Anda di halaman 1dari 11

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. TARGET LUARAN .................................................................................. 2
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 3
3.1 Alur Pelaksanaan ...................................................................................... 3
3.2 Penjabaran Proses Pelaksanaan ................................................................ 3
3.2.1 Tahap Identifikasi.............................................................................. 3
3.2.2 Studi Literatur ................................................................................... 4
3.2.3 Perencanaan Hardware ..................................................................... 4
3.2.4 Perancangan Software ....................................................................... 4
3.2.5 Pembuatan Produk ............................................................................ 4
3.2.6 Pengujian Sistem ............................................................................... 5
3.2.7 Analisa Data ...................................................................................... 5
3.2.8 Penulisan Laporan Akhir................................................................... 5
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI .......................................................................... 5
4.1 Hasil Perangkaian Sistem ......................................................................... 6
4.2 Hasil Pembuatan Program Sistem ............................................................ 6
4.3 Hasil Desain Aplikasi Monitoring ............................................................ 6
4.4 Analisis Data Penelitian ........................................................................... 7
BAB 5. POTENSI KEMAJUAN ............................................................................ 9
BAB 6. RENCANA TAHAP SELANJUTNYA .................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kubikel merupakan suatu perangkat atau peralatan listrik yang memiliki
fungsi sebagai pengendali, penghubung, pemutus, pelindung dan membagi sistem
tenaga listrik dari sumber tenaga listrik serta berfungsi untuk mengurangi bunga api
yang terjadi saat melakukan penyambungan (Hariansyah and Awaluddin, 2014).
Menurut (Pasra, Makkulau and Abriyanto, 2018), salah satu permasalahan yang
terjadi pada kubikel tegangan menengah adalah terjadinya corona. Corona adalah
suatu fenomena yang terjadi pada saat udara di sekitar konduktor atau penghantar
terionisasi. Dari proses tersebut terjadilah pelepasan muatan yang dapat
mengakibatkan kegagalan isolasi pada udara. Menurut data penelitian (Pasra,
Makkulau and Abriyanto, 2018), didapatkan kubikel T-241 posko Menteng
mengalami rugi-rugi daya sebesar 3,88 kW. Sedangkan pada kubikel K-245 posko
Menteng mengalami rugi-rugi daya sebesar 3,45 kW. Namun, corona dapat
diminimalisir dengan pengoptimalan suhu dan kelembapan pada kubikel.
Berdasarkan penelitian (Rahman and Broto, 2020) salah satu cara untuk
mengoptimalkan nilai suhu dan kelembapan pada kubikel adalah dengan
menggunakan fan dan heater. Pengontrolan fan dan heater dilakukan berdasarkan
nilai suhu dan kelembapan pada panel yang terbaca pada sensor. Saat nilai suhu
pada kubikel tinggi, maka fan akan beroperasi untuk melakukan sirkulasi udara
pada ruang kubikel. Sehingga suhu pada kubikel dapat menurun. Lalu, saat nilai
kelembapan pada kubikel tinggi, maka heater akan beroperasi menurunkan nilai
kelembapan. Namun, kelemahan dari penelitian tersebut belum adanya metode
pengontrolan fan, sehingga suhu pada kubikel tidak dapat optimal.
Permasalahan selanjutnya adalah menurut survei lapangan yang dilakukan
oleh peneliti, dapat diketahui bahwa jarak antara satu High Voltage Substation
dengan yang lainnya minimal adalah ±500meter dan maksimal adalah
±2kilometer. Saat ini kegiatan maintenance dan monitoring data pada kubikel tiap
Medium Voltage Substation di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya hanya dilakukan
selama 1 bulan sekali untuk pengambilan data pemakaian energi listrik (kWh)
selama 1 bulan terakhir atau saat terjadi gangguan pada kubikel. Padahal jika
dilakukan monitoring rutin dapat meminimalisir adanya gangguan yang terjadi pada
kubikel. Oleh karena itu, perlu adanya sistem monitoring secara real time terhadap
beberapa parameter padakubikel untuk mempermudah monitoring kubikel.
Dari permasalahan yang ada, maka dari itu peneliti ingin membuat rancang
bangun alat optimalisasi suhu dan kelembapan kubikel tegangan menegah untuk
meminimalisir terjadinya corona disease dengan metode fuzzy berbasis PLC.
Sistem tersebut dapat melakukan pengontrolan suhu dan kelembapan, sehingga
suhu dan kelembapan pada kubikel dapat optimal. Pengoptimalan suhu dan
kelembapan tersebut akan meminimalisir terjadi corona. Sehingga kerugian yang
ditimbulkan corona seperti rugi-rugi daya, percikan bunga api dapat diminimalisir
dan kinerja kubikel tegangan menengah dapat stabil.
2

