Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH NILAI TAHANAN KONTAK


TERHADAP RUGI DAYA DISCONNECTING SWITCH
BAY LINE EMBALUT GARDU INDUK TENGKAWANG

Oleh:

MUHAMMAD ARYA DUTA WARDANA


1909076034

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2023
1
ANALISIS PENGARUH NILAI TAHANAN KONTAK
TERHADAP RUGI DAYA DISCONNECTING SWITCH
BAY LINE EMBALUT GARDU INDUK TENGKAWANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan


pada Program Studi Strata 1 Teknik Elektro,
Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman

Oleh:

MUHAMMAD ARYA DUTA WARDANA


1909076034

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA
2023
ii
A. Judul

Analisis Pengaruh Nilai Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Disconnecting Switch Bay
Line Embalut Gardu Induk Tengkawang.

B. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Ibu


Kota Negara. Ibu kota negara bernama Nusantara dan selanjutnya disebut sebagai Ibu
Kota Nusantara adalah satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus. Pada undang-
undang tersebut juga menetapkan pengalihan kedudukan, fungsi, dan peran Ibu Kota
Negara dari Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ke Ibu Kota Nusantara Provinsi
Kalimantan Timur. Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru (selain mendukung fungsi
sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan pemerintahan pusat, serta pusat administrasi
pemerintahan) juga terdapat hal lain yang perlu diperhatikan seperti meningkatnya jumlah
penduduk kota, dan akan tumbuh berbagai macam kegiatan ekonomi di sekitar wilayah
ibu kota baru yang dipastikan akan terus berkembang. Kesemuanya itu akan bermuara
pada kenaikan kebutuhan sumber daya, termasuk peningkatan energi (Nugroho 2020).

Sumber daya energi cadangan yang terdapat pada pulau Kalimantan juga terbilang cukup
besar, dari sumber fosil maupun energi terbarukan. Selama ini Kalimantan berperan
sebagai penghasil energi (minyak bumi, gas bumi dan batu bara) maupun hasil-hasil hutan
yang sebagian besar diekspor ke luar pulau bahkan ke luar negeri. Khususnya batubara
dari Kalimantan yang dikirimkan ke bebagai wilayah di Indonesia untuk digunakan
sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Berbagai infrastruktur energi telah
dikembangkan di Kalimantan untuk memanfaatkan ketersediaan cadangan energi yang
cukup besar. Salah satunya adalah kilang minyak Balikpapan (kapasitas pengolahan
260.000 barel per hari) yang didesain untuk memanfaatkan minyak mentah yang
diproduksi lapangan-lapangan minyak di Kalimantan bagian timur (Nugroho 2020).

Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Mulawarman telah menetapkan tema yaitu “Hutan
Tropika Basah dan Lingkungannya”. Efisiensi ekonomi merupakan salah satu konsep

1
pendukung Pola Ilmiah Pokok Hutan Tropika Basah dan Lingkungannya (PIP HTB+L)
Universitas Mulawarman. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh PT. PLN
(Pesrero) yaitu melaksanakan pemeliharaan rutin pada peralatan listrik secara efisien
sehingga dapat meningkatkan produktivitas peralatan sebagai bentuk efisiensi ekonomi
pola ilmiah pokok. Pada pola imliah pokok ini juga tertuang bahwa Universitas
Mulawarman siap menjadi integrator pembangunan daerah Kalimantan Timur (Unmul
Pip 2019).

PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah
lama berkiprah di bidang kelistrikan di Indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 30
Tahun 2009 ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang berkaitaan dengan penyediaan
dan penggunaan tenaga listrik serta usaha-usaha yang mendukung penyelenggaraan
tenaga listrik. ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) adalah subunit
pelaksana yang secara efektif melakukan operasi dan pemeliharaan rutin transmisi dan
gardu induk di wilayah kerjanya secara efisien sesuai standar yang telah ditetapkan untuk
menjamin kualitas dan keandalan pasokan tenaga listrik.

Gardu Induk adalah simpul sistem kelistrikan, yang terdiri dari satu set dan rangkaian
beberapa perlengkapan yang dipasang pada lokasi tertentu untuk menerima dan
mendistribusikan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
level tegangan operasional, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem
tanaga listrik dan untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan terkait. Terdapat
beberapa peralatan pada gardu induk yaitu, transformator tenaga, transformator
instrument, pemisah (PMS), pemutus tenaga (PMT), lightning arrester (LA), reactor,
capacitor, pentanahan, sistem catu daya, meter dan relay proteksi.

