Anda di halaman 1dari 44

TEKNOLOGI ALAT BERAT

DAN PEMELIHARAAN SISTEM ALAT BERAT

DISUSUN OLEH:

AFDAL (200203500001)
NIDHOM MUBAROK (200203500004)
M. FIQRAM AVECENNA (1823042021)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (S1)


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2023

I
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
– Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula saya
haturkan sholwat dan taslim kepada junjungan Rasulullah SAW. semoga kita
diberi syafaat hingga hari akhir kelak.
Makalah ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Teknologi Alat Berat dan Pemeliharaan Sistem Alat Berat. Pada makalah
diuraikan mengenai sistem undercarriage. Dalam makalah ini saya merangkum
beberapa materi mengenai sistem undercarriage dari beberapa sumber.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Besar harapan saya agar
pembaca dapat memberi masukan berupa kritik dan saran terhadap makalah
ini.Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada beerbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb
` Makassar, 11 Februari 2023

Penyusun,

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... II


DAFTAR ISI.................................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1. Pendahuluan ...........................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
1.3. Tujuan .....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3
2.1. Fungsi Undercarriage .............................................................................................3
2.2. Klasifikasi Undercarriage ........................................................................................5
2.3. Komponen Undercarriage .......................................................................................7
2.4. Perawatan .............................................................................................................. 20
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 39
1. Kesimpulan .............................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 41

III
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Eksistensi alat berat dalam proyek-proyek ini baik proyek konstruksi
maupun proyek manufaktur sangatlah penting guna menunjang pemerintah baik
dalam pembangunan infrastruktur maupun dalam eksplore hasil-hasil tambang,
misalnya semen dan batu bara. Keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat
antara lain waktu yang sangat cepat, tenaga yang besar, dan nilai-nilai ekonomis.
2 Penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan
pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain rendahnya produksi,
tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya
perbaikan yang tidak semestinya. Oleh karena itu, sebelum menentukan tipe dan
jumlah peralatan dan attachmentnya sebaiknya dipahami terlebih dahulu fungsi
dan aplikasinya.
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang di harapkan dapat
tercapai dengan lebih mudah dangan waktu yang relative lebih singkat. Unit alat
berat khususnya excavator terdapat bagian yang disebut undercarriage.
Undercarriage merupakan bagian utama yang bersentuhan dengan jalan atau
ground. Itu artinya aktualisasi dari perubahan pergerakan unit, perubahan tingkat
kecepatan oleh transmisi, dan segala aspek perubahan pada machine baru akan
memiliki efek apabila undercarriage berkerja. Dalam berkerjanya, banyak hal
yang menjadi pertimbangan sebuah desain undercarriage system.
Hal yang pertama dihadapi adalah hambatan dari jalan atau teksture tanah
karena undercarriage harus bersinggungan dengan jalan atau ground. Tanpa
bersinggungan dengan ground maka kerja unit menjadi tidak efektif. Menapaknya
undercarriage ketanah pun bukan sesuatu yang tanpa hambatan. Track atau wheel
yang berputar dan menyentuh tanah akan memberikan efek gesekan. Gesekan ini
akan mengakibatkan banyak efek mulai dari keausan hingga panas yang
ditimbulkan. Pada undercarriage terdapat track frame, carrier roller, track roller

1
front idler, recoil spring, sproket, track link dan track shoe. Maka melihat hal
tersebut dilakuakn study cara kerja komponen undercarriage guna menambah
pengetahuan tetang unit excavator.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konstruksi dan fungsi sistem undercarriage ?
2. Apa saja jenis sistem undercarriage ?
3. Bagaimana perawatan sistem undercarriage ?

1.3. Tujuan
Mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan konstruksi dan fungsi sistem undercarriage
2. Menjelaskan jenis sistem undercarriage
3. Menjelaskan dan memahami cara perawatan sistem undercarriage

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1. Fungsi Undercarriage


Undercarriage atau disebut juga sebagai kerangka bawah
merupakan bagian dari sebuah crawler tractor yang berfungsi:
 untuk menopang dan meneruskan beban unit ke tanah.
 bersama-sama dengan sistem steering dan rem
mengarahkan unit untuk bergerak maju, mundur, ke
kanan, dan ke kiri.
 sebagai pembawa dan pendukung unit.

Gambar 2.1 Komponen Undercarriage Bulldozer dan Excavator


Sumber: lit 1

Jika dilihat dari fungsinya di atas, maka undercarriage


adalah salah satu komponen yang sangat fital dari sebuah
crawler tractor. Komponen-komponen undercarriage harus
dilakuakan perbaikan atau penggantian (service) secara
berkala, sebab jika tidak akan berakibat pada menurunnya
performa alat tersebut.

