LAPORAN
Oleh:
RAHMAT HASRUL
1909076005
FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (Persero) UPT KALTIMRA ULTG SAMARINDA
KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Studi
Strata 1 Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
Oleh:
RAHMAT HASRUL
1909076005
FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2022
i
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (Persero) UPT KALTIMRA ULTG SAMARINDA
KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
Rahmat Hasrul
NIM. 1909076005
Telah dikonsultasi pada 28 Oktober 2022 dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Disahkan oleh:
Pembimbing PKL,
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Teknik Elektro
Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman,
ii
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. PLN (Persero) UPT KALTIMRA ULTG SAMARINDA
KOTA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR
Oleh:
Rahmat Hasrul
NIM. 1909076005
Mengetahui,
Manajer ULTG Samarinda
Tri Wahyudi
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-
Nya, sehingga Penulis dapat melaksanakan kerja praktik dan menyelesaikan Laporan
Kerja Praktik di PT. PLN (Persero), UPT Kaltimra, Unit Layanan Transmisi Dan Gardu
Induk Samarinda (ULTG Samarinda).
Laporan Kerja Praktik ini ditulis untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Kerja Praktik
di Program Studi (S1) Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mulawarman,
Samarinda. Kerja Praktik ini dilaksanakan pada 27 Juni 2022 hingga 5 Agustus 2022 di
PT. PLN (Persero), UPT Kaltimra, Unit Layanan Transmisi Dan Gardu Induk Samarinda.
Dalam menyelesaikan PKL maupun laporan praktik kerja lapangan ini, banyak pihak
yang telah memberikan bantuan kepada penulis, selaku peserta praktik kerja lapangan.
Maka dari itu, dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Tri Wahyudi sebagai Manajer di ULTG Samarinda atas kesediaannya
mengizinkan Penulis untuk melaksanakan kerja praktik.
2. Bapak Kevin Satya Pratama sebagai Supervisor Pemeliharaan Gardu Induk dan
juga sebagai pembimbing lapangan yang telah membimbing penulis selama
melaksanakan praktik kerja lapangan di ULTG Samarinda.
3. Bapak Ir. Muhammad Dahlan Balfas S.T., M.T., IPU. selaku Dekan Fakultas
Teknik, Universitas Mulawarman.
4. Bapak Ir. Muslimin S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. selaku Ketua Program Studi
S1 Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman dan selaku
pembimbing praktik kerja lapangan yang telah meluangkan waktu kepada penulis
dalam menyelesaikan laporan kerja praktik ini.
5. Rekan-rekan kerja yang ada di ULTG Samarinda yang telah menerima dan
membimbing penulis dalam Praktik Kerja Lapangan.
iv
Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan segala hal yang menyebabkan laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perbaikan penulisan di masa yang akan datang. Semoga laporan
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Samarinda, 28 Oktober 2022
Penulis
v
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN AKADEMIK .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .............................................................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... x
vi
3.3 Serandang ......................................................................................................... 9
3.4 Trafo Tenaga .................................................................................................. 10
3.5 Pemutus Tenaga ............................................................................................. 10
3.6 Trafo Arus ...................................................................................................... 11
3.7 Pemisah (Disconnecting Switch) .................................................................... 12
3.8 Trafo Tegangan .............................................................................................. 13
3.9 Lightning Arrester .......................................................................................... 14
3.10 Saluran Udara Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET) ............ 14
3.11 Isolasi ............................................................................................................. 15
3.12 Baterai ............................................................................................................ 16
3.13 Right Of Way (ROW) ..................................................................................... 17
3.14 Insulation Tester ............................................................................................. 18
3.15 Multimeter ...................................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan..................................................................................................... 29
