TEKNIK PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang karena Rahmat-Nya,
saya dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah kopling dan rem tepat pada waktunya,
dan rasa terima kasih pada semua pihak baik dosen maupun mahasiswa yang telah
mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Elemen mesin merupakan mata kuliah prodi teknik pertanian, salah satu materinya
yang diberikan ialah kopling dan rem. Makalah kopling dan rem dirancang untuk digunakan
sebagai sarana dalam kegiatan belajar untuk mahasiswa prodi teknik pertanian untuk menjadi
seorang engineer yang ahli dalam bidangnya. Makalah ini memuat ringkasan teori dari
berbagai sumber yang disusun secara ringkas dan sistematis.
Saya menyadari bahwa proses penyusunan makalah yang ringkas dan sistematis,
merupakan pekerjaan yang tidak ringan. Demikian pula dalam teknik penulisan dan tata
bahasa tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Dari kesadaran tersebut, saya sangat mengharapkan saran, kritik maupun masukan dari
pembaca dan pemakai makalah rem ini, guna penyempurnaan pada masa mendatang.
Penghargaan yang setinggi-tinginya saya sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu tersusunnya makalah rem ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasaa
memberikan limpahan rahmat, petunjuk dan bimbingan-Nya terhadap setiap niat baik kita.
Contents
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5
2.1 Kopling ........................................................................................................................ 5
2.2 Rem .......................................................................................................................... 22
BAB III .............................................................................................................................. 36
PENUTUP .......................................................................................................................... 36
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 36
3.2 Saran ......................................................................................................................... 36
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui lebih detail tentang Kopling.
2. Mengetahui fungsi dari rem
3. Mengetahui jenis dari rem dan fungsinya masing - masing
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kopling
A. Landasan Teori
1. Fungsi System
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang
di dalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran
engine (mesin) ke transmisi.
Syarat-syarat kopling:
a. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
b. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa
slip.
c. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.
Komponen-komponen kopling:
b. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat
pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian
komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan
disc plate dan putaran flywheel dengan disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling
dilepas.
1. Bahan
1 unit kendaraan roda empat (mobil)
2. Alat
a. Sigmat
b. Obeng plus/ min
c. Kunci momen satu set (kunci shok)
d. Kuas
e. Majun
f. Dongkrak putar
g. Gemuk
h. Alat untuk penyentral plat kopling
Langkah Kerja
1. Pembongkaran
a. Lepas bagian-bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling.
b. Lepaskan kabel yang menempel pada transmisi dan lepas As roda, Steering linkage yang
menempel pada roda, Stabilizer- bar
c. Apabila plat koplingnya ada di depan harus membuka rem cakram yang sebelah kiri.
d. Buka baud yang menempel pada transmisi
e. Setelah terbuka pisahkan transmisi dan kopling
f. Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
g. Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus. Diwajibkan harus diganti
h. Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas
2. Pemasangan
a. Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling.
b. Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
c. Pasang transmisi kembali dengan rapi apabila sudah bersih dari debu
d. Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapi seperti kabel yang
menempel di transmisi, As roda, Stabilizer bar dan lain sebagainya.
e. Pasang roda/ ban dengan menggunakan kunci roda.
1. Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu
melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:
a. Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)
b. Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
c. Unit transmisi dan sistem pemindahnya
Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unitrelease bearing dan release
fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya dari rumah
transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.
Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-
langkahnya adalah:
a. Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.
b. Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan sampai
terkena minyak atau gemuk.
c. Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja kopling.
Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling dan plat penekan dapat dengan
mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas kopling.
Gambar 10: Penekanan Clutch Cover Unit Kopling
b. Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan penyetel
tinggi tuas pembebas
c. Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover
Gambar 11: Pembuatan Tanda pada Clutch Cover dan Fly Wheel
d. Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.
e. Lepaskan clutch cover
f. Lepaskan pegas-pegas penekan
1) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan
atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, sebaiknya diganti.
b) Tuas pembebas
Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas
pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat,
maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.
Gambar 22: Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas
c. Plat Penekan
Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:
1) Pemeriksaan secara visual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,
tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika
kerusakannya parah, perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak
memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.
2) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.
Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama
dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku
keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan plat
kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
3) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan
kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.
4) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada
input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika
macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.
5) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial
indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat
kopling dengan yang baru.
E. Langkah Pemasangan
Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat
penekan dan rumah kopling. Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut:
1. Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.
2. Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
3. Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
4. Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover
5. Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan tertekan
sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.
Gambar 30: Penekanan Clutch Cover dengan Alat Penekan
6. Lepaskan tekanan mesin penekan, dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.
Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling
dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut:
1. Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).
2. Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.
Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever
dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease
khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork
terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.
Setelah semua komponen unit kopling terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit
pemindah transmisi, propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.
2.2 Rem
A. Sistem rem
Sistem Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir kendaraan di tempat yang
menurun.