Pengoperasian gardu induk juga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, pengoperasian GI
kondisi normal, pengoperasian GI kondisi tidak normal, pengoperasian GI kondisi baru.
Kondisi operasi normal merupakan ketika GI beroperasi sesuai SOP normal, konfigurasi
normal dan peralatan dalam kondisi baik serta mampu sesuai ratingnya. Operasi GI
kondisi tidak normal adalah operasi gardu induk dimana satu atau lebih peralatan yang
beroperasi sedang keluar akibat adanya pemeliharaan atau kegagalan fungsi. Operasi

2
kondisi baru adalah dimana GI dioperasikan dalam kondisi dimana seluruh/sebagian
peralatan digunakan untuk pertama kali. Peralatan baru yang dimaksud adalah peralatan
yang baru dari pabrik atau baru saja dimodifikasi/dialih tempatkan (PT. PLN (Persero)
2009).

Pada sebuah gardu induk juga terdapat sistem proteksi tegangan tinggi. Sistem proteksi
merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk
melindungi peralatan utama jika terjadi gangguan hubung singkat, juga harus dapat
memperkecil daerah gangguan dan memisahkan daerah yang tidak ada gangguan,
sehingga gangguan tidak dapat menyebar dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan
tersebut dapat di minimalkan. Salah satu contoh peralatan proteksi adalah pemisah
PMS/Disconnecting Switch.

Disconnecting switch atau pemisah (PMS) merupakan salah satu peralatan sistem
kelistrikan yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi
bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban. Pemisah Peralatan berfungsi untuk
memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS
ini hanya dapat dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian): berfungsi untuk melindungi dari arus
tegangan yang timbul setelah pemutusan saluran tegangan tinggi atau induksi tegangan
dari penghantar atau kabel lainnya. Hal ini diperlukan untuk keamanan bagi orang-orang
yang bekerja pada peralatan instalasi (Siswanto, Alfian, and Subyanta 2021).

Pada instalansi perlatan gardu induk perlu dilakukan pemeliharaan (maintenance) untuk
dapat mengoptimalkan unjuk kerja peralatan tersebut, mengoptimalkan penyaluran
tenaga listrik dan keselamatan pekerja. Pemeliharaan (maintenance) yang dapat
dilakukan di gardu induk bisa dimulai dengan memeriksa kondisi fisik pada peralatan
apakah terjadi anomali atau kerusakan lainnya yang dapat mengurangi unjuk kerja
peralatan tersebut dan melakukan pengukuran-pengukuran tahanan kontak, tahanan
isolasi dan lainnya. Pemisah PMS/Disconnecting Switch merupakan salah satu peralatan
gardu induk yang perlu dilakukan pemeliharaan (maintenance) (Gonibala et al. 2018).

3
Penelitian yang akan dilakukan ini terletak di gardu induk tengkawang pada pemisah
PMS/Disconnecting Switch Bay Line Embalut. Penelitian ini akan menggunakan data
pengujian tahanan kontak pisau pisau pemisah PMS/Disconnecting Switch untuk
mengetahui nilai tahanan kontak pada pemisah PMS/Disconneecting Switch dan
selanjutnya berdasarkan nilai tahanan kontak tersebut akan dilakukan perhitungan untuk
mengetahui rugi daya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Nilai Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Disconnecting Switch Bay Line
Embalut Gardu Induk Tengkawang”.

C. Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah yang menjadi
topik penelitian ini, yang meliputi:
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya pada
pemisah PMS/Disconnecting Switch?
2. Apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi nilai rugi daya yang ada?

D. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut:


1. Mendapatkan ilmu tentang pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya pemisah
PMS/Disconnecting Switch.
2. Dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pemisah PMS/Disconnecting
Switch.
3. Menjadi referensi bagi pembaca yang akan membuat penelitian dengan topik yang
terkait.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya pada pemisah
PMS/Disconnecting Switch.

4
2. Untuk memberikan rekomendasi perlakuan guna menurunkan rugi daya pada pemisah
PMS/Disconnecting Switch.

F. Ruang Lingkup/Batasan Masalah

Adapun Batasan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Data yang diambil merupakan data hasil pemeliharaan pengujian tahanan kontak
pemisah PMS/Disconnecting Switch tahun 2021 dan 2022 pada gardu induk 150 kV
tengkawang.
2. Pengujian tahanan kontak dilakukan dalam keadaan peralatan tidak beroperasi.
3. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi
daya pemisah PMS/Disconnecting Switch.
4. Tidak membahas bagaimana cara pengoperasian pemisah PMS/Disconnecting Switch..

