OLEH :
ii
BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................................14
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Pada tahun 2018 dibuat alat oleh Istiono Majid dari Teknik Elektromedik
Poltekkes Surabaya yang berjudul “Monitoring BPM, Suhu dan Respirasi
Tampil PC via Bluetooth dan Pengiriman Data via SMS (Monitoring BPM dan
Pengiriman Data via SMS)”. Alat ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan
dokter memonitoring kondisi keadaan pasien walaupun dokter berada jauh dari
pasien. Tetapi, alat ini memiliki kekurangan yaitu jarak yang dapat di capai oleh
bluetooth tidak lebih dari 30 meter serta respon sensor terhadap suhu tidak dapat
langsung mendeteksi, namun masih ada jeda dan dikarenakan data pasien dikirim
saat keadaan normal dan abnormal dengan SMS maka akan sangat banyak
menghabiskan pulsa untuk setiap kegiatan monitoring. Pada tahun yang sama
dikembangkan alat oleh Haris Isyanto dkk dari jurusan teknik Elektro Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta membuat alat penelitian yang berjudul
“Monitoring Dua Parameter Data Medik Pasien (Suhu Tubuh dan Detak
Jantung ) Berbasis Arduino nirkabel”. Alat ini dibuat untuk memonitoring suhu
tubuh dan detak jantung pasien. Alat ini sekaligus program nya sangat berguna bagi
para dokter dan tenaga medis untuk dapat mengetahui dengan cepat dan tepat detak
jantung dan suhu tubub dari tiap pasien sekaligus data dari pasien bisa langsung
tersimpan secara otomatis. Tetapi, alat ini memiliki bentuk fisik yang besar dan
tidak sederhana dikarenakan penggunaan arduino mega dan modul ethernet shield
yang bentuknya yang besar, sehingga sulit untuk dibawa kemana-mana. 2 tahun
berikutnya pada tahun 2020 baru dikembangkan alat yang sudah berbentuk gelang
oleh Diah Eka Savitri Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta membuat alat dengan judul
“Gelang Pengukur Detak Jantung Dan Suhu Tubuh Manusia Berbasis
Internet of Things (IOT)”. Alat ini dibuat unutk memonitoring detak jantung dan
suhu tubuh pasien. Alat ini juga sudah berupa gelang yang bersifat portable yang
dapat memonitoring pasien dari jauh. Tetapi, alat ini masih memiliki kekurangan
dalam pengirimannya yang menggunakan bluetooth yang hanya bisa mengirim data
ke android dengan jarak maksimal 46,5 meter dan masih ada delay pengiriman ke
android. Dan juga bentuk gelangnya masih terlalu besar dikarenakan masih
menggunakan LCD karakter pada tampilannya dan masih banyak menggunakan
2
sambungan kabel jumper. Ditahun yang sama dikembangkan juga alat monitoring
berupa gelang oleh Gde Bagus Marten Giri Pramana dari Teknik Elektromedik
Poltekkes Surabaya dengan judul “Perancangan Smartband Dilengkapi
Monitoring BPM dan Suhu dengan Tampilan Android”. Alat berupa gelang
dengan display OLED yang menampilkan nilai BPM dan Suhu dari pasien ini sudah
dilengkapi pengiriman notifikasi pada aplikasi BLYNK serta email yang sudah
ditentukan jika keadaan pasien tidak normal. Hanya saja pada alat ini masih
memiliki kekurangan pada sensor dan pengambilan datanya. Dimana pada alat ini
masih menggunakan sensor suhu Ds18b20 yang mana hasil dari sensor ini masih
terpengaruh dari suhu alat yang berada disekitaran sensor, dan juga pengambilan
data BPM pada alat ini masih dilakukan pada jari tangan, sehingga alat ini masih
membutuhkan sambungan untuk diletakkan pada jari tangan untuk mengambil data
BPM. Untuk menyempurnakan beberapa kelemahan yang ada dari penelitian
sebelumnya penulis berencana membuat alat yang dinamakan “Smartband
Monitoring BPM dan Suhu pada Pergelangan tangan Tampil Android”. Alat
berupa gelang dengan display LCD dari ESP32 TTGO T-Display yang akan
menampilkan nilai BPM dan suhu dari pasien ini akan menggunakan sensor BPM
SEN0203 yang mana sensor akan mengambil data BPM pada pergelangan tangan.
Dan juga akan menggunakan Sensor suhu infrared non-contact MLX90614,
sehingga suhu yang didapat oleh sensor murni berupa suhu tubuh yang tidak akan
terpengaruh dari panas disekitar disekitar sensor tersebut.