3
Undercarriage
Other
45% - 60%
Steering

Blade

Gambar 2.2 Grafik Fungsi Undercarriage


Sumber: lit 1

Sehingga pengguna harus mengeluarkan banyak biaya


untuk perawatan undercarriage. Dari hasil penelitian
dikatakan bahwa biaya perawatan undercariage sekitar 45%-
60% dari total biaya perawatan alat.
Di bawah ini ditunjukkan sebuah struktur undercarriage
assembly. Pada gamabar terlihat beberapa komponen-
komponen undercarriage, seperti front idler, carrier roller,
track chain assembly, track frame, track rollers, dan
sprocket.

Gambar 2.3 Undercarriage assembly


Sumber: lit 1

4
2.2. Klasifikasi Undercarriage
Undercarriage dapat diklasifikasikan kedalam dua
tipe,yaitu: tipe rigid dan tipe semi rigid.
1. Tipe rigid
Pada undercarriage tipe ini, front idler tidak dilengkapi
dengan rubber pad. Final drive juga tidak dilengkapi dengan
rubber bushing dan equalizing beam hanya menempel pada
main frame. Contoh unit yang menggunakan undercarriage
tipe ini adalah bulldozer D80/85A dan D155A.

Gambar 2.4 Tipe Rigid

2. Tipe semi rigid

Tipe kerangka bawah ini pada track framenya dilengkapi


dengan rubber pad dan pada sprocket dilengkapi dengan
rubber bushing. Undercarriege tipe ini equalizing beam-nya
diikat dengan pin pada frame utama.

5
Rubber

Track frame semi rigid

Gambar 2.5 Tipe Semi


Rigid

3. Jenis Undercarriage

Setelah memahami informasi seputar pengertian, fungsi, dan


klasifikasi undercarriage, informasi yang juga harus kamu pahami adalah
beberapa jenis undercarriage. Berdasarkan bentuknya, undercarriage
dibagi menjadi 2, yaitu:

a) Oval Track

Oval track merupakan konstruksi sprocket yang ada di bagian


belakang machine sementara idler berada di bagian depan machine.
Kemudian di bagian atas track frame terdapat satu atau dua carrier roller
dan terdapat beberapa track roller di bagia bawahnya. Adapun kompone
yang nanti langsung bersentuhan dengan mesin adalah track line. Track
line inilah yang nanti akan berperan sebagai rantai penghubung, lalu track
shoe berperan sebagai tapakan.

6
b) Elevated Sprocket Track

Untuk komponen yang kedua ini memungkinkan final drive serta sprocket
tidak harus memikul beban berat dari machine secara langsung. Bagian ini juga
nantinya yang akan lebih bersih dari lumpur karena posisinya yang berada di
bagian atas. Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa final drive merupakan
komponen yang awet dan mampu bertahan lebih lama dibandingkan dengan
komponen yang lainnya. Selain itu, machine akan lebih seimbang, gaya dorong
atau traksi yang lebih tinggi dan track roller frame bisa bergerak lebih fleks

2.3. Komponen Undercarriage

a) Track Frame
Track frame merupakan tulang punggung dari pada
undrcarriage, sebagai tempat kedudukan komponen-
komponen undercarriage. Pada setiap crawler tractor
terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada bagian kiri

7
dan kanan unit.
Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk
menyerupai kotak (box) yang disusun saling menyilang dan
dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus
dirancang agar mampu melawan beban kejut baik dalam
kondisi kerja ringan maupun berat.
Berdasarkan cara pengikatannya (mounting) ke main
frame, track frame diklasifikasikan menjadi beberapa tipe,
yaitu: tipe rigid mounting dan tipe pivot mounting. Berikut ini
dijelaskan perbedaan antara keduanya.

 Rigid mounting

Main
Frame

Track Frame

Rigid Mounting

Gambar 2.6 Track


Frame Rigid Mounting
Sumber: lit 1

Track frame dengan tipe rigid ini diikat (mounting) ke


main frame dengan kaku (rigidly). Track frame dengan tipe
seperti ini biasa digunakan pada unit-unit kecil, contohnya
pada unit bulldozer D41-6.

 Pivot maounting

8
Track frame dengan tipe pivot mounting seperti ini
masing-masing track frame-nya dapat bergerak secara bebas
(independenly). Track frame ini digunakan pada unit-unit
dengan ukuran menegah sampai dengan unit yang berukuran
besar.
Track frame dengan tipe pivot mounting terdiri atas dua
tipe, yaitu: pivot shaft type dan diagonal brace type.

Equalizer
Equalizer
D
i
Pivot Shaft Diagonal Brace
a
g
o
n
a
l

B
race Type Track Frame Pivot Shaft Type Track
Frame

Gambar 2.7 Type Track Frame


Sumber: lit 1

b) Track Roller
 Fungsi dan klasifikasi track roller
Track roller yang terdapat pada sebuah undercarriage
berfungsi sebagai pembagi berat unit ke track dan sebagai
pengarah track link, bukan untuk menggulung track. Track
roller teridiri atas dua jenis, yaitu single flange dan double
flange.

