Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teknik Perawatan
Mekanik
Dosen Pembimbing : Parno Raharjo, Ph.D
Disusun Oleh :
Fikri Milsa Ananda 171211046
Gilang Gery Garnida 171211048
Jihan Farhain 171211051
2 MB
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena nikmat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Perakitan dan
Pelepasan Transmisi Sabuk Gigi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Parno Raharjo,
Ph.D selaku dosen terkait yang telah membantu kami dalam mempelajari topik ini.
Penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik
perawatan. Dan harapan kami akan laporan ini semoga laporan ini dapat menjadi
hal baik dalam studi kami, dan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.3 Puli...................................................................................................... 11
ii
3.2.1 Sabuk Gigi .................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Transmisi
2.1.1 Pengertian Transmisi
1. Transmisi Langsung
Sistem ini sering disebut dengan transmisi roda gigi, karena cara
kerjanya kontak secara langsung antara elemen poros penggerak dengan
yang digerakan. Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar
dan putaran yang tepat serta jarak yang relatif pendek. Roda gigi dapat
berbentuk silinder atau kerucut.
A. Kelebihan
Tidak terjadi slip
Dapat memindahkan daya yang besar
Dapat digunakan untuk putaran tinggi dan tepat
Ringkas tidak memerlukan tempat yang luas
Dapat memindahkan daya dengan putaran stabil
2
B. Kelemahan
Perlu ketelitian tinggi dalam perencanaannya, sampai perawatannya.
Biaya pembuatan yang cukup mahal.
Pada transmisi ini tidak terjadi kontak elemen poros dengan poros yang
digerakkan melainkan melalui elemen suatu transmisi yang
menghubungkan kedua poros.
3
Sabuk sabuk gigi (berbahan karet) dipakai pada mesin-mesin ringan yang
memiliki kapasitas kecil, suara yang dihasilkan belt lebih tenang tapi potensi putus
dan molor itu lebih besar. Sebenarnya timming belt didesain dari karet yang
memiliki serat kawat, jadi meski tertarik oleh tensioner belt, kondisi timming belt
ini masih tetap normal. Hanya saja kawat yang digunakan sebagai serat ini juga
berdiameter cukup kecil sehingga ketahanan belt terhadap gaya tarik itu kurang
baik.
Cara kerjanya ada yang otomatis ada pula yang manual. Untuk tensioner
manual memanfaatkan sebuah roller yang diposisikan untuk menegangkan belt.
Posisinya bisa diubah dengan memutar mur penyetelnya. Sementara pada tensioner
otomatis menggunakan daya pegas untuk menarik belt agar lebih kuat.
1. Mesin Perkakas
2. Kendaraan roda 4
3. Konveyor
4. Kompresor
5. Rice Huller
6. Kendaraan roda dua
4
Standar Sabuk gigi
I II III IV
XL, digunakan untuk mesin kantor, mesin jahit, instrumen dan komputer
XH, digunakan untuk blower, mesin kertas, tekstil dan alat-alat besar.
XXH, digunakan untuk mesin dengan tugas berat dan momen puntir besar
5
2.2.3 Pemilihan Tipe Sabuk Gigi
6
Rumus Pitch Sabuk Gigi
.dp
p
Zs
Keterangan :
p : pitch
dp : Diamater pitch
Zs : Jumlah gigi
70 H 050
I II III
Z Z
2
1 2
(Z Z )
6,28
L 1 2 2.L z
bz 2 L
z
Keterangan :
p : Pitch (inch)
2. Lenturan
L
y
64
Keterangan :
y : Lenturan (mm)
8
FENNER 1108 - 24
I II III
Pulley Aligtment
9
10
2.3 Puli
Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam
bahasa Inggris yaitu pulley(mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli
berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan
dihubungkan dengan sabuk (belt). Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali,
kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli
digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi,
atau memindahkan beban yang berat. Puli merupakan salah satu dari enam mesin
sederhana.
Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan
dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya,
torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat
meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat.
Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut
beberapa macam puli yang ada di pasaran:
11
Puli rata (flat pulley)
Puli V (V-pulley)
Puli poly-V
Puli synchronous
Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga
beragam. Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:
Baja (steels),
Besi tuang (cast irons),
12
Aluminium (aluminum),
Plastik, dll.