3
1.2.9 Pengiriman data yang dipakai menggunakan Wifi.
4
1.5.2.3 Mempermudah cara pemakaian dan pengoperasian alat untuk mendiagnosis
kondisi tubuh pasien.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
pengirimannya yang menggunakan bluetooth yang hanya bisa mengirim data ke
android dengan jarak maksimal 46,5 meter dan masih ada delay pengiriman ke
android. Dan juga bentuk gelangnya masih terlalu besar dikarenakan masih
menggunakan LCD karakter pada tampilannya dan masih banyak menggunakan
sambungan kabel jumper. Ditahun yang sama dikembangkan juga alat monitoring
berupa gelang oleh Gde Bagus Marten Giri Pramana dari Teknik Elektromedik
Poltekkes Surabaya dengan judul “Perancangan Smartband Dilengkapi Monitoring
BPM dan Suhu dengan Tampilan Android”. Alat berupa gelang dengan display
OLED yang menampilkan nilai BPM dan Suhu dari pasien ini sudah dilengkapi
pengiriman notifikasi pada aplikasi BLYNK serta email yang sudah ditentukan jika
keadaan pasien tidak normal. Hanya saja pada alat ini masih memiliki kekurangan
pada sensor dan pengambilan datanya. Dimana pada alat ini masih menggunakan
Sensor suhu Ds18b20 yang mana hasil dari sensor ini masih terpengaruh dari suhu
alat yang berada disekitaran sensor, dan juga pengambilan data BPM pada alat ini
masih dilakukan pada jari tangan, sehingga alat ini masih membutuhkan sambungan
untuk diletakkan pada jari tangan untuk mengambil data BPM.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas penulis ingin membuat alat
yang dinamakan “Rancangan Smartband Monitoring BPM dan Suhu Pada
Pergelangan Tangan Tampil Android”. Alat yang akan dibuat penulis berupa gelang
yang dapat memonitoring denyut jantung dan suhu pasien yang akan ditempatkan
pada pergelangan tangan pasien untuk pengambilan data BPM dan suhu.
7
sedangkan denyut jantung yang terlalu cepat disebut takikardia. Dalam keadaan
jantung yang normal dapat dibagi mejadi 4 bagian berdasarkan usia seseorang [10].
Denyut yang ada di jantung tidak bisa dikendalikan oleh manusia. Denyut
jantung merupakan tanda penting dalam bidang medis yang bermanfaat untuk
mengevaluasi dengan cepat kesehatan atau mengetahui kebugaran seseorang secara
umum. Dengan memantau denyut jantung secara berkala, kita akan dapat mencegah
beberapa penyakit seperti aritmia (denyut jantung tak beraturan), jantung koroner,
hipertensi atau sekadar mengetahui kadar stress serta kualitas tidur kita tiap harinya.
Penyakit pada jantung pada umumnya dapat kambuh dengan tiba-tiba, untuk itu
pemantauan secara real time sangat diperlukan terutama untuk pasien dan orang
dengan riwayat penyakit jantung.
Tabel 2.1 Jumlah Denyut Jantung Manusia
Usia Bradycardia Normal Tachycardia
(Tahun) (BPM) (BPM) (BPM)
<1 <100 100-160 >160
1-10 <70 70-120 >120
11-17 <60 60-100 >100
>17 <60 60-100 >100
(Sumber: [8])
8
tergantung pada derajat metabolismenya, kecepatan darah yang mengalir ke
dalamnya, dan perbedaan suhunya dengan jaringan disekitarnya.
Dalam dunia kesehatan pemantauan dan pengukuran suhu tubuh sangat
penting untuk memahami kondisi tubuh manusia. Suhu tubuh dapat diukur di
banyak lokasi di tubuh manusia dengan menggunakan termometer. Lokasi paling
umum untuk menempatkan termometer adalah di mulut, telinga, ketiak, dan dubur
[11]. Terdapat perbedaan yang cukup besar (sekitar 4°C) antara suhu inti dan suhu
permukaan tubuh [12].
Tabel 2.2 Suhu Tubuh Manusia
Katergori Suhu (°C)
Hipotermi < 36,5
Normal 36,5-37,5
Hipertermi >37,5
(sumber: [12])
2.4 Smartband
Smartband atau dapat disebut juga dengan gelang pintar merupakan suatu
alat yang memiliki fungsi sebagai pelacak kesehatan agar penggunanya dapat
meningkatkan atau memantau tingkat kesehatannya. Smartband ini pertama
dikenalkan oleh Sony pada ajang pameran teknologi terbesar di dunia, CES 2014.