9
Single Flange Double Flange

Gambar 2.8 Jenis Track Rolle

Dua jenis track roller tersebut dipasang dengan susunan


tertentu pada masing- masing track pada crawler tractor.
Jumlah track roller yang terpasang pada sebuah
undercarriage sangat tergantung dari panjangnya track,
semakin panjang track maka semakin banyak pula susunan
track roller yang terpasang. Berikut ini ditunjukkan salah satu
contoh susunan track roller pada unit bulldozer D155.

 Struktur track roller


Di samping ini ditunjukkan struktur dari sebuah track
roller. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah, oli
yang terdapat di dalam track roller bertujuan untuk
mengurangi keausan yang terjadi akibat gesekan antara
bushing dengan shaft.

Gambar 2.9 Struktur Track Roller


Sumber: lit 1

//

10
 Track roller support
Track roller support merupakan komponen yang berfungsi sebagai
pemegang atau tempat dudukan dari track roller. Track roller support
terdiri dari dua tipe, yaitu tipe rigid dan tipe boogie.
Track roller support dengan tipe rigid berarti track roller-nya
langsung dipasang pada track frame nya. Track roller support tipe
boogie terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tipe X-boogie dan K-boogie. Di
samping ditunjukkan dua buah tipe track roller tipe boogie.

Jika dibandingkan dengan track roller support tipe rigid


(conventional), track roller support tipe boogie lebih dapat
menyesuaikan dengan bentuk permukaan tanah yang tidak
rata, hal ini akan lebih menguntungkan karena akan
meminimalkan slip antara permukaan tanah dengan track
shoe.

Dengan slip yang minimal, maka akan menambah traksi


dan memperpanjangumur dari komponen-komponen
undercarriage.

X-Boogie Track K-Boogie Track

Gambar 2.10 Tipe Boogie


Sumber: lit 1

11
c) Carrier roller
 Fungsi dan klasifikasi carrier roller
Carrier roller merupakan salah satu komponen
undercarriage yang berfungsi untuk:
 Menahan gulungan bagian dari track shoe assembly
agar tidak melentur ke bawah.
 Menjaga kelurusan antara track shoe assembly dengan idler.

Jumlah carrier roller yang terpasang pada tiap-tiap sisi


track sangat tergantung pada panjang-pendeknya track. Pada
umumnya jumlah carrier roller yang terpasang adalah 1 atau
2 carrier roller pada tiap-tiap sisi.
Terdapat dua tipe carrier roller, yaitu tipe flange (flange
type) dan tipe flat (flat type). Carrier roller tipe flange dibagi
lagi menjadi 2 tipe, yaitu center flange dan single flage.
d) Flange type carrier roller

Di bawah ditunjukkan dua tipe carrier roller tipe flange,


yaitu center flange type dan single flange type.

Center flange type pada


umumnya digunakan pada unit
hydraulic excavator, bulldozer
ukuran kecil, dan dozer shovels.

Single flange type pada


umumnya digunakan pada unit
bulldozer dengan ukuran sedang
sampai besar dan dozer shovels.

12
Flat type carrier roller

Carrier roller dengan tipe flat


pada umumnya digunakan pada
hydraulic excavator dengan
ukuran kecil.

Gambar 2.11 Tipe Carrier Roller


Sumber: lit 1

 Struktur carrier roller


Struktur dari carrier roller seperti ditunjukkan pada
gambar di samping terlihat lebih sederhana jika
dibandingkan dengan struktur track roller. Di dalam carrier
roller juga terdapat oli pelumas untuk mengurangi terjadinya
keausan antara bushing dengan shaft.
Dan juga terdapat seal untuk mencegah terjadinya
kebocoran oli ke luar dan sebaliknya mencegah kotoran agar
jangan sampai masuk ke dalam komponen carrier roller.

e) Front Idler
Idler dipasang pada bagian depan dari track frame
yang berfungsi sebagai pengarah (guide) track link assembly
dan peredam kejut. Pada bagian dalam dari idler dilengkapi
dengan bushing dan shaft serta oli yang berfungsi sebagai
pelumas.

13
Gambar 2.12 Struktur Front Idler

f) Track Adjuster & Recoil Spring


Recoil spring yang terdapat pada komponen
undercarriage berfungsi untuk kejutan yang berasal dari
front idler, sehingga hal ini akan dapat memperpanjang umur
komponen dan menambah kenyamanan operator dalam
mengoperasikan alat. Sedangkan track adjuster berfungsi
agar kondisi kekencangan track shoe assembly tetap terjaga.

Gambar 2.13 Struktur Adjuster and Recoil Spring


Sumber: lit 1

14
g) Sprocket

 Fungsi sprocket
Sprocket berfungsi untuk: Meneruskan tenaga gerak ke track
melalui bushing. Merubah putaran menjadi gulungan pada track
agar unit dapat bergerak.

 Klasifikasi sprocket
Tipe sprocket ada dua macam, yaitu solid sprocket dan
segmented sprocket. Sprocket dengan tipe solid terbuat dari
cast steel yang merupakan satu kesatuan, sehingga jika ada
salah satu teeth pada sprocket yang mengalami kerusakan,
maka untuk menggantinya harus dilakukan pemotongan dan
dilas kembali.
Sprocket dengan tipe segmented lebih banyak digunakan
karena cukup praktis penggunaannya karena mudah dilepas
atau diganti satu persatu.