1.2 Rumusan Masalah


Dari permasalahan di atas, rumusan masalah dalam PKM-KC, sebagaiberikut:
1. Bagaimana merancang penstabil kinerja kubikel tegangan menengah
berbasis PLC M221 Schneider?
2. Bagaimana pengaruh kontrol suhu dan kelembapan pada penstabil kinerja
kubikel tegangan menengah berbasis PLC M221 Schneider?
3. Bagaimana pengaruh metode fuzzy terhadap alat penstabil kinerja kubikel
tegangan menengah berbasis PLC M221 Schneider?

1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada PKM-KC ini adalah:
1. Merancang penstabil kinerja kubikel tegangan menengah berbasis PLC
M221 Schneider.
2. Mengetahui pengaruh kontrol suhu dan kelembapan pada penstabil kinerja
kubikel tegangan menengah berbasis PLC M221 Schneider.
3. Mengetahui pengaruh metode fuzzy terhadap alat penstabil kinerja kubikel
tegangan menengah berbasis PLC M221 Schneider.

1.4 Manfaat
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Penelitian ini dapat diterapkan pada kubikel tegangan menengah untuk
menjaga kinerja kubikel dan umur kubikel.
2. Penelitian ini dapat meminimalisir terjadinya efek corona pada kubikel
tegangan menengah yang menyebabkan beberapa kerugian seperti rugi- rugi
daya dan percikan bunga api.
3. Penelitian ini mampu memberikan kemudahan kepada operator untuk
melakukan monitoring berbagai parameter pada kubikel tegangan menengah
secara cepat dan tepat.

BAB 2. TARGET LUARAN


Berdasarkan penjelasan diatas kami menentukan beberapa target luaran dari
inovasi kami adalah sebagai berikut :
1. Perancangan Hardware dan Software untuk menunjang kinerja sistem yang
akan dibuat.
2. Terciptanya prototype alat optimalisasi suhu dan kelembapan kubikel
tegangan menegah untuk meminimalisir terjadinya corona disease dengan
metode Fuzzy berbasis PLC.
3. Simulasi alur kerja setiap fitur pada sistem.
4. Analisis perhitungan yang ditujukan untuk menampilkan produksi listrik
yang dihasilkan oleh sistem dan konsumsi energi listrik oleh pengguna.
3

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1 Alur Pelaksanaan

Gambar 3. 1 Flowchart Pelaksanaan


Gambar diatas merupakan diagram flowchart dari alur pengerjaan progam
inovasi kami. Proses pengerjaan dimulai dengan tahap pengindetifikasian masalah
ada. Setelah masalah tersebut terindentifikasi, selanjutnya adalah melakukan studi
literatur untuk dapat lebih memahami permasalahan dan dapat mencari solusi yang
tepat. Tahap selanjutnya adalah menganalisa kebutuhan sistem,lalu hasil dari analisa
tersebut digunakan untuk landasan untuk perancangan hardware, software, dan
mekanik. Setelah perancangan selesai, maka tahap realisasi dilakukan dengan cara
sinkronisasi hardware, software, dan mekanik. Sehingga, tahap pengujian sistem
dapat dilakukan. Jika tahap pengujian sistem berhasil maka dilanjutkan dengan
analisa data dan penulisan laporan akhir.

