Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM METALURGI II

ANODIZING ALUMUNIUM

Disusun oleh :
Nama Praktikan : Greynaldi Gasra
NPM : 3334160026
Kelompok : 24
Rekan : 1. Muhammad Gevitho Shadrian
2. Adam Andi Nugroho
Tanggal Praktikum : 08 April 2019
Tanggal Pengumpulan Lap. : 11 April 2019
Asisten : M. Zam Zam Noor

LABORATORIUM METALURGI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON-BANTEN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Tanggal Masuk
Tanda Tangan Tanggal Revisi Tanda Tangan
Laporan

Disetujui untuk Laboratorium Metalurgi FT UNTIRTA


Cilegon, April 2019

(M. Zam Zam Noor)

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Tujuan Percobaan ............................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 2
1.4 Sistematika Penulisan ........................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anodizing........................................................................3


2.2 Elektrolisis...........................................................................................5
2.3 Struktur Lapisan Oksida Anodik.....................................................6
2.4 Macam - macam proses Anodizing..................................................9
2.4.1 Chromic Anodize.......................................................................7
2.4.2 Sulfuric Anodize.......................................................................7
2.4.3 Hard Anodize...........................................................................7
2.5 Komponen Anodizing..................................................................10
2.6 Pengujian Pelapisan Anodizing....................................................10

BAB III METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan ................................................................... 12

iii
3.2 Alat dan Bahan ................................................................................. 13
3.2.1 Alat-alat yang Digunakan........................................................ 13
3.2.2 Bahan-bahan yang Digunakan ................................................ 13
3.3 Prosedur Percobaan .......................................................................... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan ................................................................................ 14


4.2 Pembahasan ...................................................................................... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 22


5.2 Saran ................................................................................................. 22

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

LAMPIRAN A. CONTOH PERHITUNGAN ...................................................... 24

LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS ........... 27

LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT DAN BAHAN .............................................. 31

LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN .......................................................... 39

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur lapisan oksida penghalang yang terbentuk pada aluminium...6

Gambar 2.2 Struktur lapisan oksida anodic poros yang berbentuk aluminium........6

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Anodizing Alumunium................................7

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan tengangan dan massa terhadap Koefisien Metal

Las..........................................................................................................................16

Gambar 4.2 Grafik Pengaruh konsentrasi dengan perubahan massa pada

tegangan..................................................................................................................17

Gambar 4.3 Grafik Pengaruh konsentrasi H2CO2terhadap tegangan 20 volt.........7

Gambar C.1 Gelas Kimia.......................................................................................31

Gambar C.2 Rectifier.............................................................................................31

Gambar C.3 Pelat Pb..............................................................................................31

Gambar C.4 Pelat Al..............................................................................................31

Gambar C.5 Gelas Ukur.........................................................................................31

Gambar C.6 Neraca Digital…................................................................................31

Gambar C.7 Penjepit..............................................................................................31

Gambar C.8 Heater.................................................................................................31

Gambar C.9 Hairdryer...........................................................................................32

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A. Contoh Perhitungan …………………….........................................24

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus...........................................27

B.1 Jawaban Pertanyaan ……………. ........................................... ..28

B.2 Tugas Khusus …………………………….……….... ............ ..29

Lampiran C.. Gambar Alat dan Bahan...................................................................31

Lampiran D. Blanko Percobaan................... ..........................................................34

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Korosi merupakan kerusakan material padat (logam) karena pengaruh dari

lingkungannya. Misalnya lingkungan laut, bawah tanah, suhu tinggi, mekanik dan

lain sebagainya dapat menyebabkan terjadinya korosi, dengan terjadinya

kerusakan yang disebabkan oleh korosi, pada sektor industri dapat berdampak

pada terhentinya proses produksi dan mengakibatkan kerugian yang lebih besar

serta turunnya tingkat keamanan. Anodizing merupakan salah satu cara pelapisan

oksidasi pada alumunium yang dilakukan dengan oksidasi anodik pada suhu

kamar (room temperature) dengan bantuan arus listrik agar terjadi reaksi kimia

sehingga dihasilkan suatu lapisan yang dapat melindungi logam tersebut. Definisi

secara umum pada anodizing adalah proses pelapisan secara elektrolisis dengan

melapisi suatu permukaan logam dengan suatu oksidasi yang melapisi dan bersifat

melindungi logam dari pengaruh korosi.

Penanganan masalah korosi tidak dapat dilakukan dalam satu aksi yang

terpisah-pisah. Usaha penanggulangan yang terbaik adalah usaha penanganan

yang terintegrasi. Oleh karena itu penguasaan permasalahan beserta teknologi

penanggulangan korosi merupakan suatu keharusan disamping perlunya

perancangan suatu strategi penaggulangan yang terpadu serta peningkatan


2

kepedulian dari semua pihak. Korosi tidak dapat dihindari dan dicegah, namun

korosi dapat dikendalikan.

