Anda di halaman 1dari 20

BAB III

SIFAT MAMPU KERAS

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pengerasan.
2. Untuk mengetahui sifat logam besi paduan baja yang menentukan
kedalaman dan distribusi
3. Untuk mengetahui kapasitas logam besi paduan baja untuk bertranformasi
sebagian atau seluruhnya menjadi martensit..
3.2 Teori Dasar
Kekerasan suatu bahan pada umumnya, menyatakan terhadap
deformasi dan untuk logam dengan sifat tersebut merupakan ukuran
ketahanannya terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen. apabila
yang menyatakan kekerasan sebagai ukuran terhadap lekukan dan ada pula
yang mengartikan kekerasan sebagai ukuran kemudahan dan kuantitas
khusus yang menunjukkan sesuatu mengenai kekuatan dan perlakuan panas
dari  suatu logam.Pada penggunaan material, seringkali dibutuhkan material
yang memiliki tingkat kekerasan tinggi seperti baja. Baja memiliki sifat
mampu keras yang berbeda-beda tergantung dari kadar karbon, laju
pendinginan dan lain-lain.Hal ini tergantung dari jenis baja yang akan
ditingkatkan kekerasannya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian Jominy
agar dapat diketahui sifat mampu keras dari baja tersebut. Hal ini dilakukan
agar dapat dilakukan tindakan yang tepat dalam pengolahannya sehingga
dapat menurunkan biaya dalam proses produksi tapi tetap mempertahankan
kualitas yang diinginkan.Hardenability adalah ukuran mampu suatu
material untuk membentuk fasa martensite.Hardenability dapat diukur
dengan beberapa metode diantara nya metode jominy test dan metode
groomsman.Perlu dibedakan pengertian kekerasan dengan
kemampukerasan.Hardenability adalah kemampuan untuk mengeras sampai

7
BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

kekerasan tertentu pada suatu bahan.Bila bahan tersebut dikenakan suatu


perlakuan panas. Sedangkan kekerasan adalah kemampuan bahan untuk
menahan penetrasi dari luar.Besarnya kekerasan dipengaruhi beberapa
faktor :
1. Kandungan Karbon
Semakin besar kandungan karbon semakin tinggi kekerasannya sehingga
menjadi getas.
2. Jarak Pendinginan
Jarak pendinginan pada speciment setelah mengalami perlakuan panas pada
tiap titik akan berbeda- beda, semakin jauh jarak pendinginan maka
kekerasannya akan semakin kecil.
Sifat mampu keras dari baja tergantung pada komposisi kimia dan kecepatan
pendinginan.Tidak semua baja dapat dinaikkan kekerasannya. Baja karbon
menengah dan baja karbon tinggi dapat dikeraskan, sedangkan baja karbon
rendah sulit untuk dikeraskan. Kandungan karbon yang tinggi mempercepat
terbentuknya fasa martensityang menjadi sumber dari kekerasan dari baja.
Kekerasan maksimum hanya dapatdicapai bila terbentuknya martensit
100%. Baja dapat bertransformasi dari austenit keferrit dan karbida.
Trasformasi terjadi pada suhu tinggi sehingga kemampuan kekerasannya
rendah. Percobaan Jominy, bertujuan untuk mengetahui Hardenability suatu
logam. Cara untuk mengetahuinya adalah:
a. Bila laju pendinginan dapat diketahui, kekerasan dapat lansung dibaca
dari kurva kemampuan keras.
b.Bila kekerasan dapat diukur, laju pendinginan dari titik tersebut dapat
diperoleh..
Pada uji Jominy ini, material dipanaskan dalam tungku dipanaskan
sampai suhu transformasi (austenit) dan terbentuk sedemikian rupa
sehingga dapat dipasangkan pada aparatus Jominy kemudian air
disemprotkan dari bawah, sehingga menyentuh permukaan bawah spesimen.
Dengan ini didapatkan kecepatan pendinginan ditiap bagian spesimen

