Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MATA KULIAH
HIDROLIKA & PNEUMATIKA

SKOR NILAI :

PENGEMBANGAN SIRKUIT DIAGRAM DAN PENDEKATAN SISTEM


PNEUMATIC DAN HIDROLIC

NAMA MAHASISWA :
ANDRE SITEPU NIM : 5192422006
JOSEP ADVENTUS SIAGIAN NIM : 5193122008
SAMUEL P. MANALU NIM : 5193122009
SETIAWAN NIM : 5192422005

DOSEN PENGAMPU : Indra Koto, S.T., M.Eng.

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta hidayahNya kami dapat menyelesaikan Tugas Kelompok ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak
Indra Koto, S.T., M.Eng. yang telah memberikan Tugas Kelompok ini kepada kami.

Kami sangat berharap Tugas Kelompok ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam Tugas
Kelompok ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga Tugas Kelompok yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang lain. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan Tugas Kelompok ini di waktu yang akan datang.

Medan, 02 Maret 2021

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

BAB I..........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan........................................................................................................................................4
C. Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN........................................................................................................................5

A. Desain dan Diagram Rangkaian..................................................................................................6


B. Tata Letak Rangkaian.................................................................................................................7
C. Penomoran Tiap Rangkaian........................................................................................................8
D. Siklus Hidup Sistem Pneumatik..................................................................................................9
BAB II......................................................................................................................................10

PENUTUP................................................................................................................................10

A. Kesimpulan...............................................................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peneumatik dalam industry merupakan ilmu dari semua proses mekanik
dimana udara memindahkan suatu gaya atau gerakan Jadi pneumatik meliputi semua
komponen mesin atau peralatan, dalam mana terjadi proses-proses pneumatik. Udara
bertekanan dalam peranannya sebagai unsur penggerak lebih banyak dilaksanakan
dalam mesin-mesin perkakasdan mesin produksi. Pada modul ini akan dibahas
mengenai rangkaian kontrol pneumatikuntuk memecahkan masalah kontrol mesin-
mesin industri yang sederhana. Simbol-simbol penggerak pneumatik, katup-katup
kontrol arah dan katup-katup kontrol aliran yang telah dipelajari pada modul
komponen kontrol pneumatik akan banyak berperan dalam rangkah perangcangan
rangkaian peneumatik.

B. Tujuan
- Membaca Desain dan Diagram Rangkaian pnuematik yang terdapat dalam suatu
rangkaian
- Menandai Tata Letak serta Penomoran komponen-komponen pnuematik dan
hidrolik pada suatu rangkaian

C. Manfaat
- Pembaca mengetahui Desain dan Diagram Rangkaian pnuematik
- Pembaca bisa Menandai Tata Letak serta Penomoran komponen-komponen
pnuematik
BAB II

PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN SIRKUIT DIAGRAM DAN PENDEKATAN SISTEM


PNUEMATIK DAN HYDROLIK :
Untuk mendesain rangkaian pneumatik diperlukan beberapa informasi yang
mendukung. Informasi tersebut antara lain diskripsi tentang cara kerja mesin dan tata
letak mesin. Berikut ini adalah contoh sederhana dari mesin pemisah peti. Gambar 4.1
adalah tata letak mesin pemisah peti.

1A (1.0)

Gambar 4.1 Tata Letak Mesin

Peti dipindahkan dari gudang penyimpanan ke tempat perakitan dengan menggunakan


silinder kerja ganda. Operasi kerja dimulai meng- gunakan sebuah tombol tekan atau sakelar
pedal kaki. Silinder kerja ganda 1A (1.0) akan bergerak keluar jika salah satu dari tombol atau
pedal ditekan. Setelah silinder mencapai gerakan maksimal kemudian kembali secara
otomatis. Dengan informasi tersebut dapat digambarkan rangkaian pneumatik dari mesin
pemisah peti. Perhatikan rangkaian pneumatik mesin tersebut seperti pada gambar 4.2.

1S3

F=0

1V1
42

14 12

53
1

1V2 2
1 1

1 S 11 S 2
222

1S3

131313

0Z

Gambar 4.2 Rangkaian mesin pemisah peti


Untuk dapat mendesain rangkaian pnuematik mesin pemisah peti yang harus diketahui
adalah :
 Cara menggambar rangkaian dengan susunan seperti gambar 4.2
 Simbol-simbol komponen yang digunakan
 Cara memberi nomor komponen.

