Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kurniawan Sigit Wahyudi

NIM : 15504241029
Kelas : A2
Prodi : Pendidikan Teknik Otomotif

Pengujian Poldi
Metode pengujian
kekerasan ini dibuat untuk pemakaian praktis di lapangan atau industri. Dngan metode pengujian
ini benda kerja yang akan diuji tidak perlu dipotong, dibawa ke lab, karena peralatan pengujian
ini dapat dibawa ke luar laboraturiun. Dengan demikian untuk benda kerja yang tidak mungkin
dibawa ke dalam lab dapat diuji kekerasanya dengan metode ini.
Pada pengujian kekerasan brinell palu poldy digunakan uji standard yang telah diketahui harga
kekerasanya sebagai refrensi. Persamaan yang bekerja pada pengujian ini adalah sebagai berikut
:

dan kekerasan benda kerja yang hendak diukur kekerasanya adalah :

Dengan : D = diameter indentor = 10 mm


d1 = diameter indentasi pada benda uji standar (mm)
d2 = diameter indentasi pada benda kerja (mm)
HB1 = kekerasan benda uji standar yang sudah diketahui (kg/mm2)
HB2 = kekerasan benda kerja yang hendak diukur (kg/mm2)
P = gaya pemukulan (kg)

Dengan subtitusi, dari persamaan di atas dapat dihitung harga kekerasan benda kerja.
skema pengujian kekerasan brinell palu poldy

Sistem Pengujian Poldi

Prinsip Pengujian Poldy Hammer (Palu Poldi) adalah dengan cara menumbukan bola baja kecil
(Diameter 1,5 mm) memakai kekuatan pegas terhadap permukaan benda uji. Pada Benda Uji
Akan meninggalkan bekas tumbukan.
Ukuran diameter bekas tumbukan tersebut kemudian diukur dan dirujuk terhadap tabel standart
untuk menentukan kekerasan bahan yang diuji. Alat Ini Ukuranya Kecil sehingga dapat dibawah
dengan mudah dan dapat dipakai menguji kekerasan komponen/ alat yang masih terpasang dalam
suatu konstruksi. Pada praktek sering dipergunakan Palu Poldi ini untuk menguji kekerasan dari
suatu bahan.
Palu tumbuk peluru ini yang mudah dipegang diletakan dengan sebuah peluru kecil di atas benda
keras. Ke dalam palu poldi ini dimasukkan sebuah batang benda kerja yang telah diketahui
kekerasannya.
Batang baja itu kita namakan batang pembanding. Dengan sebuah palu dipukulkan kepada poldi
ini maka akan diperoleh bekas-bekas dari peluru ini. Berdasarkan daftar-daftar yang
bersangkutan dapat diketahui kekerasannya.

Ketika dipukul menggunakan palu maka setiap pukulan akan menghasilkan beban yang berbeda-
beda untuk setiap orang bahkan hanya berbeda waktu bisa memengaruhi perbedaan kekuatan
pukulan. Hal itu menjadikan jika rumus satu dan rumus kedua untuk menghilangkan gaya yang
bisa berbeda beda maka disubstitusi. Maka akan terdapat rumus baru yaitu :

( D)(D Dd 1)
x HB 1
HB2 ( D)(D Dd 2)

Dengan : D = diameter indentor = 10 mm


d1 = diameter indentasi pada benda uji standar (mm)
d2 = diameter indentasi pada benda kerja (mm)
HB1 = kekerasan benda uji standar yang sudah diketahui (kg/mm2)
HB2 = kekerasan benda kerja yang hendak diukur (kg/mm2)
Pengujian Geser
Merupakan hal yang umum logam diaplikasikan dalam desain teknik dengan pembebanan
geser. Baut, paku keling dan pasak mendapat beban sedemikian rupa sehingga akan membelah
komponen tersebut menjadi dua bagian (Budinski,1999). Kekuatan geser suatu bahan adalah
tegangan yang menyebabkan komponen rusak/patah akibat beban geser. Pengujian geser dapat
dilakukan pada mesin uji tarik menggunakan peralatan tambahan khusus. Geseran ganda
merupakan pengujian standar untuk logam sedang ASTM. D732 cocok untuk menguji bahan
plastik.

Pada gambar 6, ditunjukkan bagian paku keling yang menerima beban geser P Newton.
Tegangan yang terjadi pada bagian yang tergeser adalah: =P/A dengan A adalah luas
penampang melintang. Untuk penampang bulat, maka A = D2, dengan D adalah diameter
penampang. Jadi dapat dituliskan tegangan geser tunggal yang terjadi adalah:

Pada beberapa konstruksi tertentu dijumpai paku keling atau baut pengencang yang menerima
beban geser ganda (gambar 7). Dalam hal demikian maka luas penampang yang menahan beban
geser menjadi dua kali, sehingga paku keling atau baut akan menerima tegangan geser sebesar
=P/2A. Selanjutnya untuk kondisi pembebanan geser ganda, persamaan (11) di atas dapat
dituliskan sebagai berikut:
Bagian yang tergeser
Pemahaman mengenai sifat-sifat kekuatan geser sangat penting dalam perancangan konstruksi.
Sifat bahan terhadap geseran harus diperhatikan pada konstruksi yang memakai baut pengencang
atau semacamnya yang menerima beban geser. Sayangnya, sering agak sulit untuk mendapatkan
data-data tentang kekuatan geser bahan yang baik dari literatur. Dalam hal demikian dapat
digunakan sebuah hubungan (persamaan) konservatif yang sangat berguna, yaitu (Budinski,
1999):
Kekuatan Geser 40% Kekuatan Tarik (13)

Anda mungkin juga menyukai