Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTEK

PENGUJIAN KEKERASAAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FERDIYAN

NIM : 4201517012

KELAS : 4A (TEKNIK MESIN D4)

KELOMPOK :2

TGL . PRAKTEK : 16 maret 2017

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLNEP 2017
DAFTAR ISI :

A . TUJUAN PRAKTEK

B . TEORI DASAR

C . PERLENGKAPAN PRAKTEK

D . KESELAMATAN KERJA

E . LANGKAH LANGKAH KERJA

F . DATA PENGAMATAN

G . PENGELOLAAN DATA

H . ANALISA

I . KESIMPULAN
A. TUJUAN PRAKTEK :

Setelah membaca job sheet dan mengikuti demonstrasi oleh dosen, mahasiswa diharapkan
dapat :

a. Melakukan percobaan kekerasan bahan.


b. Membedakan kekerasan bahan antara sebelum dan sesudah mengalami perlakuan
panas.
c. Membedakan kekerasan bahan ferros dan non ferros
d. Membedakan kekerasan material hasil pengelasan
e. Menjelaskan metode kekerasan material berdasarkan:
Brinell
Rockwell
Vickers

B.DASAR TEORI

Kekerasan adalah ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastis/permanen oleh


penetrasi dari benda lain yang lebih keras. Kekerasan adalah suatu sifat bahan yang
sebagian besar dipengaruhi oleh unsur unsur paduannya. Kekerasan suatu bahan
merupakan sifat yang penting, karena kekerasan bahanlah yang menentukan kemudahan
pengerjaan dan menentukan ketahanan ausnya.

Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas baja, dan kekerasan yang
dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan,
bahwa bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.

Sebelum melakukan pengujian, benda kerja harus terlebih dahulu dihaluskan


permukaannya sehingga licin dan mengkilat, dan dalam pengerjaannya tidak boleh
menimbulkan perubahan struktur logam yang akan diuji.

Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan bahan adalah menggunakan
pembuat lekukan (Indentor) standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil
lekukan yang terjadi memberikan harga kekerasan.
Harga Kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang mutlak, oleh karena harga
kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat
beberapa hubungan dari skala yang satu dengan skala yang lainnya.

Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan dapatlah dilakukan dengan beberapa metode
yaitu :

Pengujian Brinnell.
Pengujian Vickers.
Pengujian Rockwell.
Pengujian Rockwell adalah pengujian yang paling sering digunakan karena dengan metode
ini harga kekerasan dapat langsung dibaca.

1. Metode Brinell.
Dasar pengujian ini adalah pengujian terdiri dari pemberian beban dari sebuah bola baja
yang berdiameter D, dengan beban F terhadap benda kerja dan dengan mengukur diameter
rata-rata dari beban indentasi pada permukaan benda setelah beban dilepaskan atau
dihilangkan. Kekerasan Brinell (HB) merupakan hasil bagi yang di dapat dari pembagian
beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan indentasi (mm2), di mana kurva permukaan
tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.

Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa simbol seperti tersebut di
bawah ini.
Tabel 1. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Brinell.

NO SIMBOL KETERANGAN SATUAN

1 D Diameter bola baja (Indentor) mm

2 F Beban Pengujian Kgf

3 d Diameter rata-rata indentasi mm

4 HB Kekerasan Brinell HB

Beban pengujian
=
Luas permukaan indentasi

2F
=
D ( D (D2 d 2 )

Kedalaman indentasi
5 h mm

F 2
D
1

3 d

Gambar 1. Penekanan penetrator pada benda kerja.


Rumus di dalam tabel dapat di buktikan sebagai berikut:

Dalam segitiga AOZ

R2 = AZ2 + X2

X2 = R2 AZ2
0

X= R 2 AZ 2 R X

AZ = 0,5 d. A dZ B t

R = 0,5 D. D

Gambar 2. Indentor bola baja.