5.2 Saran ............................................................................................................... 29
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
viii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
Tabel 3.1 Standar Jarak Minimum ROW (Peraturan Menteri Pertambangan Dan Energi
No.01.P/47/MPE/1992 Tanggal 7 Februari 1992 Dan SNI 04-6918- 2002) .................. 17
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Tegangan Sel Tiap Baterai ....................................... 22
Tabel 4.2 Tabel Standar Tahanan Isolasi CVT ............................................................... 24
Tabel 4.3 Tabel Hasil Uji Tahanan Isolasi CVT ............................................................ 24
Tabel 4.4 Tabel Standar Rasio CVT ............................................................................... 26
Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Rasio CVT............................................................................. 26
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
x
BAB I
PENDAHULUAN
Gardu induk atau biasanya disebut serandang merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem kelistrikan dari pembangkit ke pelanggan, dimana sebelum daya listrik
sampai ke pelanggan, daya listrik dari transmisi akan melalui gardu induk terlebih dahulu
baru setelah itu nantinya akan di distribusikan ke pelanggan. Penggunaan energi listrik
yang cukup tinggi oleh pelanggan akan berpengaruh juga terhadap beban yang di
tanggung oleh peralatan yang ada di gardu induk. Jika peralatan dan sistem yang ada pada
gardu induk tidak bekerja sesuai pada batas wajar maka bisa menyebabkan gangguan-
gangguan yang tidak di inginkan atau mungkin bahkan mengalami breakdown. Untuk
mengantisipasi sistem penyaluran listrik dari pembangkit menuju pelanggan mengalami
breakdown, perlu adanya sistem pengaman atau biasa disebut sistem proteksi. Sistem
proteksi itu sendiri adalah suatu sistem pengamanan terhadap peralatan listrik ketika
terjadi adanya gangguan teknis, gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang
lainya. Komponen sistem proteksi terdiri dari transformator arus (CT), transformator
tegangan (PT/CVT), relai proteksi, pemutus tenaga (PMT), catu daya rangkaian
pengawatannya (wiring) dan teleproteksi.
Dalam proses penyaluran energi listrik tentunya tidak luput dari adanya gangguan atau
noise yang ada pada bagian transmisi, gangguan-gangguan yang terjadi ada 2 macam,
yaitu gangguan internal dan gangguan eksternal, gangguan internal merupakan gangguan
yang terjadi dari dalam sistem itu sendiri, sedangkan gangguan eksternal merupakan
gangguan yang terjadi di luar sistem. Contoh gangguan yang terjadi dari dalam sistem
(Gangguan Internal) biasanya terjadi karena faktor umur dari komponen yang sudah tidak
layak digunakan dan perlu dilakukan pembaharuan.
Program Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu cara untuk merealisasikan dan
mencapai tujuan tersebut di atas. Yang dimaksud dengan PKL adalah kegiatan yang
1
dilakukan di lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan mahasiswa lebih
memahami bidang studinya. Praktik Kerja Lapangan merupakan satu persyaratan wajib
yang harus ditempuh bagi mahasiswa Universitas Mulawarman, Fakultas Teknik
khususnya mahasiswa Program Studi Teknik Elektro.
Adapun maksud mengadakan PKL di ULTG Samarinda, Kota Samarinda dengan harapan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Memperoleh pengalaman kerja praktis dan korelasi ilmu yang diterima selama
kuliah dengan kondisi aktual.
b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah diperoleh dan dimiliki baik di dalam
maupun di luar kampus.
c. Mahasiswa akan menumbuhkan rasa tanggung jawab profesi di dalam dirinya
melalui Praktik kerja lapangan.
d. Melatih keterampilan berkomunikasi dan bekerja sama dalam tim di dunia kerja.
e. Mengukur kemampuan diri dalam menghadapi masalah teknis khususnya di
lingkungan kerja.
2
b. Sarana untuk menjembatani hubungan kerja sama antara ULTG Samarinda
dengan Universitas Mulawarman Samarinda, khususnya mengenai rekrutmen
tenaga kerja.
c. Mencetak sarjana yang terampil, kreatif, dinamis, profesional, jujur dan
bertanggung jawab.
3. Bagi Perusahaan
a. Dapat membantu menganalisis jika ada suatu permasalahan yang terjadi pada
gardu induk tersebut.
b. Memperoleh gambaran mengenai calon sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi.
c. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan.
Ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan di ULTG Samarinda,
yaitu proses pemeliharaan peralatan yang ada pada saluran transmisi dan gardu induk,
untuk mengetahui fungsi, prinsip kerja dan pemeliharaan trafo tegangan (CVT).
3
Berisi tentang pengertian gardu induk serta komponen-komponen yang ada pada gardu
induk termasuk saluran transmisi.