1.2 Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan tegangan pada proses

anodizing dan memahami proses pelapisan logam dalam proses anodizing.

1.3 Batasan Masalah

Pada percobaan ini, terdapat dua variabel yang membatasi masalah pada

percobaan kali ini, yaitu variabel terikat yang berupa pelat Al (aluminium) dan

pelat Pb (timbal) dan variabel bebas yang berupa konsentrasi larutan elektrolit dan

tegangan yang digunakan.

1.4 Sistematika Penulisan

Penulisan dalam laporan praktikum ini berisi lima bab. Bab I membahas

tentang latar belakang, tujuan percobaan, batasan masalah dan sistematika

penulisan. Bab II membahas tinjauan pustaka tentang Anodizing Alumunium. Bab

III membahas tentang diagram alir percobaan, alat dan bahan, dan prosedur

percobaan. Bab IV membahas tentang data hasil percobaan yang telah dilakukan

dan pembahasan hasil dari data yang didapat dari percobaan. Bab V membahas

tentang kesimpulan dan saran yang telah dilakukan. Kemudian pada bagian akhir

terdapat daftar pustaka, lampiran (lampiran contoh perhitungan, gambar alat dan

bahan, jawaban pertanyaan dan tugas), serta blanko percobaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Anodizing

Menurut definisinya anodizing adalah merupakan proses pelapisan dengan

cara elektrolisis untuk melapisi permukaan logam dengan suatu material ataupun
[1]
oksida yang bersifat melindungi dari lingkungan sekitar . Proses elektrokimia

yang merupakan proses yang terjadi perubahan energi listrik menjadi energi

kimia. Pada proses ini komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini

adalah elektroda dan elektrolit. Pada elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif

dan anoda merupakan kutub positif.

Pada dasarnya, proses anodizing juga dapat digunakan untuk memperindah

tampilan logam atau bersifat dekoratif, sehingga membuat logam tersebut lebih

bernilai ekonomis. Anodizing adalah salah satu proses rekayasa permukaan yang

paling umum digunakan untuk proteksi aluminium yang secara luas digunakan

untuk berbagai tujuan. Anodizing secara luas digunakan untuk proteksi terhadap

komponen pesawat, kendaraan, kapal, kereta, gedung, peralatan rumah, serta

elektronik. Sementara hard anodizing dilakukan untuk meningkatkan kekerasan

dan ketahanan aus suatu komponen mesin, seperti gear dan rem cakram.

Untuk meningkatkan kemampuan lubrikasi piston dan bearing. Pada

aluminium akan terbentuk lapisan oksida yang berperan sebagai membran untuk

separasi gas dan zat kimia lainnya. Daya ikat dengan pelapis organik dan
4

kemampuan ikatan lapisan oksida anodik memegang peranan penting sebagai

penghalang terjadinya korosi.

2.2 Elektrolisis

Elektrolisis adalah peristiwa berlangsungnya reaksi kimia oleh arus listrik.

Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan atau
[1].
leburan), dan dua elektroda, yaitu anoda dan katoda Pada anoda terjadi reaksi

oksidasi sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu

percobaan elektrolisis reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada

kecenderungan terjadinya reaksi reduksi. Elektrolisis NaCl pada berbagai keadaan

menunjukkan pentingnya suasana sistem yang dielektrolisis.

Jika larutan NaCl yang sangat encer dielektrolisis menggunakan elektroda

platina maka reaksi pada kedua elektroda sebagai berikut :

Anoda : 2 H2O O2 + 4H+ + 4 e ......................................................(2.1)

Katoda : 2 H2O + 2e H2 + 2 OH- ....................................................(2.2)

Jika larutan cukup pekat, reaksi-reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Anoda : 2 Cl- Cl2 + 2 e ...................................................................(2.3)

Katoda : 2 H2O + 2e  H2 + 2 OH- .....................................................(2.4)

Jika leburan NaCl dielektrolisis maka reaksi pada elektroda adalah sebagai

berikut:

Anoda: 2 Cl-Cl2 + 2 e ...................................................................(2.5)

Karoda: Na+ + e Na.......................................................................(2.6)

Natrium yang berbentuk melarut dalam raksa membentuk amalgam.


5

Pada tahun 1833, M. Faraday menunjukkan bahwa jumlah zat yang bereaksi

pada elektroda-elektroda sel elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah arus

yang melalui sel tersebut. Selain dari pada itu ia membuktikan bahwa jika

sejumlah arus tertentu mengalir melalui beberapa sel elektrolisis, maka akan

dihasilkan jumah ekivalen masing-masing zat. Hukum Faraday ini dapat

disimpulkan sebagai berikut [1] :

AL
M Q .............................................................................................(2.7)
nF

Dimana: M = jumlah zat (kg)

Q = jumlah listrik dalam Coulomb

A = massa atom (g/l)

F = tetapan Faraday (1 Faraday 96.500 Coulomb)