G. Tinjauan Pustaka

1. Gardu Induk

Sebagai salah satu komponen dalam sistem distribusi tenaga listrik, gardu induk
memegang peranan yang sangat penting karena merupakan penghubung pelayanan
ketenagalistrikan bagi konsumen. Fungsi Gardu Induk adalah:
a. Penerimaan dan pendistribusian tenaga listrik yang aman dan andal sesuai dengan
kebutuhan pada tegangan tertentu.
b. Penyaluran daya ke gardu induk lainnya dan gardu-gardu distribusi melalui penyulang
tegangan menengah.

Menurut pelayanannya gardu induk diklasifikasikan menjadi dua yaitu gardu transmisi
dan gardu distribusi. Gardu transmisi merupakan gardu induk yang melayani untuk
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) dan Tegangan Tinggi (TT). Gardu distribusi merupakan
gardu induk yang melayani untuk Tegangan Menengah (TM). Menurut penempatannya
gardu induk terbagi menjadi 6 yaitu gardu induk pasang dalam (Indoor Substation), gardu
induk pasang luar (Outdoor Substation), gardu induk sebagian pasang luar (Combine

5
Outdoor Substation), gardu induk pasang bawah tanah (Underground Substation), gardu
induk pasangan sebagian bawah tanah (Semi Underground Substation) dan gardu induk
mobi (Mobile Substation). Pada gambar 1 dibawah ini merupakan salah satu bagian gardu
induk dengan beberapa peralatan listrik di dalamnya yang digunakan sebagai sistem
proteksi dan sebagai sistem penyaluran tenaga listrik (PT. PLN (Persero) 2009).

Gambar 1. Gardu Induk

2. Kubikel Tegangan Menengah

Kubikel Tegangan Menengah merupakan seperangkat peralatan listrik yang dipasang


pada Gardu Induk serta Gardu Distribusi/Gardu Hubung yang berperan sebagai pembagi,
pemutus, penyambung, pengatur serta pelindung sistem penyaluran tenaga listrik
tegangan menengah. Pada gambar 2 dibawah ini merupakan kubikel tegangan menengah
pada gardu induk (PT. PLN (PERSERO) 2014c).

Gambar 2. Kubikel Tegangan Menengah


6
2.1 Fungsi Kubikel

Kubikel tegangan menengah dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan


fungsi/penempatanya antara lain:
a. Kubikel Incoming
Kubikel incoming berfungsi sebagai penghubung dari sekunder transformator daya ke rel
tegangan menengah.
b. Kubikel Outgoing
Kubikel outgoing berfungsi sebagai penghubung/pendistribusi dari rel ke beban.
c. Kubikel Pemakaian Sendiri (Trafo PS)
Kubikel transformator konsumsi sendiri berfungsi sebagai penghubung dari rel ke beban
konsumsi sendiri GI.
d. Kubikel Kopel
Kubikel kopel berfungsi sebagai penghubung antara rel 1 dan rel 2.
e. Kubikel PT
Kubikel PT berfungsi sebagai sarana alat ukur dan pengaman.
f. Kubikel Bus Riser/Bus Tie (Interface)
Kubikel Bus Riser/Bus Tie (Interface) berfungsi sebagai penghubung antar kubikel.
g. Kubikel PT Rel yang dilengkapi dengan Lightning Arrester (LA)
Kubikel ini berfungsi sebagai inputan tegangan (open delta) untuk rele proteksi
(Directional Ground Relay). Pada kubikel ini dilengkapi dengan Lightning Arrester yang
berfungsi sebagai pengaman tegangan kebih akibat dari surja petir dan surja hubung.