Maka X= (0,5 D) 2 (0,5 d ) 2

X= 0,25 D 2 0,25 d 2 x =(0,25(D2-d2)

X=
1
2
D 2
d 2)
Dapat di lihat bahwa R = t + X

t=RX

t = 0,5.D 0,5 (D2 d 2 )

dimana:

A = Luas tembereng (mm2)

A=2Rt

A = 2 0,5 D (0,5 D 0,5 ( D 2 d 2 )

A = 0,5 D (D - D2 d 2 )
Untuk kekerasan Brinell ditemukan dengan membagi gaya pada luasa tembereng bola.

gaya F
Kekerasan Brinell = atau HB =
luas tembereng bola A

F
Sehingga HB =
A

F

HB =
1
D D D 2 d 2
2

2F
HB =

D D D 2 d 2
Jadi rumus untuk mencari kekerasan Brinell telah terbukti.

Tabel 2. Spesifikasi pengujian dengan metode Brinell.

Ball Diameter
Load Brinell
10 5 2,5 1,25 1
ratio Hardnes Application
N N N N N s Range
D
(KP) (KP) (KP) (KP) (KP)

30 292,2 7355 18,39 459,9 294,2 143 Steel, grey cast


2 945 iron.
(3000 (750) (187,5 (300)
) ) (469)
10 2450 96,07
9807 612,4 152,9 48 315 Non-metals, grey
(250) (420)
8 cast iron.
(1000 (62,5)
) (15,6)

5 1225 49,03
Aluminium, heat
(125) 306 (5) 23,8 treated
315
2,5 4903 612,9 (31,2) 76,49 2452 Aluminium,
annealed
(500) (62,5) 152,9 (7,8) (2,5)
8 119 79 Bearing Metals.
1,25 2452 386 38,25 11,77
(15,6) Lead.
(250) (31,2) (3,9) (1,2)
78,49 8,0 39
0,5 1226 1225, 19,81 4,90
5 (7,8) Very salt
(125) (2,0) (0,5)
materials.
(12,5) 3040 2,4
490,3 7,85
15,8
(3,1)
(50) (0,8)

Keterangan:

Kekerasan Brinell di notasikan dengan simbol HB yang didahului dengan harga


standard kekerasan untuk kondisi kondisi pengujian yaitu:
Diameter bola = 10 mm
Beban = 3000 Kgf
Lama pembebanan = ( 10 15 ) detik
Untuk kondisi kondisi yang lain, simbol HB di lengkapi dengan index yang
menunjukkan kondisi-kondisi pengujian dengan urutan sebagai berikut:
Diameter bola
Beban
Lama pembebanan
Contoh :

350 HB 5 / 750 / 20 berarti:

Kekerasan Brinell = 350 HB

Diameter bola yang di ukur = 5 mm


Beban yang di kenakan = 750 Kgf
Lama pembebanan = 20 detik
2. Metode Rockwell
Dasar pengujian ini adalah dimana penetrator di tekankan kedalam benda kerja dengan
pembebanan.Kedalaman indentasi memberikan harga kekerasan. Lebih tepatnya adalah
perbedaan kedalaman-kedalaman indentasi yang di dapatkan dari beban-beban mayor
terpakai dan minornya menunjukkan kekerasan Rockwell.

Cara-cara pengujian kekerasan Rockwell bervariasi, yaitu yang ditunjukkan dengan huruf
C atau B, yang juga menunjukkan skala Rockwell yang digunakan.

a. Rockwell C
Pengujian Rockwell C adalah pengujian dengan penetrator permata berbentuk kerucut.
Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Rockwell C.

NO SIMBOL KETERANGAN BESARAN

1 - Sudut puncak dari permata 120

2 - Jari-jari kurva puncak kerucut 0,2 mm

3 F0 Beban awal 10 Kg

4 F1 Beban tambahan 140 Kg

5 F Beban total = F0 + F1 150 Kg

6 - Kedalaman indentasi dengan beban awal -


sebelum beban tambahan diberikan.

Pertambahan kedalaman indentasi dengan


7 - -
beban tambahan.

