Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK

MEKANIKA DAN PNEUMATIKA OTOMOTIF

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

Tegar Kevin Marpaung (5193122020)

Anggi Talenta Samosir (5193322001)

Aldo Nainggolan (5193322002)

Abdi Bertua Panogari Sibagariang (5193122026)

Dosen Pengampu Matakuliah :

Indra Koto, S. T., M. Eng.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Maret 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunianya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Pengembangan Rangkaian Aktuator Jamak Pneumatik” ini dengan baik. Kami juga
berterima kasih kepada Bapak Indra Koto, S. T., M. Eng.yang telah memberikan tugas ini
kepada kami.

Kami sangat berharap tugas makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari pembaca, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang, Akhir kata kami ucapkan Terimakasih.

Kelompok 4

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................................................3
A. Latar Belakang...........................................................................................................................3
Rangkaian Kontrol Aktuator Jamak........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................4
C. Tujuan.........................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
A. Kontrol beberapa Aktuator......................................................................................................5
B. Konflik Sinyal.............................................................................................................................9
C. Pemisah Dengan Katub Pembalik..........................................................................................10
D. Konflik Sinyal Dengan Mempergunakan Katub Pembalik.................................................16
BAB III..................................................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................................................17
A. Kesimpulan...............................................................................................................................17
B. Saran.........................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau
mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan oleh lengan mekanik
yang biasanya digerakkan oleh motor listrik yang dikendalikan oleh pengontrol
otomatis yang diprogram di antara mikrokontroler. Aktuator adalah elemen yang
mengubah kuantitas listrik analog menjadi kuantitas lain seperti kecepatan, dan
perangkat elektromagnetik yang menghasilkan energi kinetik sehingga dapat
menghasilkan gerakan dalam robot.
Untuk meningkatkan tenaga mekanik aktuator ini, dapat dipasang sistem
gearbox. Aktuator dapat melakukan hal-hal tertentu setelah menerima perintah dari
controller.
Aktuator adalah mekanisme untuk membuka dan menutup katup. Keuntungan
dari aktuator adalah dapat menutup dan membuka secara otomatis tanpa kontak
manusia. Jika mekanismenya manual, seseorang harus menyesuaikan katup dengan
mekanisme “directional” atau “direct”. Jika terjadi masalah kontrol, aktuator
dioperasikan dengan daya, tekanan hidrolik, dan listrik.

Rangkaian Kontrol Aktuator Jamak


Dalam aplikasi industri penggunaan rangaian kontrol dengan dua atau lebih
aktuator adalah hal yang sangat lazim. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
memilih media kontrol yang sesuai, diantaranya adalah:
1. Tuntutan kerja dan keluaran yang dibutuhkan.
2. Metode pengontrolan yang diprioritaskan.
3. Sumber daya manusia untuk menunjang proyek.
4. Lingkungan sistem yang sudah ada dimana sistem yang baru akan dipakai

Sistem secara keseluruhan membutuhkan gabungan dan media kontrol dan kerja
oleh karena itu peralatan pengubah akan menjadi elemen penting dari suatu
proses untuk menjamin kelangsungan dan keseragaman dari sinyal dan data.

Penelaahan permasalahan secara jelas diperlukan untuk mengembangkan


pemecahan sistem kontrol. Tersedia beberapa kemungkinan untuk menjabarkan
masalah dalam bentuk teks maupun dalam bentuk grafik. Metode penjabaran
dalam sistem pengontrolan yang digunakan untuk identifikasi permasalahan
adalah sebagai berikut:
1. Tata letak.
2. Diagram rangkaian.
3. Diagram gerakan langkah.
4. Diagram gerakan waktu.
5. Diagram kontrol.
6. Diagram aliran.

B. Rumusan Masalah
A. Mengetahui Kontrol beberapa aktuator.
B. Mengetahui Konflik sinyal.
C. Mengetahui Pemisahan dengan katup pembalik.
D. Mengetahui Konflik sinyal dengan mempergunakan katup pembalik.