3. Serandang dan Pentanahan Gardu Induk

Serandang adalah sekumpulan beberapa komponen yang terpasang pada Gardu Induk
konvensional, yang berfungsi sebagai terminal yang menghubungkan asatu alat dengan
alat lainnya pada Gardu Induk Tegangan Tinggi di PLN. Serandang dan pentanahan gardu
induk terbagi ke dalam sub sistem dan sub-sub sistem antara lain adalah sub sistem primer
yang terdiri dari sub-sub sistem sebagai berikut: sub-sub sistem pembawa arus (Current
Carrying) yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik antar titik didalam serandang.
Sub-sub sistem insulation yang berfungsi menginsulasi bagian yang bertegangan dengan

7
ground dan menginsulasi antar fasa. Sub-sub sistem struktur merupakan konstruksi
serandang yang terbagi menjadi beberapa tipe yaitu tipe lattice, concrete pole, steel pole
dan tipe kanal H. pada umumnya serandangan menggunakan tipe lattice dengan besi
galvanis tahan terhadap karat. Sub-sub sistem junction merupakan aksesoris yang
berfungsi sebagai pengikat bagian-bagian dari serandang yang membutuhkan kekuatan
secara mekanik. Sub sistem sekunder yang terdiri dari sub-sub sistem monitoring, sub-
sub sistem proteksi dan sub-sub sistem pentanahan. Pemeliharaan serandang dan
pentanahan gardu induk berperan penting dalam menunjang kualitas dan keandalan
penyediaan tenaga listrik kepada konsumen. Kegiatan pemeliharaan serandang dan
pentanahan bertujuan mempertahankan dan menjaga kondisi peralatan, sehingga
peralatan berfungsi baik dan handal Gambar 3 dibawah ini merupakan serandang gardu
induk konvensional tegangan tinggi atau tengangan ekstra tinggi.

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014b)


Gambar 3. Serandang

4. Pemisah PMS/Disconnecting Switch

Disconnecting switch atau pemisah (PMS) adalah perangkat sistem kelistrikan yang
berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi bertegangan atau tidak
bertegangan tanpa arus beban. Letak PMS dipasang antara sumber tenaga listrik dan PMT
(PMSBus) dan di antara PMT dan beban (PMS Line/Kabel) dilengkapi dengan PMS

8
Tanah (Earthing Switch). Untuk beberapa keperluan PMS Line/Kabel dilengkapi dengan
PMS Tanah. Biasanya antara PMS Line/Kabel dan PMS Tanah terdapat alat yang disebut
interlock. Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi. Ada dua jenis fungsi PMS, yaitu:
a. Pemisah Peralatan: Digunakan untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain
atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini hanya dapat dibuka atau ditutup pada
rangkaian jaringan tanpa beban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian):Digunakan untuk melindungi
terhadap lonjakan arus tegangan yang timbul setelah pemutusan saluran tegangan
tinggi atau induksi tegangan dari konduktor atau kabel lainnya. Disconnecting switch
yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 4. Pemisah PMS/Disconnecting Switch

4.1. Komponen dan Fungsi Pemisah

Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing memiliki fungsi sebagai
berikut:

4.1.1 Dielectric

Komponen subsistem pemisah adalah dielektric/isolator. Isolator adalah peralatan yang


berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis dari perlengkapan atau penghantar yang
9
dikenai beda potensial. Jika isolator gagal dalam melakukan fungsinya memisahkan
antara dua saluran maupun saluran dengan pentanahan maka penyaluran energi tersebut
akan gagal atau kurang optimal.Isolator tersedia dalam bentuk piringan-piringan yang
terbuat dari bahan porselin atau komposit yang ukurannya disesuaikan dengan tegangan,
jenis, ukuran penghantar,kekuatan mekanis dan konstruksi penopangnya. Gambar 5
dibawah ini merupakan komponen yang berfungsi sebagai isolator pada pemisah
PMS/Disconnecting switch (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 5. Isolator Pemisah PMS/Disconnecting Switch

4.1.2 Primary

Subsistem primary adalah bagian dari PMS yang berfungsi untuk


menghantarkan/mengalirkan arus listrik dan bersifat konduktif. Subsistem primary
terdiri dari dua bagian, yaitu: termasuk dari pisau-pisau/Kontak PMS dan klem.

4.1.2.1 Pisau-pisau/KontakPMS

Menghubungkan atau memisahkan bagian yang bertegangan. Macam-macam pisau


pemisah berdasarkan gerakan lengan/pisau pemisahnya antara lain:
a. Pemisah Engsel
Dimana pemisah tersebut bergerak seperti engsel. Pemisah engsel tersebut dapat
dilihat pada gambar 6 dibawah ini.