`
`Solid sprocket
Gambar 2.14
Klasifikasi Sprocket
Sumber: lit 1

15
h) Track Link
Track link berfungsi sebagai merubah gerakan putar menjadi
gulungan dan tempat tumpuan dari track roller sehingga
memungkinkan unit dapat berjalan. Komponen-komponen utama dari
track link terdiri atas: link, pin, bushing, dan seal ass’y. Track link
terdiri dari dua tipe, yaitu: seal and lubricated type track dan
grease sealed type track.

Gambar 2.15 Tipe Track Link


Sumber: lit 1

Link berfungsi sebagai:


 Penumpu berat unit ke landasan.
 Tempat persinggungan dengan track roller dan carrier roller
 Pemutus dan penghubung rangkaian rantai (khusus untuk
master link). Link terdiri dari dua tipe, yaitu: master link dan
reguler link.

16
Contoh master link

Gambar 2.16 Tipe Link


Sumber: lit 1

i) Track Shoe
Track shoe hampir sama dengan landasan sepatu yang kita gunakan. Kita harus
sesuaikan landasan sepatu dengan kondisi tanah tempat kita berjalan. Sepatu yang kita
gunakan untuk mendaki gunung tentu berbeda dengan sepatu yang kita gunakan di ruang
kantor. Hal tersebut sama ketika kita melakukan pemilihan untuk track shoe pada
sebuah crawler tractors. Crawler tractor yang digunakan untuk bekerja di daerah rawa
tentu memiliki track shoe yang berbeda dengan crawler tractors yang digunakan untuk
bekerja di daerah bebatuan.
Track shoe berfungsi untuk menimbulkan traksi dan kemudahan dalam bermanuver pada
sebuah crawler tractors. Seperti halnya kita dalam memilih jenis sepatu, jika kita salah
dalam memilih track shoe, maka akan berakibat alat kita akan mudah slip dan gaya
dorong dan gaya tarik yang dihasilkan akan kecil.

 Tipe track shoe


Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa pemilihan tipe
track shoe sangat penting. Tipe track shoe yang digunakan pada
sebuah crawler tractors sangat ditentukan oleh kondisi landasan
dimana alat tersebut bekerja.

17
Gambar 2.17 Tipe Track Shoe
Sumber: lit 1

j) Rumus-Rumus Dasar atau Perhitungan Utama Undercarriage


Perancangan konstruksi sangat memperhatikan kebutuhan daya
yang diperlukan oleh motor penggerak. Ketersediaan daya listrik
yang mencukupi sangat menentukan kinerja motor penggerak secara
optimal. Perumusan dasar yang digunakan pada rancang bangun ini
ialah ;

a) Motor Penggerak
Berfungsi sebagai tenaga penggerak yang dihasilkan, kemudian
akan diteruskan ke penggerak lain. Menentukan daya motor
dipengaruhi oleh daya yang terjadi pada poros, pulley dan
kecepatan putaran poros penggerak.
Jika (rpm) adalah putaran dari motor listrik dan T (Nm)
adalah torsi pada motor listrik, maka besarnya daya P (kW) yang
diperlukan untuk menggerakkan sistem yaitu:

P = T .......................................................(1, lit.2, 2014)

Dimana P = Daya motor bakar (Hp)


T = Torsi motor bakar (Nm)
n = Putaran motor bakar (rpm)

18
b) Menentukan Kecepatan Putaran Bor
Kecepatan putaran dibutuhkan pada saat pengeboran untuk
menentukan lubang baut yang akan digunakan. Pada rancang bangun
banyak digunakan baut dengan ukuran M3 dan M5.
Rumus kecepatan putaran:
…………………………………(2, lit.3, 1984: 89)

Dimana :
Vc : Tergantung jenis bahan (m/min)
π: 3.14
d: Diameter bor (mm) n: putaran (rpm)

c) Proses Pemotongan dengan Gerinda


Kecepatan putar roda gerinda secara teoritis dihitung menggunakan rumus:
N =................................................................ (3, lit.2, 1984: 89)

Dimana N = kecepatan putar (rpm)


Vc = kecepatan potong
(m/menit)

d = diameter roda
gerinda (mm)

k) Rantai
Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai
sebuah deretan penghubung dengan sambungan pin, ketika daya
yang ditransmisikan antara poros- poros yang berputar, rantai
berhubungan dengan roda bergigi yang disebut sproket.
Jenis rantai yang paling umum disebut rantai rol (roller
chain), di mana rol pada setiap pen menyediakan gesekan yang
sangat kecil di antara rantai dan sproket. Jenis lainnya meliputi
berbagai rancangan penghubung yatt dan dapat diperpanjang, yang
19
banyak digunakan dalam konveyor.