3.2 Penjabaran Proses Pelaksanaan


3.2.1 Tahap Identifikasi
Pada penelitian ini dilakukan tahap identifikasi masalah yang ditemui di
lapangan. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini terkait penstabil kinerja
kubikel dengan konsep kontrol suhu dan kelembapan. Fokus tugas akhir ini adalah
stabilisasi suhu dan kelembapan pada kubikel yang bertujuan agar mengurangi efek
corona yang terjadi pada kubikel tegangan menengah. Berdasarkan identifikasi
masalah yang telah diuraikan diatas, terdapat rumusan masalah yang menjadi tujuan
utama dalam penelitian ini berkaitan dengan pengoptimalan kontrol fan dan heater
berbasis PLC berdasarkan parameter suhu dan kelembapan pada ruang panel
kubikel.
4

3.2.2 Studi Literatur


Studi literatur yang dilakukan memiliki tujuan untuk memperdalam atau
memperkuat gagasan dari pemahaman konsep, pemahaman teori-teori penunjang
teknologi yang akan digunakan, mempelajari komponen-komponen dan modul-
modul elektrik yang akan digunakan pada alat tersebut dengan mengambil berbagai
refrensi baik buku, jurnal, internet.

3.2.3 Perencanaan Hardware


Pada sistem ini terdapat beberapa hardware yang digunakan dalam
perancangannya. Tujuannya adalah untuk menunjang kinerja sistem yang akan
dibuat. Perancangan hardware yang digunakan ditampilkan pada Gambar 3.2.

Gambar 3. 2 Perancangan Hardware Sistem


Dalam Dalam perancangan hardware terdapat tiga komponen utama, yaitu
input, controller dan output. Yang termasuk kedalam input adalah Power Meter
PM1200, Arduino yang telah melakukan pembacaan sensor MLX90614, dan sensor
SHT20. Sedangkan dalam controller terdapat 2 yaitu PLC M221 dan Arduino Nano.
Untuk output dalam sistem ini terdiri dari relay (aux relay) pemutus incoming dan
outgoing, relay kontrol heater, modul L298N sebagai kontrol fan.

3.2.4 Perancangan Software


Perancangan software adalah tahap merancang program pada masing-masing
software yang digunakan. Pemrograman PLC M221 menggunakan EcoStruxure
Machine Expert - Basic dan pemrograman Arduino menggunakan Arduino IDE.

3.2.5 Pembuatan Produk


Tahap pembuatan produk merupakan tahap lanjutan dari perencenan
hardware dan software. Pada tahap ini dilakukan pembelian alat dan komponen
yang dibutuhkan untuk pembuatan produk. Setelah dilakukan pembelian alat dan
5

komponen maka selanjutnya adalah pembuatan rancang bangun alat. Setelah itu,
dilakukan tahap sinkronisasi yang merupakan tahap menyelaraskan kerja
keseluruhan komponen dan memastikan bahwa komunikasi antar satu komponen
dengan komponen lain dapat dilakukan dan berjalan dengan lancar.

3.2.6 Pengujian Sistem


Pengujian sistem adalah tahap yang dilakukan setelah sinkronisasi antara
hardware, software, dan mekanik telah selesai dilakukan. Pengujian bertujuan
menguji bahwa prototipe yang dibuat mampu digunakan di lapangan. Dalam
pengujian ini dilakukan pemantauan keakuratan sensor dan hasil olah data dari
sistem yang telah dibuat serta akan dilakukan analisa data pada tahap selanjutnya.
Pengujian akan dilakukan di Laboratorium Reparasi Listrik PPNS dan
Laboratorium Mesin Listrik PPNS.

3.2.7 Analisa Data


Seteleah dilakukan pengujian sistem pada produk dan produk tersebut
berjalan dengan sesuai yang diharapkan, maka tahap selanjutnya yaitu pengambilan
data. Data-data yang telah didapatkan dari hasil percobaan kemudian dianalisa
untuk dijadikan acuan dalam menjawab rumusan masalah yang ada.