2.3 Struktur Lapisan Oksida Anodik

Saat aluminium terpolarisasi secara anodik dalam larutan elektrolit,

lapisan oksida terbentuk pada bagian substrat. Tahapan ini diistilahkan dengan

‘anodizing’, dan lapisan oksida terbentuk pada tahapan ini disebut “ lapisan

oksida anodik”. Lapisan oksida anodik dapat diklasifikasikan menjadi dua grup

yaitu penghalang dan lapisan oksida poros. Galvanostatis anodizing pada larutan

netral memberikan perbandingan linier dengan semakin meningkatnya waktu dan

potensial. Lapisan film ketebalannya tegantung dari jenis dan konsentrasi larutan

elektrolit yang digunakan. Pada tipe lapisan penghalang akan didapatkan larutan

netral yang mengandung lapisan oksida yang amorf. Ketebalan lapisan dalam
6

(nm) secara proporsional terhadap beda potensial yang diterapkan selama proses

anodizing diilustrasikan seperti gambar berikut :

Gambar 2.1 Struktur tipe lapisan oksida penghalang yang terbentuk pada

aluminium setelah a) electropolishing, b) perlakuan hidrotermal, c) perlakuan

panas [2].

Tipe lapisan oksida penghalang mengandung sejumlah kecil anion dari

elektrolit yang meliputi bagian terluar lapisan oksida. Rasio ketebalan dari anion

terluar pada lapisan Al2O3 bergantung pada larutan anodizing [2]. Dilain sisi, pada

tipe lapisan oksida anodik poros memiliki struktur morfologi yang unik seperti

model struktur heksagonal. Lapisan oksida film tersebut berbentuk seperti

heksagonal sel yang tegak lurus dengan substrat logam dan tiap sel memiliki

rongga pada pusatnya. Waktu anodizing yang lebih lama dapat menyebabkan

pelarutan kimia pada oksida, yang menyebabkan poros yang berbentuk kerucut [2].
7

Gambar 2.2 Struktur tipe lapisan oksida anodik poros yang terbentuk di

aluminium pada larutan asam [2].

2.4 Macam-Macam Proses Anodizing

Reaksi dasar dari proses anodizing adalah merubah permukaan alumunium

menjadi alumunium oksida dengan menekan bagian logam sebagai anoda didalam

sel elektrolisis. Namun secara garis besar, proses anodizing terbagi menjadi tiga

yaitu Chromic Anodize, Sulfuric Anodize, Hard Anodize[3].

2.4.1 Chromic Anodize

Larutan ini mengandung 3 – 10% berat CrO3 larutan dibuat dengan

mengisi tangki setengah dengan air dan melarutkan asam ini ke dalamnya

kemudian menambahkan air sesuai dengan level operasi yang diinginkan.

Larutan anodizing asam kromik digunakan pada :

1. pH antara 0,5 – 1

2. Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari 0,02%

3. Konsentrasi sulfat (H2SO4) kurang dari 0,05%


8

Total kandungan asam krom sebanding dengan pH dan baume

reading, kurang dari 10%. Jika konsentrasinya berlebih bagian

logam dicelupkan dan diganti larutan baru. Parameter untuk

proses chromic anodize adalah:

a. Konsentrasi elektrolit 50-100 gr/L CrO3

b. Temperatur 37 ± 5 oC (100 ± 9 oF)

c. Time in Bath 40 – 60 menit

d. Tegangan yang digunakan meningkat dari 0 – 40 Volt dalam 10 menit

e. Penahanan pada tegangan 40 V untuk waktu keseimbangan

f. Kerapatan arus 0,15 – 0,30 A/dm2 (1,4 – 4,3 A/ft2).

Keuntungan dari proses chromic anodize antara lain CrO3 lebih

sedikit agresif dibandingkan dengan aluminium dan H2SO4, pada proses

ini membentuk 0,7 mη dengan pengulangan tetap. Warna yang

dihasilkan proses chromic anodize dapat berubah jika ditambahkan

komposisi paduan yang berbeda serta perlakuan panas yang berbeda.

2.4.2 Sulfuric Anodize

Prinsip dasar operasi ini sama dengan proses asam kromik.

Konsentrasi asam sulfur (1,84 sp gr) dalam larutan anodizing adalah 12

sampai 20% berat larutan mengandung 36 liter (9,5 gal) H2SO4 per 380

liter atau (100 gal) dari larutan dapat menjadi lapisan anodik ketika di-seal

pada didihan larutan dikromat. Larutan anodizing asam sulfur jangan

digunakan, kecuali :

a. Konsentrasi klorida (sebagai natrium klorida) kurang dari 0,02%


9

b. Konsentrasi alumunium kurang dari 20 gr/lt (2,7 ons/gal)

Parameter untuk proses sulfuric anodize adalah:

a. Konsentrasi elektrolit 15 % H2SO4

b. Temperatur 21 ± 1 oC (70 ± 2 oF)

c. Time in Bath 30 – 60 menit

d. Tegangan 15 – 22 Volt, tergantung dari paduannya.

e. Rapat arus yang digunakan 1 – 2 A/dm2 (9,3 – 18,6 A/ft2)

2.4.3 Hard Anodize

Perbedaan pertama antara proses asam sulfur dan hard anodizing

adalah temperatur operasi dan kerapatan arus. Lapisan yang dihasilkan

oleh hard anodizing lebih tebal dari pada anodizing konvensional dengan

waktu yang sama. Proses hard anodizing menggunakan tangki asam sulfur

anodizing berisi 10 sampai 15% berat asam, dengan atau tanpa tambahan.