10
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 6. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Engsel

b. Pemisah Putar
Dimana terdapat 2 (dua) buah kontak diam dan 2 (dua) buah kontak gerak yang dapat
berputar pada sumbunya. Pemisah putar tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dibawah
ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 7. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Putar

c. Pemisah Siku
Pada pemisah ini hanya terdapat 2 (dua) kontak yang bergerak 90 derajat dan tidak
memiliki kontak yang diam. Pemisah siku tersebut dapat dilihat pada gambar 8
dibawah ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

11
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 8. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Siku

d. Pemisah Luncur
Kontak PMS ini bergerak naik turun (vertikal) atau ke samping (horisontal). Banyak
digunakan pada instalasi 20 kV. Pada PMT 20 KV type draw-out setelah posisi Off
dan dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan
Busbar adalah berfungsi sebagai PMS. Pemisah luncur tersebut dapat dilihat pada
gambar 9 dibawah ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 9. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Luncur

e. Pemisah Pantograph
PMS ini memiliki kontak tetap yang terletak di rel dan kontak bergerak yang terletak
di ujung lengan pantograph. Tipe ini banyak digunakan pada sistem tegangan 500 KV.
Pemisah pantograph tersebut dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini (PT. PLN
(PERSERO) 2014a).

12
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 10. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Pantograph

4.1.2.2 Klem

Bagian dari PMS yang merupakan titik penghubung antara PMS dengan konduktor luar
dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar. Gambar 11 dibawah
ini menunjukkan posisi klem pada pemisah PMS/Disconnecting switch.

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 11. Terminal Utama/Klem

4.1.3 Drive Mechanism/Mekanik Penggerak

Memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan menutup yang terdiri dari
setang/tuas penggerak dan tenaga penggerak. Jenis tenaga penggerak PMS dapat
dibedakan:

13
a. Secara Manual
Pengoperasian PMS (membuka/menutup) ini dilakukan secara manual dengan
memutar/menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas pengaturan mekanik. Gambar
12 dibawah ini merupakan fitur untuk membuka atau menutup pisau pisau pemisah
secara manual (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 12. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Pantograph Penggerak Manual

b. Tenaga Penggerak Dengan Motor


Pengoperasian PMS ini (membuka/menutup) dengan memutar/menggerakkan lengan
PMS melalui fasilitas penggerak dengan motor. Gambar 13 dibawah ini merupakan
penggunaan motor penggerak untuk membuka atau menutup pemisah.

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 13. Mekanik Pemisah dengan Penggerak Motor

14
c. Tenaga Penggerak Pneumatik (Tekanan Udara)
Pengoperasian PMS ini (membuka/menutup) ini terdiri dari memutar/menggerakkan
lengan PMS melalui fasilitas penggerak dengan pneumatik (tekanan udara). Gambar
14 dibawah ini merupakan bagian pengoperasian pemisah dengan menggunakan
tekanan udara (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 14. Mekanik Pemisah Tekanan Udara

4.1.4 Secondary

Sub system yang terdiri dari lemari mekanik, terminal dan wiring kontrol.

4.1.4.1 Lemari Mekanik

Untuk melindungi peralatan tegangan rendah dan penempatan peralatan sekunder.


Terdapat dua jenis lemari mekanik yaitu lemari dan box. Gambar 15 dibawah ini
merupakan lemari mekanik pada pemisah (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 15. Lemari Mekanik dan Box Mekanik
15
4.1.4.2 Kontrol dan Auxillary

Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan pemicu bagi
subsistem penggerak mekanis untuk membuka dan menutup pisau/kontak PMS. Gambar
16 dibawah ini merupakan bagian yang terdiri dari terminal dan wiring kontrol pada
lemari mekanik pemisah (PT. PLN (PERSERO) 2014a).

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 16. Terminal dan Wiring Kontrol

4.1.5 Pentanahan

Berfungsi untuk mentanahkan/membumikan tegangan induksi atau tegangan sisa setelah


pemutusan jaringan dari sumber tegangan. Pemisah tanah atau Earth Switch memiliki
sistem interlock dengan pemisah penghantar dimana jika pemisah dalam posisi masuk
maka pemisah tanah posisi keluar, dan seperti itu juga sebaliknya. Gambar 17 dibawah
ini adalah bentuk sistem pentanahan pada pemisah.

Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)


Gambar 17. Pisau Pentanahan

16
5. Shutdown Measurement

Shutdown measurement adalah pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dengan
jangka waktu 2 tahunan. Secara umum peralatan PMS yang baru dipasang sebelum
digunakan/dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo pemeliharaan, perlu dilakukan
pengujian-pengujian untuk menilai kinerja dari peralatan tersebut. dalam keadaan
peralatan tidak beroperasi. Selama pengujian posisi saklai harus pada posisi local dan
mini circuit breaker (MCB) motor harus pada posisi off.

