PENGUJIAN KEKERASAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : FERDIYAN
NIM : 4201517012
KELOMPOK :2
POLNEP 2017
DAFTAR ISI :
A . TUJUAN PRAKTEK
B . TEORI DASAR
C . PERLENGKAPAN PRAKTEK
D . KESELAMATAN KERJA
F . DATA PENGAMATAN
G . PENGELOLAAN DATA
H . ANALISA
I . KESIMPULAN
A. TUJUAN PRAKTEK :
Setelah membaca job sheet dan mengikuti demonstrasi oleh dosen, mahasiswa diharapkan
dapat :
B.DASAR TEORI
Karbon didalam besi secara pasti mempengaruhi kualitas baja, dan kekerasan yang
dibutuhkan dapat dicapai dengan perlakuan panas. Dari beberapa riset yang dilakukan,
bahwa bahan akan berubah kekerasannya bila dikerjakan dengan Cold Worked.
Bentuk yang paling umum dalam pengujian kekerasan bahan adalah menggunakan
pembuat lekukan (Indentor) standar yang ditekan pada permukaan benda uji. Hasil
lekukan yang terjadi memberikan harga kekerasan.
Harga Kekerasan tidak mempunyai standar atau skala yang mutlak, oleh karena harga
kekerasan dari suatu jenis pengujian memiliki skala tersendiri, walaupun terdapat
beberapa hubungan dari skala yang satu dengan skala yang lainnya.
Untuk mengetahui kekerasan suatu bahan dapatlah dilakukan dengan beberapa metode
yaitu :
Pengujian Brinnell.
Pengujian Vickers.
Pengujian Rockwell.
Pengujian Rockwell adalah pengujian yang paling sering digunakan karena dengan metode
ini harga kekerasan dapat langsung dibaca.
1. Metode Brinell.
Dasar pengujian ini adalah pengujian terdiri dari pemberian beban dari sebuah bola baja
yang berdiameter D, dengan beban F terhadap benda kerja dan dengan mengukur diameter
rata-rata dari beban indentasi pada permukaan benda setelah beban dilepaskan atau
dihilangkan. Kekerasan Brinell (HB) merupakan hasil bagi yang di dapat dari pembagian
beban F (Kg) dengan kurva luas permukaan indentasi (mm2), di mana kurva permukaan
tersebut dianggap sebagai suatu bagian dari bola yang berdiameter tadi.
Dari pernyataan diatas maka dapatlah dirumuskan beberapa simbol seperti tersebut di
bawah ini.
Tabel 1. Rumusan simbol pengujian Kekerasan dengan metode Brinell.
4 HB Kekerasan Brinell HB
Beban pengujian
=
Luas permukaan indentasi
2F
=
D ( D (D2 d 2 )
Kedalaman indentasi
5 h mm
F 2
D
1
3 d
R2 = AZ2 + X2
X2 = R2 AZ2
0
X= R 2 AZ 2 R X
AZ = 0,5 d. A dZ B t
R = 0,5 D. D
X=
1
2
D 2
d 2)
Dapat di lihat bahwa R = t + X
t=RX
dimana:
A=2Rt
A = 0,5 D (D - D2 d 2 )
Untuk kekerasan Brinell ditemukan dengan membagi gaya pada luasa tembereng bola.
gaya F
Kekerasan Brinell = atau HB =
luas tembereng bola A
F
Sehingga HB =
A
F
HB =
1
D D D 2 d 2
2
2F
HB =
D D D 2 d 2
Jadi rumus untuk mencari kekerasan Brinell telah terbukti.
Ball Diameter
Load Brinell
10 5 2,5 1,25 1
ratio Hardnes Application
N N N N N s Range
D
(KP) (KP) (KP) (KP) (KP)
5 1225 49,03
Aluminium, heat
(125) 306 (5) 23,8 treated
315
2,5 4903 612,9 (31,2) 76,49 2452 Aluminium,
annealed
(500) (62,5) 152,9 (7,8) (2,5)
8 119 79 Bearing Metals.
1,25 2452 386 38,25 11,77
(15,6) Lead.
(250) (31,2) (3,9) (1,2)
78,49 8,0 39
0,5 1226 1225, 19,81 4,90
5 (7,8) Very salt
(125) (2,0) (0,5)
materials.
(12,5) 3040 2,4
490,3 7,85
15,8
(3,1)
(50) (0,8)
Keterangan:
Cara-cara pengujian kekerasan Rockwell bervariasi, yaitu yang ditunjukkan dengan huruf
C atau B, yang juga menunjukkan skala Rockwell yang digunakan.
a. Rockwell C
Pengujian Rockwell C adalah pengujian dengan penetrator permata berbentuk kerucut.
Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini :
3 F0 Beban awal 10 Kg
9 HRC -
Dari tabel 3 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 3 dan gambar 4 di bawah ini :
F1
Fo F Fo 4 5 Fo
3 3
1
100 6 7 8
Skala kekerasan
6 Octum Line
8=e
0,2 mm 9 = HRC
b. Rockwell B.
Pengujian Rockwell B adalah pengujian dengan penetrator yang terbuat dari bola baja.
Dasar perhitungannya dapat dilihat pada tabel .4 berikut ini:
2 F0 Beban awal 10 Kg
3 F1 Beban tambahan 90 Kg
8 HRB -
Dari tabel 4 di atas dapatlah dijelaskan pada gambar 5 dan gambar 6 di bawah ini:
Fo
F1
D Fo
1 2 Fo 4
F 5 3
6 7 8 9
130
30
0,2 mm
6 8=e
130 Datum
Line
30 7
9 = HRB
Untuk mengetahui kedua metode Rockwell tersebut maka dapatlah digunakan tabel 5 di
bawah ini, dimana didalam tabel 5 ini dapat kita ketahui jenis metode yang kita gunakan,
penetrator, dan besarnya beban yang digunakan.
Tabel 5. Daftar jenis metode, penetrator dan beban untuk pengujian kekerasan.
3. Metode Vickers.
Pada metode Vickers ini dasar pengujiannya adalah digunakan indentor dari permata yang
berbentuk piramida dengan bidang alas bujur sangkar dan sudut puncaknya yang
khusus. Dengan memberikan beban pada logam (benda kerja) beban F dan diagonal bekas
penekanan diukur setelah beban diangkat. Kekerasan vickers adalah suatu hasil bagi yang
didapatkan dengan membagi beban yang dikenakan F dengan luasan bentangan pada
permukaan indentasi dari benda kerja, dengan memperhatikan bentuk piramid dengan alas
bujur sangkar dengan diagonal D danmempunyai sudut puncak yang sama dengan
indentor dari permata. Dasar perhitungan kekerasan vickers dapat diketahui melalui
keterangan-keterangan pada tabel di bawah ini:
136
2 F sin
= 2 = 1,854 F
2
d d2
F
G H E
Y 1360
D
A O B
C
d
2
F
di 3 dii
1 136
between opposite
faces
D.KESELAMATAN KERJA :
1. Pelajari Job sheet sebelum praktek
2. Gunakan pakaian praktikum dan sepatu kulit.
3. Jangan merokok dan makan waktu praktek
4. Tanyakan pada pembimbing praktikum hal-hal yang belum jelas
E.PROSEDUR PERCOBAAN
1. Percobaan Dengan Metode Brinell.
a. Landasan benda uji dipasangkan pada dudukannya.
b. Mengamati hendel pada posisi 1.
c. Penetrator dipasang pada dudukan dengan menggunakan kunci L.
d. Menentukan beban yang sesuai dengan diameter penetrator dan bahan yang
terdapat pada tabel 2.
e. Memasang lensa pembesar yang kita kehendaki dengan cara membuka tutup
atasnya.
f. Meratakan benda uji pada landasan dan mengencangkan sedikit dengan cara
memutar hand wheel.
g. Memberikan beban awal dengan cara menggerakkan tuasdari posisi 1 ke posisi 2
selanjutnya ke posisi 3 secara perlahan-lahan.
h. Memberikan beban penuh dengan cara menggerakkan handel pada posisi 4, tunggu
beberapa menit sampai jarum penunjuk diam.
i. Mengamati waktu pembebanan dengan stop watch selama 15 detik.
j. Setelah waktu selama 15 detik, tuas digerakkan kembali ke posisi 1.
k. Lampu dinyalakan.
l. Mengukur bekas penekanan yang terlihat pada kaca pembesar dengan mistar yang
pembesarannya sesuai dengan lensa.
m. Menghitung besarnya kekerasan dari bahan.