C. Tujuan
1. Agar mahasiswa tau apa itu Kontrol Aktuator.
2. Agar mahasiswa tau apa itu konflik sinyal.
3. Agar mahasiswa tau apa itu Pemisah dengan katub pembalik.
4. Agar mahasiswa tau apa itu konflik sinyal dengan mempergunakan katup
pembalik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kontrol beberapa Aktuator
Diagram gerakan langkah digunakan untuk menggambarkan gerakan yang
berurutan di dalam daerah kerja pneumatik. Apabila sistem kontrol lebih dari satu
aktuator, aktuator kedua dan seterusnya digambarkan dibawahnya dalam daerah yang
sama. Hubungan antar atuator dapat dilihat melalui langkah-langkahnya. Penggunaan
rangkaian kontrol pneumatik dengan aktuator jamak di industri diantaranya adalah
kontrol pembalik beban, pemindah benda kerja datar oleh pengayun, kontrol untuk
perbedaan tingkat distribusi benda kerja, kontrol perubahan arah dari konveyor, alat
distribusi untuk 2 atau lebih lintasan, alat pembuang dan pemutar, dan sebagainya.
Nah di bawah ini (gambar 1) ditunjukkan rangkaian kontrol dengan dua silinder kerja
ganda yang bekerja secara berurutan.

a. Pengertian
Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau
mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. Aktuator diaktifkan dengan
menggunakan lengan mekanis yang biasanya digerakkan oleh motor listrik, yang
dikendalikan oleh media pengontrol otomatis yang terprogram di
antaranya mikrokontroler.

Aktuator dalam perspektif kontrol, dapat dikatakan sebagai:


a. Aktuator : Pintu kendali ke sistem
b. Aktuator : Pengubah sinyal listrik menjadi besaran mekanik
b. Fungsi Aktuator
Pada sebuah sistem pengendalian dari aktuator memiliki fungsi, yaitu untuk
dapat menguatkan sebuah sinyal kontrol yang dapat berasal dari sebuah kontroler
yang kemudian menjadi sinyal yang baru dengan berbagai daya yang besar dan
juga sesuai dengan daya yang telah dibutuhkan.
c. Jenis Aktuator
Adapun jenis tenaga penggerak pada aktuator adalah :
1. Aktuator Piston Pneumatik

Aktuator piston pneumatik adalah aktuator yang dapat bekerja dengan


mengubah energi yang diciptakan oleh kompresi udara menjadi gerakan mekanis.
Aktuator ini berisi piston yang membantu menghasilkan tenaga motif dari udara.
Pada dasarnya, ini menjaga udara tetap tinggi sehingga dapat memaksa diafragma
untuk memutar atau memindahkan batang katup.
Adapun Keuntungan dari aktuator piston pneumatik adalah :
1. konstruksinya yang sederhana
2. kapasitas tinggi dan torsi rendah
3. Dapat dioperasikan pada suhu tinggi
4. Kekakuan tinggi dan beat yang sangat cepat

Adapun kekurangannya adalah :

1. butuh pegas dan aksesoris tambahan dan aksesori untuk sistem ketika
komponen rusak selama operasi mesin
2. positioner juga menimbulkan biaya yang lebih tinggi karena proses
perlambatan diperlukan

2. Aktuator Motor Listrik

Dari namanya sudah jelas bahwa aktuaktor ini menggunakan motor listrik
menjadi torsi mekanis. Jadi jelas dibutuhkan listrik untuk memindahkannya.
Adapun keuntungan dari aktuator ini adalah :

a. Memiliki desain yang rapat dan kekakuan yang sangat tinggi.

Sedangkan, kelemahannya adalah :

a. Biaya mahal
b. Tidak memiliki sistem keamanan ketika ada komponen yang rusak
c. Kecepatan stroking yang rendah dan terbatas.