3.2.8 Penulisan Laporan Akhir


Penulisan laporan kemajuan dan laporan akhir dilakukan selama pembuatan
prototipe. Laporan ditulis sejak analisa kebutuhan sistem sampai pada tahap
penyempurnaan alat.

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI


Pada bab ini berisikan hasil realisasi target luaran yang sudah tercapai dalam
pengimplementasian “Rancang Bangun Alat Optimalisasi Suhu dan Kelembapan
Kubikel Tegangan Menengah untuk Meminimalisir Terjadinya Corona Disease
dengan Metode Fuzzy Berbasis PLC” yaitu sebesar 82%. Detail kegiatan
persentasenya akan dijabarkan pada Tabel 4. berikut:

Tabel 4. 1 Detail Presentase yang Telah Dicapai


NO HASIL YANG TELAH DICAPAI PERSENTASE
1. Perangkaian sistem 20% dari 25%
2. Pembuatan program sistem 20% dari 20%
3. Pembuatan desain aplikasi monitoring 17% dari 20%
4. Pengujian sistem 7% dari 10%
5. Analisis data penelitian 10% dari 15%
6. Pembuatan laporan akhir 8% dari 10%
Total 82% dari 100%
6

4.1 Hasil Perangkaian Sistem


Pada prototype panel kubikel ini dibagi menjadi sistem kontrol dan sistem
power. Dimana, sistem kontrol akan mengontrol sistem proteksi sistem kelistrikan
pada prototype panel kubikel, mengontrol kerja heater dan fan, dan megontrol kerja
prototype panel kubikel. Lalu, terdapat juga sistem power yang digunakan sebagai
jalur penghantar antara sumber listrik dari incoming menuju outgoing. Selanjutnya,
untuk mengontrol suhu dan kelembapan yang menjadi penyebab timbulnya corona
discharge, maka dilakukan pengontrolan fan dan heater untuk mengontrol suhu dan
kelembapan agar sesuai setpoint.

Gambar 4. 1 Realisasi Prototype

4.2 Hasil Pembuatan Program Sistem


Dalam pembuatan program untuk menjalankan sistem yang telah dirancang,
kami menggunakan software Ecostruxure Machine Expert Basic Arduino IDE.
Kontroler yang digunakan adalah PLC M221 Schneider untuk mengontrol seluruh
kerja sistem pada prototype panel kubikel. Sedangkan Arduino Nano digunakan
untuk mengontrol kerja fan pada menggunakan metode kontrol fuzzy.

4.3 Hasil Desain Aplikasi Monitoring


Aplikasi yang akan direalisasikan pada sistem ini digunakan untuk
menampilkan data nilai tegangan, arus, dan daya serta energi listrik yang dihasilkan
oleh prototype panel kubikel. Selain itu, juga terdapat monitoring nilai suhu dan
kelembapan prototype panel kubikel. Selanjutnya, sistem monitoring tersebut juga
dilengkapi dengan kontrol sistem guna menghidupkan atau mematikan sistem
penyaluran listrik pada prototype panel kubikel dan heater pada prototype panel
kubikel. Lalu, terdapat juga alarm untuk menandakan jika sistem proteksi
kelistrikan bekerja dan terjadi gangguan kelistrikan pada prototype panel kubikel.
7

Gambar 4. 2 Tampilan Sistem Monitoring pada Vijeo Designer

4.4 Analisis Data Penelitian


Dari sistem prototype panel kubikel didapatkan data pengontrolan suhu dan
kelembapan sebagai berikut:

Tabel 4. 2 Data Pengujian Kontrol Kelembapan


Kelembapan Keadaan Kelembapan Keadaan
Waktu (s) Waktu (s)
Akhir (%RH) Heater Akhir (%RH) Heater
0 95.14 ON 140 55.45 ON
10 76.25 ON 150 55.35 ON
20 67.06 ON 160 55.25 ON
30 63.13 ON 170 55.15 ON
40 61.00 ON 180 54.64 ON
50 59.79 ON 190 52.82 ON
60 58.78 ON 200 51.81 ON
70 57.77 ON 210 51.11 ON
80 57.37 ON 220 50.70 ON
90 56.86 ON 230 50.40 ON
100 56.36 ON 240 50.20 ON
110 56.16 ON 250 49.99 OFF
120 55.95 ON 260 49.89 OFF
130 55.65 ON 270 49.69 OFF

Berdasarkan data pada Tabel 4.2, saat kelembapan ruang panel telah bernilai
> 95%RH, maka relay heater akan ON sehingga relay heater juga akan ON. Saat
heater beroperasi, kadar kelembapan akan berkurang seiring dengan berjalannya
waktu. Hal tersebut dibuktikan dengan pada Tabel 4.2 dimana kelembapan panel
yang semula bernilai 95,14%RH menjadi 49,99%RH dalam waktu 250 detik. Dan
data pada Tabel 4.2 dapat diilustrasikan pada grafik Gambar 4.3.
8

Kelembapan (%RH) Terhadap Waktu (s)


100

80

60

40

20

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260

Gambar 4. 3 Grafik Pengontrolan Kelembapan pada Panel

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.3, kadar kelembapan menurun dengan


sangat signifikan pada detik ke-0 sampai dengan detik ke-40. Pada kurun waktu
tersebut perubahan terjadi yang semula kadar kelembapan adalah senilai
95,14%RH menjadi 61,00%RH.
Tingkat keefektifan metode kontrol fan dalam menstabilkan suhu ruang panel
dapat diketahui dengan melihat data pada Tabel 4.3.

Tabel 4. 3 Data Pengujian Kontrol Suhu


Suhu Ruang Suhu Ruang
Suhu Ruang Suhu Ruang
Waktu Kontrol Fan Waktu Kontrol Fan
Kontrol Fan Kontrol Fan
(s) Metode Fuzzy (s) Metode Fuzzy
Sederhana (C) Sederhana (C)
(C) (C)
0 29.19 29.18 320 40.2 31.34
20 29.9 29.32 340 40.7 31.44
40 30.5 29.48 360 41.31 31.43
60 31.41 29.59 380 41.81 31.62
80 32.32 29.75 400 42.22 31.72
100 33.03 29.88 420 42.62 31.79
120 33.73 30.02 440 42.93 31.9
140 34.54 30.16 460 43.23 31.99
160 35.15 30.28 480 43.63 32.06
180 35.75 30.43 500 43.83 32.13
200 36.26 30.56 520 44.04 32.22
220 36.76 30.72 540 44.24 32.3
240 37.37 30.79 560 44.54 32.37
260 38.08 30.95 580 44.64 32.44
280 38.68 31.08 600 44.84 32.51
300 39.49 31.17 - - -

Data pada Tabel 4.3 diatas dapat diilustrasikan dalam grafik sesuai Gambar
4.4. Ilustrasi dalam bentuk grafik ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat
keefektifan metode kontrol fan dalam menstabilkan suhu ruang panel kubikel.
9

Perbandingan Stabilitasi Suhu Panel Terhadap


Waktu
60

Suhu Ruang Panel (oC)


40
20
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600
Waktu (s)

Kontrol Fan Dengan Logika Sederhana


Kontrol Fan Dengan Metode Fuzzy

Gambar 4. 4 Grafik Pengontrol Suhu pada Panel

Berdasarkan grafik pada Gambar 4.4 dapat disimpulkan bahwa tingkat


kestabilan suhu ruang panel lebih baik dikontrol dengan kontrol fan menggunakan
metode fuzzy daripada menggunakan kontrol fan sederhana. Hal ini dibuktikan
dengan garis kontrol fan menggunakan metode fuzzy pada grafik pada Gambar 4.60
yang stabil dan landai. Garis yang landai membuktikan bahwa suhu ruangan panel
bisa stabil meski dipengaruhi oleh udara panas di dalam panel. Berbeda dengan
garis kontrol fan sederhana yang terus naik seiring waktu.