Bab 5 : Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari praktik kerja lapangan yang
dilakukan.
Lampiran
Berisi tentang formulir evaluasi PKL, formulir laporan proses bimbingan PKL, surat
pengantar fakultas kepada perusahaan, surat balasan dari perusahaan, foto bersama
dengan pembimbing perusahaan dan absensi pada saat praktik kerja lapangan.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
PT. PLN (Persero) ULTG Samarinda merupakan kepanjangan dari Unit Layanan
Transmisi dan Gardu Induk Samarinda. PT. PLN (Persero) ULTG Samarinda adalah
perusahaan jasa penyedia tenaga listrik, dengan mengelola sekitar 5 Gardu Induk: Gardu
Induk Tengkawang, Gardu Induk Bukuan, Gardu Induk Harapan Baru, Gardu Induk
Bukit Biru dan Gardu Induk Embalut yang selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan
sesuai dengan target kinerja dan peraturan yang berlaku melalui penerapan sistem
manajemen mutu dan perbaikan yang berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja serta untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 023/TAHUN 1994, disebutkan bahwa maksud didirikannya PT. PLN
(Persero) adalah untuk mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu
yang memadai dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan listrik bagi kepentingan umum yang tetap menjaga mutu,
keandalan, dan ekonomis.
2. Mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai.
3. Mendorong peningkatan kegiatan ekonomi dibidang penyediaan tenaga listrik.
4. Memastikan pentransmisian dan pendistribusian listrik kepada konsumen dalam
keadaan baik dan lancar.
5. Merintis kegiatan-kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik.
6. Menyelenggarakan usaha-usaha lain yang menunjang usaha penyediaan tenaga
listrik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PT. PLN (Persero) bertekad menjadi Perusahaan Listrik setara dengan kelas dunia yang
berorientasi kepada: Pelanggan, Unggul dan Mandiri. Diakui sebagai Perusahaan Kelas
Dunia yang bertumbuh - kembang dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
5
2.2 Struktur Instansi
Pada Gambar 2.1 di bawah ini ditunjukkan salah satu struktur instansi ULTG Samarinda
yang menaungi penulis yaitu.
MANAGER ULTG
SAMARINDA
TRI WAHYUDI
SPV SPV
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN SPV PMO SPV PJ K3L
GI JARINGAN
KEVIN SATYA P PERMADI IRAWAN VINARDO PRIYADI R ABDUL MANAN
PT. PLN (Persero) ULTG Samarinda terletak di Jalan Tengkawang, No.3, Kec. Sungai
Kunjang, Kel. Karang Anyar Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kode Pos 75125.
6
Gambar 2.2 Gambar Logo PLN
Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. PLN (Persero) ULTG Samarinda berpedoman
pada visi, misi dan nilai-nilai dasar perusahaan, yaitu sebagai berikut:
7
BAB III
LANDASAN TEORI
Gardu Induk sebagai salah satu komponen pada sistem penyaluran tenaga listrik
memegang peranan yang sangat penting karena merupakan penghubung pelayanan
tenaga listrik ke konsumen. Fungsi Gardu Induk adalah:
a. Menerima dan menyalurkan tenaga listrik sesuai dengan kebutuhan pada
tegangan tertentu dengan aman dan dapat diandalkan
b. Penyaluran daya ke gardu induk lainnya dan gardu-gardu distribusi melalui
penyulang tegangan menengah (Gunawan and Sentosa, 2013).
Kubikel Tegangan Menengah adalah seperangkat peralatan listrik yang dipasang pada
Gardu Induk dan Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berfungsi sebagai pembagi,
pemutus, penghubung, pengontrol dan pengaman sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah (PT. PLN (Persero), 2020).
8
Gambar 3.2 Kubikel Tegangan Menengah
3.3 Serandang
9
3.4 Trafo Tenaga
Trafo merupakan peralatan statis dimana rangkaian magnetik dan belitan yang terdiri dari
2 atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan
tegangan) sistem AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama. Trafo
menggunakan prinsip elektromagnetik yaitu hukum hukum ampere dan induksi faraday,
dimana perubahan arus atau medan listrik dapat membangkitkan medan magnet dan
perubahan medan magnet/fluks medan magnet dapat membangkitkan tegangan induksi
(PT. PLN (Persero), 2014e).