3. Aktuator elektro-hidrolik

Aktuator ini menggunakan hukum pascal. Bahwa, kenaikan tekanan pada


bagian tertentu dari pembatasan fluida menyebabkan peningkatan tekanan yang
sama dalam suatu wadah. Ini berarti bahwa keseluruhan sistem bekerja ketika
hkum pascal diterapkan.
Keuntungan Aktuator ini adalah :
a. Memiliki kekakuan tinggi dan memiliki kekakuan tinggi daan daya output.
b. Perlambatan bagus dan belaian cepat.

Kerugian aktuator ini adalah :

a. Perawatan rumit
b. Diperlukan aksesoris tambahan untuk sistem keselamatan jika komponen
rusak.

4. Aktuator Diafragma dan Pegas

Aktuator ini dapat berperan sebagai direct-acting, yang artinya dapat


mendorong batang aktuator ke bawah dengan udara dari wadah diafragma.
Hasil dari proses ini adalah kompresi udara. Ini terjadi ketika pasokan tekanan
berkurang, mendorong batang penggerak kembali.
Keuntungan dari sistem ini adalah :
a. Biaya yang rendah
b. tanpa positioner tetap dapat melakukan proses perlambatan

Sedangkan, kelemahan dari Aktuator ini adalah :

1. Aktuator yang besar


2. Bobot yang berat
3. dan Kemampuan output terbatas.

5. Aktuator Diafragma dan Pegas bertekanan tinggi

Aktuator ini yang membedakan dengan sebelumnya adalah pada


penggunaan pegas. Setelah memeriksa katup atau setelah daya telah
dilepaskan, pegas dilepaskan dan katup digerakkan.

keuntungan menggunakan aktuator ini adalah :

1. Ringan dan ringkas


2. Nggak perlu penyesuaian pegas
3. Nggak perlu komponen mahal
4. Memiliki sistem keamanan jika ada komponen yang rusak, tidak
memerlukan segel poros dinamis atau blok konektor batang konvensional
dan desain terintegrasi dengan aksesori.

Namun, aktuator ini memiliki kekurangan yaitu :

1. membutuhkan pasokan tekanan tinggi 2,8 bar atau lebih.


2. perlu positioner untuk proses perlambatan.
B. Konflik Sinyal

“Sinyal Input” “Sinyal Output” Pengendali


Sinyal/Prosseor = Katup OUT PUT
(Katub Tekan, Tuas, Roll, (Katub Kontrol, AND, OR, Pengendali Sinyal (AKTUATOR)
Sensor, Dll) NOR, Dll)

Kompresor

Susunan urutannya dalam sistem pneumatik dapat kita jelaskan sebagai berikut:
1. Sinyal masukan atau input element mendapat energi langsung dari sumber tenaga
(udara kempa) yang kemudian diteruskan ke pemroses sinyal.
2. Sinyal pemroses atau processing element yang memproses sinyal masukan, secara
logic untuk diteruskan ke final control element.
3. Sinyal pengendalian akhir (final control element) yang akan mengarahkan output
yaitu arah gerakan aktuator (working element) dan ini merupakan hasil akhir dari
sistem pneumatik.

Rangkaian yang terjadi konflik adalah beradunya dua sinyal pada 1 buah katup 5/2.
Untuk mengatasi konflik tersebut dapat di selesaikan dengan 3 metode yaitu :
1. Sistem Cascade
2. Konfigurasi minimum
3. Konfigurasi maksimum

1. Sistem Cascade
Sistem metode Cascade merupakan suatu metode dalam perencanaan sistem
pneumatik yang terstuktur. Metode ini biasanya digunakan untuk menyelesaikan
yang tidak dapat diselesaikan metode intuitif, misalnya digunakan untuk
mengatasi sinyal bentrok.