A. Desain dan diagram rangkaian


Diagram rangkaian harus digambar dengan tata cara penggambaran yang benar.
Karena hal ini akan memudahkan seseorang untuk membaca rangkaian, sehingga
mempermudah pada saat merangkai atau mencari kesalahan sistem pneumatik.

Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuaikan dengan diagram alir
dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir dari bawah menuju
ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan untuk catu daya digambarkan
pada bagian bawah rangkaian secara simbol sederhana atau komponen penuh. Pada
rangkaian yang lebih luas, bagian catu daya seperti unit pelayanan udara, katup
pemutus dan berbagai distribusi sambungan dapat digambarkan tersendiri.

Diagram alir mata rantai control dan elemen-elemennya digambarkan di bawah sebagai
gambar 4.3 berikut .
Gambar 4.3 menunjukkan struktur rangkaian kontrol :
a) Elemen input berupa katup yang diaktifkan secara manual dengan tombol tekan
yang diberi huruf 1S1, 1S2 dan diaktifkan secara mekanik oleh katup rol dengan
huruf 1S3
b) Elemen proses berupa katup “OR” diberi huruf 1V1
c) Elemen kontrol berupa katup kontrol arah (KKA) diberi huruf 1V2
d) Komponen daya berupa silinder dengan huruf 1A

B. Tata letak rangkaian


Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus digambar
tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan secara fisik. Dianjurkan
bahwa semua silinder dan katup kontrol arah digambarkan secara horisontal dengan
silinder bergerak dari kiri ke kanan, sehingga rangkaian lebih mudah dimengerti.
Contoh :
Batang piston silinder kerja ganda bergerak keluar jika tombol tekan atau pedal
kaki ditekan. Batang piston kembali ke posisi awal setelah keluar penuh dan tekanan
pada tombol atau pedal kaki dilepas. Masalah tersebut dipecahkan oleh rangkaian
kontrol dengan tata letak seperti pada gambar 4.5.
Katup dengan rol 1S3 diposisikan sebagai limit switch terletak pada posisi akhir
langkah keluar silinder. Pada diagram rangkaian elemen 1S3 digambar sejajar dengan
elenen input dan tidak mencerminkan posisi katup. Penandaan 1S3 pada posisi silinder
keluar penuh menunjukkan posisi sesungguhnya dari katup rol 1S3 tersebut

Gambar 4.5. Diagram rangkaian pneumatic


Diagram rangkaian memperlihatkan aliran sinyal dan hubungan antara
komponen dan lubang saluran udara.
Diagram rangkaian tidak menjelaskan tata letak komponen secara mekanik.
Rangkaian digam- bar dengan aliran energi dari bawah ke atas. Yang terdapat dalam
rangkaian meliputi sumber energi, elemen input, elemen proses, elemen kontrol dan
komponen daya (aktuator). Posisi limit switch ditandai pada aktuator.
Jika kontrol rumit dan terdiri dari beberapa elemen kerja, rangkaian kontrol
harus dibagi ke dalam rangkaian rantai kontrol yang terpisah. Satu rantai dapat
dibentuk untuk setiap fungsi grup. Kalau mungkin, rantai-rantai ini sebaiknya disusun
berdampingan dalam urutan yang sama dengan gerakan langkah operasinya.

C. Penomoran tiap rangkaian


Penandaan tiap-tiap elemen kontrol untuk mengetahui dimana lokasi elemen
tersebut berada. Ada dua macam penandaan yang telah dikenal dan sering digunakan
yaitu :
a) Penandaan dengan angka
Dengan penandaan angka, elemen/komponen pneumatik dibagi ke dalam grup.
Grup 0 berisi komponen catu daya, grup 1,2 dst : penandaan dari satu mata rantai
kontrol (grup).
0Z1, 0Z2 dst : Unit catu daya/sumber udara bertekanan
1A, 2A, dst : Komponen daya
1V1, 1V2, dst : Elemen kontrol
1S1, 1S2, dst : Elemen input (katup yang diaktifkan dengan manual dan
mekanik)

b) Penandaan dengan huruf


Tipe ini digunakan terutama pada rangkaian yang dikembangkan secara metodik.
1A, 2A dst : Tanda dari elemen-elemen kerja
1S1, 2S1 dst : Tanda dari limit switch yang digerakkan pada posisi belakang
silinder 1A, 2A, dst
1S2, 2S2 dst : Tanda dari limit switch yang digerakkan pada posisi batang
piston ke depan dari silinder 1A, 2A dst
Elemen sinyal digambarkan pada posisi normal di dalam rangkaian diagram.
Jika katup telah aktif pada posisi awal sebagai syarat sebelum start, maka dalam
gambar harus ditunjukkan aktif oleh cam. Pada posisi ini, sambungan energi harus
dihubungkan dengan posisi katup yang aktif.