10
mekanis, yang mampu menutup, mengalirkan dan memutus arus beban dalam kondisi
normal sesuai dengan ratingnya serta mampu menutup, mengalirkan (dalam periode
waktu tertentu) dan memutus arus beban dalam spesifik kondisi abnormal/gangguan
sesuai dengan ratingnya. Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup
suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup saat
terjadi arus gangguan (hubung singkat) pada jaringan atau peralatan lain (PT. PLN
(Persero), 2014c).
Trafo Arus (Current Transformator - CT) yaitu peralatan yang digunakan untuk
melakukan pengukuran besaran arus pada instalasi tenaga listrik disisi primer (TET, TT
dan TM) yang berskala besar dengan melakukan transformasi dari besaran arus yang
besar menjadi besaran arus yang kecil secara akurat dan teliti untuk keperluan pengukuran
dan proteksi (PT. PLN (Persero), 2010a).
11
Gambar 3.6 Trafo Arus (CT)
Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi tegangan
tinggi. Ada dua macam fungsi PMS, yaitu:
a. Pemisah Peralatan: Berfungsi untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan
lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini boleh dibuka atau ditutup hanya
pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian): Berfungsi untuk mengamankan
dari arus tegangan yang timbul sesudah saluran tegangan tinggi diputuskan atau
induksi tegangan dari penghantar atau kabel lainnya. Hal ini perlu untuk
keamanan bagi orang-orang yang bekerja pada peralatan instalasi (PT. PLN
(Persero), 2019).
12
Gambar 3.7 Pemisah (DS)
Trafo tegangan adalah peralatan yang mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi
ke suatu tegangan sistem yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat
ukur/meter dan relai (PT. PLN (Persero), 2010b).
13
3.9 Lightning Arrester
Lightning Arrester (LA) merupakan peralatan yang berfungsi untuk melindungi peralatan
listrik lain dari tegangan surja (baik surja hubung maupun surja petir). Surja mungkin
merambat di dalam konduktor saat peristiwa sebagai berikut:
1. Kegagalan sudut perlindungan petir, sehingga surja petir mengalir di dalam
konduktor fasa.
2. Backflashover akibat nilai pentanahan yang tinggi, baik di gardu induk ataupun di
saluran transmisi.
3. Proses switching CB/DS (surja hubung).
4. Gangguan fasa-fasa, ataupun fasa-tanah baik di saluran transmisi maupun di gardu
induk (PT. PLN (Persero), 2014a).
Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan
kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antara kawat
penghantar tersebut dengan benda sekelilingnya, dan untuk menyanggah/merentang
kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan
14
sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan
yang kokoh, yang biasa disebut menara listrik, yang lebih dikenal dengan Menara Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET)
(Ilhami et al., 2020).
3.11 Isolasi
Isolasi atau isolator merupakan bahan atau kombinasi bahan non-konduktif yang
berfungsi untuk memisahkan bagian-bagian yang mempunyai tegangan yang berbeda
supaya di antara bagian-bagian tersebut tidak terjadi lompatan listrik (flash-over) atau
percikan (spark-over). Isolasi pada transformator merupakan bahan dielektrik yang
berfungsi untuk memisahkan dua bagian yang bertegangan, misalnya antara kumparan
dengan tangki trafo (Ondrialdi, Situmeang and Zulfahri, 2020).
15
Gambar 3.11 Isolator Trafo Tegangan
3.12 Baterai
Baterai atau akumulator adalah sebuah sel listrik dimana di dalamnya berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan) dengan efisiensinya yang tinggi. Yang
dimaksud dengan proses elektrokimia reversible adalah di dalam baterai dapat
berlangsung proses pengubahan kimia menjadi tenaga listrik (proses pengosongan), dan
sebaliknya dari tenaga listrik menjadi tenaga kimia (Proses Pengisian), pengisian kembali
dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu dengan melewatkan
arus listrik dalam arah (polaritas) yang berlawanan di dalam sel. Tiap sel baterai terdiri
dari dua macam elektroda yang berlainan yaitu elektroda positif dan elektroda negative
yang dicelupkan dalam suatu larutan kimia (PT. PLN (Persero), 2014f).