Penemuan teknologi terbaru dari Sony ini dinamai smartBand, sebuah gelang tahan
air yang pada dasarnya adalah tracker yang juga memungkinkan pengguna
mengontrol media, panggilan dan pesan pada tablet android atau smartphone.
Dengan adanya alat smartband ini penggunanya akan sangat terbantu dalam
pemantauan tingkat kesehatannya. Beberapa orang berpikir bahwa smartband sama
seperti smartwatch. Tetapi pada dasarnya smartband dan smartwatch berbeda.
Fungsi dari smartwatch lebih banyak dibandingkan dengan smartband. Smartband
lebih menitik beratkan dengan tujuan dalam menjaga kesehatan dan kebugaran
tubuh, sedangkan smartwatch memiliki fungsi lebih dari satu.
9
Gambar 2.2 Smartband
(Sumber : https://carisinyal.com/smartband-terbaik-2/)
2.5 SEN0203
SEN0203 adalah sensor detak jantung dari DFRobot yang seukuran ibu jari
untuk digunakan pada Arduino Mikrokontroler. Sensor detak jantung ini mengukur
denyut nadi pengguna secara berkala. Sensor detak jantung SEN0203 dipilih karena
ukurannya yang kecil dan ringan. Sensor ini diposisikan di bawah bagian depan jam
tangan pintar sehingga bersentuhan langsung dengan pergelangan tangan pengguna
[13].
Sensor ini menggunakan teknik yang disebut photoplethysmorgraphy
(PPG), yaitu pengukuran volumetrik suatu organ. Untuk mengetahui denyut nadi
seseorang, sensor mendeteksi perubahan volume darah di lapisan mikrovaskuler
jaringan dengan menerangi kulit. Metoda pengukuran denyut jantung pada
pembuluh darah pergelangan tangan pada sistem ini menggunakan metoda refleksi,
dimana inframerah sebagai sumber cahaya dipasangkan sejajar dengan photodioda
sebagai sensor cahaya. Sinyal atau perubahan yang diterima oleh photodioda adalah
pantulan cahaya dari inframerah. Sensor tersebut mengukur perubahan dalam
penyerapan cahaya kemudian diterjemahkan menjadi denyut per menit [14].
10
2.6 MLX 90614
Sensor MLX90614 merupakan sensor yang digunakan untuk mengukur
suhu dengan memanfaatkan radiasi gelombang inframerah. Sensor MLX90614
didesain khusus untuk mendeteksi energi radiasi inframerah dan secara otomotis
telah didesain sehingga dapat mengkalibrasikan energi radiasi inframerah menjadi
skala temperatur. MLX90614 terdiri dari detektor thermopile inframerah
MLX81101 dan signal conditioning ASSP MLX90302 yang digunakan untuk
memproses keluaran dari sensor inframerah. Pada thermopile terdiri dari layer-layer
atau membran yang terbuat dari silikon dan mengandung banyak sekali termokopel
sehingga radiasi inframerah yang berasal dari objek akan ditangkap oleh membrane
tersebut. Sensor MLX90614 bekerja pada tegangan masukan sebesar 3,3 Volt.
Sensor ini memiliki 4 kaki seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Kaki VCC
dihubungkan ke pin tegangan 3,3 Volt Arduino, kaki SCL (serial clock)
dihubungkan ke pin input A5, kaki SDA (serial data) dihubungkan ke pin input A4
dan kaki ground dihubungkan ke pin ground pada Arduino. Sensor ini dapat
mengindera gelombang elektromagnetik di kisaran 700 nm hingga 14.000 nm dan
dapat mengukur temperatur tubuh manusia dengan akurat pada jarak 5 cm[15].
11
Modul Bluetooth LCD yang berukuran 1.14 inch. ESP32 versi TTGO T-Display ini
telah menggunakan chipset mikroprosesor Espressif-32 240MHz Xtensa LX6
dalam variasi dual-core dan single-core.
12
Catu daya USB 5V / 1A
Pengisian Arus 500mA
USB Tipe-C
Konektor JST 2 Pin 1.25mm
2.8 BLYNK
Blynk adalah platform untuk aplikasi OS Mobile (iOS dan Android) yang
bertujuan untuk kendali module Arduino, Raspberry Pi, ESP8266, ESP32. dan
module sejenisnya melalui Internet. Aplikasi ini merupakan wadah kreatifitas untuk
membuat antarmuka grafis untuk proyek yang akan diimplementasikan hanya
dengan metode drag and drop widget.