Temperatur operasi dari 0 sampai 10 0C (32 sampai 50 0F) dan kerapatan

arus antara 2 dan 3,6 A/dm2 (20 dan 36 A/ft2).

Temperatur yang tinggi menyebabkan struktur yang halus dan pori

yang banyak pada lapisan terluar dari lapisan anodik. Perubahan dari ini

akan mengurangi ketahanan aus secara signifikan dan menuju ke batas

ketebalan lapisan.

2.5 Komponen Anodizing

Pada anodizing komponen yang terpenting adalah elektroda dan larutan

elektrolit. Definisi elektroda secara umumnya adalah sebuah konduktor yang


10

digunakan untuk bersentuhan dengan sebuah bagian non-logam dari sebuah

sirkuit. Untuk proses anodizing tentunya adalah logam yang melapisi dan logam

yang akan dilapisi. Komponen elektrolit adalah suatu senyawa yang bila

dilarutkan dalam pelarut akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan

arus listrik. Elektrolit biasanya digolongkan menjadi elekrolit kuat dan elektrolit

lemah. Larutan elektrolit kuat contohnya adalah HCl, HBr, HI, H2SO4 dan HNO3,

selain elektrolit kuat ada juga alektrolit lemah contohnya CH3COOH, Al(OH)3,

AgCl dan CaCO3 larutan tersebut dapat menghantarkan sedikit arus listrik. Suatu

larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena jika dia dilarutkan

dalam air akan terionisasi[1]. Contohnya elektrolit H2SO4 yang larut dalam air

akan terionisasi sebagai berikut :

H2SO4 2 H+ + SO42- ........................................................................(2.8)

Maka di dalam larutannya akan terbentuk ion positif yaitu (H+) dan ion

negatif (SO42-) karena terbentuk ion itulah di dalam larutan timbul beda potensial

(tegangan listrik) yang terjadi pada larutan H2SO4 sehingga arus listrik dapat

mengalir, oleh karena itu larutan tersebut dapat menghantarkan listrik. Zat-zat

yang dalam larutannya dapat terionisasi adalah asam, basa dan garam. Selain dua

komponen yang terpenting tadi masih ada komponen lain yang berpengaruh yaitu

arus dan tegangan listrik yang dipakai juga harus sesuai[4].

2.6 Pengujian Pelapisan Anodizing

Kualitas produk pelapisan secara anodizing biasanya diketahui dengan

beberapa cara pengujian antara lain: pengamatan secara visual, uji ketahanan
11

korosi, wear resistance, ketahanan adhesi, pengujian ketebalan pelapisan dan

banyaknya pelapisan[5]. Pengamatan secara visual dilakukan dengan cara

mengamati hasil keseluruhan permukaan pelapisan. Lapisan anodic film harus

seragam serta bebas dari retak, pecah serta tidak adanya daerah penyerbukan.

Sifat ketahanan korosi dari produk anodizing dapat diketahui dengan cara

salt spray, yaitu dengan cara membiarkan bagian yang telah dilapisi ke dalam

larutan garam lalu mendiamkannya dalam beberapa waktu (336 jam) kemudian

diamati korosi yang terjadi.


BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Diagram alir yang digunakan pada percobaan Anodizing Alumunium dapat


dilihat pada gambar 3.1.

Disiapkan pelat Al dan Pb

Dilakukan pengamplasan terhadap spesimen Al dan Pb

Ditimbang massa awal specimen Al dan Pb

Dibuat larutan elektrolit H2SO4

Disusun rangkaian percobaan, pelat Al di


anoda dan pelat Pb di katoda

Dilakukan proses anodizing selama 5 menit dengan


konsentrasi 1 M dan 2 M dengan tegangan 15 dan 20
volt

Dilakukan proses sealing pada spesimen yang sudah


di-anodizing

Pelat Al hasil sealing dikeringkan dengan hairdryer


13

Ditimbang massa akhir spesimen pelat Al dan Pb

Data pengamatan

Pembahasan Literatur

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Percobaan Anodizing Aluminium