BAB 5. POTENSI KEMAJUAN


Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dengan judul “Rancang Bangun Alat
Optimalisasi Suhu dan Kelembapan Kubikel Tegangan Menegah untuk
Meminimalisir Terjadinya Corona Disease dengan Metode Fuzzy Berbasis PLC”
berpotensi dalam :
1. Pemerintah : Dapat memaksimalkan penyaluran listrik dari pembangkit
menuju masyarakat sehingga energi listrik yang dibangkitkan dari
pembangkit listrik dapat lebih optimal.
2. Peneliti : Penelitian ini dapat menjadi referensi penilitian selanjutnya, apabila
dalam penilitian ini masih terdapat kekurangan dan ingin mengembangkan ke
tingkat yang lebih komplek.
3. Masyarakat : Dapat meminimalisir terjadinya rugi-rugi daya dan black out
sistem kelistrikan akibat efek corona yang menyebabkan percikan bunga api
bahkan terjadinya ledakan pada kubikel tegangan menengah.
BAB 6. RENCANA TAHAP SELANJUTNYA
Dengan adanya hasil kemajuan kegiatan penelitian “Rancang Bangun Alat
Optimalisasi Suhu dan Kelembapan Kubikel Tegangan Menegah untuk
Meminimalisir Terjadinya Corona Disease dengan Metode Fuzzy Berbasis PLC”
yang dibuat penulis, maka penulis memilih beberapa rencana kegiatan selanjutnya
agar penelitian ini dapat mencapai target luaran yang sudah tercantum pada BAB
2. Sehingga ketika target luaran telah tercapai, diharapkan potensi hasil yang telah
10

dijabarkan pada BAB 5 akan ter-realisasikan. Roadmap kegiatan penelitian akan


direpresentasikan pada Gambar 6.1.

Gambar 6. 1 Roadmap Kegiatan Penelitian


Detail kegiatan penelitian selanjutnya berdasarkan gambar 6.1 akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Penyempurnaan kerja sistem agar suhu dan kelembapan dapat lebih stabil
pada set point yang ditentukan
2. Penyelesaian sistem monitoring dan pengambilan video uji coba dari alat
yang sudah dibuat.
3. Melakukan analisis data dari hasil penelitian alat tersebut agar dapat
digunakan pada masyarakat atau instansi lain.
4. Membuat artikel ilmiah berdasarkan hasil alat optimalisasi suhu dan
kelembapan kubikel tegangan menegah untuk meminimalisir terjadinya
corona disease dengan metode Fuzzy berbasis PLC. Diharapkan dapat
dipublikasikan pada media sosial yang ada, serta membuat jurnal ilmiah
untuk rujukan penelitian.
Dengan adanya rencana, maka diharapkan luaran dari sistem tersebut dapat
diwujudkan secara optimal. Sehingga prototype tersebut dapat meminimalisir
terjadinya efek corona pada kubikel tegangan menengah yang menyebabkan
beberapa kerugian seperti rugi pada daya dan percikan bunga api.

DAFTAR PUSTAKA

Hariansyah, M. and Awaluddin, J. (2014) ‘Aplikasi Penggunaan Kubikel 20 kV


pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Binary Cycle
Dieng’, Jurnal Teknik Elektro dan Sains, 1, pp. 38–44.
Pasra, N., Makkulau, A. and Abriyanto, M. O. (2018) ‘Analisa Efek Korona Pada
Sistem Distribusi Tenaga Listrik 20 kV Pada Gardu Beton’, Jurnal
Ilmiah SUTET, 8(2), pp. 103–113.
Rahman, M. G. A. and Broto, S. (2020) ‘Perancangan Sistem Kontrol Suhu dan
Kelembapan Udara pada Kubikel 20KV Berbasis Internet of Things
(IoT)’, 3(2), pp. 440–450.

Anda mungkin juga menyukai