16
3.13 Right Of Way (ROW)
ROW atau Ruang Bebas adalah ruang sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarak
bebas minimum sepanjang SUTT atau SUTET yang di dalam ruangan itu harus
dibebaskan dari benda - benda dan kegiatan lainnya. Sedangkan jarak bebas minimum
adalah jarak terpendek antara penghantar SUTT atau SUTET dengan permukaan tanah,
benda - benda dan kegiatan lain di sekitarnya, yang mutlak tidak boleh lebih pendek dari
yang telah ditetapkan demi keselamatan manusia & makhluk hidup lainnya serta juga
keamanan operasi SUTT atau SUTET. Jarak bebas minimum SUTT/SUTET diatur dalam
Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi No.01.P/47/MPE/1992 tanggal 7 Februari
1992 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) no. 04-6918-2002 yang dapat dijelaskan pada
tabel di bawah ini (PT. PLN (Persero), 2014d)
.
Tabel 3.1 Standar Jarak Minimum ROW (Peraturan Menteri Pertambangan Dan
Energi No.01.P/47/MPE/1992 Tanggal 7 Februari 1992 Dan SNI 04-6918-
2002)
SUTT SUTT SUTET SUTET 500 kV
Sirkuit Sirkuit
No Lokasi 66 kV 150 kV 275 kV
Ganda Tunggal
(m)
Lapangan terbuka atau daerah
1. 6,5 7,5 10,5 10 11
terbuka
2. Daerah dengan keadaan tertentu:
2.1 Bangunan tidak tahan api 12,5 13,5 14 14 15
2.2 Bangunan tahan api 3,5 4,5 7 8,5 8,5
2.3 Lalu lintas jalan/jalan raya 8 9 11 15 15
2.4 Pohon-pohon pada umunya 3,5 4,5 7 8,5 8,5
2.5 Lapangan olahraga 12,5 13,5 15 14 15
SUTT lainnya, Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR), Saluran
2.6 Udara Tegangan Menengah 3 4 5 8,5 8,5
(SUTM), saluran udara komunikasi,
antena dan kereta gantung
2.7 Rel kereta biasa 8 9 11 15 15
Jembatan besi, rangka besi penahan
2.8 penghantar, kereta listrik terdekat 3 4 7 8,5 8,5
dan sebagainya
Titik tertinggi tiang kapal pada
2.9 kedudukan air pasang tertinggi pada 3 4 6 8,5 8,5
lalu lintas air
17
3.14 Insulation Tester
3.15 Multimeter
Alat ukur Multimeter pada bidang elektronika adalah alat ukur dasar yang umum
digunakan oleh para teknisi, praktikan maupun orang awam di rumah-rumah yang
kegunaannya sangat banyak. Alat ukur Multimeter dapat mendeteksi kerja maupun nilai
komponen. Fungsi pengukurannya yaitu DC Voltmeter, AC Voltmeter, DC
Amperemeter, Ohmmeter dan lain-lain (Prawiroredjo, 2006).
18
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
Praktik kerja lapangan di PT.PLN (Persero) ULTG Samarinda berlangsung selama satu
bulan. Hari pertama kami dikenalkan pada gardu induk. Gardu induk merupakan bagian
dari sistem listrik khususnya untuk dari saluran transmisi maupun distribusi listrik, yang
dimana sebagai penerima suplai tegangan tinggi untuk disalurkan ke setiap beban yang
ada atau konsumen listrik. Adapun beberapa komponen yang terdapat pada gardu induk
tersebut adalah Pemutus/Circuit Breaker (PMT/CB), Pemisah/Dissconnecting Switch
(PMS/DS), Capacitor Voltage Transfomer (CVT), Current Transformer (CT), Lightning
Arrester (LA), busbar dan lainnya. Setiap komponen mempunyai kegunaannya sesuai
dengan fungsi dari setiap komponen tersebut.
Komponen-komponen listrik yang ada pada gardu induk harus dalam kondisi yang baik
agar tidak terjadi anomali atau gangguan lainnya, pemeliharaan gardu induk ialah salah
satu cara untuk tetap menjaga kondisi dari setiap komponen-komponen listrik yang ada
pada gardu induk sebagai sarana penyaluran saluran listrik dari satu gardu ke gardu yang
lainnya.
