Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
1
ANALISIS PENGARUH NILAI TAHANAN KONTAK
TERHADAP RUGI DAYA DISCONNECTING SWITCH
BAY LINE EMBALUT GARDU INDUK TENGKAWANG
SKRIPSI
Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
ii
A. Judul
Analisis Pengaruh Nilai Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Disconnecting Switch Bay
Line Embalut Gardu Induk Tengkawang.
B. Latar Belakang
Sumber daya energi cadangan yang terdapat pada pulau Kalimantan juga terbilang cukup
besar, dari sumber fosil maupun energi terbarukan. Selama ini Kalimantan berperan
sebagai penghasil energi (minyak bumi, gas bumi dan batu bara) maupun hasil-hasil hutan
yang sebagian besar diekspor ke luar pulau bahkan ke luar negeri. Khususnya batubara
dari Kalimantan yang dikirimkan ke bebagai wilayah di Indonesia untuk digunakan
sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Berbagai infrastruktur energi telah
dikembangkan di Kalimantan untuk memanfaatkan ketersediaan cadangan energi yang
cukup besar. Salah satunya adalah kilang minyak Balikpapan (kapasitas pengolahan
260.000 barel per hari) yang didesain untuk memanfaatkan minyak mentah yang
diproduksi lapangan-lapangan minyak di Kalimantan bagian timur (Nugroho 2020).
Pola Ilmiah Pokok (PIP) Universitas Mulawarman telah menetapkan tema yaitu “Hutan
Tropika Basah dan Lingkungannya”. Efisiensi ekonomi merupakan salah satu konsep
1
pendukung Pola Ilmiah Pokok Hutan Tropika Basah dan Lingkungannya (PIP HTB+L)
Universitas Mulawarman. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh PT. PLN
(Pesrero) yaitu melaksanakan pemeliharaan rutin pada peralatan listrik secara efisien
sehingga dapat meningkatkan produktivitas peralatan sebagai bentuk efisiensi ekonomi
pola ilmiah pokok. Pada pola imliah pokok ini juga tertuang bahwa Universitas
Mulawarman siap menjadi integrator pembangunan daerah Kalimantan Timur (Unmul
Pip 2019).
PT. PLN (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah
lama berkiprah di bidang kelistrikan di Indonesia. Menurut Undang-undang Nomor 30
Tahun 2009 ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang berkaitaan dengan penyediaan
dan penggunaan tenaga listrik serta usaha-usaha yang mendukung penyelenggaraan
tenaga listrik. ULTG (Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk) adalah subunit
pelaksana yang secara efektif melakukan operasi dan pemeliharaan rutin transmisi dan
gardu induk di wilayah kerjanya secara efisien sesuai standar yang telah ditetapkan untuk
menjamin kualitas dan keandalan pasokan tenaga listrik.
Gardu Induk adalah simpul sistem kelistrikan, yang terdiri dari satu set dan rangkaian
beberapa perlengkapan yang dipasang pada lokasi tertentu untuk menerima dan
mendistribusikan tenaga listrik, menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
level tegangan operasional, tempat melakukan kerja switching rangkaian suatu sistem
tanaga listrik dan untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan terkait. Terdapat
beberapa peralatan pada gardu induk yaitu, transformator tenaga, transformator
instrument, pemisah (PMS), pemutus tenaga (PMT), lightning arrester (LA), reactor,
capacitor, pentanahan, sistem catu daya, meter dan relay proteksi.
Pengoperasian gardu induk juga terbagi menjadi beberapa jenis yaitu, pengoperasian GI
kondisi normal, pengoperasian GI kondisi tidak normal, pengoperasian GI kondisi baru.
Kondisi operasi normal merupakan ketika GI beroperasi sesuai SOP normal, konfigurasi
normal dan peralatan dalam kondisi baik serta mampu sesuai ratingnya. Operasi GI
kondisi tidak normal adalah operasi gardu induk dimana satu atau lebih peralatan yang
beroperasi sedang keluar akibat adanya pemeliharaan atau kegagalan fungsi. Operasi
2
kondisi baru adalah dimana GI dioperasikan dalam kondisi dimana seluruh/sebagian
peralatan digunakan untuk pertama kali. Peralatan baru yang dimaksud adalah peralatan
yang baru dari pabrik atau baru saja dimodifikasi/dialih tempatkan (PT. PLN (Persero)
2009).
Pada sebuah gardu induk juga terdapat sistem proteksi tegangan tinggi. Sistem proteksi
merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk
melindungi peralatan utama jika terjadi gangguan hubung singkat, juga harus dapat
memperkecil daerah gangguan dan memisahkan daerah yang tidak ada gangguan,
sehingga gangguan tidak dapat menyebar dan kerugian yang disebabkan oleh gangguan
tersebut dapat di minimalkan. Salah satu contoh peralatan proteksi adalah pemisah
PMS/Disconnecting Switch.
Disconnecting switch atau pemisah (PMS) merupakan salah satu peralatan sistem
kelistrikan yang berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi
bertegangan atau tidak bertegangan tanpa arus beban. Pemisah Peralatan berfungsi untuk
memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang bertegangan. PMS
ini hanya dapat dibuka atau ditutup hanya pada rangkaian jaringan yang tidak berbeban.
Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian): berfungsi untuk melindungi dari arus
tegangan yang timbul setelah pemutusan saluran tegangan tinggi atau induksi tegangan
dari penghantar atau kabel lainnya. Hal ini diperlukan untuk keamanan bagi orang-orang
yang bekerja pada peralatan instalasi (Siswanto, Alfian, and Subyanta 2021).
Pada instalansi perlatan gardu induk perlu dilakukan pemeliharaan (maintenance) untuk
dapat mengoptimalkan unjuk kerja peralatan tersebut, mengoptimalkan penyaluran
tenaga listrik dan keselamatan pekerja. Pemeliharaan (maintenance) yang dapat
dilakukan di gardu induk bisa dimulai dengan memeriksa kondisi fisik pada peralatan
apakah terjadi anomali atau kerusakan lainnya yang dapat mengurangi unjuk kerja
peralatan tersebut dan melakukan pengukuran-pengukuran tahanan kontak, tahanan
isolasi dan lainnya. Pemisah PMS/Disconnecting Switch merupakan salah satu peralatan
gardu induk yang perlu dilakukan pemeliharaan (maintenance) (Gonibala et al. 2018).
3
Penelitian yang akan dilakukan ini terletak di gardu induk tengkawang pada pemisah
PMS/Disconnecting Switch Bay Line Embalut. Penelitian ini akan menggunakan data
pengujian tahanan kontak pisau pisau pemisah PMS/Disconnecting Switch untuk
mengetahui nilai tahanan kontak pada pemisah PMS/Disconneecting Switch dan
selanjutnya berdasarkan nilai tahanan kontak tersebut akan dilakukan perhitungan untuk
mengetahui rugi daya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisis
Pengaruh Nilai Tahanan Kontak Terhadap Rugi Daya Disconnecting Switch Bay Line
Embalut Gardu Induk Tengkawang”.
C. Rumusan Masalah
Dari permasalahan diatas, maka dapat disusun beberapa rumusan masalah yang menjadi
topik penelitian ini, yang meliputi:
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya pada
pemisah PMS/Disconnecting Switch?
2. Apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi nilai rugi daya yang ada?
D. Manfaat Penelitian
E. Tujuan Penelitian
4
2. Untuk memberikan rekomendasi perlakuan guna menurunkan rugi daya pada pemisah
PMS/Disconnecting Switch.
G. Tinjauan Pustaka
1. Gardu Induk
Sebagai salah satu komponen dalam sistem distribusi tenaga listrik, gardu induk
memegang peranan yang sangat penting karena merupakan penghubung pelayanan
ketenagalistrikan bagi konsumen. Fungsi Gardu Induk adalah:
a. Penerimaan dan pendistribusian tenaga listrik yang aman dan andal sesuai dengan
kebutuhan pada tegangan tertentu.
b. Penyaluran daya ke gardu induk lainnya dan gardu-gardu distribusi melalui penyulang
tegangan menengah.
Menurut pelayanannya gardu induk diklasifikasikan menjadi dua yaitu gardu transmisi
dan gardu distribusi. Gardu transmisi merupakan gardu induk yang melayani untuk
Tegangan Ekstra Tinggi (TET) dan Tegangan Tinggi (TT). Gardu distribusi merupakan
gardu induk yang melayani untuk Tegangan Menengah (TM). Menurut penempatannya
gardu induk terbagi menjadi 6 yaitu gardu induk pasang dalam (Indoor Substation), gardu
induk pasang luar (Outdoor Substation), gardu induk sebagian pasang luar (Combine
5
Outdoor Substation), gardu induk pasang bawah tanah (Underground Substation), gardu
induk pasangan sebagian bawah tanah (Semi Underground Substation) dan gardu induk
mobi (Mobile Substation). Pada gambar 1 dibawah ini merupakan salah satu bagian gardu
induk dengan beberapa peralatan listrik di dalamnya yang digunakan sebagai sistem
proteksi dan sebagai sistem penyaluran tenaga listrik (PT. PLN (Persero) 2009).
Serandang adalah sekumpulan beberapa komponen yang terpasang pada Gardu Induk
konvensional, yang berfungsi sebagai terminal yang menghubungkan asatu alat dengan
alat lainnya pada Gardu Induk Tegangan Tinggi di PLN. Serandang dan pentanahan gardu
induk terbagi ke dalam sub sistem dan sub-sub sistem antara lain adalah sub sistem primer
yang terdiri dari sub-sub sistem sebagai berikut: sub-sub sistem pembawa arus (Current
Carrying) yang berfungsi untuk menyalurkan arus listrik antar titik didalam serandang.
Sub-sub sistem insulation yang berfungsi menginsulasi bagian yang bertegangan dengan
7
ground dan menginsulasi antar fasa. Sub-sub sistem struktur merupakan konstruksi
serandang yang terbagi menjadi beberapa tipe yaitu tipe lattice, concrete pole, steel pole
dan tipe kanal H. pada umumnya serandangan menggunakan tipe lattice dengan besi
galvanis tahan terhadap karat. Sub-sub sistem junction merupakan aksesoris yang
berfungsi sebagai pengikat bagian-bagian dari serandang yang membutuhkan kekuatan
secara mekanik. Sub sistem sekunder yang terdiri dari sub-sub sistem monitoring, sub-
sub sistem proteksi dan sub-sub sistem pentanahan. Pemeliharaan serandang dan
pentanahan gardu induk berperan penting dalam menunjang kualitas dan keandalan
penyediaan tenaga listrik kepada konsumen. Kegiatan pemeliharaan serandang dan
pentanahan bertujuan mempertahankan dan menjaga kondisi peralatan, sehingga
peralatan berfungsi baik dan handal Gambar 3 dibawah ini merupakan serandang gardu
induk konvensional tegangan tinggi atau tengangan ekstra tinggi.
Disconnecting switch atau pemisah (PMS) adalah perangkat sistem kelistrikan yang
berfungsi sebagai saklar pemisah rangkaian listrik dalam kondisi bertegangan atau tidak
bertegangan tanpa arus beban. Letak PMS dipasang antara sumber tenaga listrik dan PMT
(PMSBus) dan di antara PMT dan beban (PMS Line/Kabel) dilengkapi dengan PMS
8
Tanah (Earthing Switch). Untuk beberapa keperluan PMS Line/Kabel dilengkapi dengan
PMS Tanah. Biasanya antara PMS Line/Kabel dan PMS Tanah terdapat alat yang disebut
interlock. Pemisah adalah suatu alat untuk memisahkan tegangan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi. Ada dua jenis fungsi PMS, yaitu:
a. Pemisah Peralatan: Digunakan untuk memisahkan peralatan listrik dari peralatan lain
atau instalasi lain yang bertegangan. PMS ini hanya dapat dibuka atau ditutup pada
rangkaian jaringan tanpa beban.
b. Pemisah Tanah (Pisau Pentanahan/Pembumian):Digunakan untuk melindungi
terhadap lonjakan arus tegangan yang timbul setelah pemutusan saluran tegangan
tinggi atau induksi tegangan dari konduktor atau kabel lainnya. Disconnecting switch
yang dimaksud dapat dilihat pada gambar 4 dibawah ini:
Pemisah terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing memiliki fungsi sebagai
berikut:
4.1.1 Dielectric
4.1.2 Primary
4.1.2.1 Pisau-pisau/KontakPMS
10
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 6. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Engsel
b. Pemisah Putar
Dimana terdapat 2 (dua) buah kontak diam dan 2 (dua) buah kontak gerak yang dapat
berputar pada sumbunya. Pemisah putar tersebut dapat dilihat pada gambar 7 dibawah
ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
c. Pemisah Siku
Pada pemisah ini hanya terdapat 2 (dua) kontak yang bergerak 90 derajat dan tidak
memiliki kontak yang diam. Pemisah siku tersebut dapat dilihat pada gambar 8
dibawah ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
11
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 8. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Siku
d. Pemisah Luncur
Kontak PMS ini bergerak naik turun (vertikal) atau ke samping (horisontal). Banyak
digunakan pada instalasi 20 kV. Pada PMT 20 KV type draw-out setelah posisi Off
dan dilepas/dikeluarkan dari Cubicle maka pisau kontaktor penghubung dengan
Busbar adalah berfungsi sebagai PMS. Pemisah luncur tersebut dapat dilihat pada
gambar 9 dibawah ini (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
e. Pemisah Pantograph
PMS ini memiliki kontak tetap yang terletak di rel dan kontak bergerak yang terletak
di ujung lengan pantograph. Tipe ini banyak digunakan pada sistem tegangan 500 KV.
Pemisah pantograph tersebut dapat dilihat pada gambar 10 dibawah ini (PT. PLN
(PERSERO) 2014a).
12
Sumber: (PT. PLN (PERSERO) 2014a)
Gambar 10. Pemisah PMS/Disconnecting Switch Pantograph
4.1.2.2 Klem
Bagian dari PMS yang merupakan titik penghubung antara PMS dengan konduktor luar
dan berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke konduktor luar. Gambar 11 dibawah
ini menunjukkan posisi klem pada pemisah PMS/Disconnecting switch.
Memposisikan pisau/kontak PMS untuk membuka dan menutup yang terdiri dari
setang/tuas penggerak dan tenaga penggerak. Jenis tenaga penggerak PMS dapat
dibedakan:
13
a. Secara Manual
Pengoperasian PMS (membuka/menutup) ini dilakukan secara manual dengan
memutar/menggerakkan lengan PMS melalui fasilitas pengaturan mekanik. Gambar
12 dibawah ini merupakan fitur untuk membuka atau menutup pisau pisau pemisah
secara manual (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
14
c. Tenaga Penggerak Pneumatik (Tekanan Udara)
Pengoperasian PMS ini (membuka/menutup) ini terdiri dari memutar/menggerakkan
lengan PMS melalui fasilitas penggerak dengan pneumatik (tekanan udara). Gambar
14 dibawah ini merupakan bagian pengoperasian pemisah dengan menggunakan
tekanan udara (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
4.1.4 Secondary
Sub system yang terdiri dari lemari mekanik, terminal dan wiring kontrol.
Pada lemari mekanik terdapat terminal dan wiring kontrol. Memberikan pemicu bagi
subsistem penggerak mekanis untuk membuka dan menutup pisau/kontak PMS. Gambar
16 dibawah ini merupakan bagian yang terdiri dari terminal dan wiring kontrol pada
lemari mekanik pemisah (PT. PLN (PERSERO) 2014a).
4.1.5 Pentanahan
16
5. Shutdown Measurement
Shutdown measurement adalah pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur dengan
jangka waktu 2 tahunan. Secara umum peralatan PMS yang baru dipasang sebelum
digunakan/dioperasikan maupun yang sudah jatuh tempo pemeliharaan, perlu dilakukan
pengujian-pengujian untuk menilai kinerja dari peralatan tersebut. dalam keadaan
peralatan tidak beroperasi. Selama pengujian posisi saklai harus pada posisi local dan
mini circuit breaker (MCB) motor harus pada posisi off.
Rangkaian tenaga listrik sebagian besar terdiri dari banyak titik sambungan. Sambungan
adalah dua atau lebih permukaan dari beberapa jenis konduktor yang bertemu secara fisik
sehingga arus/energi listrik dapat dialirkan tanpa hambatan yang berarti. Bertemunya
beberapa konduktor menimbulkan suatu hambatan/resistan terhadap arus yang
melewatinya yang selanjutnya menimbulkan panas dan menyebabkan rugi-rugi teknis.
6. Penelitian Terdahulu
17
daya. Penelitian yang dilakukan oleh (Novalin and Hidayat 2021) yaitu analisis rugi daya
pemisah pada busbar 1 dan busbar 2. Rugi daya pada busbar 1 phasa R merupakan rugi
daya terbesar yaitu 0,0003 kW dengan nilai tahanan kontak sebesar 30 μΩ dan pada
busbar 2 phasa S dan T merupakan rugi daya terendah yaitu 0,00009 kW dengan nilai
tahanan kontak sebesar 9 μΩ. Dengan nilai tahanan kontak yang berbeda-beda maka hal
tersebut akan mempengaruhi nilai rugi daya yang ada. Pada penelitian yang dilakukan
oleh (Pahiyanti, Sukmajati, and Malik 2021) yaitu analisis rugi daya pemisah pada bay
Cengkareng 1 tahun 2022 dan 2021. Didapatkan kesimpulan nilai rugi daya pada phasa
R tahun 2021 merupakan rugi daya terbesar yaitu 0,006417 kW dengan nilai tahanan
kontak sebesar 29,3 μΩ, dan pada phasa T tahun 2020 merupakan rugi daya terendah
yaitu 0,002603 μΩ. Pada kedua penelitian tersebut juga mencantumkan nilai maksimal
tahanan kontak yang diperbolehkan adalah sebesar 100 μΩ. Maka peneliti akan merujuk
pada penelitian sebelumnya untuk menggunakan nilai maksimal tahanan kontak yang
diperbolehkan yaitu sebesar 100 μΩ.
Pada penelitian terdahulu dengan judul “Pemeliharaan Dan Perbaikan Hot Spot (Titik
Panas) Pada DS (Disconnector Switch) Rel 2” yang telah dilakukan oleh (Henriana and
Endy Permata 2022) melakukan pengujian tahanan kontak sebanyak dua kali yaitu pada
saat sebelum perbaikan dan setelah perbaikan hotspot pada disconnecting switch tersebut.
Didapatkan perbandingan variasi nilai tahanan kontak yang menunjukkan hasil pengujian
nilai tahanan kontak setelah perbaikan lebih kecil dibanding sebelum perbaikan. Dimana
nilai tahanan kontak terbesar sebelum perbaikan yaitu sebesar 63 μΩ dan nilai terkecil
setelah perbaikan yaitu sebesar 22 μΩ. Upaya yang dilakukan dalam perbaikan hot spot
pada disconnecting switch tersebut adalah dengan melakukan pembersihan pisau-pisau
menggunakan rust penetran oil (WD) dan melapisi pisau-pisau menggunakan contact
grease.
7. Rugi-rugi Daya
Rugi-rugi daya merupakan banyak daya yang hilang yang berubah menjadi panas
sewaktu memindahkan daya lstrik. Akibat yang ditimbulkan rugi–rugi daya suatu
penghantar adalah panas. Penyebab terjadinya terjadinya rugi–rugi daya pada saluran
18
dikarenakan oleh adanya resistansi tersebut (Novalin and Hidayat 2021). Perhitungan
Rugi Daya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Keterangan:
P𝑙𝑜𝑠𝑠 = Rugi Daya (watt)
I = Arus (Ampere)
R = Resistansi (Ohm)
H. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah langkah yang ditempuh dalam melakukan penelitian. Oleh
karena itu penggunaan metode yang tepat diperlukan agar penelitian yang dilaksanakan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam metode penelitian ini, beberapa hal
yang akan dibahas adalah lokasi penelitian, tahapan penelitian, peralatan yang akan
diteliti, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
1. Lokasi Penelitian
Lokasi pengambilan data penelitian ini berada di Unit Layanan Transmisi dan Gardu
Induk (ULTG) Samarinda di Jalan Tengkawang, No.3, Kelurahan Karang Anyar,
Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Kode Pos 75125.
2. Tahapan Penelitian
Beberapa tahapan kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tahap
studi pendahuluan, penentuan masalah dan tujuan, studi literatur, pengumpulan data yang
berupa nilai tahanan kontak dan nilai arus pada pemisah PMS/Disconnecting switch,
analisis data, kesimpulan dan saran. Penelitian ini juga membuat diagram alir penelitian
agar tahapan tahapan penelitian dapat berjalan terarah dan tepat waktu. Gambar 18
dibawah ini adalah tahap-tahap penelitian yang dilakukan beserta penjelasannya.