D. Siklus hidup sistem pneumatic

Gambar 1 menunjukan suatu contoh aliran sistim pneumatik yang digunakan


untuk mengangkat/memindahkan beban (W). Sumber tenaga utama adalah kompresor,
yang mengisap udara dari atmosfir dan menaikan tekanannya. Udara bertekanan tinggi
ini selanjutnya disimpan didalam tangki penampung. Udara bertekanan terlebih dahulu
disaring dan didinginkan sebelum disimpan pada tangki penampung. Kompresor
digerakan dengan menggunakan motor listrik, sumber tenaga listrik untuk motor listrik
penggerak kompresor dikendalikan dengan menggunakan saklar tekanan. Jika tekanan
udara pada tangki penampung telah mencapai yang diinginkan maka saklar tekanan
akan memutuskan sambungan daya listrik ke kompresor.
Sebaliknya jika tekanan pada tangki penampung turun dari nilai yang telah
ditentukan, maka saklar tekanan akan menyambungkan daya listrik ke kompresor.
Dengan demikian, tekanan udara di dalam tangki penampung dapat dijaga pada suatu
tekanan yang relatif konstan. Selanjutnya udara bertekanan dialirkan melalui peralatan-
peralatan pneumatik untuk dipakai mengangkat beban (W). Pada saat udara bertekanan
mengalir melalui saluran masuk A, silinder pneumatik akan memanjang keatas,
sehingga beban terangkat. Sebaliknya jika udara bertekanan dialirkan melalui saluran
masuk B, maka silinder pneumatik akan memendek dan beban (W) dibawa turun.
Saluran buang berguna untuk melepaskan udara bertekanan ke atmosfir setelah
digunakan didalam silinder pneumatik.

Komponen-komponen dasar dari suatu sistim pneumatik dan susunan koneksi


tiap elemen diperlihatkan pada Gambar 4. Bagian paling bawah dari susunan koneksi
terdapat elemen sumber tenaga atau sumber energi, yang tentu saja berupa udara
bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor. Sumber tenaga angin dihubungkan kepada
elemen penerima sinyal input (dalam hal udara bertekanan) dan selanjutnya
melanjutkan udara bertekanan tersebut kepada elemen pemroses. Berikutnya, elemen
pemroses menggerakan elemen output atau actuator untuk melakukan kerja (dalam hal
ini melakukan gerakan).
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Untuk mendesain rangkaian pneumatik diperlukan beberapa informasi yang
mendukung. Informasi tersebut antara lain diskripsi tentang cara kerja mesin dan tata
letak mesin. Yang dimaksud tata letak rangkaian adalah diagram rangkaian harus
digambar tanpa mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan secara fisik.
Tata letak komponen diagram rangkaian harus disesuikan dengan diagram alir dari
mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir dari bahwa menuju katas.
Diagram rangkaian tidak menjelaskan tata letak komponen secara mekanik. Rangkaian
digam- bar dengan aliran energi dari bawah ke atas. Yang terdapat dalam rangkaian
meliputi sumber energi, elemen input, elemen proses, elemen kontrol dan komponen
daya (aktuator). Posisi limit switch ditandai pada aktuator.

B. Saran
Untuk lebih memperjelas pemahaman, disarankan agar pembaca juga mencari
referensi atau pengayaan yang lain agar menambah pemahaman pembaca serta
manambah pengetahuan terhadap peserta didik dan tenaga pendidik tentang
pendekatan sistem pneumatic dan hydrolic baik dalam segi desain dan diagram, Tata
letak dan penomoran tiap rangkaian
DAFTAR PUSTAKA

Anugrah,2019. Sistem peneumatik. Anugrahtugaskuliah.blogspot.com/2016/10/


sistem peneumatik .htmlm diakses pada tanggal 01 Maret2021

Siswanto. 2006. “penomoran sistem peneumatik”. https://siswanto.com/peneumatik


dan hidrolik/ diakses pada 01 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai