Anda di halaman 1dari 4

METALLURGY FISIK

“MENAFSIRKAN FCC,CPM DAN BCC”

DOSEN PENGAMPU :Ir. RISKI ELPARI SIREGAR,M.T.

DISUSUN OLEH:
NAMA : JOSUA MANIK
MOSES TARSEM TARIGAN
LUKAS BOANG MANALU
NIM : 5193520015
5193520014
5193520018

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
Struktur Kristal dan Deformasi
A.    Struktur kristal
Kristal adalah susunan atom-atom dalam tiga dimensi menurut suatu pola tertentu. Bila dari
inti-inti atom dalam suatu kristal ditarik garis – garis imajiner melalui inti atom tetangganya
maka akan diperoleh suatu kerangka dimensi  yang disebut space lattice (kisi ruang ). Space
lattice tersusun dari sejumlah besar unit cell (sel satuan ). Unit cell merupakan bagian terkecil
dari space lattice, yang bila disusun ke arah sumbunya akan membentuk space littice.
Ada 7 macam sistem kristal, yaitu cubic, tetragonal, orthorhombic, monoclinic, triclinic,
hexagonal, dan rhombohedral. Dari ketujuh sistem kristal tersebut ada 14 jenis bentuk space
lattice yang mungkin terjadi. Dari keempatbelas jenis tersebut ternyata hanya 3 yang sering
dijumpai pad logam yang biasa digunakan, yaitu:
1.      Face centered cubic (FCC) atau kubus pemusatan sisi (KPS)
2.      Body ceentered cubic (BCC) atau kubus pemusatan ruang (KPR)
3.      Hexagonal close-packed (HCP) atau hexagonal tumpukan padat (HTP)
Ternyata ada beberapa unsur yang dapat dijumpai dengan sifat space lattice yang berbeda,
hal ini dinamakan polimorfi. Logam yang bersifat polimorfi ada yang bersifat polimorfinya
bersifat refersibel, pada suatu kondisi jenis space latticenya tertentu dan bila kondisi berubah,
space lattice juga akan berubah, dan bila kondisi berubah, dan bila kondisi kembali seperti
semula maka space latttice juga kan kembali seperti semula. Sifat ini dinamakan allotropi.besi
juga memiliki sifat allotropi.
B.    Bidang kristalografi
Bidang kristalografi atau indeks miller adalah bidang didalam lattice kristal dimana terdapat
susunan atom-atom. Untuk menentukan indeks miller dibuat suatui ruang melalui susunan atom,
dengan mengambil saatu titik atom dari lattice sebagai  titik pusat koordinat ruang. Selanjutnya :
1.    Tentukan panjang potongan ketiga sumbu koordinat, diukur dari pusat koordinat sampai ke titik
potong sumbu dengan bidang  yang dimaksud.
2.    Ambil kebalikan dari harganya
3.    Sederhanakan perbandingan harga tersebut. Bilangan tersebut dinamakan indeks miller
4.    Tulis nama bidang kristalografi denag memberi tanda kurung pada indeks miller
Titik pusat koordianat dapat ditetapkan sembarang titik pada lattice atau unit cell maka
bidang yang berbeda akan dapat mempunyai indeks miller yang sama, asal kedudukan nya
terhadap titik pusat juga sama. Jadi bidang ini dapat dikatakan ekuivalen.
C.     Kristalisasi
Kristalisasi adalah proses pembentukan kristal, yang terjadi pada saat pembekuan,
perubahan dari fase cair ke padat. Dilihat dari mekanismenya kristalisasi terjadi pada dua tahap :
1.      Pembentukan inti atau pengintian ( nucleation )
Inti atom akan menjadi pusat dari proses kristalisasi selanjutnya. Dengan makin turunnya
temperatur makin banyak atom yang bergabung dengan inti atau membentuk inti baru.
2.       Pertumbuhan kristal ( crystal growth )
Pertumbuhan ini berlangsung dari tempat yang lebih dingin menuju tempat yang lebih
panas. Pertumbuhan membentuk cabang ataupun ranting, struktur seperti ini disebut struktur
dendrit. Pertemuan satu dendrit kristal dengan lainnya dinamakan batas butir kristal yang
merupakan bidang yang membatasi antara 2 kristal.
D.      Cacat pada kristal
Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur mengikuti
suatu pola tertentu. Cacat disini merupakan keridak sempurnaan susunan atom.cacat dapat terjadi
pada saat pembekuan atau dikarenakan mekanik.