Pertambahan kedalaman indentasi permanen


8 e dengan beban awal kerja setelah beban -
tambahan di singkirkan, dan pertambahan
dinyatakan dengan satuan 0,002 mm.

Kekerasan Rockwell, C=100 - e

9 HRC -

Dari tabel 3 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini :

F1

Fo F Fo 4 5 Fo

3 3
1

100 6 7 8

Skala kekerasan

Gambar 3. Penekanan penetrator pada benda kerja.


Hardness Scale

Surface of Test Piece

6 Octum Line

8=e

0,2 mm 9 = HRC

Gambar 4. Indentor permata

b. Rockwell B.
Pengujian Rockwell B adalah pengujian dengan penetrator yang terbuat dari bola baja.
Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel .4 berikut ini:

Tabel 4. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Rockwell B.

NO SIMBOL KETERANGAN BESARAN

1 D Diameter bola baja. 1/16

2 F0 Beban awal 10 Kg

3 F1 Beban tambahan 90 Kg

4 F Beban total = F0 + F1 100 Kg

5 - Kedalaman indentasi dengan beban awal -


sebelum beban tambahan diberikan.

Pertambahan kedalaman indentasi dengan


6 - -
beban tambahan.

Pertambahan kedalaman indentasi permanen


7 e dengan beban awal kerja setelah beban -
tambahan di singkirkan, dan pertambahan
dinyatakan dengan satuan 0,02 mm.

Kekerasan Rockwell, B=130 - e

8 HRB -

Dari tabel 4 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 5 dan gambar 6 di bawah ini:

Fo
F1
D Fo
1 2 Fo 4

F 5 3

6 7 8 9

130

30

0,2 mm

Gambar 5. Penekanan penetrator pada benda kerja.


Surface of Test Piece

6 8=e

130 Datum

Line

30 7

9 = HRB

Gambar 6. Indentor bola baja.

Untuk mengetahui kedua metode Rockwell tersebut maka dapatlah digunakan tabel 5 di
bawah ini, dimana didalam tabel 5 ini dapat kita ketahui jenis metode yang kita gunakan,
penetrator, dan besarnya beban yang digunakan.
Tabel 5. Daftar jenis metode, penetrator dan beban untuk pengujian kekerasan.

Mayor Load Minor Load


Group Method Penetrator
N (Kp) N (Kp)

1 HRB 1/16 ball 980.7 (100) 98.07 (10)


HRC 1200 diamond 1471 (150) 98.07 (10)

2 HRA 1200 diamond 588.4 (60) 98.07 (10)


HRD 1200 diamond 980.7 (100) 98.07 (10)
HRE 1/8 ball 980.7 (100) 98.07 (10)
HRF 1/16 ball 588.4 (60) 98.07 (10)
HRG 1/16 ball 1471 (150) 98.07 (10)
HRH 1/8 ball 588.4 (60) 98.07 (10)
HRK 1/8 ball 1471 (150) 98.07 (10)

3 HRL 1/4 ball 588.4 (60) 98.07 (10)


HRM 1/4 ball 980.7 (100) 98.07 (10)
HRP 1/4 ball 1471 (150) 98.07 (10)
HRR 1/2 ball 588.4 (60) 98.07 (10)
HRS 1/2 ball 980.7 (100) 98.07 (10)
HRV 1/2 ball 1471 (150) 98.07 (10)

4 15N 1200 diamond 147.1 (15) 29.42 (3)


30N 1200 diamond 294.2 (30) 29.42 (3)
45N 1200 diamond 441.3 (45) 29.42 (3)

5 15T 1/16 ball 147.1 (15) 29.42 (3)


30T 1/16 ball 294.2 (30) 29.42 (3)
45T 1/16 ball 442.3 (45) 29.42 (3)
Keterangan :
Kekerasan Rockwell dinotasikan dengan simbol HR yang didahului dengan harga
kekerasannya dan dilengkapi dengan huruf yang menunjukkan skalanya/satuan.
Contoh :
60 HRC berarti : - kekerasan Rockwell = 60
- dengan skala =C

