Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

PRAKTIKUM PERAKITAN DAN PELEPASAN


TRANSMISI SABUK GIGI

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teknik Perawatan
Mekanik
Dosen Pembimbing : Parno Raharjo, Ph.D

Disusun Oleh :
Fikri Milsa Ananda 171211046
Gilang Gery Garnida 171211048
Jihan Farhain 171211051

2 MB

D-III TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena nikmat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Perakitan dan
Pelepasan Transmisi Sabuk Gigi” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui dan


menyelaraskan antara pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan
kenyataannya. Selain itu, praktikum ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah
satu syarat akademik kelulusan mata kuliah Teknik Perawatan yang mana sesuai
dengan Program di Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Bandung.

Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Parno Raharjo,
Ph.D selaku dosen terkait yang telah membantu kami dalam mempelajari topik ini.

Penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik
perawatan. Dan harapan kami akan laporan ini semoga laporan ini dapat menjadi
hal baik dalam studi kami, dan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.

Bandung, 9 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar belakang ..................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 2

2.1 Transmisi ............................................................................................. 2

2.1.1 Pengertian Transmisi ....................................................................... 2

2.1.2 Macam-macam Transmisi................................................................ 2

2.2 Sabuk Gigi............................................................................................ 3

2.3 Puli...................................................................................................... 11

2.3.1 Pengertian Puli .............................................................................. 11

2.3.2 Fungsi Puli .................................................................................... 11

2.3.3 Macam-Macam Puli ...................................................................... 11

2.3.4 Material Puli .................................................................................. 12

2.3.5 Aplikasi Puli .................................................................................. 13

BAB III PRAKTIKUM.................................................................................... 14

3.1 Alat yang Digunakan ......................................................................... 14

3.2 Pelepasan Transmisi Sabuk Gigi ....................................................... 14

ii
3.2.1 Sabuk Gigi .................................................................................... 14

3.2.2 Pulley ............................................................................................ 15

3.2.3 Bearing .......................................................................................... 15

3.3 Perakitan Transmisi Sabuk Gigi ....................................................... 15

3.3.1 Bearing .......................................................................................... 15

3.3.2 Pulley ............................................................................................ 16

3.3.3 Sabuk Gigi .................................................................................... 16

BAB IV HASIL PENGAMATAN ................................................................... 17

4.1 Inspeksi .............................................................................................. 17

4.1.1 Komponen pada Poros 1 ................................................................ 18

4.1.2 Komponen pada Poros 2 (Tidak Ada) ............................................ 20

4.1.3 Timing Belt ................................................................................... 23

4.2 Instalasi .............................................................................................. 24

4.3 Analisa ................................................................................................ 24

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 25

5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 25

5.2 Saran .................................................................................................. 25

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Maintenance adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan
untuk menjaga suatu barang atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa
diterima. Di dalam praktek-praktek maintenance masa lalu dan saat ini di baik
sektor swasta dan pemerintahan mengartikan maintenance itu adalah suatu tindakan
pemeliharaan mesin atau peralatan pabrik dengan memperbaharui usia pakai dan
kegagalan/kerusakan mesin.

Pada praktikum kali ini, kami melakukan pemeliharaan (perakitan dan


pelepasan sabuk gigi) yang bertujuan untuk mengetahui kode sabuk gigi dan juga
pulinya, mengetahui tindakan pemeliharaan pada sabuk gigi, cara pemasangan dan
pelepasan sabu gigi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :

1. Dapat menjelaskan pengertian rantai, fungsi sabuk gigi


2. Dapat mengerti kode-kode/ standar pada sabuk gigi
3. Dapat mengetahui dan melakukan perakitan dan pelepaasan transmisi sabuk
gigi
4. Dapat mengidentifikasi komponen pada sistem transmisi sabuk gigi

1
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Transmisi
2.1.1 Pengertian Transmisi

Transmisi daya adalah upaya untuk menyalurkan/memindahkan daya dari


sumber daya (motor diesel, bensin, turbin gas, motor listrik, dll) ke mesin yang
membutuhkan daya (mesin bubut, pompa, kompresor, mesin produksi, dll) atau
suatu alat atau penghubung dua buah poros atau lebih untuk memindahkan daya
dari poros yang satu keporos yang lainya. Transmisi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu transmisi tidak langsung dan transmisi langsung.