5.1 Pengukuran Tahanan Kontak Pisau-pisau

Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan
adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor yang bertemu secara fisik
sehingga arus/energi listrik dapat dialirkan tanpa hambatan yang berarti. Bertemunya
beberapa konduktor menimbulkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang
melewatinya yang selanjutnya menimbulkan panas dan menyebabkan rugi-rugi teknis.

Tabel 1. Standar Evaluasi Pemeliharaan (Shutdown Measurement) (PT. PLN


(PERSERO) 2014a)
Jenis Pengujian Norm Satuan
R≤ 120 % nilai pabrikan
atau Nilai Pengujian FAT
Pengukuran Tahanan
,nilai saat pengujian μΩ (MicroOhm)
Kontak
komisioning (rev. SK Dir
114)

6. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian terdahulu dengan judul “Analisis Pengujian Tahanan Kontak


Disconnecting Switch atau PMS Terhadap Rugi Daya Penghantar di Gardu Induk
Telukjambe” yang telah dilakukan oleh (Novalin and Hidayat 2021) dan penelitian
dengan judul “Nilai Tahanan Kontak Pada Pms Bay Cengkareng Terhadap Rugi Daya Di
Gardu Induk Duri Kosambi” yang telah dilakukan oleh (Pahiyanti, Sukmajati, and Malik
2021). Kedua penelitian tersebut menggunakan nilai tahanan kontak dan nilai arus pada
pemisah PMS/Disconnecting switch yang akan digunakan untuk menghitung rugi-rugi

17
daya. Penelitian yang dilakukan oleh (Novalin and Hidayat 2021) yaitu analisis rugi daya
pemisah pada busbar 1 dan busbar 2. Rugi daya pada busbar 1 phasa R merupakan rugi
daya terbesar yaitu 0,0003 kW dengan nilai tahanan kontak sebesar 30 μΩ dan pada
busbar 2 phasa S dan T merupakan rugi daya terendah yaitu 0,00009 kW dengan nilai
tahanan kontak sebesar 9 μΩ. Dengan nilai tahanan kontak yang berbeda-beda maka hal
tersebut akan mempengaruhi nilai rugi daya yang ada. Pada penelitian yang dilakukan
oleh (Pahiyanti, Sukmajati, and Malik 2021) yaitu analisis rugi daya pemisah pada bay
Cengkareng 1 tahun 2022 dan 2021. Didapatkan kesimpulan nilai rugi daya pada phasa
R tahun 2021 merupakan rugi daya terbesar yaitu 0,006417 kW dengan nilai tahanan
kontak sebesar 29,3 μΩ, dan pada phasa T tahun 2020 merupakan rugi daya terendah
yaitu 0,002603 μΩ. Pada kedua penelitian tersebut juga mencantumkan nilai maksimal
tahanan kontak yang diperbolehkan adalah sebesar 100 μΩ. Maka peneliti akan merujuk
pada penelitian sebelumnya untuk menggunakan nilai maksimal tahanan kontak yang
diperbolehkan yaitu sebesar 100 μΩ.

Pada penelitian terdahulu dengan judul “Pemeliharaan Dan Perbaikan Hot Spot (Titik
Panas) Pada DS (Disconnector Switch) Rel 2” yang telah dilakukan oleh (Henriana and
Endy Permata 2022) melakukan pengujian tahanan kontak sebanyak dua kali yaitu pada
saat sebelum perbaikan dan setelah perbaikan hotspot pada disconnecting switch tersebut.
Didapatkan perbandingan variasi nilai tahanan kontak yang menunjukkan hasil pengujian
nilai tahanan kontak setelah perbaikan lebih kecil dibanding sebelum perbaikan. Dimana
nilai tahanan kontak terbesar sebelum perbaikan yaitu sebesar 63 μΩ dan nilai terkecil
setelah perbaikan yaitu sebesar 22 μΩ. Upaya yang dilakukan dalam perbaikan hot spot
pada disconnecting switch tersebut adalah dengan melakukan pembersihan pisau-pisau
menggunakan rust penetran oil (WD) dan melapisi pisau-pisau menggunakan contact
grease.