3. Metode Vickers.
Pada metode Vickers ini dasar pengujiannya adalah digunakan indentor dari permata yang
berbentuk piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya yang

khusus. Dengan memberikan beban pada logam (benda kerja) beban F dan diagonal bekas
penekanan diukur setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu hasil bagi yang
didapatkan dengan membagi beban yang dikenakan F dengan luasan bentangan pada
permukaan indentasi dari benda kerja, dengan memperhatikan bentuk piramid dengan alas
bujur sangkar dengan diagonal D danmempunyai sudut puncak yang sama dengan
indentor dari permata. Dasar perhitungan kekerasan vickers dapat diketahui melalui
keterangan-keterangan pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Vickers.

No. Simbol Keterangan Satuan


0
1. - Sudut puncak indenter yang berbentuk
piramid = 136o
2. F Beban yang dikenakan Kgf
3. d Diameter rata-rata yang didapat dari mm
diagonal d1 dan d2
4. HV Kekerasan vickers
Beban yang dikenakan
=
Luasan indentasi

136
2 F sin
= 2 = 1,854 F
2
d d2

Rumus tabel 6 di atas dapat dibuktikan sebagai berikut :


Diketahui beban yang diberikan = F (Kg)
Sedangkan untuk luas penampang bekas penekanan dapat dihitung sebagai berikut:

F
G H E
Y 1360
D
A O B
C
d

Gambar 7. Penekanan penetrator pada benda kerja


Dalam segitiga () OBC
1/ 2 d
Panjang X =
136o
sin
2
Pada segitiga () HED
1/ 2 d
Panjang Y=
tg 450
Jadi bekas luas penampang penekanan adalah :
1
A=4x x XxY.
2
1 1/ 2 d 1/ 2 d
A=4x x 0
x
2 136 tg 450
sin
2
d2
A=
1360
2.sin
2
F F
HV = =
A d2
1360
2.sin
2
1360
2.F .sin
HV = 2 = 1,854 F
d2 d2
Maka rumus di tabel 6 tadi terbukti.

2
F
di 3 dii

1 136
between opposite
faces

Gambar 8. Indentor diamond.


C.PERLENGKAPAN PRAKTEK
Perlengkapan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
1. Precision dan perlengkapannya.
2. Test pieces (benda uji)

D.KESELAMATAN KERJA :
1. Pelajari Job sheet sebelum praktek
2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makan waktu praktek
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas

E.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Dengan Metode Brinell.
a. Landasan benda uji dipasangkan pada dudukannya.
b. Mengamati hendel pada posisi 1.
c. Penetrator dipasang pada dudukan dengan menggunakan kunci L.
d. Menentukan beban yang sesuai dengan diameter penetrator dan bahan yang
terdapat pada tabel 2.
e. Memasang lensa pembesar yang kita kehendaki dengan cara membuka tutup
atasnya.
f. Meratakan benda uji pada landasan dan mengencangkan sedikit dengan cara
memutar hand wheel.
g. Memberikan beban awal dengan cara menggerakkan tuasdari posisi 1 ke posisi 2
selanjutnya ke posisi 3 secara perlahan-lahan.
h. Memberikan beban penuh dengan cara menggerakkan handel pada posisi 4, tunggu
beberapa menit sampai jarum penunjuk diam.
i. Mengamati waktu pembebanan dengan stop watch selama 15 detik.
j. Setelah waktu selama 15 detik, tuas digerakkan kembali ke posisi 1.
k. Lampu dinyalakan.
l. Mengukur bekas penekanan yang terlihat pada kaca pembesar dengan mistar yang
pembesarannya sesuai dengan lensa.
m. Menghitung besarnya kekerasan dari bahan.
2. Percobaan Dengan Metode Rockwell.
a. Memasang landasan benda uji pada dudukannya.
b. Mengamati bahwa tuas pada posisi 1.
c. Memasang penetrator untuk metode Rockwell C diamond 1200 (kerucut intan
1
dengan sudut puncak 1200) dan utntuk metode Rocwell B ball inc (bola baja
16
diameter 1/16 inc) pada dudukannya dengan menggunakan kunci L yang sesuai.
d. Memilih beban uji yang diberikan dengan melihat tabel 5.
e. Meletakkan benda uji pada landasan dan mengencangkannya sedikit dengan
memutar hand wheel.
f. Memberikan beban pada benda uji dengan menggerakkan tuas dari posisi 1 ke
posisi 2 dan 3 secara perlahan-lahan, yang merupakan beban awal.
g. Mengatur dial (jarum penunjuk) pada posisi nol, dengan memutar ring (skala
untuk HRB dan skala dalam untuk HRC).
h. Gerakkan tuas pada posisi 4, tunggu beberapa detik hingga jarum menunjukkan
diam, berikan pembebanan yang sesuai dengan tabel 5.
i. Gerakkan kembali ke posisi 3.
j. Baca kekerasan bahan uji pada dial sesuai dengan penunjukkan jarum.
k. Kembalikan tuas ke posisi semula.
3. Percobaan Dengan Metode Vickers.

Secara umum langkah-langkah kerjanya sama dengan langkah-langkah kerja


percobaan Brinell. Hanya hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Penetratornya diamond piramide (piramida intan) dengan sudut puncak 136.
b. Beban yang digunakan: 1,3,5 kg dengan tambahan bandul pada bagian belakang
mesin, sedangkan untuk 10,30,100 kg tanpa tambahan bandul.
c. Untuk beban 1 sampai 10 kg mula-mula tuas diputar dari posisi 1 ke posisi 2
selanjutnya ke posisi 3 secara perlahan-lahan (tidak sampai ke posisi 4).
d. Untuk beban 30 sampai 100 kg tuas diputar sampai ke posisi 4.
F.JAWAB PERTANYAAN
1. Apa fungsi dari pengujian kekerasan bahan ?
2. sebutkan perbedaan hasil pengujian dari pengelasan dengan tidak di las ?
3. apa perbedaan dari pengujian dengan metode BRINNEL,ROCKWELL dan VICKERS
JAWABAN
1. Uuntuk mengetahui angka kekerasan suatu bahan dan mengetahui pengaruh
perlakuan panas terhadap kekerasan bahan dan menetahui salah satu cara
pengukuran kekerasan
2. Dari hasil yg di dapat setelah material di las ada peleburan elektroda pada material
tan dapatlah kampuh las.
Setelah di teliti ternyata kampuh las lebih keras di bandingkan dengan yg tidak di
las itu di karnakan ada nya tambahan besi yg di lebur pada saat penegelasan.
3. Dasar pengujian BRINELL adalah pengujian yg terdiri dari pemberian beban dari
sebuah bola baja yg berdiameter
Dasar pengujian ROCKWELL adalah dimana penetrator di tekan kedalam benda
kerja dengan pembebanan
Dasar pengujian VICKERS adalah digunakan indentor dari permata yg berbentuk
piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncak nya yg khusus.
G . DATA PENGAMATAN

Beban Uji
Besi
Besi
No NAMA Alumu Kampuh belum
ST-37 Kuningan Tembaga HAZ Induk dipanas
nium Las dipana
kan
skan
1 ANDRE.C 80Hrc
2 AGUS.R 86,6Hrc
3 G.REJAB 85Hrc
4 M.RENALDI 98Hrc
5 FERDIYAN 70Hrc
6 YOGI.P 88Hrc
7 KHAMDI.R 55Hrc
8 DEVI.A 75Hrc
9 RIKI.S 11Hrc
H.HASIL ANALISA

1. Dari hasil analisa yang di dapat, setelah sembilan logam tersebut di uji menunjukan
bahwa logam yang paling keras adalah logam yg sudah dipanaskan data yg di dapat adalah
98Hrc dan untuk logam yg paling lunak setelah di uji dalah ST 37 yang hanya mendapatkan
hasil 11Hrc.