Blynk tidak terikat dengan beberapa microcontroller tertentu atau shield
tertentu. Sebaliknya, apakah Arduino atau Raspberry Pi melalui Wi-Fi, Ethernet
atau chip ESP8266, Blynk akan membuat alat online dan siap untuk Internet Of
Hal. Dari platform aplikasi inilah dapat mengontrol apapun dari jarak jauh,
dimanapun kita berada dan waktu kapanpun. Dengan catatan terhubung dengan
internet dengan koneksi yang stabil dan inilah yang dinamakan dengan sistem
Internet of Things (IOT).
13
BAB 3
METODE PENELITIHAN
Pasien akan dipasangkan gelang yang sudah terdapat sensor SEN0203 yang
membaca data BPM dari pergelangan tangan pasien dan terdapat juga sensor
MLX90614 yang akan membaca data suhu tubuh pasien. Pembacaan data yang
didapatkan dari sensor SEN0203 dan sensor MLX90614 akan diolah oleh
mikrokontroler ESP32 TTGO T-Display sekaligus akan ditampilkan pada LCD dari
yang berada di ESP32 TTGO T-Display, lalu akan dikirimkan ke aplikasi Blynk
pada perangkat Android. Jika pasien dalam keadaan tidak normal maka pada
aplikasi Blynk akan memberikan notifikasi pada perangkat Android sekaligus ke
email yang telah ditentukan.
14
3.2 Diagram Alir Program
Pada diagram alir diatas setelah tombol start ditekan makan akan terjadi proses
inisialisasi, dan sensor dari setiap parameter akan bekerja. Sensor SEN0203
akan bekerja mendeteksi denyut jantung pada pergelangan tangan pasien. .
Metoda pengukuran denyut jantung pada pembuluh darah pergelangan tangan
pada sistem ini menggunakan metoda refleksi, dimana inframerah sebagai
sumber cahaya dipasangkan sejajar dengan photodioda sebagai sensor cahaya.
Sinyal atau perubahan yang diterima oleh photodioda adalah pantulan cahaya
dari inframerah. Photodioda mengubah besarnya intensitas cahaya yang
diterima menjadi arus listrik. Besar kecilnya cahaya yang diterima berdasarkan
pantulan cahaya dari inframerah yang dipancarkan ke pembuluh darah pada
pergelangan tangan dan ESP32 TTGO T-Display sebagai mikrokontroler akan
mengolah data teresebut yang kemudian melakukan perhitungan nilai denyut
jantung (BPM). Sensor non-contact MLX90614 akan bekerja mendeteksi suhu
tubuh dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran digital dan ESP32
15
TTGO T-Display sebagai mikrokontroler akan mengolah data tersebut yang
kemudian akan melakukan perhitungan nilai suhu tubuh. Setelah nilai kedua
parameter sudah diambil maka nilai tersebut akan ditampilkan berupa angka
pada LCD yang berada di ESP32 TTGO T-Display dan sekaligus akan
dikirimkan ke aplikasi BLYNK melalui ESP32 TTGO T-Display dengan
menggunakan wifi.
Pada diagram alir program BLYNK diatas ini setelah alat dihidupkan
makan terjadi pengambilan data BPM dan suhu tubuh pasien. Data BPM dan
suhu didapatkan dari sensor yang telah diolah oleh mikrokontroler Wemos D1
Mini ESP32 yang sekaligus mengirim data ke aplikasi BLYNK dengan koneksi
16
wifi. Saat pasien dalam keadaan tidak normal atau nilai BPM pasien kurang
dari 60 dan lebih dari 100 dan juga suhu dari pasien kurang dari 36,5°C dan
lebih dari 37,5°C maka pada aplikasi BLYNK di android akan memberikan
notifikasi sekaligus mengirimkan data ke email yang telah ditentukan. Jika
pasien pada keadaan normal maka alat akan memonitoring pasien secara terus
menerus sampai selesai.
Keterangan :
17
3.5 Alat dan Bahan
3.5.1 Alat
a. Solder
b. Timah
c. Personal Komputer + Printer
d. Testpen
e. Lem Tembak
f. PCB
g. Penyedot Timah
h. Komponen ( Resistor, Switch, Baterai Lichium Li-ion 3,7v, )
i. Multimeter
j. Osiloskop
k. Print 3D
l. Tang ( Kombinasi, Cucut, dan Potong )
m. Obeng ( Plus, dan Minus )
3.5.2 Bahan
a. ESP32 TTGO T-Display ( Mikrokontroler, Wifi Modul, serta Display )
b. SEN0203 ( Heart rate sensor )
c. MLX90614 ( Temperature Sensor non-contact )
d. Modul Charger USB-Type C
18
3.6.3 Variabel Terkendali
Sebagai variabel terkendali dalam pembuatan modul ini adalah Hasil
pengukuran pada tampilan Android karena dikontrol atau dikendalikan oleh ESP32
TTGO T-Display.
