Anda di halaman 1dari 21

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM UJI BAHAN I

PENGUJIAN IMPAK METODE CHARPY

OLEH:

Nama : Muhammad Rizki

NIM : 1821301031

Kelompok : 1A

Kelas : A1

Semester : II

Prodi : Teknologi Rekayasa Manufaktur

Mengetahui, Mengetahui,
Ka.Lab. Uji Material Pembimbing Praktikum

Dr. Samsul Bahri ST, M.S Nurdin, ST, M.Si


Nip.197306011999031010 Nip.132205604
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat allah swt, yang maha pengasih lagi maha penyayang,yang mana
kala telah memberi kita kesehatan,kekuatan,dan rahmat yang berlimpah.

Dan tidak lupa marilah kita menjunjung tinggi nabi kita yaitu nabi muhammad
saw,yang mana telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam islamiyah,dari
jaman kebodohan ke jaman ilmu pengetahuan.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memberikan hasil atau analisa
data dari“PENGUJIAN IMPACK METODE CHARPY”dengan mengenai
pelaksanaan kegiatan pembelajaran “ PRAKTIKUM PENGUJIAN
MERUSAK”

Dengan adanya laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan
tolak ukur dalam pelaksanaan pembelaran di politeknik negeri lhokseumawe
dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada laporan percobaan kami ini dapat
ditemukan banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat kami
revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali lagi kami
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang
konstruktif. Dan semoga laporan percobaan ini dapat memberikan manfaat.

lhokseumawe, maret 2019


penyusun

Muhammad Rizki
NIM.1821301031
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan ........................................................................ i
Kata Pengantar ................................................................................ ii
Daftar Isi.......................................................................................... iii
Daftar Gambar.......................................................................... iv

BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Instruksional Khusus
1.2 Dasar Teori
1.3 Bentuk Spesimen Uji Impak
1.4 Temperatur Dalam Uji Impak
1.5 Bentuk Patahan Dalam Uji Impak

BAB 2.METODE PRAKTIKUM


2.1 Daftar Alat dan Bahan
2.2 Technical Data
2.3 Keselamatan kerja
2.4 Langkah kerja

BAB 3.HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
3.2 pembahasan
DAFTAR GAMBAR

halaman
Gambar 1. Dimensi spesimen ........................................................................... 4
a) Spesimen dengan takik-V (ASTM E.23 and ISO 148) ............................... 4
b) Spesimen dengan takik-keyhole (ASTM E.23) ........................................... 4
c) Spesimen dengan takik-U (ASTM E.23 and ISO 83) ................................. 4
Gambar 2. peletakan spesimen metode charpy dan izod ..................................
Gambar 3. Mesin pengujian impak metode charpy
Gambar 3. Dimensi Spesimen uji dengan takik-V (ASTM E.23and iso 148)
Gambar 4. Mesin Pengujian Impak Charpy
Gambar 5. Bentuk permukaan patahan pada suhu ruang
Gambar 6. Bentuk patahan permukaan pada suhu dingin
Gambar 7. Bentuk permukaan patahan pada suhu panas
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan dari pengujian impak adalah mengukur keuletan atau kegetasan bahan
terhadap beban tiba-tiba dan untuk menganalisis permukaan patahan
(fractografi) sampel impak yang diuji pada berbagai pengujian.

Adapun tujuan dari melakukan praktikum pengujian impak ini adalah


sebagai berikut.Untuk mengetahui sifat-sifat material yang berpangaruh
terhadap beban impak seperti kekuatan, keuletan atau kegetasan dan
ketangguhan bahan.

Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi tingkat kegetasan dankeuletan


suatu material. Untuk memahami pengujian impak dengan metode
charpy.

Untuk memahami nilai harga impak , energi impak dan sifat perpatahan
berdasarkan patahan melalui pengujian impak.Mengerti tentang grafik hasil
pengujian impak.