13
BAB III
PRAKTIKUM
14
Lepas sabuk gigi dengan cara memutar pulley secara perlahan sekaligus di
arahkan ke samping
3.2.2 Pulley
3.2.3 Bearing
3.3.1 Bearing
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Posisikan adaptor sleeve pada poros dengan ulir mengarah ke luar dan atur
jarak antara ujung poros sesuai data yang sudah diperoleh
Pasang bearing, looking washer, dan locknut
Kencangkan locknut menggunakan kunci spanner
15
3.3.2 Pulley
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Pasang pulley dan bush ke poros dan atur jarak antara ujung poros sesuai
data yang sudah di sediakan
Pasang dan kencangkan baut menggunakan kunci L pada bush
3.3.3 Sabuk Gigi
Bersihkan permukaan pulley dari debu dan oli yang masih menempel
menggunakan lap yang telah di sediakan
Pasang sabuk gigi pada pulley
Kencangkan tensioner sabuk gigi menggunakan kunci ring 17
Ukur kekencangan sabuk gigi menggunakan belt tensioner indicator
Atur kekencangan sesuai dengan data yang telah di tentukan sebelumnya
16
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Inspeksi
Shaft 2
710 mm
105 mm 457.45 mm
110 mm 37.55 mm
17
4.1.1 Komponen pada Poros 1
18
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 50
Adaptor sleeve length (mm) 45
Lock Nut 1.1
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
5. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 11
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.1
Locking washer code MB 11
6. Locking washer outer diameter (mm) 81
Locking washer hole diameter (mm) 55
Locking washer thickness (mm) 1.5
Bearing Housing 1.2
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 52
Bearing housing thickness (mm) 95
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) M12
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing JH 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 880
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 50
housing (Nm)
Bearing 1.2
8.
Bearing code 1211 K
19
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 55
Bearing thickness (mm) 21
Standard radial clearance (µm) 27-47
Actual radial clearace (µm) 20
Adaptor Sleeve 1.2
Adaptor sleeve code H311
9.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 55
Adaptor sleeve length (mm) 45
Lock Nut 1.2
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
10. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 11
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.2
Locking washer code MB 11
11. Locking washer outer diameter (mm) 81
Locking washer hole diameter (mm) 55
Locking washer thickness (mm) 1.5
20
Bearing Housing 2.1
Bearing housing code -
Bearing house high (Bottom to centre) -
(mm)
Hole diameter (mm) -
Bearing housing thickness (mm) -
2. Diameter baut pada bearing housing (mm) -
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) -
Kode bahan pada baut bearing housing -
Kekuatan Tarik maksimum pada baut -
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing -
housing (Nm)
Bearing 2.1
Bearing code -
Bearing type -
Bearing outer diameter (mm) -
3.
Bearing hole diameter (mm) -
Bearing thickness (mm) -
Standard radial clearance (µm) -
Actual radial clearace (µm) -
Adaptor Sleeve 2.1
Adaptor sleeve code -
4.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) -
Adaptor sleeve length (mm) -
Lock Nut 2.1
Lock nut code -
5. Lock nut outer diameter (mm) -
Lock nut hole diameter (mm) -
Lock nut thickness (mm) -
21
Thread type (metric or withworth) -
Thread pitch (mm or gpi) -
Locking Washer 2.1
Locking washer code -
6. Locking washer outer diameter (mm) -
Locking washer hole diameter (mm) -
Locking washer thickness (mm) -
Bearing Housing 2.2
Bearing housing code -
Bearing house high (Bottom to centre) -
(mm)
Hole diameter (mm) -
Bearing housing thickness (mm) -
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) -
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) -
Kode bahan pada baut bearing housing -
Kekuatan Tarik maksimum pada baut -
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing -
housing (Nm)
Bearing 2.2
Bearing code -
Bearing type -
Bearing outer diameter (mm) -
8.
Bearing hole diameter (mm) -
Bearing thickness (mm) -
Standard radial clearance (µm) -
Actual radial clearace (µm) -
Adaptor Sleeve 2.2
9.
Adaptor sleeve code -
22
Adaptor sleeve outer diameter (mm) -
Adaptor sleeve length (mm) -
Lock Nut 2.2
Lock nut code -
Lock nut outer diameter (mm) -
10. Lock nut hole diameter (mm) -
Lock nut thickness (mm) -
Thread type (metric or withworth) -
Thread pitch (mm or gpi) -
Locking Washer 2.2
Locking washer code -
11. Locking washer outer diameter (mm) -
Locking washer hole diameter (mm) -
Locking washer thickness (mm) -
23
11. Jumlah pulley gigi pada shaft 2 23
12. Diameter pitch pulley gigi pada shaft 2 93
(mm)
13. Kode taper lock pulley gigi pada shaft 2 1615 - 30
4.2 Instalasi
4.3 Analisa
Melihat dari hasil pengamatan diatas, perlu beberapa komponen yang harus
diganti, yaitu bearing 2.1 dan bearing 2.2 karena actual radial clearance nya sudah
tidak sesuai dengan standart. Serta komponen pada poros 2 tidak dapat dilakukan
inspeksi dikarenakan pulley pada poros 2 tidak dapat dilepas akibat kurangnya
dilakukan perawatan serta kesalahan dalam mengatur kekencangan baut pemasang
pada pulley yang meyebabkan baut pengencang pulley slek.
24
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
https://otomotif-er.blogspot.com/2014/11/macam-macam-transmisi-elemen-
mesin.html
26