2.1.2 Macam-macam Transmisi

1. Transmisi Langsung

Sistem ini sering disebut dengan transmisi roda gigi, karena cara
kerjanya kontak secara langsung antara elemen poros penggerak dengan
yang digerakan. Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar
dan putaran yang tepat serta jarak yang relatif pendek. Roda gigi dapat
berbentuk silinder atau kerucut.

Adapun kelebihan dan kelemahan pada transmisi ini di antaranya:

A. Kelebihan
 Tidak terjadi slip
 Dapat memindahkan daya yang besar
 Dapat digunakan untuk putaran tinggi dan tepat
 Ringkas tidak memerlukan tempat yang luas
 Dapat memindahkan daya dengan putaran stabil

2
B. Kelemahan
 Perlu ketelitian tinggi dalam perencanaannya, sampai perawatannya.
 Biaya pembuatan yang cukup mahal.

2. Transmisi Tak Langsung

Pada transmisi ini tidak terjadi kontak elemen poros dengan poros yang
digerakkan melainkan melalui elemen suatu transmisi yang
menghubungkan kedua poros.

Penggunaan transmisi tak langsung dapat dibagi menjadi tiga


kelompok, yaitu :

A. Kelompok yang pertama : Sabuk dengan gigi yang digerakkan


dengan sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2 (m), dan
meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1
sampai 6/1.
B. Kelompok yang kedua : Sabuk rata dipasang pada puli silinder dan
meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10
(m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1.
C. Kelompok yang ketiga : Sabuk dengan penampang trapesium
dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua
poros yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan perbandingan
putaran antara 1/1 sampai 7/1 .

2.2 Sabuk Gigi

2.2.1 Pengertian Sabuk Gigi

3
Sabuk sabuk gigi (berbahan karet) dipakai pada mesin-mesin ringan yang
memiliki kapasitas kecil, suara yang dihasilkan belt lebih tenang tapi potensi putus
dan molor itu lebih besar. Sebenarnya timming belt didesain dari karet yang
memiliki serat kawat, jadi meski tertarik oleh tensioner belt, kondisi timming belt
ini masih tetap normal. Hanya saja kawat yang digunakan sebagai serat ini juga
berdiameter cukup kecil sehingga ketahanan belt terhadap gaya tarik itu kurang
baik.

Tensioner atau peregang adalah komponen tambahan yang ada pada


timming chain dan timming belt untuk menguatkan tegangan sabuk atau dengan
kata lain komponen ini akan mencegah terjadinya penguluran sabuk.

Cara kerjanya ada yang otomatis ada pula yang manual. Untuk tensioner
manual memanfaatkan sebuah roller yang diposisikan untuk menegangkan belt.
Posisinya bisa diubah dengan memutar mur penyetelnya. Sementara pada tensioner
otomatis menggunakan daya pegas untuk menarik belt agar lebih kuat.

Adapun pemakaian Sabuk gigi ini, digunakan pada :

1. Mesin Perkakas
2. Kendaraan roda 4
3. Konveyor
4. Kompresor
5. Rice Huller
6. Kendaraan roda dua

2.2.2 Konstruksi Sabuk Gigi

4
Standar Sabuk gigi

ISORAN 630 H 300

I II III IV

Digit pertama : Pabrik pembuat/manufacturer

Digit kedua : Panjang sabuk (inch/10)

Digit ketiga : Jenis sabuk

Digit ke empat : Lebar sabuk (inch/100 )

Jenis Sabuk pada sabuk gigi :

XL, digunakan untuk mesin kantor, mesin jahit, instrumen dan komputer

L, digunakan untuk mesin perkakas, pompa dan mesin tekstil.

H, digunakan untuk mesin tekstil dan mesin kompak tugas ringan

XH, digunakan untuk blower, mesin kertas, tekstil dan alat-alat besar.

XXH, digunakan untuk mesin dengan tugas berat dan momen puntir besar

5
2.2.3 Pemilihan Tipe Sabuk Gigi

Yang harus diperhatikan saat pemililihan tipe sabuk gigi adalah :

1. Tenaga yang dipindahkan (kW)


2. Putaran (rpm)
 Konstruksi Puli Sabuk Gigi

6
 Rumus Pitch Sabuk Gigi

 .dp
p
Zs

Keterangan :

p : pitch

dp : Diamater pitch

Zs : Jumlah gigi

 Standar Puli Sabuk gigi

70 H 050

I II III

Digit pertama : Jumlah Gigi

Digit kedua : Tipe Sabuk Gigi

Digit ketiga : Lebar (Inch/100)

