Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teknik Perawatan
Mekanik
Dosen Pembimbing : Parno Raharjo, Ph.D
Disusun Oleh :
Fikri Milsa Ananda 171211046
Gilang Gery Garnida 171211048
Jihan Farhain 171211051
2 MB
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena nikmat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Perakitan dan
Pelepasan transmisi sabuk V” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Parno Raharjo,
Ph.D selaku dosen terkait yang telah membantu kami dalam mempelajari topik ini.
Penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik
perawatan. Dan harapan kami akan laporan ini semoga laporan ini dapat menjadi
hal baik dalam studi kami, dan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
4.1.3 Transmisi V Belt ................................................................................... 18
4.1.4 Instalasi ................................................................................................. 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 20
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20
5.2 Saran ............................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah :
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Transmisi
2.1.1 Pengertian Transmisi
1. Transmisi Langsung
Sistem ini sering disebut dengan transmisi roda gigi, karena cara
kerjanya kontak secara langsung antara elemen poros penggerak dengan
yang digerakan. Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar
dan putaran yang tepat serta jarak yang relatif pendek. Roda gigi dapat
berbentuk silinder atau kerucut.
A. Kelebihan
Tidak terjadi slip
Dapat memindahkan daya yang besar
Dapat digunakan untuk putaran tinggi dan tepat
Ringkas tidak memerlukan tempat yang luas
Dapat memindahkan daya dengan putaran stabil
B. Kelemahan
Perlu ketelitian tinggi dalam perencanaannya, sampai perawatannya.
2
Biaya pembuatan yang cukup mahal.
Pada transmisi ini tidak terjadi kontak elemen poros dengan poros yang
digerakkan melainkan melalui elemen suatu transmisi yang
menghubungkan kedua poros.
2.1.3 Sabuk-V
3
A. Keunggulan Sabuk-V
Sabuk-V mempunyai keuntungan dibandingkan sabuk lainya diantaranya
adalah:
4
Standar penampang sabuk
• Terdapat keausan pada salah satu sisi sabuk yang mungkin disebabkan
karena misalignment puli
• Sabuk putus
• Sabuk sobek
5
2.2 Puli
Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam
bahasa Inggris yaitu pulley(mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli
berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan
dihubungkan dengan sabuk (belt). Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau
batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali,
kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli
digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi,
atau memindahkan beban yang berat. Puli merupakan salah satu dari enam mesin
sederhana.
Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan
dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya,
torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat
meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat.
Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut
beberapa macam puli yang ada di pasaran:
6
Puli rata (flat pulley)
Puli V (V-pulley)
Puli poly-V
7
Puli synchronous
Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga
beragam. Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:
Baja (steels),
Besi tuang (cast irons),
Aluminium (aluminum),
Plastik, dll.
8
BAB III
PRAKTIKUM
3.2.1 Pulley
9
Pasang dan kencangkan baut untuk melepas pulley menggunakan kunci L
hingga pulley lepas dari bush
Lepaskan pulley dan bush dari porosnya
3.2.2 Sabuk V
3.2.3 Bearing
3.2.1 Pulley
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Pasang pulley dan bush ke poros dan atur jarak antara ujung poros sesuai
data yang sudah di sediakan
Pasang dan kencangkan baut menggunakan kunci L pada bush
10
3.2.2 Sabuk V
Bersihkan permukaan pulley dari debu dan oli yang masih menempel
menggunakan lap yang telah di sediakan
Pasang sabuk v pada pulley
Kencangkan tensioner sabuk v menggunakan kunci ring 17
Ukur kekencangan sabuk v menggunakan belt tensioner indicator
Atur kekencangan sesuai dengan data yang telah di tentukan sebelumnya
3.2.3 Bearing
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli
yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Posisikan adaptor sleeve pada poros dengan ulir mengarah ke luar dan atur
jarak antara ujung poros sesuai data yang sudah diperoleh
Pasang bearing, looking washer, dan locknut
Kencangkan locknut menggunakan kunci spanner
11
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Shaft 2
710 mm
105 mm 457.45 mm
110 mm 37.55 mm
12
Bearing Housing 1.1
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 52
Bearing housing thickness (mm) 95
2. Diameter baut pada bearing housing (mm) 9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing TMS 4.6
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 460
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 16.7
housing (Nm)
Bearing 1.1
Bearing code 2211 K
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
3. Bearing outer diameter (mm) 99.92
Bearing hole diameter (mm) 56.1
Bearing thickness (mm) 25
Standard radial clearance (µm) 17-32
Actual radial clearace (µm) 30
Adaptor Sleeve 1.1
Adaptor sleeve code MB 11
4.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 57
Adaptor sleeve length (mm) 45
Lock Nut 1.1
Lock nut code KM 11
5.