7. Rugi-rugi Daya

Rugi-rugi daya merupakan banyak daya yang hilang yang berubah menjadi panas
sewaktu memindahkan daya lstrik. Akibat yang ditimbulkan rugi–rugi daya suatu
penghantar adalah panas. Penyebab terjadinya terjadinya rugi–rugi daya pada saluran

18
dikarenakan oleh adanya resistansi tersebut (Novalin and Hidayat 2021). Perhitungan
Rugi Daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

P𝑙𝑜𝑠𝑠 = I2 x R ..................................................... (1)

Keterangan:
P𝑙𝑜𝑠𝑠 = Rugi Daya (watt)
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (Ohm)

H. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian. Oleh
karena itu penggunaan metode yang tepat diperlukan agar penelitian yang dilaksanakan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam metode penelitian ini, beberapa hal
yang akan dibahas adalah lokasi penelitian, tahapan penelitian, peralatan yang akan
diteliti, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

1. Lokasi Penelitian

Lokasi pengambilan data penelitian ini berada di Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk (ULTG) Samarinda di Jalan Tengkawang, No.3, Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kode Pos 75125.

2. Tahapan Penelitian

Beberapa tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tahap
studi pendahuluan, penentuan masalah dan tujuan, studi literatur, pengumpulan data yang
berupa nilai tahanan kontak dan nilai arus pada pemisah PMS/Disconnecting switch,
analisis data, kesimpulan dan saran. Penelitian ini juga membuat diagram alir penelitian
agar tahapan tahapan penelitian dapat berjalan terarah dan tepat waktu. Gambar 18
dibawah ini adalah tahap-tahap penelitian yang dilakukan beserta penjelasannya.

19
a. Studi Pendahuluan

Tahapan studi pendahuluan merupakan tahapan yang dilakukan untuk mencari informasi
dan referensi terkait tema penelitian. Tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk
menentukan objek penelitan. Setelah melakukan studi pendahuluan objek penelitian yang
dipilih adalah nilai tahanan kontak pemisah PMS/Disconnecting switch, lalu menentukan
permasalahan dan tujuan penelitian. Gambar 19 dibawah ini menunjukkan skema plant
gardu induk 150 kV tengkwang. Namun pada penelitian ini hanya akan berfokus pada
disconnecting switch line yang akan dianalisis rugi daya pisau-pisaunya menggunakan
data hasil pengukuran tahanan kontak dan data arus yang mengalir.

Gambar 19. Blok Diagram Plant gardu Induk 150 kV Tengkawang

b. Menentukan Permasalahan, Tujuan dan Batasan Masalah


Setelah menentukan objek penelitian maka peneliti juga akan menentukan permasalahan,
tujuan dan batasan penelitian. Dalam penelitian ini masalah yang diangkat yaitu untuk
pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya pemisah PMS/Disconnecting switch
dengan tujuan untuk mengetahui rugi daya pada pemisah PMS/Disconnecting switch
tersebut. Batasan masalah pada penelitian ini adalah data yang diambil merupakan data
hasil pemeliharaan pengujian tahanan kontak pemisah PMS/Disconnecting switch tahun
2022 pada gardu induk tengkawang, penelitian dilakukan untuk menghitung nilai rugi
daya dengan batasan masalah tidak membahas bagaimana cara pengoperasian pemisah
PMS/Disconnecting switch.

20
c. Studi Literatur

Tahapan studi literatur merupakan proses pengumpulan literatur serta kajian data yang
berkaitan dengan masalah yang terdapat pada penelitian. Studi literatur bertujuan untuk
memperkuat teori yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini dilakukan
pemahamaman dan penguasaan persamaan untuk menghitung rugi daya pada pemisah
PMS/Disconnecting switch. Sekaligus mempelajari pengaruh nilai tahanan kontak
terhadap rugi daya pada pemisah PMS/Disconnecting switch tersebut.

d. Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data adalah aktivitas mengumpulkan data di lokasi penelitian


sekaligus observasi pada peralatan yang menjadi objek penelitian. Data-data yang diambil
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian ini. Adapun data nilai tahanan kontak dan nilai
arus pemisah PMS/Disconnecting switch yang dibutuhkan pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. Nilai Tahanan Kontak Pemisah PMS/Disconnecting Switch


Tahanan Kontak (μΩ)
No Lokasi `Tahun 2021 Tahun 2022 Standart
Phasa R Phasa S Phasa T Phasa R Phasa S Phasa T
1 Bay Line 1
100 μΩ
2 Bay Line 2

Tabel 3. Nilai Arus Pemisah PMS/Disconnecting Switch


Arus (A)
No Lokasi
Tahun 2021 Tahun 2022
1 Bay Line 1
2 Bay Line 2

e. Analisis Data

Tahapan analisis data merupakan tahapan pengolahan data yang diperoleh dari
pengumpulan data pada peralatan yang menjadi objek penelitian, sehingga akan
memperoleh hasil penelitian yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan yaitu nilai