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat yang Digunakan

1. Neraca digital

2. Gelas ukur

4. Rectifier

5. Hairdryer

6. Gelas kimia

7. Ampelas

8. Heater

9. Penjepit

3.2.2 Bahan yang digunakan

1. Pelat Al dan Pb
14

2. Larutan H2SO4

3. Aquades

3.3 Prosedur Percobaan

Prosedur yang dilakukan pada percobaan Anodizing Alumunium adalah

sebagai berikut:

a. Pelat Al dan Pb dipersiapkan dan dilakukan pengamplasan terhadap

spesimen Al dan Pb.

b. Pelat logam Al dan Pb ditimbang massa awalnya/

c. Cairan H2SO4 dimasukkan, 1 dan 2 molar sebanyak 5.5 ml dan 11 ml

kemudian tambahkan air sampai 100 ml kedalam gelas ukur.

d. Disusun rangkaian percobaan, pelat Al di anoda dan pelat Pb di

katoda.

e. Proses anodizing dilakukan dengan waktu 5 menit, tegangan 15 dan

20 Volt.

f. Kemudian dilakukan proses sealing pada pelat Al.

g. Pelat Al dan Pb dikeringkan dengan hairdryer.

h. Ditimbang massa akhir spesimen pelat Al dan Pb


15

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Hasil yang didapatkan dari percobaan pengelasan SMAW yang telah

dilakukan dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Data percobaan Anodizing Alumunium

H2SO4 Tegangan Waktu Arus Berat Berat


(v) (menit) (ampere) Awal Akhir
(gram) (gram)
Al Pb Al Pb

1M 15 5 4 11.42 17.67 11.50 17.67

1M 20 5 4 11.90 18.29 11.90 18.29

2M 20 5 4 11.98 18.84 12.01 18.84

4.2 Pembahasan

Anodizing merupakan proses pembentukan suatu lapisan oksida dari logam

yang digunakan sebagai elektroda anoda dalam sistem elektrolisis. Proses

anodizing akan merubah Al menjadi Alumina (Al2O3) karena Al akan berikatan

dengan oksida sehingga Al akan menjadi material yang lebih keras dan tahan

terhadap korosi daripada sebelum diproses. Semakin meningkat tegangan listrik

yang digunakan pada proses anodizing menyebabkan jumlah porous menjadi

semakin sedikit, sehingga tingkat porositas akan semakin menurun. Ketebalan


16

dinding porous akan semakin meningkat. Selain itu terbentuk pula lapisan oksida

yang relatif tebal. Lapisan oksida yang tebal ini dapat meningkatkan ketahanan

aus dan korosi.

Dalam percobaan ini menggunakan alumunium sebagai anoda dan timbal

(Pb)sebagai katoda. Selama proses anodizing berlangsung, pada permukaan

katoda terlihat gelembung-gelembung gas, sedangkan pada anoda terbentuk suatu

lapisan. Gelembung-gelembung gas yang terjadi pada permukaan katoda tersebut

merupakan gelembung-gelembung gas hidrogen (H2), dimana ini sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa selama proses elektrolisa salah satu reaksi yang

terjadi pada katoda adalah pembentukan gas hidrogen.

Pada percobaan ini, dilakukan kombinasi konsentrasi dan tegangan yang

berbeda, yaitu konsentrasi 1 M dan 2 M, sedangkan tegangannya yaitu 15 dan 20

volt, dan arus yang sama 4 ampere, sehingga dapat diketahui pengaruhnya untuk

proses anodizing.

0
Perubahan Massa Al (ΔM)

0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0 10 20 30
Tegangan (v)

Gambar 4.1 Pengaruh Tegangan dengan Perubahan Massa pada konsentrasi 1 M


17

Dari percobaan sampel pertama dan kedua yang menggunakan larutan

H2SO4 1 M dengan menggunakan perbedaan tegangan sebesar 15 dan 20 volt

dalam waktu 5 menit didapatkan kenaikan massa Al (alumunium) pada 15 volt

sebesar 0,08 gram sedangkan pada Pb (timbal) tidak terjadi perubahan massa yaitu

sebesar 0 gram, sedangkan pada 20 volt tidak terjadi kenaikan massa pada Al dan

Pb. Seharusnya semakin besar tegangan yang diberikan maka penambahan massa

pada pelat Al semakin besar. Namun, dalam percobaan kali ini tidak terjadi

kenaikan massa Al, hal ini terjadi disebabkan karena Al yang terdekomposisi

menjadi larutan dan tidak kembali melapisi logam Al, sehingga Al yang larut

tersebut tertinggal pada larutan. Sedangkan untuk pelat Pb tidak terjadi perubahan

massa, karena Pb merupakan logam inert yang tidak bereaksi dan tidak terlapisi.

0.06
Perubahan Massa (gram)

0.05
0.04
0.03
Al
0.02
Pb
0.01
0
0 2 4
Konsentrasi (M)

Gambar 4.2 Pengaruh Konsentrasi dengan Perubahan Massa pada tegangan 20 V

Dari percobaan sampel kedua dan ketiga yang menggunakan perbedaan

larutan H2SO4 1 M dan 2 M dengan menggunakan tegangan sebesar 20 volt dan

waktu 5 menit. Pada konsentrasi 1 M didapatkan tidak terjadi kenaikan massa Al


18

(alumunium) tetap pada 11.90 gram dan pada Pb (timbal) juga tidak terjadi

perubahan massa yaitu tetap 18.29 gram, sedangkan pada konsentrasi 2 M terjadi

kenaikan massa pada Al sebesar 0.05 gram dan Pb tidak terjadi perubahan massa.

