𝑋̅ ± 𝑠𝑑𝑋̅ = 56.75% ± 6.592%

- Perlit (Gelap)
𝐻𝑝 𝑌 = 𝑌̅ ± 𝑠𝑑𝑌̅ = 43.25% ± 6.592%

4.5.2 Sesudah Heat Treatment

N 𝑋 𝑌 (𝑋 − (𝑋 − (𝑌 − (𝑌 −
O 𝑋̅) 𝑋̅)𝟐 𝑌̅) 𝑌̅)𝟐
1 31. 68. -19.6 384.16 19.6 284.16
5 5
2 76 24 24.9 620.61 -24.9 620.01
3 58. 41. 7.15 51.122 -7.15 51.122
25 75 5 5
4 57. 42. 6.4 40.96 -6.4 40.96
5 5
5 32. 67. -18.85 355.32 18.85 305.32
25 75 25 25
∑ 255 244 1451.5 1451.5
.5 .5 75 75

 Nilai rata – rata:


∑X 255.5 ∑Y 244.5
𝑋̅ = = = 51.11% ; 𝑌̅ = = = 48.9%
𝑛 5 𝑛 5

 Standar Deviasi
- Ferrit (Terang)
∑(𝑋−𝑋̅)
𝑠𝑑(𝑋) = √ 𝟐 = 19.0497%
(𝑛−1)

- Perlit (Gelap)
∑(𝑌−𝑌̅)
𝑠𝑑(𝑌) = √ 𝟐 = 19.0497%
(𝑛−1)

 Simpangan Rata – Rata


- Ferrit (Terang)
̅
̅ 𝑠̅𝑑̅(𝑋) = √(𝑋−𝑋)𝟐 = 8.519%
𝑛(𝑛−1)

- Perlit (Gelap)
̅
̅ 𝑠̅𝑑̅(𝑌 ) = √ (𝑌−𝑌)𝟐 = 8.519%
𝑛(𝑛−1)

 Kesalahan Relatif
- Ferrit (Terang)
̅𝑠𝑑̅𝑋
𝑘𝑟𝑋 = = 0.1668%
𝑋

- Perlit(Gelap)
̅𝑠𝑑̅𝑌
𝑘𝑟𝑌 = = 0.1742%
𝑌

 Keseksamaam
- Ferrit(Terang)
𝑘𝑋 = 100% − 𝑘𝑟𝑋 = 100% − 0.1668% = 99.8332%

- Perlit(Gelap)
𝑘𝑌 = 100% − 𝑘𝑟𝑌 = 100% − 0.1742% = 99.8258%

 Hasil Pengukuruan
- Ferrit (Terang)
𝐻𝑝 𝑋 = 𝑋̅ ± 𝑠𝑑𝑋̅ = 51.1% ± 8.519%

- Perlit (Gelap)
𝐻𝑝 𝑌 = 𝑌̅ ± 𝑠𝑑𝑌̅ = 48.9% ± 8.519%
BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan Analisa Pengamatan


