DISUSUN OLEH:
AFDAL (200203500001)
NIDHOM MUBAROK (200203500004)
M. FIQRAM AVECENNA (1823042021)
I
KATA PENGANTAR
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
` Makassar, 11 Februari 2023
Penyusun,
II
DAFTAR ISI
III
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Eksistensi alat berat dalam proyek-proyek ini baik proyek konstruksi
maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang pemerintah baik
dalam pembangunan infrastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang,
misalnya semen dan batu bara. Keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat
antara lain waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar, dan nilai-nilai ekonomis.
2 Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi,
tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya
perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi
dan aplikasinya.
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang di harapkan dapat
tercapai dengan lebih mudah dangan waktu yang relative lebih singkat. Unit alat
berat khususnya excavator terdapat bagian yang disebut undercarriage.
Undercarriage merupakan bagian utama yang bersentuhan dengan jalan atau
ground. Itu artinya aktualisasi dari perubahan pergerakan unit, perubahan tingkat
kecepatan oleh transmisi, dan segala aspek perubahan pada machine baru akan
memiliki efek apabila undercarriage berkerja. Dalam berkerjanya, banyak hal
yang menjadi pertimbangan sebuah desain undercarriage system.
Hal yang pertama dihadapi adalah hambatan dari jalan atau teksture tanah
karena undercarriage harus bersinggungan dengan jalan atau ground. Tanpa
bersinggungan dengan ground maka kerja unit menjadi tidak efektif. Menapaknya
undercarriage ketanah pun bukan sesuatu yang tanpa hambatan. Track atau wheel
yang berputar dan menyentuh tanah akan memberikan efek gesekan. Gesekan ini
akan mengakibatkan banyak efek mulai dari keausan hingga panas yang
ditimbulkan. Pada undercarriage terdapat track frame, carrier roller, track roller
1
front idler, recoil spring, sproket, track link dan track shoe. Maka melihat hal
tersebut dilakuakn study cara kerja komponen undercarriage guna menambah
pengetahuan tetang unit excavator.
1.3. Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan konstruksi dan fungsi sistem undercarriage
2. Menjelaskan jenis sistem undercarriage
3. Menjelaskan dan memahami cara perawatan sistem undercarriage
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Undercarriage
Other
45% - 60%
Steering
Blade
4
2.2. Klasifikasi Undercarriage
Undercarriage dapat diklasifikasikan kedalam dua
tipe,yaitu: tipe rigid dan tipe semi rigid.
1. Tipe rigid
Pada undercarriage tipe ini, front idler tidak dilengkapi
dengan rubber pad. Final drive juga tidak dilengkapi dengan
rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada
main frame. Contoh unit yang menggunakan undercarriage
tipe ini adalah bulldozer D80/85A dan D155A.
5
Rubber
3. Jenis Undercarriage
a) Oval Track
6
b) Elevated Sprocket Track
Untuk komponen yang kedua ini memungkinkan final drive serta sprocket
tidak harus memikul beban berat dari machine secara langsung. Bagian ini juga
nantinya yang akan lebih bersih dari lumpur karena posisinya yang berada di
bagian atas. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa final drive merupakan
komponen yang awet dan mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan
komponen yang lainnya. Selain itu, machine akan lebih seimbang, gaya dorong
atau traksi yang lebih tinggi dan track roller frame bisa bergerak lebih fleks
a) Track Frame
Track frame merupakan tulang punggung dari pada
undrcarriage, sebagai tempat kedudukan komponen-
komponen undercarriage. Pada setiap crawler tractor
terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada bagian kiri
7
dan kanan unit.
Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk
menyerupai kotak (box) yang disusun saling menyilang dan
dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus
dirancang agar mampu melawan beban kejut baik dalam
kondisi kerja ringan maupun berat.
Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main
frame, track frame diklasifikasikan menjadi beberapa tipe,
yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot mounting. Berikut ini
dijelaskan perbedaan antara keduanya.
Rigid mounting
Main
Frame
Track Frame
Rigid Mounting
Pivot maounting
8
Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini
masing-masing track frame-nya dapat bergerak secara bebas
(independenly). Track frame ini digunakan pada unit-unit
dengan ukuran menegah sampai dengan unit yang berukuran
besar.
Track frame dengan tipe pivot mounting terdiri atas dua
tipe, yaitu: pivot shaft type dan diagonal brace type.
Equalizer
Equalizer
D
i
Pivot Shaft Diagonal Brace
a
g
o
n
a
l
B
race Type Track Frame Pivot Shaft Type Track
Frame
b) Track Roller
Fungsi dan klasifikasi track roller
Track roller yang terdapat pada sebuah undercarriage
berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track dan sebagai
pengarah track link, bukan untuk menggulung track. Track
roller teridiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double
flange.
9
Single Flange Double Flange
//
10
Track roller support
Track roller support merupakan komponen yang berfungsi sebagai
pemegang atau tempat dudukan dari track roller. Track roller support
terdiri dari dua tipe, yaitu tipe rigid dan tipe boogie.
Track roller support dengan tipe rigid berarti track roller-nya
langsung dipasang pada track frame nya. Track roller support tipe
boogie terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tipe X-boogie dan K-boogie. Di
samping ditunjukkan dua buah tipe track roller tipe boogie.
11
c) Carrier roller
Fungsi dan klasifikasi carrier roller
Carrier roller merupakan salah satu komponen
undercarriage yang berfungsi untuk:
Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly
agar tidak melentur ke bawah.
Menjaga kelurusan antara track shoe assembly dengan idler.
12
Flat type carrier roller
e) Front Idler
Idler dipasang pada bagian depan dari track frame
yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track link assembly
dan peredam kejut. Pada bagian dalam dari idler dilengkapi
dengan bushing dan shaft serta oli yang berfungsi sebagai
pelumas.
13
Gambar 2.12 Struktur Front Idler
14
g) Sprocket
Fungsi sprocket
Sprocket berfungsi untuk: Meneruskan tenaga gerak ke track
melalui bushing. Merubah putaran menjadi gulungan pada track
agar unit dapat bergerak.
Klasifikasi sprocket
Tipe sprocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan
segmented sprocket. Sprocket dengan tipe solid terbuat dari
cast steel yang merupakan satu kesatuan, sehingga jika ada
salah satu teeth pada sprocket yang mengalami kerusakan,
maka untuk menggantinya harus dilakukan pemotongan dan
dilas kembali.
Sprocket dengan tipe segmented lebih banyak digunakan
karena cukup praktis penggunaannya karena mudah dilepas
atau diganti satu persatu.
`
`Solid sprocket
Gambar 2.14
Klasifikasi Sprocket
Sumber: lit 1
15
h) Track Link
Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar menjadi
gulungan dan tempat tumpuan dari track roller sehingga
memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen utama dari
track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal ass’y. Track link
terdiri dari dua tipe, yaitu: seal and lubricated type track dan
grease sealed type track.
16
Contoh master link
i) Track Shoe
Track shoe hampir sama dengan landasan sepatu yang kita gunakan. Kita harus
sesuaikan landasan sepatu dengan kondisi tanah tempat kita berjalan. Sepatu yang kita
gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu yang kita gunakan di ruang
kantor. Hal tersebut sama ketika kita melakukan pemilihan untuk track shoe pada
sebuah crawler tractors. Crawler tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah rawa
tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan crawler tractors yang digunakan untuk
bekerja di daerah bebatuan.
Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan kemudahan dalam bermanuver pada
sebuah crawler tractors. Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah
dalam memilih track shoe, maka akan berakibat alat kita akan mudah slip dan gaya
dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan kecil.
17
Gambar 2.17 Tipe Track Shoe
Sumber: lit 1
a) Motor Penggerak
Berfungsi sebagai tenaga penggerak yang dihasilkan, kemudian
akan diteruskan ke penggerak lain. Menentukan daya motor
dipengaruhi oleh daya yang terjadi pada poros, pulley dan
kecepatan putaran poros penggerak.
Jika (rpm) adalah putaran dari motor listrik dan T (Nm)
adalah torsi pada motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang
diperlukan untuk menggerakkan sistem yaitu:
18
b) Menentukan Kecepatan Putaran Bor
Kecepatan putaran dibutuhkan pada saat pengeboran untuk
menentukan lubang baut yang akan digunakan. Pada rancang bangun
banyak digunakan baut dengan ukuran M3 dan M5.
Rumus kecepatan putaran:
…………………………………(2, lit.3, 1984: 89)
Dimana :
Vc : Tergantung jenis bahan (m/min)
π: 3.14
d: Diameter bor (mm) n: putaran (rpm)
d = diameter roda
gerinda (mm)
k) Rantai
Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai
sebuah deretan penghubung dengan sambungan pin, ketika daya
yang ditransmisikan antara poros- poros yang berputar, rantai
berhubungan dengan roda bergigi yang disebut sproket.
Jenis rantai yang paling umum disebut rantai rol (roller
chain), di mana rol pada setiap pen menyediakan gesekan yang
sangat kecil di antara rantai dan sproket. Jenis lainnya meliputi
berbagai rancangan penghubung yatt dan dapat diperpanjang, yang
19
banyak digunakan dalam konveyor.
…….......(Robert L. Mort,2009:261)
Keterangan:
C = jarak sumbu poros
L = Panjang rantai
N1= jumlah gigi sproket kecil
N2 = jumlah gigi sproket besar
2.4. Perawatan
Menurut Patrick (lit. 4), maintenance adalah suatu kegiatan untuk
memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki,
melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan
perencanaan yang ada. Perawatan dibutuhkan pada setiap alat atau
20
unit yang bergerak. Perawatan dilakukan guna menjaga suatu alat
atau unit tetap dalam kondisi seperti semula dan memperpanjang usia
unit sehingga mencapai kinerja alat yang maksimal.
a) Tujuan Perawatan
Adapun tujuan perawatan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang usia unit.
2. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan.
c) Klasifikasi Perawatan
Secara garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan
dalam dua macam yaitu: Perawatan terencana (planned maintenance)
dan perawatan tidak terencana (unplanned maintenance). Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
21
Gambar 2.19 Klasifikasi
22
dengan sistem steering dan rem, yang bisa bergerak ke kiri, kanan, maju, dan
mundur..
Pemeriksaan Menyeluruh
23
Beberapa praktik dasar yang biasanya diterapkan pada penggunaan excavator,
di antaranya:
Sebagai contoh, sepatu excavator yang lebih sempit, sangat tepat bila
digunakan pada kondisi tanah yang keras dan berbatu. Hal ini dikarenakan jenis
ini, memiliki penetrasi dan pegangan tanah yang baik. Sementara untuk
sepatu excavator yang lebar, tepat bila digunakan pada permukaan tanah yang
lunak. Penyebabnya karena jenis sepatu lebar memiliki lebih banyak flotasi
dengan tekanan tanah yang lebih rendah.
24
Grouser
Tips berikutnya adalah dengan menentukan grouser yang
benar. Grouser tunggal atau ganda, bisa bekerja dengan baik ketika digunakan
untuk meletakkan pipa.
Umumnya, makin tinggi jumlah grouser yang dimiliki trek, maka akan
makin banyak kontak trek dengan tanah. Kemudian getaran akan berkurang dan
trek bisa bertahan lebih pada kondisi yang lebih abrasif
Track Link
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada track
25
link adalah sebagai berikut: Pindahkan tautan track sampai pin master berada di
atas idler depan pada posisi letakkan balok kayu.
Kendurkan ketegangan tautan track. Jika tegangan track tidak berkurang saat
grease dilonggarkan, gerakkan mesin ke belakang dan ke depan.
26
Angkat mesin dan letakkan balok kayu di bawah mesin. Jangan mendekatke sisi
sproket karena pelat track shoe dapat jatuh pada mengenai kaki.
Carrier Roller
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada
carrier roller adalah sebagai berikut:
27
Gambar 6. Mengendorkan mur
Track Roller
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada track
roller adalah sebagai berikut: Kendurkan ketegangan track roller
Gunakan kekuatan lengan ayun pada excavator untuk mengangkat track kebagian
sisi yang akan dilepas. Setelah mesin terangkat, maka aturlah blok yang berada di bawah
unit.
28
Idler dan Recoil Spring
Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan untuk assembly idler dan recoil spring
adalah sebagai berikut. Lepaslah Track Link .
Lepaskan sling recoil spring (1) dengan cara menarik idler dan recoil
spring dari track frame dengan menggunakan pengait. Berat recoil spring kurang
lebih adalah 457 kg.
29
1.2 Disassembly dan Assembly pada Idler
Keterangan:
1. Shell 4. O-ring 7. Spring pin
2. Bushing 5. Seal assembly 8. Plug
3. Shaft 6. Bracket
30
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan disassembly
pada idler adalah sebagai berikut: Lepaskan tutup dan bersihkan oli. Tarik pin
pegas (7), menggunakan pers.
31
Tahapan yang perlu dilakukan untuk melakukan assembly pada idler
adalah sebagai berikut. Sebelum melakukan assembly, bersihkan bagian-
bagiannya, Lapisi permukaan geser semua bagian dengan pelumas, Dinginkan
bushing (2) sepenuhnya dengan pendingin dan tekan masuk ke dalam shell (1).
Jangan menekannya pada suhu normal, atau jangan mengetuk dengan palu
bahkansetelah suhu dingin.
32
Gambar 19. Memasang seal, shell dan bracket
4. Pasang Shaft (3) ke shell (1).
33
Gambar 23. Meletakkan bracket dan mengencangkan baut
34
Gambar 25. Melepas bracket dan spring
35
6. Lepaskan Grease Valve (13) dari rod (12).
Gambar 27. Melepas road seal, back up ring dan dust seal
7. Lepaskan Rod Seal (9), Back Up Ring (10) dan Dust Seal
(11).
Gambar 28. Memasang road seal, back up ring dan dust seal
1. Tuangkan minyak pelumas ke dalam body (1), lalu dorong
masuk rod (12) dengan tangan. Setelah mengeluarkan
minyak pelumas dari grease valve lubang pemasangan,
biarkan udara keluar. Jika membiarkan udara tidak cukup,
itu mungkin sulit untuk menyesuaikan ketegangan crawler.
2. Pasang grease valve (13) ke rod (12).
36
Gambar 29. Memasang grease valve ke dalam rod
37
6. Setelah pengaturan spring (3), pasang kunci plat (6), spring
washer
(8) dan baut (7).
38
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Undercarriage adalah sekumpulan komponen yang digunakan untuk
menompang beban unit (crawler type). Salah satu fungsinya adalah untuk
menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram (traction
force). Undercarriage pada umumnya mempunyai sebuah struktur
assembly terdiri dari beberapa komponen-komponen undercarriage seperti
track frame, track chain assembly, front idler, recoil spring, final drive,
carrier roller, sproket, rock guard, track roller, dan track guard,
Perawatan pada komponen undercarriage excavator dilakukan sebagai
bentuk pemeliharaan terhadap komponen-komponen undercarriage,
sehingga mempermudah langkah perbaikan lebih lanjut. Perawatan
undercarriage harus dilakukan secara periodik sesuai dengan waktu pemakaian
(periodical maintenance). Periodical maintenance umum dilakukan dalam
periode tertentu seperti harian, minggunan dan bulanan, Kegiatan perawatan yang
bersifat harian umumnya dilakukan kegiatan inspeksi dan pengecekan bagian-
bagian undercarriage, seperti menjaga kebersihan dan rutin melakukan inspeksi
pada undercarriage, adapun inspeksi dapat dilakukan dengan meletakaan mistar
atau balok yang rata dan lurus diatas shoe antara carrier roller dan idler,
kemudian mengukur jarak mistar atau balok dengan grouser shoe pada bagian
tengah antara carrier roller dan idler. Apabila jaraknya 20-30 mm, berarti
ketegangan track tidak pada nilai standar, maka ketegangan track perlu diadjust
kembali, Perawatan yang dilakukan pada periode mingguan meliputi perawatan-
perawatan yang sifatnya pengecekan pada komponen-komponan yang kurang
sesuai dengan kondisi normal. Kegiatan perawatan yang dilakukan dalam periode
mingguan meliputi penyetelan pada bagian-bagian komponen undercarriage.
39
umur komponen-komponen besar undercarriage. Jenis perawatan yang
dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standar overhaule dilakukan
yang telah ditemukan terhadap masing-masing komponen yang ada, Pada
prinsipnya untuk praktik disamssembly dan assembly pada komponen
undercarriate dilakukan jika komponen dalam keadaan rusak dibongkar
(disassembly) dan dibersihkan, lalu diperiksa kerusakan yang terjadi pada
komponen tersebut serta dilakukan pengukuran untuk mengetahui spare part
pada komponen tersebut, adapun proses perakitan (assembly) dilakukan dengan
urutaran terbalik dari proses disassembly.
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut: Diharapkan aktivitas periodic inspection
dilakukan saat perpindahan jam kerja operator (over shift) dan aktivitas
cleaning and washing dilakukan saat jam istirahat operator, dan
dimasukkan dalam program periodical service, midlife dan overhoule
unit. Aktivitas yang berhubungan dengan komponen undercarriage
diharapkan untuk mematikan kondisi engine unit dan unit berada pada
tumpuan tanah yang stabil serta komponen undercarriage tidak dapat
bergerak.
40
DAFTAR PUSTAKA
ARPARTS, 27 September 2020, Apa itu undercarriage pada alat berat diakses 11
Maret 2023, https://arparts.id/apa-itu-undercarriage-pada-alat-berat/.
ARPARTS, 27 September 2020, cara merawat undercarriage diakses 11 Maret
2023, https://arparts.id/begini-cara-merawat-undercarriage-excavator/
Caterpillar. 2012. Undercarriage Systems and Supports. Printed in U.S.A.
https://google.com/patents/US5368115 (diakses 25 september 2012)
Caterpillar. 2012. Cat Undercarriage, Managemeng Guide. Printed in U.S.A.
https://www.stowerscat.com/p/9/Cat%20Undercarriage%20Management%20Gui
d e.pdf ( diakses
PT. Pamapersada Nusantara Tbk. 2011. Modul Basic Mechanical Course,
Finan Drive & Undercarriage. Jakarta: PT. Pamapersada Nusantara Tbk.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20288881-S1134-Hidayat%20Jati.pdf (diakses
13 juni 2011 )
Tim Pengembang Vokasi. 2016.”Final Drive & Undercarriage”. Surakarta:
Sekolah Vokasi
41