Berdasarkan literatur yang ada menyatakan bahwa semakin besar tegangan

yang digunakan, maka proses anodizing akan berjalan semakin cepat dan

penambahan berat di anoda (pelat Al) akan semakin bertambah, sedangkan berat

di katoda (pelat Pb) tetap karena katoda hanya bertindak sebagai katalis. Namun

pada sampel kedua dan ketiga terjadi ketidaksesuaian data terhadap literatur yang

ada, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya pada saat dilakukan

preparasi pada pelat Al dan Pb, berat Al dan Pb yang tidak seimbang dan waktu

yang digunakan untuk melakukan proses anodizing. Oleh karena itu diusahakan

agar konsentrasi larutan dan tegangan yang digunakan harus sesuai agar hasil dari

proses anodizing yang didapat menjadi lebih maksimal.

Percobaan pertama dan kedua tidak sesuai Hal ini disebabkan oleh

beberapa faktor diantaranya pada saat melakukan preparasi pada pelat Al dan Pb,

proses pengamplasannya tidak dilakukan secara sempurna sehingga permukaan

pada pelat Al dab Pb tidak benar-benar halus yang menyebabkan kendala pada

saat proses anodizing berlangsung, berat Al dan Pb yang tidak seimbang juga

akan menyebabkan kesalahan terhadap hasil yang didapat. Apabila pelat Al lebih

besar (lebih luas dan lebih berat) dari pelat logam Pb, dikhawatirkan ketika proses

anodizing berlangsung pelat Pb tidak mampu bereaksi, walaupun pelat Pb hanya

bertindak sebagai katalis. Tegangan yang tidak sesuai juga dapat mepengaruhi

hasil (selisih massa) yang didapatkan. Serta konsentrasi ini juga dipengaruhi oleh

waktu percobaan, Karena pada percobaan ini waktu yang digunakan adalah 5
19

menit, seharusnya waktu yang dipakai lebih lama agar mendapatkan hasil yang

sesuai. Oleh karena itu diusahakan agar konsentrasi larutan, tegangan, dan waktu

yang digunakan harus sesuai agar hasil dari proses anodizing yang didapat

menjadi lebih maksimal.

Pengaruh waktu sealing pada percobaan sampel pertama dan kedua dengan

pencelupan sampel pertama selama 2 detik dan sampel kedua selama 5 detik

Setelah dilakukan proses anodizing pada pelat Al dan pelat Pb, maka pada pelat

Al dilakukan proses sealing. Proses sealing pada pelat Al bertujuan untuk

melindungi lapisan porous Al2O3 hasil dari proses anodizing dengan menutup

porous tersebut serta menghilangkan pori-pori masuk antara aluminium dan

udara. Reaksi yang terjadi selama proses sealing berlangsung:

Al2O3 + H2O  2AlOOH.................................................(4.1)

air bereaksi dengan alumunium oksida membentuk boehmite.

Dapat disimpulkan bahwa pengaruh variasi lama waktu pencelupan pada

proses anodizing yang digunakan mempengaruhi ketebalan lapisan oksida pada

proses anodizing. ketebalan oksida hanya berbeda sedikit setelah melalui proses

dyeing dan sealing. Kenaikan ketebalan kecil karena interval variasi waktu yang

digunakan terlalu dekat. Hal itu disebabkan karena perpindahan ion-ion pada

larutan elektrolit semakin bertambah, dimana ion-ion tersebut merapat dan

membentuk suatu lapisan oksida aluminium.

Pada dasarnya percobaan anodizing ini dimulai dengan elektron yang

bergerak dari anoda ke katoda yang kemudian logam aluminium ini

terdekomposisi menjadi Al3+. Ion Aluminium ini terlepas ke larutan elektrolit.

Karena timbal merupakan logam yang sulit bereaksi, maka aluminium kembali
20

kepada anoda dan bereaksi dengan oksigen yang ada pada larutan, kemudian

melapisi aluminium dengan Al-2O3. Ketika ion aluminium ini kembali, tidak

semua ion melapisi aluminium, sehingga ada pengurangan massa pada

aluminium. Namun dapat juga terjadi penambahan apabila reaksi pelapisannya

efektif karena ada penambahan massa oksida pada lapisan aluminium. Supaya

metode anodizing ini efektif, diperlukan tegangan yang tinggi, sehingga ion Al

dapat membentuk oksidanya dan melapisi Al.