19
4.2 Right Of Way
Right Of Way merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh pihak ULTG Samarinda
yang bertujuan untuk memonitoring setiap saluran transmisi yang ter-interkoneksi.
Kegiatan ini dilakukan di setiap antar tower saluran transmisi untuk memastikan bahwa
tidak ada saluran transmisi yang terganggu ataupun terhalangi oleh alam di sekitar
khususnya pepohonan yang menjulang tinggi di sekitar saluran transmisi. Biasanya jika
ada saluran transmisi atau kabel transmisi yang terganggu oleh pepohonan di sekitar maka
akan dilakukan pembersihan dengan cara penebangan pohon atau hanya melakukan
penebangan ranting-ranting pohon yang dapat mengganggu saluran transmisi, dengan
tujuan agar saluran transmisi tetap terjaga dengan baik tanpa ada halangan alam yang
menyebabkan gangguan pada saluran transmisi. Selama PKL, penulis telah mengikuti 4
kali kegiatan ROW sebagai berikut:
1. Tower 29-30, Bukuan – Muara Jawa
2. Tower 30-31, Bukuan – Harapan Baru (Pembersihan Sisa ROW)
3. Tower 151-152 dan 138-139, Karang Joang – Harapan Baru
4. Tower 36-37, Bukuan – Harapan Baru
5. Tower 33-34, Bukuan – Muara Jawa
20
4.3 Pengukuran Tegangan Baterai
Pengukuran tegangan per sel baterai dilakukan setiap 1 bulan sekali untuk memastikan
baterai yang digunakan untuk sumber listrik DC cadangan dalam keadaan yang baik
supaya peralatan sistem proteksi tetap dapat bekerja ketika terjadi blackout atau gardu
induk kehilangan supply tegangan AC. Meskipun ada genset, tetapi genset tersebut juga
memiliki waktu agar dapat memasok sumber energi pada gardu induk, sedangkan
peralatan seperti relay proteksi harus bisa bekerja dalam waktu yang singkat (kurang dari
1 detik). Selama PKL, penulis telah melakukan pengukuran tegangan baterai sebanyak 4
kali sebagai berikut:
1. Gardu Induk Tengkawang
2. Gardu Induk Harapan Baru
3. Gardu Induk Bukit Biru
4. Gardu Induk Embalut
Salah satu data hasil pengukuran tegangan sel per baterai pada gardu induk Embalut dapat
dilihat di bawah ini:
21
Lokasi : GI Embalut
Merk : SAFT
Tipe : KMP 100
Tegangan + ke Ground : 1,47 Volt
Tegangan – ke Ground : -54,09 Volt
Total Tegangan 40 cell baterai : 55,2 Volt
Pada gardu induk yang ada akan memerlukan perawatan pada setiap komponen yang ada
agar gardu induk dapat berfungsi dengan baik. Pemeliharaan gardu induk ini harus
dilakukan secara rutin agar mencegah terjadinya kerusakan yang parah dan menjamin
keselamatan bagi para pekerja. Dengan itu pemeliharaan yang dilakukan harus
pemeliharaan yang tepat dan sesuai dengan spesifikasi dari elemen-elemen tersebut
sehingga instalasinya dapat berfungsi dengan baik. Adapun pemeliharaan yang penulis
lakukan ialah pengujian tahanan isolasi dan rasio pada Capacitor Voltage Transformator
22
(CVT) yang ada pada gardu induk untuk memastikan CVT masih dalam kondisi baik atau
perlu dilakukan perbaikan.
Pengujian tahanan isolasi pada CVT merupakan pengujian yang dilakukan dalam 2 tahun
sekali. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi Tahanan Isolasi CVT apakah
dalam kondisi normal atau tidak. Alat uji yang digunakan pada pengujian ini yaitu
Insulation Tester. Insulation Tester biasanya digunakan untuk mengukur nilai
tahanan/resistan (resistance) dari isolasi (insulation) yang membungkus bahan
penghantar yang digunakan pada kabel listrik.