1.2 Dasar Teori

Uji impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebananyang cepat


(rapid loading). Pengujian impact merupakan pengujian yangmengukur
ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yangmembedakan pengujian
impact dengan pengujian tarik dan kekerasan,dimana pembebanan dilakukan
secara perlahan-lahan

pengujian
impact juga merupakan suatu upaya untuk mensimulasikan kondisi operasimate
rial yang sering ditemui dalam peralatan transportasi atau konstruksi dimana
beban tidak selamanya terjadi secara perlahan-lahan melainkan datang secara
tiba-tiba, contoh deformasi pada bumper mobil pada saat terjadinya tumbukan
kecelakaan.Pada uji impact terjadi proses penyerapan energi yang besar
ketika beban menumbuk spesimen. Energi yang diserap material ini dapat
dihitung dengan menggunakan prinsip perbedaan energi potensial.
Dasar pengujiannya yakni penyerapan energi potensial dari pendulum bebanya
ng berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji,sehingga
benda uji mengalami deformasi.
Pada pengujian impact ini banyaknya energi yang diserap
oleh bahan untuk terjadinya perpatahan merupakan ukuran ketahanan impact
atau ketangguhan bahan tersebut.

Sifat keuletan suatu bahan dapat diketahui dari pengujian tarik dan pengujian
impact, tetapi dalam kondisi beban yang berbeda. Beban pada pengujian
impact seperti yang telah dijelaskan diatas adalah secara tiba-tiba, sedangkan
pada pengujian tarik adalah perlahan-lahan. Dari hasil pengujian tarik dapat
disimpulkan perkiraan dari hasil pengujian impact.Tetapi dari pengujian impact
dapat diketahui sifat ketangguhan logamdan harga impact untuk temperatur
yang berbeda-beda, mulai dari temperatur yang sangat rendah (-30 derajat C)
sampai temperatur yangtinggi. Sedangkan pada percobaan tarik, temperatur
kerja adalahtemperatur kamar.Ada dua macam metode uji impact, yakni metode

Charpy dan izod, perbedaan mendasar dari


metode itu adalah pada peletakanspesimen, Pengujian dengan menggunkan
charpy lebih akurat
karena pada izod pemegang spesimen juga turut menyerap energi, sehinggaener
gi yang terukur bukanlah energi yang mampu di serap material seutuhnya.

Suatu bahan yang diperkirakan ulet ternyata dapat mengalami patah getas
yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

 Adanya takikan (notch)


 Kecepatan pembebanan atau kecepatan regangan yang tinggi
 Temperatur yang sangat rendah
1.3 Bentuk spesimen uji impak
Standar spesimen dari pengujian impak metode charpy seperti pada
gambar 1.

Gambar 1. Dimensi spesimen


d) Spesimen dengan takik-V (ASTM E.23 and ISO 148)
e) Spesimen dengan takik-keyhole (ASTM E.23)
f) Spesimen dengan takik-U (ASTM E.23 and ISO 83)
Gambar 2. peletakan spesimen metode charpy dan izod

Mesin yang digunakan dari pengujian impak metode charpy seperti pada
gambar 3.

Gambar 3. Mesin pengujian impak metode charpy

Pada pengujian impak, energi yang diserap oleh spesimen dinyatakan


dalam satuan joule dan dibaca langsung pada skala (dial) penunjuk yang telah
dikalibrasi yang terdapat pada mesin penguji. Harga impak (HI) suatu bahan
yang diuji dengan metode charpy diberikan oleh :
𝐄
𝐇𝐈 =
𝐀
Yaitu:
HI= Harga Impak
E = Energi yang diserap (joule)
A = luas penampang dibawah takik (mm2 )
1.4 Temperatur Dalam Uji impak
Uji charpy umumnya dilakukan dalam beberapa temperatur, ini dilakukan
untuk mengetahui temperatur transisi pada suatu material.
1. Suhu dingin diperoleh dengan cara material didinginkan didalam
lemari pendingin atau dengan cara memasukkan kedalam dry ice +
alcohol 70%
2. Suhu panas diperoleh dengan cara yaitu spesimen uji dimasukkan
kedalam furnance.
3. Takik (notch) dalam benda uji standar ditunjukkan sebagai suatu
konsentrasi tegangan sehingga perpatahan diharapkan akan terjadi di
bagian tersebut.