21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan Anodizing Alumunium yang telah dilakukan, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Hasil percobaan didapatkan penambahan massa dengan H2SO4

konsentrasi 1 M sampel pertama Al sebesar 0.08 gram dan sampel kedua

Al tidak berubah, pada pb tidak mengalami perubahan massa. Pada

sampel ketiga dengan H2SO4 konsentrasi 2 M terjadi perubahan massa

0,05 gram pada Al dan Pb tidak terjadi perubahan.

2. Nilai konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 beserta arus yang digunakan

dapat mempengaruhi proses anodizing. Apabila konsentrasi dan

tegangannya besar, maka laju proses anodizing berjalan dengan cepat.

Apabila konsentrasi dan tegangannya kecil, maka laju proses anodizing

pun berjalan dengan lambat.

5.2 Saran

Adapun saran dari praktikan untuk praktikum selanjutnya yang akan

dilakukan yaitu:

1. Menggunakan larutan elektrolit dengan konsentrasi lebih besar agar


dapat berpengaruh kepekatan suatu elektrolit terhadap proses anodizing.
22

DAFTAR PUSTAKA

[1] Yustanti, Erlina. “DIKTAT KULIAH KIMIA FISIK II”, Fakultas Teknik
Untirta, 2005.
[2] ASM Handbook, Volume 13A. Corrosion: Fundamentals, Testing, and
Protection. USA: ASM International.
[3] Michael Faraday. "On Electrical Decomposition", Philosophical
Transactions of the Royal Society, 1834.
[4] Stephen D. Cramer and Bernard S. Covino, Jr. ASM Handbook Corrosion:
Fundamentals, Testing, and Protection. United States of America : ASM
International. 2003.
[5] Sulistijono. Jurnal Teknik Mesin. Pengaruh Densitas Arus dan
Konsentrasi Asam Sulfat Terhadap Ketebalan Dan Kualitas Pewarnaan
Lapisan Oksida Pada Anodizing Aluminium. 2006. Volume 6, Nomor 2.
23

LAMPIRAN A

CONTOH PERHITUNGAN
24

Lampiran A. Contoh Perhitungan

1. Menghitung M1 pada H2SO4

% = 98 %

𝜌 = 1,84

𝑀𝑟 = 98 𝑔𝑟/𝑚𝑜𝑙

10. 𝜌. % 10.1,84.98
𝑀= = = 18,4 𝑀
𝑀𝑟 98

2. Menghitung Volume Pengenceran pada 1 M

𝑀1 . 𝑉1 = 𝑀2 . 𝑉2

18,4. 𝑉1 = 1 .100

𝑉1 = 5,5 𝑚𝑙

3. Menghitung Volume Pengeceran pada 2 M

𝑀1 . 𝑉1 = 𝑀2 . 𝑉2

18,4. 𝑉1 = 2 .100

𝑉1 = 11 𝑚𝑙
25

LAMPIRAN B

JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS


26
28

Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

B.1 Jawaban Pertanyaan

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sel elektrokimia!

Jawab :

Sel elektrokimia adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik

dari energi yang dihasilkan oleh reaksi di dalam selnya, yaitu reaksi

oksidasi dan reaksi reduksi (reaksi redoks). Sel elektrokimia tersusun dari

dua material penghantar atau konduktor listrik yang disebut dengan katoda

dan anoda. Kedua material penghantar ini disebut dengan elektroda.

Anoda merupakan elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi,

sedangkan katoda adalah elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi.

Reaksi oksidasi adalah reaksi yang menghasilkan kenaikan bilangan

oksidasi, sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menghasilkan

penurunan bilangan oksidasi.

2. Jelaskan proses anodizing ditinjau dari aspek termodinamika!

Jawab :

Proses anodizing pada aspek termodinamikanya adalah bisa dilihat

dari larutan elektrolit yang sangat diperlukan dalam proses anodizing,

biasanya menggunakan larutan asam sulfat. Konsentrasi dari asam sulfat

akan mempengaruhi hasil dari anodizing seperti ketebalan lapisan dan

kekerasan permukaan logam. Aluminium merupakan suatu logam yang

secara termodinamika adalah logam yang reaktif (mudah beraksi).

3. Jelaskan proses anodizing ditinjau dari aspek kinetika!

Jawab :
27

Proses anodizing pada aspek kinetikanya adalah bisa dilihat dari

pembentukan tipe lapisan porous, lapisan barrier akan terbentuk terlebih

dahulu sebelum terbentuknya lapisan porous. Pertumbuhan oksida terjadi

pada persinggungan logam/oksida dan oksida/elektrolit, pertumbuhan

terjadi karena adanya gerakan kedalam dari anion yang mengandung

oksigen ( OH- , O2- , SO42- ). Sedangkan pertumbuhan pada persinggungan

oksida/elektrolit terjadi karena adanya gerakan keluar dari kation Al3+.

4. Jelaskan mekanisme pembentukan pori pada proses anodizing!

Jawab :

Mekanisme proses dari anodizing menggunakan prinsip elektrolisis.