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 8


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

berbeda-beda. Pada bagian yang terkena air mengalami pendinginan yang


lebih cepat dan semakin menurun kebagian yang tidak terkena air. Dari hasil
pengukuran kekerasan tiap-tiap bagian dari spesimen akan didapatkan kurva
Hardenability Band
Faktor-Faktor yang mempengaruhi sifat mampu keras :
a. Kecepatan pendinginan
b. Queenching
Hardenability adalah sifat yang menentukan dalamnya daerah logam
yang dapat dikeraskan. Pendinginan yang terlalu cepat dapat
dihindarkan karena dapat menyebabkan permukaan logam (baja)
retak.Kekerasan didefinisikan sebagai ketahanan sebuah benda
(benda kerja) terhadap penetrasi/daya tembus dari bahan lain yang
kebih keras penetrator). Kekerasan meru-pakan suatu sifat dari
bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh unsur-unsur paduannya
dan kekerasan suatu bahan tersebut dapat berubah bila dikerjakan
dengan cold worked seperti pengerolan, penarikan, pemakanan dan
lain-lain serta kekerasan dapat dicapai sesuai kebutuhan dengan
perlakuan panas.
Kekerasan adalah kemampuan material untuk menahan
deformasi plastis lokal akibat penetrasi dipermukaan. Peningkatan
kekerasan bergantung pada sifat mampu keras dari baja itu sendiri.
Sifat mampu keras merupakan kemampuan material untuk
ditingkatkan kekerasannya dengan serangkaian perlakuan panas.
Sifat mampu keras dari baja tergantung pada komposisi kimia dan
kecepatan pendinginan.
Tidak semua baja dapat dinaikkan kekerasannya.Baja karbon
menengah dan baja karbon tinggi dapat dikeraskan, sedangkan baja
karbon rendah tidak dapat dikeraskan. Kandungan karbon yang
tinggi mempercepat terbentuknya fasa martensit yang menjadi
sumber dari kekerasan dari baja. Kekerasan maksimum hanya dapat

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 9


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

dicapai bila terbentuknya martensit 100%.Baja dapat bertransformasi


dari austenit ke ferrit dan karbida.Transformasi terjadi pada suhu
tinggi sehingga kemampuan kekerasannya rendah.
Pada uji Jominy ini, material dipanaskan dalam tungku dipanaskan sampai
suhu transformasi (austenite) dan terbentuk sedemikian rupa sehingga dapat
dipasangkan pada aparatus Jominy kemudian air disemprotkan dari bawah,
sehingga menyentuh permukaan bawah spesimen. Dengan ini didapatkan
kecepatan pendinginan ditiap bagian spesimen berbeda-beda. Pada bagian yang
terkena air mengalami pendinginan yang lebih cepat dan semakin menurun
kebagian yang tidak terkena air.Dari hasil pengukuran kekerasan tiap-tiap
bagian dari spesimen akan didapatkan kurva Hardenability Band.

Gambar 3.1 Kurva harden ability


Sifat mampu keras dapat digambarkan dalam bentuk kurva yaitu kurva
Hardenability Band.Kurva Hardenability Band menggambarkan range-range sifat
mampu keras suatu logam. Jadi, kekerasan suatu material akan berada dalam range
tersebut jika dilakukan proses pemanasan. Kurva diatas menyatakan fasa yang terjadi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 10


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

pada specimen sampai temperature austenite yang diuji jominy.Dimana pada bagian
yang terkena semprotan air mengalami pendinginan cepat, dapat dilihat pada grafik
dengan nilai HRC paling tinggi dengan fasa martensit.Kemudian dengan seiringnya
peningkatan jarak dari ujung menuju pangkal specimen memiliki penurunan angka
kekerasan.Hal ini disebabkan pada bagian tersebut tidak mengalami quenching /
pendinginan nya lambat.Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan fasa pada grafik
yang ditunjukkan, yaitu dari fasa martensit, fasa martensit dan perlit, fine perlit dan
perlit

3.3Tata Cara Praktkum

3.3.1 Skema Proses jominy test

Siapkan Alat,bahan dan specimen

Masukan specimen ke dalam tungku muffle

Panaskan specimen hingga suhu yang telah di tetapkan

Pindahkan specimen yang telah di panaskan

Specimen di pindahkan ke alat uji jominy test

Semprotkan specimen dengan air

Holding time

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 11


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Kikir specimen

Specimen di uji di mesin kekerasan rockwell C

Lakukan pengumpulan data

Lakukan Analisa dan kesimpulan

Gambar 3.2 Skema proses jominy test

3.3.2 Penjelasan Skema Proses


1. Siapkan alat,bahan dan benda yang akan uji atau specimen yang
akan di uji,seperti jangka sorong, mistar untuk mengukur
specimen yang akan di uji,dan siapkan alat uji atau mesin uji
jominy test.
2. Masukan specimen atau benda uji ke dalam tungku muffle.
3. Panaskan specimen di mesin pemanas setting mesin pemanas di
suhu 860°.
4. Pindahkan specimen yang telah di uji di mesin pemanas yang
telah berwana merah membara terang.
5. Pindahkan specimen ke alat uji atau mesin uji jominy test.
6. Semprotkan specimen dengan air pada mesin uji jominy test.
7. Holding time atau tunggu beberapa waktu kurang lebih 10-15
menit hingga si specimen benar benar dingin.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 12


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

8. Setelah specimen dingin lalu kikir specimen hingga rata lalu ukur
specimen dengan mistar baja ukuranya adalah 1/16 sampai
dengan 32/16 setelah di ukur lalu beri tanda si specimen dengan
tip-x.
9. Setelah specimen di beri tanda lalu si specimen di uji kekerasan di
mesin uji rockwell C titik nya adalah tadi yang sudah di berikan
tanda sebelumnya.
10. Lakukan pengumpulan data atau catat hasil pengujian yang telah
di uji.
11. Lakukan analisa dan kesimpulan.

3.4Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Sarung tangan kulit : 1 pasang.
2. Penjepit spesimen : 1 buah.
3. Tungku muffle : 1 buah.
4. Jangka Sorong : 1 buah.
5. Alat tulis : 1 buah.
6. Kikir : 1 buah.
7. Ragum : 1 buah
8. Mesin uji Rockwell C : 1 buah.
9. Sikat kawat : 1 buah.
10. Kain majun : secukupnya.

3.4.2. Bahan
1. Baja AISI 4340 : 1 buah.
2. Amplas : 1 buah.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 13


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

3.5 Pengumpulan Dan Pengolahan Data


3.5.1. Pengumpulan Data
1. Jenis material: Baja AISI 4340.
2. Temperatur austenite: 850ºC.
3. Holding time pada temperature austenisasi: 30 menit.
4. Media quench: Air.
5. Diameter kran: 8,6 mm.
6. Jarak antara nozzle dengan ujung spesimen: 19,2 mm.
7. Ukuran spesimen uji dan jarak penandaan pada specimen.

Gambar 3.3 Dimensi specimen dan jarak antar titik uji


8. Kompisisi kimia (ASTM 29)
Tabel 3.1 Komposisi Kimia (ASTM 29)

Persentase
4140
(unsur)
%C 0,38 – 0,43
% Mn 0,75 – 1,00
%P 0,035

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 14


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

%S 0,040
% Si 0,15 – 0,35
% Ni —
% Cr 0,80 – 1,10
% Mo 0,15 – 0,25
9.Faktor Penggali.
Tabel 3.2 Faktor Penggali

Faktor Penggali
Unsur
Minimum Maksimum
Mn 3,40 4,20
Si 1,10 1,25
Ni 1,65 1,75
Cr 2,50 2,95
Mo 1,65 1,95

10.Pengamatan kekerasan IH/DN Jominy end – quench test.


Tabel 3.3 Nilai Hasil Pengamatan Kekerasan IH/DN Jominy End – Quecnh Test

Posisi IH / DN Kekerasan (HRC)


(inchi) Minimum Maksimum Minimum Maksimum
32
1,85 1 29,72 58
16
28
1,80 1 30,55 58
16
24
1,70 1 32,35 58
16
20
1,65 1 33,33 58
16
16
1,5 1 36,65 58
16
12
1,35 1 40,74 58
16
8
1,15 1 47,87 58
16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 15


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

4
1 1 55 58
16
1
- - 55 58
16

11.Hasil pengujian kekerasan Rockwell C.


Tabel 3.4 Nilai Hasil Pengujian Kekerasan Rockwell C

Posisi Kekerasan
(inchi) (HRC)
32
59 HRC
16
28
41,5 HRC
16
24
44 HRC
16
20
45 HRC
16
16
43,25 HRC
16
12
48,75 HRC
16
8
52,5 HRC
16
4
46 HRC
16
1
46 HRC
16
12.Gambar spesimen sebelum dan sesudah pengujian
kekerasan.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 16


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Gambar 3.4 Spesimen sebelum pengujian kekerasan

Gambar 3.5 Spesimen sesudah pengujian kekerasan


1. Gambar grafik.

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 17


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Gambar 3.6 Grafik untuk menentukan nomor butir dan diameter kritis
ideal

Gambar 3.7 Grafik faktor pengali berdasarkan unsur – unsur paduan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 18


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Gambar 3.8 Grafik faktor pembagi (rasio IH/DH)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 19


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Gambar 3.9 Grafik harga kekerasan inisial (IH)