19
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil akhir dari
alat yang telah dibuat serta untuk mengetahui tingkat keakurasian dari sensor yang
digunakan. Pengambilan data dilakukan pada 5 responden dengan setiap responden
melakukan 5 kali pengambilan data. Teknik analisis data hasil pengujian yang
dilakukan alat yang telah dibuat ini dengan cara membandingkan hasil pengukuran
pada parameter BPM dari sensor SEN0203 dengan pulse oximetry sebagai
pembanding, sedangkan pada parameter suhu dari sensor MLX90614
menggunakan thermometer digital sebagai pembanding.
20
b. Membuat program pemrosesan data pada aplikasi BLYNK yang akan
mengirimkan data BPM dan Suhu Tubuh ke Email menggunakan Wifi.
10. Menyatukan modul-modul menjadi sebuah rancangan smartband.
11. Melakukan uji fungsi dan uji validitas.
a. Akan menguji SEN0203 sebagai sensor BPM dengan menggunakan Pulse
Oxymeter.
b. Akan menguji MLX90614 sebagai sensor Suhu Tubuh dengan
menggunakan Termometer.
12. Menarik kesimpulan dan saran untuk perbaikan sistem.
13. Menyusun laporan tugas akhir.
21
BAB 4
JADWAL PENELITIAN
22
7, 8 (UTS 07 Juni - 11 Juni 2021 PBM Praktek OFFLINE Exit Exam PKL Mandiri
PRAKTEK) 2021 GEL.1 (7, 8 UTS
PRAKTEK)
9,10,11 14 Juni - 18 Juni 2021 PBM Praktek OFFLINE Bebas Admin PKL Mandiri
2021 GEL.1 (9,10,11)
12,13,14,15 21 Juni - 25 Juni 2021 PBM Praktek OFFLINE Bebas Admin PKL Mandiri
2021 GEL.1 (12,13,14)
16 (UAS 28 Juni - 02 Juli 2021 PBM Praktek OFFLINE Bebas Admin PKL Mandiri
PRAKTEK) 2021 GEL.1 16 (UAS
PRAKTEK)
05 Juli - 09 Juli 2021 YUDISIUM AKHIR YUDISIUM AKHIR YUDISIUM AKHIR
2021 PROGRAM PROGRAM PROGRAM
12 Juli - 16 Juli 2021 Libur Semester Libur Semester
2021
19 Juli - 23 Juli 2021 Libur Semester Libur Semester
2021
26 Juli - 30 Juli 2021 Libur Semester Libur Semester
2021
23
DAFTAR PUSTAKA
24
“Measurement of Heart Rate, and Body Temperature Based on Android
Platform,” Indones. J. Electron. Electromed. Eng. Med. informatics, vol. 2,
no. 1, pp. 26–33, 2020, doi: 10.35882/ijeeemi.v2i1.6.
[10] A. S. Utomo, E. H. P. Negoro, and M. Sofie, “Monitoring Heart Rate Dan
Saturasi Oksigen Melalui Smartphone,” Simetris J. Tek. Mesin, Elektro dan
Ilmu Komput., vol. 10, no. 1, pp. 319–324, 2019, doi:
10.24176/simet.v10i1.3024.
[11] N. A. B. A. Salam et al., “The development of wireless heart rate and
temperature monitoring system using bluetooth low energy,” ARPN J. Eng.
Appl. Sci., vol. 11, no. 10, pp. 6290–9295, 2016.
[12] Y. Kukus, W. Supit, and F. Lintong, “Suhu Tubuh: Homeostasis Dan Efek
Terhadap Kinerja Tubuh Manusia,” J. Biomedik, vol. 1, no. 2, 2013, doi:
10.35790/jbm.1.2.2009.824.
[13] K. Folkes, J. Foy, B. Morgan, and C. Florida, “The Bioelectric Smartwatch.”
[14] DfRobot, “Heart Rate Sensor SKU: SEN0203,” DfRobot, vol. c, pp. 1–8,
2018, [Online]. Available:
https://www.dfrobot.com/wiki/index.php/Heart_Rate_Sensor_SKU:_SEN0
203.
[15] S. R. Sokku and S. F. Harun, “Deteksi Sapi Sehat Berdasarkan Suhu Tubuh
Berbasis Sensor MLX90614 dan Mikrokontroller,” Semin. Nas. LP2M
UNM, pp. 613–617, 2019, [Online]. Available:
https://ojs.unm.ac.id/semnaslemlit/article/view/11690/0.
25