21
tahanan kontak dan nilai arus pemisah PMS/Disconnecting switch pada tahun 2022 gardu
induk tengkawang digunakan untuk menghitung rugi daya pemisah PMS/Disconnecting
switch tersebut.

f. Kesimpulan dan saran

Kesimpulan dalam penelitian adalah hasil yang didapatkan berdasarkan daya yang telah
di analisis sebelumnya. Bagian ini berisi poin-poin yang menjawab tujuan mengenai hasil
yang didapatkan dari penelitian ini. Saran pada penelitian ini diberikan untuk
mengembangkan penelitian-penelitian berikutnya dengan menambahkan parameter-
parameter yang perlu dipelajari kembali.

3. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir ini dibuat dengan berisikan tahapan-tahapan kegiatan penelitian yaitu studi
pendahuluan hingga pengumpulan data, dengan data yang dibutuhkan yaitu data tahanan
kontak dan arus mengalir pada pemisah PMS/Disconnecting Switch lalu dilanjut dengan
analisis data untuk menghitung pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya dan
memberi kesimpulan dan saran yang disusun secara berurutan untuk memudahkan
penelitian. Adapun diagram alir dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini dapat dilihat
pada gambar 18 berikut.

22
Gambar 19. Alur Penelitian

23
I. Jadwal Penelitian

Agar tahapan kegiatan yang telah dirancang dapat berjalan tepat waktu maka peneliti
perlu membuat jadwal penelitian. Adapun jadwal penelitian ditunjukkan seperti pada
tabel berikut.

Tabel 4. Jadwal Penelitian


Tahun 2023
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
Seminar
2
Proposal
Revisi
3
Proposal
Menyiapkan
4 perizinan dan
pelaksanaan
penelitian
5 Pengumpulan
data
6 Analisis Data
Penyusunan
7
Laporan
Seminar
8
Hasil
9 Revisi
Sidang
9
Skripsi
10 Revisi

24
J. Daftar Pustaka

Gonibala, Mohammad Arnata A et al. 2018. “Analisis Pengujian Unjuk Kerja Pemisah (
Disconnecting Switch ) Di Gardu Induk 150kV Otam.” Jurnal Teknik Elektro 2: 1–
10.
Multi, Abdul, Hafizh Mubarok, and Sugianto. 2022. “Analisis Hotspot Pada Pms Gardu
Induk 150 Kv Rawadenok Depok Menggunakan Metode Thermovision.”
Sainstech: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi 32(3): 65–74.
Novalin, Theresia Shintauli, and Rahmat Hidayat. 2021. “Analisis Pengujian Tahanan
Kontak Disconnecting Switch Atau PMS Terhadap Rugi Daya Penghantar Di
Gardu Induk Telukjambe.” Jurnal Elektro Luceat (JEC) 7(1): 1–8.
https://jurnal.poltekstpaul.ac.id/index.php/jelekn/article/download/355/245/.
Nugroho, Hanan. 2020. “Pemindahan Ibu Kota Baru Negara Kesatuan Republik
Indonesia Ke Kalimantan Timur: Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dan Konsumsi
Energi.” Bappenas Working Papers 3(1): 33–41.
Pahiyanti, Novi Gusti, Sigit Sukmajati, and Abdul Malik. 2021. “Nilai Tahanan Kontak
Pada PMS BAY Cengkareng Terhadap Rugi Daya Di Gardu Induk Duri
Kosambi.” Sutet 11(2): 61–70.
PT. PLN (Persero). 2009. “Materi Workshop Gardu Induk PT. PLN ( Persero )
PUSDIKLAT.”
PT. PLN (PERSERO). 2014a. “Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah (Pms).”
———. 2014b. “Buku Pedoman Pemeliharaan Serandang Dan Pentanahan GI.”
———. 2014c. “Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah.” Buku Pedoman
Pemeliharaan 1: 7–8.
Siswanto, Agus, Reza Alfian, and Erfan Subyanta. 2021. “Analisis Kinerja Pms Rel 2
Bay Trafo 6 Menggunakan Thermovision Methode Di Gardu Induk Sunyaragi.”
Foristek 11(2): 114–21.
Unmul Pip. 2019. “Pip Unmul.” : 1–23.

25

Anda mungkin juga menyukai