23
Tahanan isolasi pada CVT mempunyai standar yaitu 1 MΩ/kV, maka untuk CVT dengan
tegangan primer sebesar 150 kV bisa dikatakan normal jika tahanan isolasinya di atas 150
MΩ. Pengujian ini dilakukan dengan memberi tegangan pada peralatan yang diuji, 5000
V terhadap core Primer dan 500 V terhadap core Sekunder. Berikut tabel standar dan
tabel data hasil pengujian tahanan isolasi pada CVT.
R S T
Titik
Standar Th. Hasil Th. Th.
Ukur Hasil Ukur Hasil Ukur
Lalu Ukur Lalu Lalu
P-Ground 1 MΩ/kV 112 GΩ 192 GΩ 307 GΩ
P-1a 1 MΩ/kV 36 GΩ 41 GΩ 40 GΩ
P-2a 1 MΩ/kV 42 GΩ 42 GΩ 48 GΩ
1a-Ground 1 MΩ/kV > 100 MΩ > 100 MΩ > 100 MΩ
2a-Ground 1 MΩ/kV > 100 MΩ > 100 MΩ > 100 MΩ
1a-2a 1 MΩ/kV > 100 MΩ > 100 MΩ > 100 MΩ
Keterangan:
P : Core Primer
1a : Core Sekunder 1
2a : Core Sekunder 2
Dengan melihat data hasil pengujian 6 titik pada CVT, dapat dilihat bahwa hasil ukur
tahanan isolasi yang dihasilkan masih sesuai dengan standar yang ditetapkan, maka dapat
dikatakan bahwa tahanan isolasi pada CVT masih dalam kondisi normal.
24
Gambar 4.6 Pengujian Tahanan Isolasi CVT
Pengujian Rasio CVT ini bertujuan untuk membandingkan rasio hasil pengujian dengan
rasio pada nameplate. Alat yang digunakan untuk melakukan pengujian ini yaitu
Vanguard CVT-765. Vanguard CVT-765 adalah penguji rasio putaran transformator
berbasis mikroprosesor, fase tunggal, otomatis. Unit uji portabel ini dirancang khusus
untuk mengukur rasio lilitan Trafo Tegangan (VT), Trafo Potensial (PT), dan Trafo
Tegangan Kapasitor (CVT).
CVT-765 dapat mengukur rasio putaran Transformator Tegangan Kapasitor mulai dari
75 hingga 15.000. Rasio putaran yang diukur, polaritas belitan, dan sudut fase belitan
ditampilkan pada layar LCD unit.
25
Gambar 4.7 Vanguard CVT-765
Setelah rasio hasil pengujian diperoleh maka akan dihitung persentase erornya dengan
menggunakan rumus berikut:
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 C𝑉𝑇− 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑘𝑢𝑟
𝐸𝑟𝑟(%) = 𝑥 100 (1)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 C𝑉𝑇
CVT dapat dikatakan masih dalam kondisi normal jika nilai persentase eror yang
diperoleh yaitu < 1%. Jika persentase eror > 1% maka perlu dilakukan pengujian ulang.
Berikut tabel standar dan tabel data hasil pengujian rasio pada CVT.
TITIK UKUR
FASA
1a – 1n 2a – 2n
Rat +1499,9 +1500,3
R Phs 359,22˚ 359,21˚
Err 0,006% 0,02%
Rat +1496,4 +1496,6
S Phs 359,98˚ 0˚
Err 0,24% 0,22%
Rat +1497,4 +1497,6
T Phs 359,58˚ 359,57˚
Err 0,18% 0,16%
26
Keterangan:
1a – 1n : Core Sekunder 1
2a – 2n : Core Sekunder 2
Rat : Rasio CVT
Phs : Sudut Fasa
Err : Persentase Eror
Berdasarkan hasil pengujian rasio CVT pada kedua core, diperoleh nilai persentase eror
pada ketiga fasa yaitu < 1%, maka dapat dikatakan bahwa kondisi CVT masih dalam
keadaan normal.
Pembersihan isolator termasuk salah satu kegiatan pemeliharaan pada gardu induk.
Pemeliharaan ini dilakukan dalam keadaan tidak bertegangan dan pentanahan lokal dalam
keadaan terpasang. Kegiatan ini dilakukan apabila terdapat komponen yang isolatornya
kotor atau berlumut. Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menjaga isolator tetap bersih.