Gambar 2.18 Model Rantai Roll

Panjang rantai harus merupakan kelipatan utuh jarak bagi dan


diizinkan menggunakan jumlah jarak bagi yang genap. jarak sumbu
poros harus dapat disetel untuk menyesuaikan panjang rantai dan
memberikan ruang toleransi dan keausan. Kelonggaran yang
berlebihan pada sisi kendor harus dihindari, khususnya pada
transmisi yang tidak horizontal.
Rumus persamaan panjang rantai:

…….......(Robert L. Mort,2009:261)

Keterangan:
C = jarak sumbu poros
L = Panjang rantai
N1= jumlah gigi sproket kecil
N2 = jumlah gigi sproket besar

2.4. Perawatan
Menurut Patrick (lit. 4), maintenance adalah suatu kegiatan untuk
memelihara dan menjaga fasilitas yang ada serta memperbaiki,
melakukan penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk
mendapatkan suatu kondisi operasi produksi agar sesuai dengan
perencanaan yang ada. Perawatan dibutuhkan pada setiap alat atau

20
unit yang bergerak. Perawatan dilakukan guna menjaga suatu alat
atau unit tetap dalam kondisi seperti semula dan memperpanjang usia
unit sehingga mencapai kinerja alat yang maksimal.

a) Tujuan Perawatan
Adapun tujuan perawatan sebagai berikut:
1. Untuk memperpanjang usia unit.
2. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan.

b) Keuntungan-keuntungan Melakukan Perawatan


Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting bila
melakukan perawatan yang dilaksanakan dengan baik:
a. Waktu terhentinya produksi menjadi berkurang.
b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur bagi tenaga perawatan.
c. Berkurangnya waktu untuk menunggu peralatan yang dibutuhkan.
d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk perbaikan.
e. Penggantian suku cadang yang direncanakan dapat dihemat
kebutuhannya, sehingga suku cadang selalu tersedia di
gudang setiap waktu.

f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi karena


berkurangnya kerusakan.

c) Klasifikasi Perawatan
Secara garis besar kegiatan perawatan dapat diklasifikasikan
dalam dua macam yaitu: Perawatan terencana (planned maintenance)
dan perawatan tidak terencana (unplanned maintenance). Untuk lebih
jelasnya mengenai pembagian strategi perawatan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.

21
Gambar 2.19 Klasifikasi

1. Perawatan Terencana (Planned Maintenance)


Dalam perawatan terencana suatu peralatan akan mendapat
giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang telah ditentukan
sedemikian rupa sehingga kerusakan besar dapat dihindari.
Perawatan terencana (planned maintenance) terbagi menjadi
preventive maintenance dan corrective maintenance.

2. Perawatan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)


Perawatan tidak terencana ini membahas mengenai perawatan
darurat dimana perawatan ini merupakan salah satu cara perawatan yang
tidak direncanakan sebelumnya sehingga biasanya hal ini dilakukan saat
mesin atau peralatan tersebut. mengalami kegagalan atau kerusakan yang
tidak terduga dan harus segera diperbaiki untuk mencegah akibat yang
lebih serius lagi. Salah satu contoh perawatan tidak terencana adalah
emergency maintenance. Pemeliharaan darurat adalah pekerjaan perbaikan
yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang
tidak terduga.
Cara Merawat Undercarriage Excavator
Tingkat ketahanan undercarriage sangat baik. Hal ini dikarenakan beban berat
yang harus ditopang di atasnya. Selain itu, undercarriage juga akan bekerja

22
dengan sistem steering dan rem, yang bisa bergerak ke kiri, kanan, maju, dan
mundur..

 Bersihkan Kotoran Undercarriage Excavator

Bisa dipastikan undercarriage excavator akan kotor bila sudah digunakan.


Jika tidak dibersihkan, maka bisa menyebabkan
komponen undercarriage menjadi lebih cepat aus. Tidak hanya itu, beban berat
dari kotoran, juga bisa menambah bobot undercarriage, sehingga bisa
mengurangi penghematan bahan bakar. Oleh karena itu, operator excavator harus
meluangkan waktu untuk membersihkan kotoran maupun puing yang menumpuk
di undercarriage. Anda bisa menggunakan sekop maupun pencuci bertekanan
untuk membersihkannya.

 Pemeriksaan Menyeluruh

Cara merawat undercarriage berikutnya adalah melakukan pemeriksaan


menyeluruh pada seluruh bagiannya. Tujuannya untuk mengetahui, apakah telah
terjadi keausan yang berlebih, bagian yang tidak rata, hingga komponen kecil
yang mungkin saja rusak atau hilang. Bagian-bagian yang terdiri
dari undercarriage yang sebaiknya diperiksa, diantaranya, drive motor, drive
sprocket, kemudian track bolt, track chain, track shoe, juga track tension.
Pastikan semua komponen berada di tempatnya. Hindari kebocoran oli yang bisa
saja terjadi karena, hal ini merupakan indikasi segel yang tidak berfungsi dengan
baik. Untuk itu, jangan sampai lupa untuk memeriksa roller, idler,
juga drive motor dengan baik.