Peraturan dalam sistem cascade anatara lain :


a. Mendefenisikan langkah kerja sesuai dengan permasalahannya
Contoh : A+ B+ A- B-
b. Membagi kelompok dan pemberian nomor kelompok pada notasi singkat
tersebut dimana tidak terjadi sinyak bentrok. Masing masing terakihr harus
ada udara.
Contoh : A+ B+ | A- B-
12
“2 Kelompom saluran udara = 2 jalur”
c. Memerlukan katup pembalik (katup 4/2, 5/2 dengan 2 kontrol dsb) :
Jumlah kelompok minimal 1 yang harus berfungsi untuk memindahkan
jalur udara max katup pembalik yang di peroleh dalam perencanaan sistem
pneumatik dengan metode cascade adalah 4 buah katup.
d. Penempatan katup kontrol arah 3/2 yang mengontrol langkah kerja.
- Katub 3/2 yang berhubungan dengan starr diletakkan dibawah
supply line.
- Katup 3/2 yang mengubah kelompok, di letakkan di bawah
supply line.
- Katup 3/2 yang lainnya di letkakkan di atas supply line.

C. Pemisah Dengan Katub Pembalik


1. Katub Pengarah (Directional Control Valves)
Katup 3/2 Way valve (WV) penggerak plunyer, pembalik pegas (3/2 DCV
plunger actuated, spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc valves)
normally closed (NC).

Katup 4/2 penggerak plunyer, kembali pegas (4/2 DCV plunger actuated,
spring centered), termasuk jenis katup piringan (disc seat valves).
Katup 5/2, DCV-air port jenis longitudinal slide.

2. Katup Satu Arah (Non Return Valves)


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran udara kempa hanya satu arah
saja yaitu bila udara telah melewati katup tersebut maka udara tidak dapat berbalik
arah. Sehingga katup ini juga digolongkan pada katup pengarah khusus.

Macam-macam katup searah:

a. Katub Satu Arah Pembalik Gas


Katup satu arah hanya bisa mengalirkan udara hanya dari satu sisi saja.
Udara dari arah kiri (lihat gambar 30) akan menekan pegas sehingga katup
terbuka dan udara akan diteruskan ke kanan. Bila udara mengalir dari arah
sebaliknya, maka katup akan menutup dan udara tidak bisa mengalir kearah
kiri. Katup satu arah dalam sistem elektrik identitik dengan fungsi dioda yang
hanya mengalirkan arus listrik dari satu arah saja.
b. Shuttle Valve
Katup ini akan mengalirkan udara bertekanan dari salah satu sisi, baik
sisi kiri saja atau sisi kanan saja. Katup ini juga disebut katup “OR” (Logic
OR function).

3. Katub Dua Tekan (Two Pressure Valve)


Katup ini dapat bekerja apabila mendapat tekanan dari kedua saluran
masuknya, yaitu saluran X, dan saluran Y secara bersama-sama (lihat gambar 32).
Bila udara yang mengalir dari satu sisi saja, maka katup akan menutup, namun
bila udara mengalir secara bersamaan dari kedua sisinya, maka katup akan
membuka, sehingga katup ini juga disebut ”AND” (Logic AND function).

4. Katub Buang Cepat (Quick Exhaust Valve)


Quick Exhaust Valve bekerja mengalirkan udara bertekanan dari lubang P
menuju lubang A, akan tetapi jika ada udara yang masuk dari lubang A maka
udara langsung dibuang cepat ke lubang R.

5. Katub Pengatur Tekanan


Pressure Regulation Valve, katub ini berfungsi untuk mengatur besarkecilnya
tekanan udara kempa yang akan keluar dari service unit dan bekerja pada sistim
pneumatik (tekanan kerja).

6. Katub Pembatas Tekanan/ Pengaman (Pressure Relief Valve)


ni berfungsi untuk membatasi tekanan kerja maksimum pada sistem. Apabila
terjadi tekanan lebih maka katup out-let akan terbuka dan tekanan lebih dibuang,
jadi tekanan udara yang mengalir ke sistem tetap aman.