 Rumus Panjang Sabuk Gigi


L  p.Zbmm
b
L  p.L Inch 
b bz
L
Lz 
pmm

Z Z 
2
 1 2
(Z  Z ) 
 6,28 
L  1 2  2.L  z
bz 2 L
z

Keterangan :

Lbz : Panjang sabuk (gigi)

Lz : Jarak sumbu (gigi)


7
L : Jarak Sumbu (mm)

p : Pitch (inch)

Z1 : Jumlah gigi penggerak

Z2 : Jumlah gigi yang digerakkan

 Standar kekencangan dinyatakan dalam :


1. Gaya

2. Lenturan

L
y
64
Keterangan :

y : Lenturan (mm)

L: jarak sumbu (mm)

 Standar Taper Lock :

8
FENNER 1108 - 24

I II III

Digit pertama : Manufaktur

Digit kedua : Tipe

Digit ketiga : Diameter

 Pulley Aligtment

9
10
2.3 Puli

2.3.1 Pengertian Puli

Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam
bahasa Inggris yaitu pulley(mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli
berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan
dihubungkan dengan sabuk (belt). Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali,
kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli
digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi,
atau memindahkan beban yang berat. Puli merupakan salah satu dari enam mesin
sederhana.

Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan
dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya,
torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat
meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat.

2.3.2 Fungsi Puli

Puli memiliki fungsi antara lain:

 Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang


digerakkan,
 Mereduksi putaran,
 Mempercepat putaran,
 Memperbesar torsi,
 Memperkecil torsi.

2.3.3 Macam-Macam Puli

Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut
beberapa macam puli yang ada di pasaran:

11
 Puli rata (flat pulley)

 Puli V (V-pulley)

 Puli poly-V

 Puli synchronous

2.3.4 Material Puli

Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga
beragam. Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:

 Baja (steels),
 Besi tuang (cast irons),

12
 Aluminium (aluminum),
 Plastik, dll.

2.3.5 Aplikasi Puli

Aplikasi puli antara lain terdapat pada:

 Mesin bubut besar


 Compressor
 Mesin penggiling padi, dll

13
BAB III

PRAKTIKUM

3.1 Alat yang Digunakan

No. Nama Alat Spesifikasi/Ukuran


1 Jangka Sorong Besar 600mm, kecermatan 0,02 mm
2 Jangka Sorong Kecil 150mm, kecermatan 0,05 mm
3 Dudukan Poros 2 Buah
4 Kunci Pas Ring 17-17 dan 24-24
5 Pemukul Adaptor Sleeve 1 Buah
6 Palu Besi ½ LB
7 Kunci Ring-Ring 17-19
8 Pitch Gauge 60 Metrisch
9 Kunci L 4 mm, 5 mm. 6 mm. 8 mm
10 Tensioner 20 Kg
11 Feeler Gauge 0,05 – 1 mm
12 Ragum 1 Buah di Meja
13 Hook Spaner 2 Buah
14 Mal Derajat untuk Pulley 1 Set
15 Penggaris 30 cm
16 Meteran 50 m
17 Palu Plastik ½ LB

3.2 Pelepasan Transmisi Sabuk Gigi

3.2.1 Sabuk Gigi

 Kendurkan tensioner sabuk gigi menggunakan kunci ring 17


 Kendurkan baut untuk mengatur jarak antara poros menggunakan kunci 17
dan kunci L

14
 Lepas sabuk gigi dengan cara memutar pulley secara perlahan sekaligus di
arahkan ke samping

3.2.2 Pulley

 Longgarkan dan lepaskan semua baut yang menempel pada pulley


menggunakan kunci L
 Pasang dan kencangkan baut untuk melepas pulley menggunakan kunci L
hingga pulley lepas dari bush
 Lepaskan pulley dan bush dari porosnya

3.2.3 Bearing

 Kendurkan dan lepaskan baut pada bearing housing menggunakan kunci


ring 17
 Cekam poros pada ragum menggunakan plat yang sudah di sediakan
 Ukur jarak antara bearing dan ujung poros sebelum bearing di lepas
 Kendurkan dan lepaskan locknut menggunakan kunci spanner
 Lepaskan bearing dan adaptor sleeve menggunakan alat pemukul adaptor
sleeve
 Hentakan tangan kepada tangan yang sedang memegang bearing dan
adaptor sleeve sampai semua komponen tersebeut terlepas

3.3 Perakitan Transmisi Sabuk Gigi

3.3.1 Bearing

 Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
 Posisikan adaptor sleeve pada poros dengan ulir mengarah ke luar dan atur
jarak antara ujung poros sesuai data yang sudah diperoleh
 Pasang bearing, looking washer, dan locknut
 Kencangkan locknut menggunakan kunci spanner

15
3.3.2 Pulley

 Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
 Pasang pulley dan bush ke poros dan atur jarak antara ujung poros sesuai
data yang sudah di sediakan
 Pasang dan kencangkan baut menggunakan kunci L pada bush
3.3.3 Sabuk Gigi

 Bersihkan permukaan pulley dari debu dan oli yang masih menempel
menggunakan lap yang telah di sediakan
 Pasang sabuk gigi pada pulley
 Kencangkan tensioner sabuk gigi menggunakan kunci ring 17
 Ukur kekencangan sabuk gigi menggunakan belt tensioner indicator
 Atur kekencangan sesuai dengan data yang telah di tentukan sebelumnya

16
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

4.1 Inspeksi

Bearing Housing 1.1

Bearing Housing 2.1


Shaft 1

Shaft 2

Bearing Housing 1.2

Bearing Housing 2.2

710 mm

105 mm 457.45 mm

110 mm 37.55 mm

17
4.1.1 Komponen pada Poros 1

No Nama Komponen Kode/Ukuran


Shaft
1. Shaft diameter (mm) 50
Shaft length (mm) 700
Bearing Housing 1.1
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 52
Bearing housing thickness (mm) 95
2. Diameter baut pada bearing housing (mm) M10
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing JH 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 880
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 50
housing (Nm)
Bearing 1.1
Bearing code 1211 K
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
3. Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 55
Bearing thickness (mm) 21
Standard radial clearance (µm) 27-47
Actual radial clearace (µm) 40
Adaptor Sleeve 1.1
4.
Adaptor sleeve code H311

18
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 50
Adaptor sleeve length (mm) 45
Lock Nut 1.1
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
5. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 11
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.1
Locking washer code MB 11
6. Locking washer outer diameter (mm) 81
Locking washer hole diameter (mm) 55
Locking washer thickness (mm) 1.5
Bearing Housing 1.2
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 52
Bearing housing thickness (mm) 95
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) M12
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing JH 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 880
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 50
housing (Nm)
Bearing 1.2
8.
Bearing code 1211 K

19
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 55
Bearing thickness (mm) 21
Standard radial clearance (µm) 27-47
Actual radial clearace (µm) 20
Adaptor Sleeve 1.2
Adaptor sleeve code H311
9.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 55
Adaptor sleeve length (mm) 45
Lock Nut 1.2
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
10. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 11
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.2
Locking washer code MB 11
11. Locking washer outer diameter (mm) 81
Locking washer hole diameter (mm) 55
Locking washer thickness (mm) 1.5

4.1.2 Komponen pada Poros 2 (Tidak Ada)

No Nama Komponen Kode/Ukuran


Shaft
1. Shaft diameter (mm) -
Shaft length (mm) -

20
Bearing Housing 2.1
Bearing housing code -
Bearing house high (Bottom to centre) -
(mm)
Hole diameter (mm) -
Bearing housing thickness (mm) -
2. Diameter baut pada bearing housing (mm) -
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) -
Kode bahan pada baut bearing housing -
Kekuatan Tarik maksimum pada baut -
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing -
housing (Nm)
Bearing 2.1
Bearing code -
Bearing type -
Bearing outer diameter (mm) -
3.
Bearing hole diameter (mm) -
Bearing thickness (mm) -
Standard radial clearance (µm) -
Actual radial clearace (µm) -
Adaptor Sleeve 2.1
Adaptor sleeve code -
4.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) -
Adaptor sleeve length (mm) -
Lock Nut 2.1
Lock nut code -
5. Lock nut outer diameter (mm) -
Lock nut hole diameter (mm) -
Lock nut thickness (mm) -

21
Thread type (metric or withworth) -
Thread pitch (mm or gpi) -
Locking Washer 2.1
Locking washer code -
6. Locking washer outer diameter (mm) -
Locking washer hole diameter (mm) -
Locking washer thickness (mm) -
Bearing Housing 2.2
Bearing housing code -
Bearing house high (Bottom to centre) -
(mm)
Hole diameter (mm) -
Bearing housing thickness (mm) -
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) -
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) -
Kode bahan pada baut bearing housing -
Kekuatan Tarik maksimum pada baut -
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing -
housing (Nm)
Bearing 2.2
Bearing code -
Bearing type -
Bearing outer diameter (mm) -
8.
Bearing hole diameter (mm) -
Bearing thickness (mm) -
Standard radial clearance (µm) -
Actual radial clearace (µm) -
Adaptor Sleeve 2.2
9.
Adaptor sleeve code -