2. Untuk pengelasan ada tiga metode yg di uji yaitu adalah

KAMPUH LAS
HEAT AFECTED ZONE (HAZ)
LOGAM INDUK

Dari ketiga material yg di atas setelah di uji dengan menggunakan rockwell material
yang paling keras adalah kampuh las, kampuh las mendapatkan hasil 86,6Hrc dan untuk
kekerasan yg di posisi kedua adalah material induk yg setelah di uji mendapatkan hasil
80Hrc.

Sedangkan material HAZ menduduki posisi yg paling bawah HAZ hanya mendapatkan
kekerasan 70Hrc itu di karnakan HAZ adalah titik yg paling kritis di karnakan terkena
titip peleburan dan pemanasan pada pengelasan

3. Untuk logam feros dan NON feros


Untuk feros contoh nya ST37 dan non feros ada tiga logam yaitu kuningan,almunium
dan tembaga.
Pada saat besi feros di uji mendapatkan hasil 11Hrc. Sedangkan untuk ketiga logam
non feros pengujian ke tiga logam non feros tersebut mendapatkan hasil yaitu kuningan
mendapatkan 55Hrc sedangkan almunium mendapatkan 85Hrc dan untuk tembaga
mendapatkan hasil 75Hrc dari ketiga logam tersebut menunjukan bahwa almunium
adalah logam yg paling keras dan yg paling rendah adalah kuningan yg hanya
mendapatkan kekerasan 55Hrc.
Tetapi itu hanya di uji dengan menggunakan metode ROCKWELL sedangkan di
laboratorium ada tiga penguji kekerasan yaitu
BRINNEL
ROCKWELL
VICKERS

Dari ketiga penguji kekerasan di atas kami hanya menggunakan penguji kekerasan
dengan menggunkan ROCKWELL.

I. KESIMPULAN
1. kekesrasan adalah menyatakan ketahan terhadap deformasi dan merupakan
ketahanan logam terhadap deformasi plastis atau deformasi permanen. Terdapat
tiga jenis penguji kekerasan yaitu :
BRINELL
ROCKWELL
VICKERS

2. Setelah di uji kita dapat memebedakan logam logam yg belum di panaskan dan
sudah di panaskan.untuk loam yg belum di panaskan kekerasan hanya di dapatkan
88Hrc sedankan untuk besi yg sudah di panaskan mendapatkan kekersan yg lebih
tinggi yaitu 98Hrc itu di karnakan besi yg sudah di panaskan mendapatkan
perlakuan panas sampai ke daerah austenit dan didinginkan secara cepat sehingga
mendapatkan struktur yg lebih keras

3. Material feros adalah suatu logam paduan yg terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi yg menjadikan material ini lunak sedangkan lgam non feros adalah
logam yg tidak mengandung unsur besi di dalam nya contoh logam non feros
adalah temabaga, almunium dan kuningan.

4. untuk logam yg sduah di las menggunakan bahan ST37 setelah di las ST37 di
tambahkan cairan elektroda dan jadilah kampuh las stelah di uji dengan metode
rockwell kampuhlas mendapatkan kekerasan yg lebih baik di bandingkn dengan
kekerasan logam induk dan HAZ untuk kedua material material induk dan HAZ
mendapatkan kekerasan di bawah dari kampuh las.
5. Dari 9 material yg di uji material yg apaling keras adalah besi yg sudah di
panaskan itu di karnakanbesi yg sudah di panaskan mendapatkan perlakuan panas
sampai ke daerah austenit dan di dinginkan secara cepat sehingga mendapatkan
struktur yg lebih keras di bandingkan dengan logam yg lain nya dan untuk matrial
yg paling lunak adalah ST37 di karnakan ST37 tidak mendapatkan perlakuan apa
apa metode ini hanya di lakukan dengan mengunakan metode rockwell saja.
ALAT YG DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI KEKERASAN ROCKWELL

Anda mungkin juga menyukai