3.5.2.Pengolahan Data
1. Menentukan nilai Di minimum
Dik : Batas bawah = 0,20
Skala per kotak = 0,002
Dit : Di minimum
Jawab:
D1 minimum = Batas bawah + (Skala per kotak kecil x 5)
= 0,20 + ( 0,002 x 5)
= 0,3
2. Menentukan nilai Di maksimum
Dik : Batas atas = 0,22
Skala per kotak = 0,002
Dit : Di maksimum
Jawab:
D1 maksimum = Batas atas + (Skala per kotak kecil x 2)
= 0,22 + ( 0,002 x 2)
= 0,26
3. Menentukan nilai diameter kritis ideal maksimum
Dik : Di max = 0,26
Fp Mn max = 4,20
Fp Mo max = 1,75
Fp Si max = 1,25
Fp Cr max = 3,15
Dit : Diameter kritis ideal maksimum
Jawab:
Diameter kritis ideal maksimum
= Di max ∙ (Fp Mn ∙ Fp Mo ∙ Fp Si ∙ Fp Cr )
= 0,26 ∙ ( 4,20 ∙ 1,75 ∙ 1,25 ∙ 3,15 )

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 20


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

= 7,524
4. Menentukan nilai diameter kritis ideal minimum
Dik : Di min = 0,26
Fp Mn min = 4,20
Fp Mo min = 1,75
Fp Si min = 1,25
Fp Cr min = 3,15
Dit : Diameter kritis ideal minimum
Jawab:
Diameter kritis ideal minimum
= Di min ∙ (Fp Mn ∙ Fp Mo ∙ Fp Si ∙ Fp Cr )
= 0,3 ∙ ( 3,40 ∙ 1,40 ∙ 1,10 ∙ 2,70 )
= 4,241
5. Menghitung faktor pembagi rasio (IH/DH) sesuai harga Di
Diketahui : 1 kotak kecil = 0,05

Ditanyakan: (IH/DH) maksimum, titik ( 164 ) sampai titik ( 3216 ) = . . . .


Jawab: titik n= 1 + (Jumlah kotak x nilai 1 kotak kecil)

Titik ( 164 ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1


8
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16
12
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16
16
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16
20
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16
24
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 21


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Titik ( 2816 ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1


32
Titik ( ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1
16
6. Menghitung faktor pembagi rasio (IH/DH) sesuai harga Di
Dik : 1 kotak kecil = 0,05

Dit : (IH/DH) minimum, titik ( 164 ) sampai titik ( 3216 )


Jawab:
Titik n = 1 + (Jumlah kotak x nilai 1 kotak kecil)

Titik ( 164 ) = 1 + ( 0 x 0,05 ) = 1


8
Titik ( ) = 1 + ( 3 x 0,05 ) = 1,15
16
12
Titik ( ) = 1 + ( 7 x 0,05 ) = 1,35
16
16
Titik ( ) = 1 + ( 10 x 0,05 ) = 1,50
16
20
Titik ( ) = 1 + ( 13 x 0,05 ) = 1,65
16
24
Titik ( ) = 1 + ( 14 x 0,05 ) = 1,70
16
28
Titik ( ) = 1 + ( 16 x 0,05 ) = 1,80
16
32
Titik ( ) = 1 + ( 17 x 0,05 ) = 1,85
16
7. Menentukan harga kekerasan (HRC)
Dik : 0,38 % menghasilkan 55 HRC
Kekerasan dari kurva = 55 HRC

Dit : Harga kekerasan minimum dari titik ( 164 ) sampai titik ( 3216 )

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 22


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Jawab:
Kekerasan min = kekerasan dari kurva : IH/DH

Titik ( 164 ) = 55 : 1 = 55 HRC


8
Titik ( ) = 55 : 1,10 = 50 HRC
16
12
Titik ( ) = 55 : 1,25 = 44 HRC
16
16
Titik ( ) = 55 : 1,40 = 39,29 HRC
16
20
Titik ( ) = 55 : 1,50 = 36,57 HRC
16
24
Titik ( ) = 55 : 1,55 = 35,48 HRC
16
28
Titik ( ) = 55 : 1,60 = 34,38 HRC
16
32
Titik ( ) = 55 : 1,65 = 33,34 HRC
16
8. Menentukan harga kekerasan inisial (IH maksimum) dari hasil persen karbon
Diketahui: 0,43 % menghasilkan 58 HRC
Kekerasan = 58 HRC

Ditanyakan: Harga kekerasan inisial (IH maksimum) titik ( 164 ) sampai titik
( 3216 ) = . . . .
Jawab:
IH min = kekerasan : nilai pembagi faktor rasio maksimum per titik = . . .