Prinsip dasar elektrolisis adalah bagian dari sel elektrokimia dan berlawanan

dengan prinsip dasar sel volta, yaitu sebagai berikut:

a. Proses elektrolisis, mengubah energi listrik menjadi energi kimia.

b. Reaksi elektrolisis merupakan reaksi spontan, karena melibatkan energi

listrik dari luar.

Proses anodizing ini yang berperan sebagai anoda adalah alumunium (Al)

sedangkan yang berperan sebagai katoda adalah Timbal (Pb). Reaksi

elektrolisis anodizing Al adalah sebagai berikut:

H2SO4 → 2 H+ + SO42-...................................................(B.1)

Al → Al2+ + 2e- Al........................................................(B.2)

Mekanisme Sel Elektrolisis pada anodizing Keterangan :

a. Elektron bergerak dari kutub (-) sumber arus ke katoda, pada katoda

terjadi reaksi reduksi.


28

b. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi dan elektron mengalir menuju ke

sumber arus listrik.

c. Ion (+) bergerak menuju ke kutub (-) dan ion (-) bergerak menuju ke kutub

(+), molekul pelarut, bebas tempatnya ada di anoda maupun katoda.

d. Pada katoda akan terjadi endapan Alumunium (Al) dan Al pada anoda

akan terus menerus larut dan menempel pada katoda.

Hal ini yang menyebabkan proses anodizing mengalami porositas pada

lapisan oksidanya sehingga perlu dilakukan proses sealing karena

mengalami reaksi yang bersamaan pada pelat, bagian dari pelat mengalami

ionisasi dan ada bagian yang mengalami pembentukan lapisan oksida.

5. Sebutkan industri yang menggunakan proses anodizing!

Jawab :

1. PT Cahaya Anodize Industry di Cikarang, Indonesia.

2. PT AlcomexIndo di Bekasi, Indonesia.

3. PT Indo Anodize di Cikarang, Indonesia.

4. MPTC -MOTTAI-NAI Technology Corporation di dasmarinas, Filipina.

6. Sebutkan hal apa saja yang mempengaruhi proses anodizing dan jelaskan

pengaruhnya

Jawab :

a. Konsentrasi

Semakin besar konsentrasinya maka akan semakin besar pula lapisan

oksida yang terbentuk mempercepat sehingga lapisan oksida yang

terbentuk pun akan semakin tebal.

b. Luas Permukaan
29

Semakin besar luas permukaan maka akan semakin besar pula massa

lapisan oksida yang terbentuk dan daerah reaksi semakin besar

sehingga massa lapisan oksida makin banyak mudah terbentuk

c. Tegangan

Semakin tinggi tegangannya maka akan semakin besar pula lapisan

oksida yang terbentuk mempercepat proses ionisasi sehingga lapisan

oksida pun akan semakin tebal.

B.2 Tugas Khusus

1. Logam apa saja yang dapat dilakukan anodizing?

Jawab :

Logam – logam Non Ferrous dapat dilakukan proses anodizing,

Magnesium, Titanium, Aluminium, dan Zinc.

2. Jelaskan cara kerja arus AC pada pada proses anodizing?

Jawab :

Arus AC mengalir secara bolak-balik dari positif ke negatif dan

sebaliknya dengan frekuensi tertentu, makanya pada tegangan AC tidak

ada kutub positif dan negatif karena polaritasnya terus berubah dalam

frekuensi tertentu. Daya dalam fisika adalah laju energi yang dihantarkan

atau kerja yang dilakukan per satuan waktu. Satuan arus listrik adalah

Ampere yang diartikan, banyaknya muatan yang mengalir per satuan

waktu (dt).

3. Sebutkan macam-macam metode sealing!

Jawab :
30

a. Hot Sealing

b. Cold Sealing

c. Mechanical seal

d. Metallic Seal

4. Apakah larutan basa dapat digunakan pada proses anodizing!

Jawab :

Tidak dapat terjadi reaksi sesuai diagram pourbaix dia tidak bisa

membentuk Al3+. Mekanisme dari proses anodisasi merupakan

pembentukan lapisan oksida, yang membuat proses ini mirip mekanisme

korosi pada logam. Pada PH dan potensial tertentu dari logam alumunium

mampu teroksidasi menjadi bentuk ion sehingga logam ini dapat berikatan

dengan oksigen serta membentuk lapisan oksida.


31

LAMPIRAN C

GAMBAR ALAT DAN BAHAN


32

Lampiran C. Gambar Alat dan Bahan

Gambar C1. Gelas Kimia Gambar C.2 Rectifier

Gambar C.3 Pelat Pb Gambar C.4 Pelat Al

Gambar C.5 Gelas Ukur Gambar C.6 Neraca Digital

Gambar C.7 Penjepit Gambar C.8 Heater


33

Gambar C.9 Hairdryer


34

LAMPIRAN D

BLANKO PERCOBAAN

Anda mungkin juga menyukai