Macam-macam cacat:
1.    Cacat fisik ( point defect )
2.    Cacat garis ( line defect )
3.    Cacat bidang ( interfacial defect )
4.    Cacat ruang ( bulk defect )
E.    Deformasi plastik pada kristal
Bila suatu kristal mengalami tegangan maka susunan atom pada kristal itu akan mengalami
perubahan posisi, perubahan ini bersifat sementara bila tegangan yang bekerja tidak cukup besar
dan akan bersifat permanen bila tegangan yang bekerja melampaui yield. Deformasi tersebut
dapat dikarenakan slip atau twinning ataupun kombinasi keduanya.
a.       Deformasi dengan slip
Slip terjadi bila sebagian kristal tergeser relatif terhadap bagian kristal lain sepanjang bidang
kristolografi tertentu. Slip terjadi pada bidang yang paling padat atom dan arah slip juga pada
daerah yang paling padat karena untuk menggesernya perlu energi paling kecil. Sistem slip
adalah slip terjadi pada beberapa bidang dan arah tertentu. Slip terjadi dengan bergesernya garis
dislokasi sedikit demi sedikit.
Untuk dapat terjadinya slip harus ada gaya geser yang cukup, bila belum cukup distorsi yang
ditimbulkan hanya bersifat sementara dan elastik. Bila slip telah terjadi hingga seberang butir
kristal maka slip ini akan diteruskan ke butir berikutnya dan karena butir berikutnya mempunyai
orientasi yang berbeda, arah bidang slip  akan berbeda, maka dislokasi akan tertahan pada batas
butir.
b.      Deformasi dengan twinning
Twinning terjadi bila satu bagian dari butir kristal berubah orientasinya sedemikian rupa
sehingga susunan atom di bagian tersebut akan membentuki simetri dengan bagian kristal lain
yang tidak mengalami twinning. Susunan atom pada bagian yang mengalami twinning ini
merupakan mirror image dari bagian yang tidak mengalami twinning. Perbedaan antara slip dan
twinning, yaitu : pada slip orientasi seluruh kristal tetap sama, sedangkan pada twinning sebagian
kristal akan berubah orientasinya. Jarak pergeseran atom pada slip dapat hingga beberapa jarak
atom, sedangkan pada twinning jarak pergeseran ini hanya sedikit. Pada twinning pergerakan
atom terjadi sekaligus seluruh atom bergerak bersamaan sedangkan pada slip sebagian demi
sebagian.
Twinning dapat terjadi bila kemungkinan untuk slip kecil, yaitu bila pada slip system
terbatas seperti pada logam dengan kristal HCP. Karena itu twinning biasany tidak terjadi pada
BCC dan FCC.
 Twinning dapat terjadi sebagai akibat gaya mekanik, disebut mechanical twins, dan dapat
terjadi pada kristal yang telah dideformasi lalu dianneal, disebut annealing twins
F.    Pengaruh pengerjaan dingin terhadap sifat mekanik
Akibat pengerjaan dingin beberapa sifat mekanik akan mengalami perubahan, yaitu tensile
strength, yield strength, dan kekerasan akan naik, keuletan akan menurun dan sifat penghantar
listrik akan mengalami penurunan.
I.       Rekristalisasi
Bila logam yang telah mengalami pengerjaan dingin ini dipanaskan kembali maka atom-
atom akan menerima sejumlah energi panas yang dapat dipakai untuk bergerak menuju atau
membentuk sejumlah kristal yang lebih bebas cacat, bebas teganan dalam. Perubahan selama
pemanasan terdapat dapat dibagi menjadi 3 tahapan :
1.      Recovery
Terjadi pada awal pemanasan kembali , pada temperatur yang agak rendah, dan perubahan
yang terjadi tidak diikuti perubahan struktur mikro. Perubahan yang terjadi hanyalah perubahan
tegangan dalam.
2.      Recrystallization
Pemanasan kembali hingga ke temperatur yang lebih tinggi akan menyebabkan munculnya
kristal baru dari kristal yang terdistorsi, dengan struktur lattice dengan komponen yang sama
seperti pada saat sebelum pengerjaan dingin.
3.      Grain growth
Butir ( grain) kristal yang besar mempunyai free energy yang lebih rendah, karenanya butir
kristal cenderung untuk tumbuh lebih besar hingga mencapai ukuran maksimum untuk
temperatur tersebut. Mskin tinggi temperatyur pemanasan makin besar juga ukuran butir yang
terjadi.

Anda mungkin juga menyukai