Prinsip kerja rem yaitu pengereman terjadi karena gesekan antara ban dan jalan,
gesekan akan bertambah sesuai dengan pembagian beban pada ban. Saat melakukan
pengereman roda depan lebih dahulu melakukan pengereman dan disusul roda belakang, ini
di karenakan saat dilakukan pengereman maka titik pusat gravitasi kendaraan akan pindah
kedepan disebabkan adanya gaya ineretia dan karena adanya beban yang menyatu pada
bagian depan. Dan pada pengertian lain rem dapat diartikan Tenaga gerak putar roda diubah
oleh proses gesekan menjadi tenaga panas dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar.
Pengereman dilakukan dengan cara menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol
(break drum) yang berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan dan kendaraan
melambat untuk berhenti.
A. Secara umum
2. Kabel rem
a. Pedal rem
b. Master cylinder
c. Pipa rem
d. Teromol
e. Wheel cylinder
f. Sepatu rem
g. Katup P
h. Katup LSPV
A. Pedal rem
Double Master Cylinder digunakan untuk melayani sistem hidrolis bagian depan
terpisah dengan bagian belakang atau bagian kanan depan – kiri belakang terpisah dengan
kiri depan – kanan belakang. Kelebihan Double Master Cylinder bila terjadi kebocoran oli
bagian depan maka sistem hidrolis rem bagian belakang masih dapat bekerja atau bila sistem
pemipaan diagonal, bila terjdi kebocoran oli salah satu diagonal sistem hidrolis pad adiagonal
lainnya masih tetap bekerja.
Cara kerja Master Cylinder
Pedal Rem saat bebas
- Piston diam
Kelebihan
- Konstruksi sederhana
- Jumlah komponen sedikit (Wheel Cylinder 1 buah dan return spring 1 buah)
Kekurangan
- Keausan kampas rem dapan (leading) lebih banyak dari kampas rem belakang (trailing)
karena adanya self energizing efect)
- Keausan kampas rem masing-masing tidak simetris (bagian atas lebih banyak dari pada
bagian bawah)
- Pengereman kurang pakem
Kelebihan
- Keausan kampas rem depan dan belakang simetris
- Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 buah dan compression spring 2 buah)
Kelebihan
Kekurangan
- Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 2 buah dan return spring 2 buah)
Kekurangan
- Komponen lebih banyak (Wheel cylinder 1 buah, servo 1 buah, dan return spring 3 buah)
Katup ini berfungsi merubah tekanan awal split point dari roda-roda belakang sesuai
dengan bebean. Katup ini terletak diantara roda belakang kiri dan kanan.
Katup LSPV
Dan ini adalah salah satu part pendukung dari katup LSPV yaitu Load sensing spring
Rem Boster
Rem Boster atau sering disebut juga dengan Boster Rem merupakan alat tambahan
pada sistem rem yang berfungsi melipat gandakan tenaga penekanan pedal, rem yang
dilengkapi boster disebut Rem Servo (servo brake). Boster Rem juga ada yang dipasang
menjadi satu dengan master silinder, tapi juga ada yang terpisah.
Berikut gambar boster rem yang menggunakan kevakuman mesin untuk menambah tekanan
hidroliknya.
Cara kerja boster rem yaitu bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik
membuka sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah keluar karena adanya
perbedaan tekanan antara bagian depan dan belakang piston dan mengakibatkan torak
terdorong ke depan. Dan digambarkan seperti ini
Bagian depan piston menghasilkan tekanan yang tinggi, dihubungkan dengan torak pada
master silinder. Bila pedal rem dibebaskan, katup udara akan menutup dan berhubungan lagi
dengan intake manifold dengan terjadinya kevacuman yang sama pada kedua sisi piston,
tegangan pegas pembalik mendesak piston kembali keposisi semula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.
2. Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling satu arah, kopling magnet dan kopling
fluida.
3. Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu: rumah kopling, plat penekan, plat kopling, pegas
penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
4. Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat kopling, plat penekan, pegas penekan
dan alur-alur input shaft transmisi.
5. Pemeriksaan dengan pengukuran meliputi pengukuran kerataan plat penekan; kedalaman paku
keling dan kerataan/ run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan, tegangan pegas
penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.
6. Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi release bearing, back-lash input shaft
transmisi dan hub plat kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.
7. Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi diaphragm spring dan atau ketinggian tuas
penekan.
8. Rem di rancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan
serta untuk memungkinkan parker pada tempat yang menurun.
3.2 Saran
1. pembaca sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum melakukan pekerjaan
pembongkaran dan pemasangan kopling.
2. Dalam sistem rem ini, pengguna kendaraan diharapkan memahami fungsi rem, jenis-jenis
rem, serta permasalahan yang sering terjadi pada sistem rem.
3. Sebaiknya pemerintah mensosialisasikan pentingnya mengetahui fungsi dari setiap jenis
rem, dan permasalahan yang sering terjadi pada rem.