27
Gambar 4.9 Pembersihan Isolator
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis setelah melaksanakan PKL antara lain:
29
1. Kepada mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman yang ingin melaksanakan PKL di PT. PLN (Persero) ULTG
Samarinda agar memahami materi dan standar yang telah ditetapkan.
2. Selama PKL, terapkan dan utamakan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) untuk
mengurangi risiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Mematuhi aturan serta disiplin dalam segala hal demi menjaga nama baik dari diri
sendiri, Prodi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mulawarman, dan ULTG
Samarinda.
30
DAFTAR PUSTAKA
Aji, B. S. et al. (2019) ‘Karya Ilmiah Terapan Perawatan Motor Listrik 3 Phasa Pada
Windlass Karya Ilmiah Terapan Perawatan Motor Listrik 3 Phasa Pada Windlass’.
Gunawan, S. M. and Sentosa, J. (2013) ‘Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem
Outdoor 150 kV di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan’, Dimensi Teknik
Elektro, 1(1), pp. 37–42.
Ilhami, Z. et al. (2020) ‘Analisa Perbandingan Perilaku Struktur Antara Dua Model
Tower Jenis Piramid Saluran Udara Tegangan Tinggi 150 kV’.
Ondrialdi, R., Situmeang, U. and Zulfahri (2020) ‘Analisis Pengujian Kualitas Isolasi
Transformator Daya di PT. Indah Kiat Pulp and Paper Perawang’, SainETIn, 4(2), pp.
72–81. doi: 10.31849/sainetin.v4i2.6288.
Prawiroredjo, K. (2006) ‘Pemahaman dan Penggunaan Alat Ukur Multimeter Analog
Sebagai Pengenalan Teknik Elektronika’.
PT. PLN (Persero) (2010a) ‘Buku Pedoman Trafo Arus’, Buku Pedoman Pemeliharaan,
(0520–2.K/DIR), pp. 1–4.
PT. PLN (Persero) (2010b) ‘Buku Pedoman Trafo Tegangan’, Buku Pedoman
Pemeliharaan, p. 1.
PT. PLN (Persero) (2014a) ‘Buku Pedoman Lightning Arrester (LA)’, Buku Pedoman
Pemeliharaan.
PT. PLN (Persero) (2014b) ‘Buku Pedoman Pemeliharaan Serandang dan Pentanahan
GI’, Buku Pedoman Pemeliharaan.
PT. PLN (Persero) (2014c) ‘Buku Pedoman Pemutus Tenaga’, Buku Pedoman
Pemeliharaan, (0520–2.K/DIR).
PT. PLN (Persero) (2014d) ‘Buku Pedoman Pengawasan dan Asesmen Saluran Udara
Tegangan Tinggi dan Ekstra Tinggi (SUTT/SUTET) Kepdir 0520-1.K.Dir.2014’, p. 91.
PT. PLN (Persero) (2014e) ‘Buku Pedoman Trafo Tenaga’, Trafo TenaBuku Pedoman
Pemeliharaanga, pp. i–142.
PT. PLN (Persero) (2014f) ‘Sistem Supply AC/DC’, Pedoman Pemeliharaan Sistem
Supplu AC/DC.
PT. PLN (Persero) (2019) ‘Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah (Pms)’, Buku Pedoman
31
Pemeliharaan.
PT. PLN (Persero) (2020) ‘Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah’, Buku Pedoman
Pemeliharaan, 1, pp. 7–8.
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 2. Formulir Laporan Proses Bimbingan PKL
34
Lampiran 3. Surat Pengantar Fakultas Kepada Perusahaan
35
Lampiran 4. Surat Balasan Dari Perusahaan
36
Lampiran 5. Foto Bersama Pembimbing Perusahaan
37
Lampiran 6. Absensi PKL Minggu Ke-1
38
Lampiran 9. Absensi PKL Minggu Ke-3
39
Lampiran 11. Absensi PKL Minggu Ke-4
40
Lampiran 13. Absensi PKL Minggu Ke-5
41
Lampiran 15. Absensi PKL Minggu Ke-6
42