 Mengikuti Praktik Panduan Dasar

Agar undercarriage tidak cepat rusak, maka yang seharusnya dilakukan


oleh operator excavator adalah mematuhi sejumlah panduan atau prosedur dalam
menjalankan excavator, sesuai dengan yang direkomendasikan pabriknya.

23
Beberapa praktik dasar yang biasanya diterapkan pada penggunaan excavator,
di antaranya:

 Menghindari belokan tajam atau putaran mesin. Pastikan untuk


melakukan belokan yang lebih lebar agar tidak undercarriage tidak
cepat aus.

 Hindari lingkungan yang keras ketika menggunakan undercarriage,


seperti, beton, aspal kasar, atau bahan abrasif lainnya. Material-
material tersebut dipercaya bisa menyebabkan kerusakan pada trek.

 Meminimalkan waktu pengeoperasian yang konstan ketika berada di


lereng atau bukit. Meski tidak bisa dimungkiri bahwa tidak sedikit
pekerjaan di lokasi-lokasi tersebut

 Memilih Lebar Sepatu Undercarriage

Berikutnya yang perlu dilakukan untuk merawat undercarriage


excavator adalah, memilih lebar sepatu yang tepat. Hal ini tentunya akan
berhubungan dengan berat mesin dan pengaplikasiannya.

Sebagai contoh, sepatu excavator yang lebih sempit, sangat tepat bila
digunakan pada kondisi tanah yang keras dan berbatu. Hal ini dikarenakan jenis
ini, memiliki penetrasi dan pegangan tanah yang baik. Sementara untuk
sepatu excavator yang lebar, tepat bila digunakan pada permukaan tanah yang
lunak. Penyebabnya karena jenis sepatu lebar memiliki lebih banyak flotasi
dengan tekanan tanah yang lebih rendah.

24
 Grouser
Tips berikutnya adalah dengan menentukan grouser yang
benar. Grouser tunggal atau ganda, bisa bekerja dengan baik ketika digunakan
untuk meletakkan pipa.

Umumnya, makin tinggi jumlah grouser yang dimiliki trek, maka akan
makin banyak kontak trek dengan tanah. Kemudian getaran akan berkurang dan
trek bisa bertahan lebih pada kondisi yang lebih abrasif

d) Cara Membongkar sistem undercarriage

Track Link
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada track
25
link adalah sebagai berikut: Pindahkan tautan track sampai pin master berada di
atas idler depan pada posisi letakkan balok kayu.

Gambar 1. Memindahkan tautarn track

Kendurkan ketegangan tautan track. Jika tegangan track tidak berkurang saat
grease dilonggarkan, gerakkan mesin ke belakang dan ke depan.

1.1.1 Dorong pin master dengan menggunakan alat yang sesuai.

Gambar 2. Memindahkan mesin


1.1.2 Pindahkan mesin perlahan secara terbalik, dan letakkan track link.

Gambar 3. Mengangkat mesin

26
Angkat mesin dan letakkan balok kayu di bawah mesin. Jangan mendekatke sisi
sproket karena pelat track shoe dapat jatuh pada mengenai kaki.

Carrier Roller
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada
carrier roller adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Mengendurkan ketegangan track link

Dongkrak jalur track link cukup tinggi sehingga memungkinkan


memindahkan carrier roller.

Gambar 5. Dongkar jalur track link


Longgarkan mur pengunci (1) dan buka braket (2) dengan obeng, dorong keluar
dari dalam, dan lepaskan carrier roller. Berat rata-rata carrier roller adalah48 kg.

27
Gambar 6. Mengendorkan mur

Track Roller
Tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam melakukan disassembly pada track
roller adalah sebagai berikut: Kendurkan ketegangan track roller

Gambar 7. Mengendorkan ketegangan track roller

Gunakan kekuatan lengan ayun pada excavator untuk mengangkat track kebagian
sisi yang akan dilepas. Setelah mesin terangkat, maka aturlah blok yang berada di bawah
unit.

Gambar 8. Mengangkat mesin


Lepaskan baut pada gambar 1 dan lepaskan track roller. Berat rata-rata
track roller adalah 54 Kg.

Gambar 9. Melepas baut dan track roller

28
Idler dan Recoil Spring
Tahapan-tahapan yang harus diperhatikan untuk assembly idler dan recoil spring
adalah sebagai berikut. Lepaslah Track Link .

Gambar 10. Melepas track link

Lepaskan sling recoil spring (1) dengan cara menarik idler dan recoil
spring dari track frame dengan menggunakan pengait. Berat recoil spring kurang
lebih adalah 457 kg.

Gambar 4.11. Melepas Sling Recoil Spring


Lepaskan baut (2), ring (3) dan pisahkan ilder dari recoil spring

Gambar 12. Melepas baut dan memisahkan idler

29
1.2 Disassembly dan Assembly pada Idler

Gambar 13. Idler

Keterangan:
1. Shell 4. O-ring 7. Spring pin
2. Bushing 5. Seal assembly 8. Plug
3. Shaft 6. Bracket

30
Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan disassembly
pada idler adalah sebagai berikut: Lepaskan tutup dan bersihkan oli. Tarik pin
pegas (7), menggunakan pers.