Lock nut outer diameter (mm) 75
Lock nut hole diameter (mm) 53
13
Lock nut thickness (mm) 11
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.1
Locking washer code MB 11
6. Locking washer outer diameter (mm) 80
Locking washer hole diameter (mm) 55.5
Locking washer thickness (mm) 1.2
Bearing Housing 1.2
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 50
Bearing housing thickness (mm) 95
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) 9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing TMS 4.6
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 460
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 16.7
housing (Nm)
Bearing 1.2
Bearing code 22211 K
Bearing type Double row spherical
roller bearing
8. Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 56
Bearing thickness (mm) 25
Standard radial clearance (µm) 55-75
Actual radial clearace (µm) 70
14
Adaptor Sleeve 1.2
Adaptor sleeve code MB 11
9.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 57
Adaptor sleeve length (mm) 37
Lock Nut 1.2
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
10. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 10.8
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 1.2
Locking washer code MB 11
11. Locking washer outer diameter (mm) 80
Locking washer hole diameter (mm) 55.5
Locking washer thickness (mm) 1.2
15
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing JH 8.8/LOBO 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 880
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 50
housing (Nm)
Bearing 2.1
Bearing code AS E3 1211 K
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
3. Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 55
Bearing thickness (mm) 21
Standard radial clearance (µm) 17-32
Actual radial clearace (µm) 30
Adaptor Sleeve 2.1
Adaptor sleeve code MB 11
4.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 56.5
Adaptor sleeve length (mm) 37
Lock Nut 2.1
Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
5. Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 10.9
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 2.1
Locking washer code MB 11
6.
Locking washer outer diameter (mm) 79.42
Locking washer hole diameter (mm) 55.5
16
Locking washer thickness (mm) 1.2
Bearing Housing 2.2
Bearing housing code SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 70
(mm)
Hole diameter (mm) 52.5
Bearing housing thickness (mm) 93.5
7. Diameter baut pada bearing housing (mm) 9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm) 1.5
Kode bahan pada baut bearing housing SN 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut 880
bearing housing (N/mm²)
Standard kekecangan baut pada bearing 50
housing (Nm)
Bearing 2.2
Bearing code 1211 EK TN9
Bearing type Double row self
aligning ball bearing
8. Bearing outer diameter (mm) 100
Bearing hole diameter (mm) 55.5
Bearing thickness (mm) 21
Standard radial clearance (µm) 17-32
Actual radial clearace (µm) 30
Adaptor Sleeve 2.2
Adaptor sleeve code MB 11
9.
Adaptor sleeve outer diameter (mm) 54
Adaptor sleeve length (mm) 37
Lock Nut 2.2
10. Lock nut code KM 11
Lock nut outer diameter (mm) 75
17
Lock nut hole diameter (mm) 53
Lock nut thickness (mm) 10.8
Thread type (metric or withworth) Metric
Thread pitch (mm or gpi) 2 mm
Locking Washer 2.2
Locking washer code MB 11
11. Locking washer outer diameter (mm) 81
Locking washer hole diameter (mm) 55.5
Locking washer thickness (mm) 1.18
18
17. Sudut groove puli pada shaft 2 (º) 38
4.1.4 Instalasi
19
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. V Belt merupakan salah satu media transmisi daya pada suatu mesin yang
membentuk sebuah sabuk yang tersusun dari material karet dan memilik
penampang trapesium maupun persegi sesuai dengan tipe, jenis dan
kegunaannya. V Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan
V Belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada (Kecepatan V
Belt, gesekan antara V Belt dan pulley, tegangan belt terhadap pulley,
Sudut kontak antara belt dan pulley). Fungsi dari V Belt yaitu digunakan
sebagai transmisi daya dari suatu poros ke poros yang lainnya melalui
sebuah pulley yang berputar karena adanya sumber daya tertentu, dengan
kecepatan putar yang sama ataupun berbeda bergantung pada rasio
perbandingan kedua buah pulley.
2. V Belt memiliki kode/kode tertentu yang menjadi standard dalam ukuran V
Belt itu sendiri, baik lebar, panjang, dll
3. Dalam pelepasan dan perakitan V Belt sendiri, harus dilakukan secara hati-
hati dan perlu menggunakan alat-alat yang sesuai dengan fungsinya karena
komponen pendukung pada V Belt yang rentan, seperti bearing, dll
4. Komponen pada system transmisi V belt yaitu shaft, bearing housing,
bearing, adaptor sleeve, lock nut, locking washer, puli, dan V Belt.
5.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
https://otomotif-er.blogspot.com/2014/11/macam-macam-transmisi-elemen-
mesin.html
21