7. Sequence Valve
Prinsip kerja katup ini hampir sama dengan relief valve, hanya fungsinya berbeda
yaitu untuk membuat urutan kerja dari sistem. Perhatikan gambar berikut:

8. Time Delay Valve (Katup Tunda Waktu)


Katup ini berfungsi untuk menunda aliran udara hingga pada waktu yang telah
ditentukan. Udara akan mengalir dahulu ke tabung penyimpan, bila suda penuh
baru akan mengalir ke saluran lainnya. Katup penunda ini juga dikenal pula
dengan timer.

9. Katup Pengatur Aliran (Flow Control Valve)


Katup ini berfungsi untuk mengontrol/mengendalikan besar-kecilnya aliran
udara kempa atau dikenal pula dengan katup cekik, karena akan mencekik aliran
udara hingga akan menghambat aliran udara. Hal ini diasumsikan bahwa besarnya
aliran yaitu jumlah volume udara yang mengalir akan mempengaruhi besar daya
dorong udara tersebut.
Macam-macam flow control: a) Fix flow control yaitu besarnya lubang
laluan tetap (tidak dapat disetel), b) Adjustable flow control yaitu lubang laluan
dapat disetel dengan baut penyetel, c) Adjustable flow control dengan check valve
by pass. Adapun penampang dan simbol flow control valve adalah sebagai
berikut:
10. Shut of Valve
Katup ini berfungsi untuk membuka dan menutup aliran udara. Lihat gambar
berikut:
D. Konflik Sinyal Dengan Mempergunakan Katub Pembalik

Rangkaian yang terjadi konflik adalah beradunnya 2 sinyal pada satu buah katup 5/2.
Untuk mengatasi konflik tersebut dapat diselesaikan dengan metode sistem cascade.
Sistem cascade merupakan suatu metode dalam perencanaan sistem peneumatic yang
terstruktur. Metode ini biasanya digunakan untuk menyelesaikan yang tidak dapat
diselesaikan metode intuitif, Misalnya digunakan untuk mengatasi bentrok. Peraturan
dalam sistem cascade antara lain :
a. Mendenfinikasikan langkah kerja sesuai dengan permasalahannya. Contoh : A+, B+,
B-, A-
b. Membagi kelompok dan pemberian nomor kelompok pada notasi singkat tersebut
dimana tidak terjadi sinyal bentrok. Masing masing kelompok membutuhkan satu
jalur pembekalan jalur terakkir harus ada di udara
c. Memerlukan katup pembalik ( katup 4/2, 5/2 dengan 2 kontrol ). Jumlah kelompok
minimal 1 yang harus berfungsi untuk memindahkan jalur udara maksimal katup
pembalik yang diperolehkan dalam perencanaan sisrtem peneumatic dengan metode
gaaket adalah 4 buah katup.
d. Penempatan katup kontrol arah 3/2 yang mengontrol langkah kerja. Katup 3/2 yang
berhubungan dengan star diletakkan dibawah sublai line. Katup 3/2 yang mengubah
kelompok, diletakkan dibawah sublai line katup 3/2 lainnya diletakkan diatas sublai
line.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat di simpulkan bahwa sistem pneumatik dan
hidrolik bukanlah alat yang sempurna, setiap alat yang dibuat pasti memiliki
kelebihan dan kekurangannya masingmasing. Maka dari itu sebagai pemiliki atau
yang menggunakan alat tersebut setidaknya bisa memahami alat tersebut, sistem kerja
dan pengoperasiannya agar alat tersebut dapat beroperasi dengan baik dan awat.

B. Saran
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurnq,
maka dari itu kami menerima masukan dan kritikan demi kemajuan dan perbaikan
dimasa yang akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/torojr/katupkatup-pada-pneumatik

http://staffnew.uny.ac.id/upload/198208262015041003/pendidikan/
MEKATRONIKA_MODUL_13.pdf

Anda mungkin juga menyukai