Gambar 14. menarik pin pegas dengan pres


1. Tarik shaft (2) dengan menekan.
2. Lepaskan seal (5) dari shell (1) dan braket (6).
3. Lepaskan O-ring (4) dari poros.

Gambar 15. Melepaskan seal dan o-ring

Gambar 16. Melepas bushing


Lepaskan bushing (2) dari idler, menggunakan alat khusus. Hanya
lepaskan bushing jika diperlukan penggantian.

31
Tahapan yang perlu dilakukan untuk melakukan assembly pada idler
adalah sebagai berikut. Sebelum melakukan assembly, bersihkan bagian-
bagiannya, Lapisi permukaan geser semua bagian dengan pelumas, Dinginkan
bushing (2) sepenuhnya dengan pendingin dan tekan masuk ke dalam shell (1).
Jangan menekannya pada suhu normal, atau jangan mengetuk dengan palu
bahkansetelah suhu dingin.

Gambar 17. Menekan bushing ke shell

1. Lumasi O-ring (4) dengan minyak pelumas, dan


pasang ke
shaft (3).
2. Masukkan shaft (3) ke dalam braket (6) dan masuk spring
pin (7).

Gambar 18. Memasukkan shaft ke dalam bracket

3. Pasang seal (5) ke shell (1) dan braket (6).

32
Gambar 19. Memasang seal, shell dan bracket
4. Pasang Shaft (3) ke shell (1).

Gambar 20. Memasang shaft ke dalam shell

5. Pasang braket (6) yang terpasang dengan Seal (5).

Gambar 21. Memasang bracket


6. Ketuk spring pin (7) dengan menggunakn Palu.

Gambar 21. Mengetuk spring pin dengan palu

7. Letakkan braket (6) di sisinya. Lumasi dengan oli pada


mesindengan level yang ditentukan, dan kencangkan baut.

33
Gambar 23. Meletakkan bracket dan mengencangkan baut

Disassembly dan Assembly pada Recoil Spring

Gambar 23. recoil spring


Keterangan:
1. Plat Belakang
2. Tension Rod
3. Plat Tengah
4. Plat Adapter
5. Nut-Full
6. Baut
7. Silinder group

Disassembly pada komponen Recoil Spring Langkah-langkah yang


harus diperhatikan dalam melakukan aktivitas disassembly pada komponen
recoil springadalah:

34
Gambar 25. Melepas bracket dan spring

1. Berikan tekanan pada spring (3) dengan mesin press. Spring


berada di bawah beban terpasang yang besar. Ini berbahaya,
jadi pastikan untuk mengatur tekanan dengan tepat. Beban
pegas yang ditetapkan adalah 19012 kg.
2. Lepaskan baut (7), spring washer (8) dan plat kunci (6).
3. Lepaskan mur pengunci (5). Cukup perhatikan agar press
yangmenekan spring, seharusnya jangan sampai tergelincir.
4. Ringankan beban dan tekan perlahan serta lepaskan braket
(4) dan
spring (3).

Gambar 26. Melepas rod dan grease valve

5. Lepaskan Rod (12) dari Body (1).

35
6. Lepaskan Grease Valve (13) dari rod (12).

Gambar 27. Melepas road seal, back up ring dan dust seal
7. Lepaskan Rod Seal (9), Back Up Ring (10) dan Dust Seal
(11).

Assembly pada komponen Recoil Spring Tahapan-tahapan yang


harus diperhatikan dalam aktivitas assembly pada komponen recoil spring
adalah: Pasang dust seal (11), back up ring (10) dan road seal (9) ke body
(1). Saat memasang dust seal (11) dan road seal (9), berhati-hatilah agar
tidak merusak bibir.

Gambar 28. Memasang road seal, back up ring dan dust seal
1. Tuangkan minyak pelumas ke dalam body (1), lalu dorong
masuk rod (12) dengan tangan. Setelah mengeluarkan
minyak pelumas dari grease valve lubang pemasangan,
biarkan udara keluar. Jika membiarkan udara tidak cukup,
itu mungkin sulit untuk menyesuaikan ketegangan crawler.
2. Pasang grease valve (13) ke rod (12).

36
Gambar 29. Memasang grease valve ke dalam rod

3. Pasang spring (3) dan braket (4) ke dalam body (1)


Berikan tekanan pada spring (3) dengan mesin press dan
kencangkan mur pengunci (5).
4. Oleskan minyak pelumas sebelum perakitan. Selama
kegiatan assembly, perhatikan khusus untuk mencegah
tekanan menyelinap keluar.

Gambar 30. Memasang spring

5. Meringankan beban pers dan mengonfirmasi atur panjang


pegas(3).

37
6. Setelah pengaturan spring (3), pasang kunci plat (6), spring
washer
(8) dan baut (7).