1.5 Bentuk Patahan Dalam Uji Impak


Secara umum perpatahan dibagi tiga yaitu:
1. Perpatahan Berserat (Fibrous Fracture)
Melibatkan mekanisme pergeseran bidang-bidang
kristaldi dalam bahan yang ulet (ductile).Ditandai dengan permukaan patahan
berserat yang berbentuk dimpel yang menyerap cahaya dan berpenampilan
buram.
2. Perpatahan Granular (Kristalin)
Dihasilkan oleh mekanisme pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari
bahan yang rapuh (brittle).Ditandai dengan permukaan patahan yang datar
yang mampu memberikan daya pantul cahaya yang tinggi(mengkilat).
3. Perpatahan Campuran (Berserat dan Granular) Merupakan kombinasi dua
jenis perpatahan.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Daftar Alat dan Bahan
 Mesin pengujian impak charpy
 Kompresor, furnance, stereoscan macroscope, thermometer, jangka
sorong
 Spesimen uji baja karbon sedang (gambar 3)
 Dry ice + alcohol 70%
 Tang penjepit dan sarung tangan

Gambar 3. Dimensi Spesimen uji dengan takik-V (ASTM E.23and iso 148)
1. Base
2. Stands (integral portion of the base)
3. Pendulum pipe –C type
4. Pendulum Hammer-C type
5. Striker for charpy test
6. Reference provided for spirit level
7. Latch for charpy test
8. Dial
9. Reading pointer
10. Pointer carrier
11. Brake for pendulum
12. Support for charpy speciment
13. Latching tube
14. 4 nuts to fix the pendulum to foundation
15. Levelling screws

Gambar 4. Mesin Pengujian Impak Charpy


2.2 Technical Data
 Air supply : 6 Bar
 Maximum impact energy of the pendulum : 300 Joule
 Angle of drop of pendulum : 140°
 Minimum value of the scale graduation : 2 Joule
 Sriking velocity of pendulum : 5.187 m/sec
 Distance from axis of rotation of the pendulum to :775 mm
The centre of specimen
 Height of the physical percussion centre from the :within +/- 7.75
Centre of specimen
 Distance between speciment support :40mm +/- 0.5 mm
 Radius of supports :1 mm +/- 0.5 mm
 Angle of test piece supports :79 +/- 2°
 Taper of charpy supports :90 +/- 0.1°
 Angle of UNI striking edge :30 +/-1°
 Radius of curvature of UNI striking edge :2+0.5/-0mm
 Angle of UNI striking edge :30 +/- 2°
 Radius of curvature of ASTM striking edge :8 mm
 Width of the ASTM striking edge :4 mm
 Overall dimensions of the machine :1.4x0.5x1.9 m
 Weight of the machine :450 kg (approx)
2.3 Keselamatan kerja
 Mesin uji impak charpy yang ada du laboratorium pengujian bahan dan
metrologi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe sudah
dilengkapi dengan safety guards mesin
 Untuk keselamatan atur posisi spesimen sebelum pendulum (hammer)
diangkat pada posisi diatas
 Pada saat mengangkat hammer (320 kg) keposisi atas, dilakukan oleh dua
orang
 Sebelum tombol hammer ditekan, tutup kembali safety guards mesin
 Hati hatu dalam menangani temperatur tinggi
2.4 Langkah kerja
1. Dengan menggunakan jangka sorong lakukan pengukuran luas area
dibawah takik dari sampel-sampel uji. Catat hasil pengukuran didalam
lembar data
2. Persiapkan sampel uji untuk temperatur rendah (<0°C) dan temperatur
tinggi (>100°C), yaitu dengan memasukkan masing-masing ke dalam
wadah berisi campuran dry ice + alkohol 70% atau lemari pendingin dan
furnance
3. Hidupkan kompresor dan tunggu tekanan sampai 6 bar
4. Buka safety guards mesin, siapkan mesin uji, pasang specimen pada
pemegangnya
5. Angkat hammer dengan tangan dan pasang kunci
6. Pastikan jarum penunjuk ke posisi 300 joule (gambar 4/9)
7. Letakkan spesimen yang akan di uji pada tempat dudukan spesimen, atur
posisi spesimen seperti pada gambar 2
8. Tutup pengaman mesin (safety guards)
9. Tekan tombol yang terletak di safety guards, lalu pendulum memukul
spesimen uji
10.Setelah itu, bawa pendulum pendulum dengan hati hati ke posisi semula
dengan menarik pendulum break (gambar 4/11) secara perlahan
11.Baca posisi jarum (gambar 4/9), dan baca skala dial (gambar 4/8), catat
hasil pembacaan
12.Ambil benda uji dan amatilah permukaan patahannya dibawah stereoscan
macroscope. Buatlah sketsa patahannya di dalam lembar data anda.
Ukurlah luas area getas dan ulet dari masing masing sampel uji. Nyatakan
dalam persentase terhadap luas area total di bawah takik
13.Ulangi pengujian untuk sampel-sampel lain.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Adapun hasil data setelah melakukan praktikum ini adalah :
Material : Baja karbon sedang
Metode : Charpy
Beban Impak : 320 kg
Deskripsi
T a B A E HI Bentuk
no patahan
(°C) (mm) (mm2 ) (mm2 ) (joule) (joule/mm2 ) patahan
Ditandai
dengan
permukaan
patahan
1 Panas 8,0 10,00 80,0 58 0,72 Berserat dengan
bentuk
ditempel dan
penampilan
buram
Yaitu
merpakan
kombinasi
Kama
2 8,55 10,00 85,5 22 0,25 Campuran dan patahan
r
trans
granular dan
berserat
Ditandai
dengan
permukaan
patahan
Dingi Kristalin yang datar
3 8,15 10,00 81,5 26 0,31
n granular yang
memberikan
daya pantul
cahaya yang
tinggi