IH min Titik ( 164 ) = 58 : 1 = 58 HRC


8
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 23


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

IH min Titik ( 1216 ) = 58 : 1 = 58 HRC


16
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16
20
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16
24
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16
28
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16
32
IH min Titik ( ) = 58 : 1 = 58 HRC
16
9. Menentukan jarak setiap titik pada spesimen yang akan di uji kekerasannya
Diketahui: 1 inchi = 25,4 mm

Jarak = titik ( 161 ) sampai titik ( 3216 )


Ditanyakan: Jarak titik = . . . ?
Jawab: Titik n = jarak x 1 inchi

Titik 1 = ( 161 )x 25,4 mm = 1,5875 mm


4
Titik 2 = ( )x 25,4 mm = 6,35 mm
16
8
Titik 3 = ( )x 25,4 mm = 12,70 mm
16
12
Titik 4 = ( )x 25,4 mm = 19,05 mm
16
16
Titik 5 = ( )x 25,4 mm = 25,4 mm
16
20
Titik 6 = ( )x 25,4 mm = 31,75 mm
16
24
Titik 7 = ( )x 25,4 mm = 38,10 mm
16

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 24


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Titik 8 = ( 2816 )x 25,4 mm = 44,45 mm


32
Titik 9 = ( )x 25,4 mm = 50,80 mm
16

3.6Analisa dan Pembahasan


Pada pengujian sifat mampu keras ini, menggunakan specimen baja
AISI 4340 pada pengujian ini menggunakan metode jominy test.terdapat sifat
mampu keras yaitu :Kandungan karbon semakin besar kandungan karbon
semakin tinggi kekerasannya sehingga menjadi getas dan jarak Pendinginan

Jarak pendinginan pada specimen setelah mengalami perlakuan panas pada tiap
titik akan berbeda- beda, semakin jauh jarak pendinginan maka kekerasannya
akan semakin kecil, Pada uji Jominy ini, material dipanaskan dalam tungku
dipanaskan sampai suhu transformasi (austenite) dan terbentuk sedemikian rupa
sehingga dapat dipasangkan pada aparatus Jominy kemudian air disemprotkan
dari bawah, sehingga menyentuh permukaan bawah specimen jadi pendinginan
ini di semprotkan dari bawah mesin jominy test ini dengan air,pada specimen yang
telah di panaskan terdapat 6 specimen dan langsung di pindahkan ke mesin
jominy test dengan melingkar,yang tadinya sangat panas merah membara ketika
pada sudah di uji pada mesin jominy ini harus menunggu beberapa waktu,ketika
sudah dingin lalu bersihkan specimen memakai sikat kawat,ketika sudah di
bersihkan lalu kikir specimen hingga rata lalu ukur specimen dengan mistar baja
ukuranya adalah 1/16 sampai dengan 32/16 setelah di ukur lalu beri tanda si
specimen dengan tip-x,diameter kran yang di gunakan adalah 8,6 mm untuk
menentukan Di minimum adalah
Dik : Batas bawah = 0,20
Skala per kotak = 0,002
Dit : Di minimum

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 25


BAB III SIFAT MAMPU KERAS KELOMPOK 3

Jawab:
D1 minimum = Batas bawah + (Skala per kotak kecil x 5)
= 0,20 + ( 0,002 x 5)
= 0,3
Pada praktikum kali ini di butuhkan konsentrasi apabila saat mengambil si
specimen dari tungku muffle karena sebenarnya lebih baik di 2 orang yang
melakukan metode jominy ini karena 1 orang menahan tempat specimen dengan
menggunakan skop dan 1 orang lagi mengambil specimen menggunakan tang
pengambil specimen.Dan untuk menentukan jarak setiap titik pada specimen yang
akan di uji kekerasannya contohnya sebagai berikut kita ambil contoh 1 titik yang
telah di dapat hasilnya :
Diketahui: 1 inchi = 25,4 mm

( 161 ) sampai titik ( 3216 )


Jarak = titik

1
Titik 1 = ( )x 25,4 mm = 1,5875 mm
16

3.7 Kesimpulan
1. Pada pengujian sifat mampu keras ini, menggunakan specimen baja AISI
4340.
2. Pada pengujian ini menggunakan metode jominy test.
3. Terdapat sifat mampu keras yaitu :Kandungan karbon semakin besar
kandungan karbon semakin tinggi kekerasannya sehingga menjadi getas
dan yang ke 2 jarak pendinginan pada specimen setelah mengalami
perlakuan panas pada tiap titik akan berbeda- beda, semakin jauh jarak
pendinginan maka kekerasannya akan semakin kecil

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGUJIAN LOGAM TA. 2018/2019 26

Anda mungkin juga menyukai