Gambar 31. Memasang spring, kunci plat, spring washer dan


baut

38
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
Undercarriage adalah sekumpulan komponen yang digunakan untuk
menompang beban unit (crawler type). Salah satu fungsinya adalah untuk
menyalurkan torsi engine dan menghasilkan gaya cengkram (traction
force). Undercarriage pada umumnya mempunyai sebuah struktur
assembly terdiri dari beberapa komponen-komponen undercarriage seperti
track frame, track chain assembly, front idler, recoil spring, final drive,
carrier roller, sproket, rock guard, track roller, dan track guard,
Perawatan pada komponen undercarriage excavator dilakukan sebagai
bentuk pemeliharaan terhadap komponen-komponen undercarriage,
sehingga mempermudah langkah perbaikan lebih lanjut. Perawatan
undercarriage harus dilakukan secara periodik sesuai dengan waktu pemakaian
(periodical maintenance). Periodical maintenance umum dilakukan dalam
periode tertentu seperti harian, minggunan dan bulanan, Kegiatan perawatan yang
bersifat harian umumnya dilakukan kegiatan inspeksi dan pengecekan bagian-
bagian undercarriage, seperti menjaga kebersihan dan rutin melakukan inspeksi
pada undercarriage, adapun inspeksi dapat dilakukan dengan meletakaan mistar
atau balok yang rata dan lurus diatas shoe antara carrier roller dan idler,
kemudian mengukur jarak mistar atau balok dengan grouser shoe pada bagian
tengah antara carrier roller dan idler. Apabila jaraknya 20-30 mm, berarti
ketegangan track tidak pada nilai standar, maka ketegangan track perlu diadjust
kembali, Perawatan yang dilakukan pada periode mingguan meliputi perawatan-
perawatan yang sifatnya pengecekan pada komponen-komponan yang kurang
sesuai dengan kondisi normal. Kegiatan perawatan yang dilakukan dalam periode
mingguan meliputi penyetelan pada bagian-bagian komponen undercarriage.

Kegiatan perawatan yang dilakukan secara mingguan juga meliputi


kegiatan cleaning dan washing, Perawatan bulanan merupakan perawatan
terhadap undercarriage yang dilakukan secara menyeluruh. Aktivitas kegiatan
perawatan bulanan ini meliputi midlife component dan overhoule component.
Midlife Component merupakan program peremajaan atau penggantian terhadap
komponen-komponen kecil undercarriage yang memiliki umur setengah dari

39
umur komponen-komponen besar undercarriage. Jenis perawatan yang
dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standar overhaule dilakukan
yang telah ditemukan terhadap masing-masing komponen yang ada, Pada
prinsipnya untuk praktik disamssembly dan assembly pada komponen
undercarriate dilakukan jika komponen dalam keadaan rusak dibongkar
(disassembly) dan dibersihkan, lalu diperiksa kerusakan yang terjadi pada
komponen tersebut serta dilakukan pengukuran untuk mengetahui spare part
pada komponen tersebut, adapun proses perakitan (assembly) dilakukan dengan
urutaran terbalik dari proses disassembly.
Adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut: Diharapkan aktivitas periodic inspection
dilakukan saat perpindahan jam kerja operator (over shift) dan aktivitas
cleaning and washing dilakukan saat jam istirahat operator, dan
dimasukkan dalam program periodical service, midlife dan overhoule
unit. Aktivitas yang berhubungan dengan komponen undercarriage
diharapkan untuk mematikan kondisi engine unit dan unit berada pada
tumpuan tanah yang stabil serta komponen undercarriage tidak dapat
bergerak.

40
DAFTAR PUSTAKA

ARPARTS, 27 September 2020, Apa itu undercarriage pada alat berat diakses 11
Maret 2023, https://arparts.id/apa-itu-undercarriage-pada-alat-berat/.
ARPARTS, 27 September 2020, cara merawat undercarriage diakses 11 Maret
2023, https://arparts.id/begini-cara-merawat-undercarriage-excavator/
Caterpillar. 2012. Undercarriage Systems and Supports. Printed in U.S.A.
https://google.com/patents/US5368115 (diakses 25 september 2012)
Caterpillar. 2012. Cat Undercarriage, Managemeng Guide. Printed in U.S.A.
https://www.stowerscat.com/p/9/Cat%20Undercarriage%20Management%20Gui
d e.pdf ( diakses
PT. Pamapersada Nusantara Tbk. 2011. Modul Basic Mechanical Course,
Finan Drive & Undercarriage. Jakarta: PT. Pamapersada Nusantara Tbk.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20288881-S1134-Hidayat%20Jati.pdf (diakses
13 juni 2011 )
Tim Pengembang Vokasi. 2016.”Final Drive & Undercarriage”. Surakarta:
Sekolah Vokasi

Tim Pengembang Vokasi. 2016. Basic Machine Element”. Surakarta: Sekolah


Vokasi

Irfan Istianto, (2018) Analisa Kerusakan, Dan Perbaikan Roller Pada


ExcavatorXGMAG22ELhttp://eprints.ums.ac.id/65715/1/NASKAH%20PUBLI
KASI.pdf

41

Anda mungkin juga menyukai