A = luas penampang dibawah takik = a x b (𝐦𝐦𝟐 )


a = tinggi section dibawah takik (mm)
b = lebar sampel (mm)
HI = Harga impak = E/A (𝐉/𝐦𝐦𝟐 )
E = Energi yang diserap (Joule)
3.2 Pembahasan
Soal dan Pembahasan
1. Carilah harga impak (HI) untuk spesimen pada suhu ruang, panas, dan dingin!
 Suhu panas
A = Luas penampang dibawah takik (a x b) 𝑚𝑚2
a = 8,0mm b = 10,00
A=axb
= 8,0 x 10
= 80 𝑚𝑚2
HI = Harga Impak = E/A (J/𝑚𝑚2 )
E = energi yang diperoleh dari hasil pengujian impak = 58 Joule
𝐄 𝟓𝟖
𝑯𝑰 = 𝐀 = 𝟖𝟎 = 𝟎, 𝟕𝟐 𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆/𝒎𝒎𝟐

 Suhu kamar
A = Luas penampang dibawah takik (a x b) 𝑚𝑚2
a = 8,55 mm b = 10,00
A=axb
= 8,55 x 10,00
= 85,5 𝑚𝑚2
HI = Harga Impak = E/A (J/𝑚𝑚2 )
E = energi yang diperoleh dari hasil pengujian impak = 22 Joule
𝐄 𝟐𝟐
𝑯𝑰 = = = 𝟎, 𝟐𝟓 𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆/𝒎𝒎𝟐
𝐀 𝟖𝟓,𝟓

 Suhu dingin
A = Luas penampang dibawah takik (a x b) 𝑚𝑚2
a = 8,15 mm b = 10,00
A=axb
= 8,15 x 10,00
= 81,5 𝑚𝑚2
HI = Harga Impak = E/A (J/𝑚𝑚2 )
E = energi yang diperoleh dari hasil pengujian impak = 26 Joule
𝐄 𝟐𝟔
𝑯𝑰 = 𝐀 = 𝟖𝟏,𝟓 = 𝟎, 𝟑𝟏 𝑱𝒐𝒖𝒍𝒆/𝒎𝒎𝟐

2. Bandingkan harga impak dan bentuk permukaan patahan yang diperoleh


pada suhu ruang, panas dan dingin, jelaskan!
 Material pada suhu ruang
Pengujian impak terhadap material pada suhu kamar dengan luas
penampang dibawah takik sebesar 85,5 mm2 menghasilkan energi impak
sebesar 22 Joule. Setelah diketahui besar energi impak, kemudian dari
hasil tersebut dapat diketahui nilai Harga Impak (HI) sebesar 0,25
J/mm2 . Memiliki bentuk permukaan patahan seperti yang ditunjukkan
pada gambar 5,