2. Percobaan Dengan Metode Rockwell.
a. Memasang landasan benda uji pada dudukannya.
b. Mengamati bahwa tuas pada posisi 1.
c. Memasang penetrator untuk metode Rockwell C diamond 1200 (kerucut intan
1
dengan sudut puncak 1200) dan utntuk metode Rocwell B ball inc (bola baja
16
diameter 1/16 inc) pada dudukannya dengan menggunakan kunci L yang sesuai.
d. Memilih beban uji yang diberikan dengan melihat tabel 5.
e. Meletakkan benda uji pada landasan dan mengencangkannya sedikit dengan
memutar hand wheel.
f. Memberikan beban pada benda uji dengan menggerakkan tuas dari posisi 1 ke
posisi 2 dan 3 secara perlahan-lahan, yang merupakan beban awal.
g. Mengatur dial (jarum penunjuk) pada posisi nol, dengan memutar ring (skala
untuk HRB dan skala dalam untuk HRC).
h. Gerakkan tuas pada posisi 4, tunggu beberapa detik hingga jarum menunjukkan
diam, berikan pembebanan yang sesuai dengan tabel 5.
i. Gerakkan kembali ke posisi 3.
j. Baca kekerasan bahan uji pada dial sesuai dengan penunjukkan jarum.
k. Kembalikan tuas ke posisi semula.
3. Percobaan Dengan Metode Vickers.
Beban Uji
Besi
Besi
No NAMA Alumu Kampuh belum
ST-37 Kuningan Tembaga HAZ Induk dipanas
nium Las dipana
kan
skan
1 ANDRE.C 80Hrc
2 AGUS.R 86,6Hrc
3 G.REJAB 85Hrc
4 M.RENALDI 98Hrc
5 FERDIYAN 70Hrc
6 YOGI.P 88Hrc
7 KHAMDI.R 55Hrc
8 DEVI.A 75Hrc
9 RIKI.S 11Hrc
H.HASIL ANALISA
1. Dari hasil analisa yang di dapat, setelah sembilan logam tersebut di uji menunjukan
bahwa logam yang paling keras adalah logam yg sudah dipanaskan data yg di dapat adalah
98Hrc dan untuk logam yg paling lunak setelah di uji dalah ST 37 yang hanya mendapatkan
hasil 11Hrc.
KAMPUH LAS
HEAT AFECTED ZONE (HAZ)
LOGAM INDUK
Dari ketiga material yg di atas setelah di uji dengan menggunakan rockwell material
yang paling keras adalah kampuh las, kampuh las mendapatkan hasil 86,6Hrc dan untuk
kekerasan yg di posisi kedua adalah material induk yg setelah di uji mendapatkan hasil
80Hrc.
Sedangkan material HAZ menduduki posisi yg paling bawah HAZ hanya mendapatkan
kekerasan 70Hrc itu di karnakan HAZ adalah titik yg paling kritis di karnakan terkena
titip peleburan dan pemanasan pada pengelasan
Dari ketiga penguji kekerasan di atas kami hanya menggunakan penguji kekerasan
dengan menggunkan ROCKWELL.
I. KESIMPULAN
1. kekesrasan adalah menyatakan ketahan terhadap deformasi dan merupakan
ketahanan logam terhadap deformasi plastis atau deformasi permanen. Terdapat
tiga jenis penguji kekerasan yaitu :
BRINELL
ROCKWELL
VICKERS
2. Setelah di uji kita dapat memebedakan logam logam yg belum di panaskan dan
sudah di panaskan.untuk loam yg belum di panaskan kekerasan hanya di dapatkan
88Hrc sedankan untuk besi yg sudah di panaskan mendapatkan kekersan yg lebih
tinggi yaitu 98Hrc itu di karnakan besi yg sudah di panaskan mendapatkan
perlakuan panas sampai ke daerah austenit dan didinginkan secara cepat sehingga
mendapatkan struktur yg lebih keras
3. Material feros adalah suatu logam paduan yg terdiri dari campuran unsur karbon
dengan besi yg menjadikan material ini lunak sedangkan lgam non feros adalah
logam yg tidak mengandung unsur besi di dalam nya contoh logam non feros
adalah temabaga, almunium dan kuningan.
4. untuk logam yg sduah di las menggunakan bahan ST37 setelah di las ST37 di
tambahkan cairan elektroda dan jadilah kampuh las stelah di uji dengan metode
rockwell kampuhlas mendapatkan kekerasan yg lebih baik di bandingkn dengan
kekerasan logam induk dan HAZ untuk kedua material material induk dan HAZ
mendapatkan kekerasan di bawah dari kampuh las.
5. Dari 9 material yg di uji material yg apaling keras adalah besi yg sudah di
panaskan itu di karnakanbesi yg sudah di panaskan mendapatkan perlakuan panas
sampai ke daerah austenit dan di dinginkan secara cepat sehingga mendapatkan
struktur yg lebih keras di bandingkan dengan logam yg lain nya dan untuk matrial
yg paling lunak adalah ST37 di karnakan ST37 tidak mendapatkan perlakuan apa
apa metode ini hanya di lakukan dengan mengunakan metode rockwell saja.
ALAT YG DIGUNAKAN UNTUK MENGUJI KEKERASAN ROCKWELL