22
Adaptor sleeve outer diameter (mm) -
Adaptor sleeve length (mm) -
Lock Nut 2.2
Lock nut code -
Lock nut outer diameter (mm) -
10. Lock nut hole diameter (mm) -
Lock nut thickness (mm) -
Thread type (metric or withworth) -
Thread pitch (mm or gpi) -
Locking Washer 2.2
Locking washer code -
11. Locking washer outer diameter (mm) -
Locking washer hole diameter (mm) -
Locking washer thickness (mm) -

4.1.3 Timing Belt

No Nama Komponen Kode/Ukuran


1. Kode/sabuk gigi 600 H 150
2. Panjang sabuk (gigi; inchi; mm) 60 inch
3. Lebar sabuk 1½ inch
4. Jarak sumbu pulley antara shaft 1 dan shaft 528,5
2 (mm)
5. Pitch sabuk gigi (gigi; inch; mm) 12.7
6. Kode pulley pada shaft 1 48 H 150
7. Jumlah pulley gigi pada shaft 1 48
8. Diameter pitch pulley gigi pada shaft 1 194
(mm)
9. Kode taper lock pulley gigi pada shaft 1 2012 – 50
10. Kode pulley gigi pada shaft 2 23 H 150

23
11. Jumlah pulley gigi pada shaft 2 23
12. Diameter pitch pulley gigi pada shaft 2 93
(mm)
13. Kode taper lock pulley gigi pada shaft 2 1615 - 30

4.2 Instalasi

No Nama Komponen Standard Aktual


1. Levelling poros 1 0.06 mm/in (Center) Center
2. Kekencangan sabuk 50 N / 8,25 mm 50 N / 8,5 mm

4.3 Analisa

Melihat dari hasil pengamatan diatas, perlu beberapa komponen yang harus
diganti, yaitu bearing 2.1 dan bearing 2.2 karena actual radial clearance nya sudah
tidak sesuai dengan standart. Serta komponen pada poros 2 tidak dapat dilakukan
inspeksi dikarenakan pulley pada poros 2 tidak dapat dilepas akibat kurangnya
dilakukan perawatan serta kesalahan dalam mengatur kekencangan baut pemasang
pada pulley yang meyebabkan baut pengencang pulley slek.

24
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa,


1. Sabuk sabuk gigi (berbahan karet) dipakai pada mesin-mesin ringan yang
memiliki kapasitas kecil, suara yang dihasilkan belt lebih tenang tapi potensi
putus dan molor itu lebih besar. Sebenarnya timming belt didesain dari karet
yang memiliki serat kawat, jadi meski tertarik oleh tensioner belt, kondisi
timming belt ini masih tetap normal. Hanya saja kawat yang digunakan
sebagai serat ini juga berdiameter cukup kecil sehingga ketahanan belt
terhadap gaya tarik itu kurang baik.
2. Sabuk gigi memiliki kode/kode tertentu yang menjadi standard dalam
ukuran sabuk gigi itu sendiri, baik lebar pitch, panjang, dll
3. Dalam pelepasan dan perakitan sabuk gigi sendiri, harus dilakukan secara
hati-hati dan perlu menggunakan alat-alat yang sesuai dengan fungsinya
karena komponen pendukung pada sabuk gigi yang rentan, seperti bearing,
dll
4. Komponen pada system transmisi sabuk gigi yaitu shaft, bearing housing,
bearing, adaptor sleeve, lock nut, locking washer, puli, dan sabuk gigi.

5.2 Saran

1. Sebelum melakukan praktikan, pastikan alat-alat yang akan digunakan


dalam kondisi yang baik
2. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Perlu adanya penggantian bearing, karena clearance bearing itu sendiri
sudah tidak memenuhi standardnya.
4. Perlu adanya penggantian komonen pada poros 2 agar komponen pada
poros 2 dapat dilakukan inspeksi.

25
DAFTAR PUSTAKA

Engineering craftsmen. Mechanical maintenance and Installation1, VolumeI.

Teknik Perakitan Mekanik, Modul B. P5D Fontys University. 1998

https://otomotif-er.blogspot.com/2014/11/macam-macam-transmisi-elemen-
mesin.html

(Diakskes pada 10 Juli 2019)

26

Anda mungkin juga menyukai