Gambar 5. Bentuk permukaan patahan pada suhu ruang


Terlihat pada gambar diatas, bentuk patahan merupakan campuran, yaitu
kombinasi dari patahan trasngranular dan berserat.
 Material pada suhu dingin
Sebelum melakukan pengujian, dilakukan perlakuan panas pada material,
dengan memasukkan material ke dalam lemari pendingin agar suhu
material yang semula bersuhu ruangan menjadi bersuhu 0oC. Pengujian
impak pada material yang memiliki suhu 0oC dengan luas penampang
material yakni 81,5 mm2 menghasilkan energi impak sebesar 26 J.
Setelah diketahui nilai harga impak, dapat diketahui besar nilai harga
impak. Dengan menggunakan rumus nilai harga impak, diperoleh hasil
sebesar 0,31 J/mm2. Nilai tersebut cenderung lebih tinggi daripada harga
impak pada material dengan suhu ruang. Hal ini disebabkan karena suhu
yang dihasilkan tidak sesuai, sehingga tidak sesuai dengan yang
diharapkan. seharusnya nilai tersebut cenderung lebih rendah dari suhu
kamar, maka spesimen tidak dalam keadaan getas, sehingga vibrasi yang
terjadi pada atom cenderung tidak sesuai yang diharapkan. Ketika
dislokasi specimen tidak mudah, maka energy yang dibutuhkan untuk
mematahkan specimen menjadi lebih agak tinggi. Bentuk permukaan
patahannya seperti yang ditunjukkan pada gambar 6

Gambar 6. Bentuk patahan permukaan pada suhu dingin


Terlihat pada gambar tersebut, patahannya berbentuk kristalin granular.
Yaitu, bentuk permukaan patahannya berbentuk datar dan memantulkan
cahaya.
 Material pada suhu panas
Sebelum melakukan pengujian, dilakukan perlakuan panas terhadap
spesimen uji dengan memasukannya kedalam furnace selama beberapa
waktu agar specimen memiliki suhu 300oC. dan memiliki luas
penampang sebesar 80 𝑚𝑚2 menghasilkan energi impak sebesar 58 J.
dengan menggunakan rumus harga impak, diperoleh harga impak sebesar
0,72 J/mm2. hasil tersebut merupakan nilai tertinggi dari spesimen
lainnya. Hal tersebut dikarenakan pada suhu yang tinggi spesimen
berubah menjadi ulet. Ketika spesimen bersifat ulet, vibrasi atom yang
terjadi lebih tinggi sehingga membuat dislokasi menjadi lebih sulit
bergerak. Dengan sulitnya pergerakan dislokasi, maka energi yang
dibutuhkan untuk mematahkan spesimen menjadi lebih tinggi. Bentuk
permukaan patahannya seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.

Gambar 7. Bentuk permukaan patahan pada suhu panas


Terlihat pada gambar tersebut, memiliki bentuk berserat. Yaitu ditandai
dengan permukaan patahan berbentuk ditempel dan berpenampilan
buram.
3. Sebutkan contoh-contoh komponen yang harus memperhatikan harga
impaknya dan jelaskan!
 Helm safety
Pada komponen seperti ini, harga impak harus sangat diperhatikan, karena
koponen ini digunakan untuk melindungi kepala terhadap beban yang
datang tiba tiba.
 Sepatu safety
Sama halnya dengan helm safety, sepatu safety ini juga dilengkapi
dengan material besi pada bagian ujung, belakang, dan bawah, harga
impaknya juga harus sangat diperhatikan, karena sepatu ini digunakan
pada lingkungan kerja atau lingkungan yang tiba tiba bisa mendapat
beban tiba tiba