5.1.1. Sebelum Heat Treatment
Pada hasil foto mikrostruktur baja ST – 42 sebelum heat treatment terlihat pada
warna terang (ferrit) dan gelap (perlit). Nilai rata – rata pada ferrit dan perlit secara
berturut – turut adalah 56.75% dan 43.25%. Dari hasil pengamatan didapat standar
deviasi ferrit dan perlit adalah 14.74152%. Kesalahan relatif ferrit 0.162% dan perlit
adalah 0.152%. Nilai keseksamaan ferrit 99.838% dan perlit 99.848%. Sedangkan hasil
pengukuran didapat dari nilai rata-rata dan nilai simpangan rata – rata.
Nilai simpangan rata-rata sebesar 6.542 menunjukkan selisih warna
masingmasing bagian. Artinya ada ketidakseragaman struktur mikro baja ST42. Lain
halnya dengan kesalahan relatif, keseseksamaan, dan hasil pengukuran tidak dapat
dijadikan acuan karena hasil analisa pada warna terang dan gelap memiliki nilai yang
berbeda padahal kedua data tersebut diambil dari sebuah sampel yang nilainya tidak
mungkin berbeda.
5.1.2 Sesudah Heat Treatment
Pada hasil foto mikrostruktur baja ST – 42 sesudah heat treatment terlihat pada
warna terang (ferrit) dan gelap (perlit). Nilai rata – rata pada ferrit dan perlit secara
berturut – turut adalah 51.11% dan 48.9%. Dari hasil pengamatan didapat standar
deviasi ferrit dan perlit adalah 19.0497%. Kesalahan relatif ferrit 0.1668% dan perlit
adalah 0.1742%. Nilai keseksamaan ferrit 99.8332%dan perlit 99.8258%, sedangkan
hasil pengukuran didapat dari nilai rata-rata dan nilai simpangan rata – rata.
Nilai simpangan rata-rata sebesar 8.519 menunjukkan selisih warna
masingmasing bagian. Artinya ada ketidakseragaman struktur mikro baja ST42. Lain
halnya dengan kesalahan relatif, keseksamaan, dan hasil pengukuran tidak dapat
dijadikan acuan karena hasil analisis pada warna terang dan gelap memiliki nilai yang
berbeda, padahal kedua data tersebut diambil dari sebuah sampel yang nilainya tidak
mungkin berbeda. Simpangan rata-rata setelah perlakuan panas lebih besar daripada
simpangan rata-rata sebelum perlakuan panas. Artinya setelah dilakukan perlakuan
panas struktur baja ST 42 tidak seragam, ini disebabkan karena pendinginan
berlangsung terlalu cepat sehingga austenit yang terbentuk saat penahanan belum
kembali ke posisi semula
saat pendinginan. Sehingga dapat kita prediksikan bahwa keuletan baja akan turun
meski tidak terlalu besar. Setelah perlakuan panas juga terjadi perubahan pada besarnya
warna terang (ferit) dan warna gelap (perlit). Warna gelap (perlit) semakin banyak,
sebaliknya warna terang (ferit) semakin berkurang. Artinya nilai kekerasan baja ST 42
semakin meningkat.

BAB VI
KESIMPULAN & SARAN
6.1 Kesimpulan

1. Temperatur juga dapat mempengaruhi perubahan mikro struktur serta juga


dapat menyebabkan terjadinya korosi yaitu apabila temperatur yang tinggi
korositas dapat lebih cepat terjadi.
2. Dimana mikro struktur tersebut ada perbedaannya antara yang terkorosi dan
tidak terkorosi pada ST - 42.
3. Secara umum dapat dikatakan korosi akan menurunkan kualitas logam, inipun
bisa menyebabkan kerusakan pada logam tersebut.

6.2 Saran

1. Dalam bekerja dan melaksanakan suatu pekerjaan hendaknya dilakukan


dengan sebaik mungkin dan secara efektif sehingga mencapai suatu
kesempurnaan.
2. Praktikum dilakukan tepat waktu sesuai jadwal.
DAFTAR PUSTAKA

Callister, W. D. (1991). Materials science and engineering: An introduction (2nd edition).


Materials & Design, 12(1), 59. https://doi.org/10.1016/0261-3069(91)90101-9
Fawaiz, I. (2017). Analisa pengaruh variasi temperatur austenisasi terhadap kekerasan,
kekuatan impak dan struktur mikro dengan proses laku panas pada baja karbon
AISI 1050. DINAMIKA: Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, 3(1), 104.
Khalid, A., Cahyadi, R., & Kapioro, P. (2014). Analisa Pengaruh Beda Temperatur
Pada Mikrostruktur Baja Carbon St 42. Politeknik Negeri Banjarmasin,
Banjarmaasin, 2(2).
Sari, N. H. (2017). Perlakuan Panas Pada Baja Karbon: Efek Media Pendinginan
Terhadap Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro. Jurnal Teknik Mesin, 6(4), 263.
https://doi.org/10.22441/jtm.v6i4.2091
Sohn, Y. H., Lee, E. Y., Nagaraj, B. A., Biederman, R. R., & Sisson, R. D. (2001).
Microstructural characterization of thermal barrier coatings on high pressure
turbine blades. Surface and Coatings Technology, 146–147.
https://doi.org/10.1016/S0257- 8972(01)01369-X
Voort, G. F. Vander. (1999). METALLOGRAPHY PRINCIPLES AND PRACTICE.
Warmuzek, M., International, A. S. M., Rights, A., Warmuzek, M., International, A. S.
M., & Rights, A. (2004). Aluminum-Silicon Casting Alloys Atlas of
Microfractographs. ASM International, 1.

Anda mungkin juga menyukai