4. Sifat fisik apakah yang ditentukan oleh pengujian impak dan jelaskan!
 Sifat fisik yang didapat dari uji impak adalah kekuatan, kekerasan, serta
keuletan material Informasi lain yang dapat dihasilkan dari pengujian
impak adalah temperatur transisi bahan. Temperatur transisi adalah
temperatur yang menunjukkan transisi perubahan jenis perpatahan suatu
bahan bila diuji pada temperatur yang berbeda-beda. Pada pengujian
dengan temperatur yang berbeda-beda maka akan terlihat bahwa pada
temperatur tinggi material akan bersifat ulet (ductile) sedangkan padat
temperatur rendah material akan bersifat rapuh atau getas (brittle).
Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom bahan pada
temperatur yang berbeda dimana pada temperatur kamar vibrasi itu
berada dalam kondisi kesetimbangan dan selanjutnya akan menjadi
tinggi bila temperatur dinaikkan (ingatlah bahwa energi panas
merupakan suatu driving force terhadap pergerakan partikel atom bahan).
Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu penghalang (obstacle)
terhadap pergerakan dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak
dari luar. Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi
mejadi relatif sulit sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk
mematahkan benda uji
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN


kesimpulan
harga impak yang diperoleh berbanding lurus dengan energi impak dan
berbanding terbalik dengan temperatur spesimen

Temperatur spesimen sangat berpengaruh terhadap keuletan atau kegetasan


suatu logam. Semakin tinggi temperaturnya maka semakin ulet logam tersebut
dan sebaliknya.

energi impak yang dibutuhkan dalam melakukan pengujian juga terpengaruh


oeh suhu.

energi impak terbesar dibutuhkan untuk pengujian suhu ruang, sedangkan suku
rendah dan tinggi energi impak yangdibutuhkan lebih rendah.

Semakin rendah harga impak yang diperoleh maka semakin ulet perpatahan
yang terjadi pada spesimen.

Saran

Adapun saran yang diperlukan untuk menambah keakuratan dalam melakukan


praktikum pengujian impak adalah dengan Penambahan mesin uji tipe izod,
agar setiap penguji dapat melakukan pengujian dengan dua metode sekaligus.
DAFTAR PUSTAKA
Yunus, A. 2016. Buku Ajar Teknologi Bahan untuk Mahasiswa Politeknik.
Lhoksemawe
Nurdin. 2009. Pengujian Impak Metode Charpy. Lhokseumawe. Jobsheet
http://m-risal.blogspot.com/2017/02/contoh-kata-pengantar-laporan-
praktikum.html
https://www.academia.edu/19670778/Laporan_Praktikum_Material-
Uji_Impact
Lampiran Lembar Data Praktikum
PRAKTIKUM PENGUJIAN BAHAN DAN METROLOGI I
Laboratorium Uji Bahan dan Metrologi Departemen Teknik Mesin
Politeknik Negeri Lhokseumawe
LEMBAR DATA PENGUJIAN IMPAK METODE CHARPY
Nama : Muhammad Rizki Kelas : A1-TRM
NIM : 1821301031 Kelompok :
Tanggal Praktikum :
Sketsa Benda Uji:

a=tinggi section dibawah takik (mm) E = Energi yang diserap (Joule)


b=lebar sampel(mm) HI = Harga Impak = E/A (J/𝑚𝑚2 )
A=luas penampang dibawah takik = a x b (𝑚𝑚2 )
Material : Baja karbon sedang
Metode : Charpy
Beban Impak : 320 kg
HI Deskripsi
T a b A E Bentuk
no (joule/ patahan
(°C) (mm) (mm2 ) (𝑚𝑚2 ) (joule) patahan
𝑚𝑚2 )
Ditandai dengan
permukaan patahan dengan
1 Panas 8,00 10,00 80,0 58 0,72 Campuran bentuk yang hancur dan
tidak beraturan

Yaitu merpakan kombinasi


Kristalin
2 Kamar 8,55 10,00 85,5 22 0,25 dan patahan trans granular
halus
dan berserat
Ditandai dengan
permukaan patahan yang
3 Dingin 8,15 10,00 81,5 26 0,13 berserat datar yang memberikan
daya pantul cahaya yang
tinggi

Mengetahui Pembimbing Praktikum

Nurdin, ST, M.Si


Nip.132205604

Anda mungkin juga menyukai