19
a. Studi Pendahuluan
Tahapan studi pendahuluan merupakan tahapan yang dilakukan untuk mencari informasi
dan referensi terkait tema penelitian. Tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk
menentukan objek penelitan. Setelah melakukan studi pendahuluan objek penelitian yang
dipilih adalah nilai tahanan kontak pemisah PMS/Disconnecting switch, lalu menentukan
permasalahan dan tujuan penelitian. Gambar 19 dibawah ini menunjukkan skema plant
gardu induk 150 kV tengkwang. Namun pada penelitian ini hanya akan berfokus pada
disconnecting switch line yang akan dianalisis rugi daya pisau-pisaunya menggunakan
data hasil pengukuran tahanan kontak dan data arus yang mengalir.
20
c. Studi Literatur
Tahapan studi literatur merupakan proses pengumpulan literatur serta kajian data yang
berkaitan dengan masalah yang terdapat pada penelitian. Studi literatur bertujuan untuk
memperkuat teori yang digunakan dalam penelitian. Pada penelitian ini dilakukan
pemahamaman dan penguasaan persamaan untuk menghitung rugi daya pada pemisah
PMS/Disconnecting switch. Sekaligus mempelajari pengaruh nilai tahanan kontak
terhadap rugi daya pada pemisah PMS/Disconnecting switch tersebut.
d. Pengumpulan Data
e. Analisis Data
Tahapan analisis data merupakan tahapan pengolahan data yang diperoleh dari
pengumpulan data pada peralatan yang menjadi objek penelitian, sehingga akan
memperoleh hasil penelitian yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan yaitu nilai
21
tahanan kontak dan nilai arus pemisah PMS/Disconnecting switch pada tahun 2022 gardu
induk tengkawang digunakan untuk menghitung rugi daya pemisah PMS/Disconnecting
switch tersebut.
Kesimpulan dalam penelitian adalah hasil yang didapatkan berdasarkan daya yang telah
di analisis sebelumnya. Bagian ini berisi poin-poin yang menjawab tujuan mengenai hasil
yang didapatkan dari penelitian ini. Saran pada penelitian ini diberikan untuk
mengembangkan penelitian-penelitian berikutnya dengan menambahkan parameter-
parameter yang perlu dipelajari kembali.
Diagram alir ini dibuat dengan berisikan tahapan-tahapan kegiatan penelitian yaitu studi
pendahuluan hingga pengumpulan data, dengan data yang dibutuhkan yaitu data tahanan
kontak dan arus mengalir pada pemisah PMS/Disconnecting Switch lalu dilanjut dengan
analisis data untuk menghitung pengaruh nilai tahanan kontak terhadap rugi daya dan
memberi kesimpulan dan saran yang disusun secara berurutan untuk memudahkan
penelitian. Adapun diagram alir dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini dapat dilihat
pada gambar 18 berikut.
22
Gambar 19. Alur Penelitian
23
I. Jadwal Penelitian
Agar tahapan kegiatan yang telah dirancang dapat berjalan tepat waktu maka peneliti
perlu membuat jadwal penelitian. Adapun jadwal penelitian ditunjukkan seperti pada
tabel berikut.
24
J. Daftar Pustaka
Gonibala, Mohammad Arnata A et al. 2018. “Analisis Pengujian Unjuk Kerja Pemisah (
Disconnecting Switch ) Di Gardu Induk 150kV Otam.” Jurnal Teknik Elektro 2: 1–
10.
Multi, Abdul, Hafizh Mubarok, and Sugianto. 2022. “Analisis Hotspot Pada Pms Gardu
Induk 150 Kv Rawadenok Depok Menggunakan Metode Thermovision.”
Sainstech: Jurnal Penelitian Dan Pengkajian Sains Dan Teknologi 32(3): 65–74.
Novalin, Theresia Shintauli, and Rahmat Hidayat. 2021. “Analisis Pengujian Tahanan
Kontak Disconnecting Switch Atau PMS Terhadap Rugi Daya Penghantar Di
Gardu Induk Telukjambe.” Jurnal Elektro Luceat (JEC) 7(1): 1–8.
https://jurnal.poltekstpaul.ac.id/index.php/jelekn/article/download/355/245/.
Nugroho, Hanan. 2020. “Pemindahan Ibu Kota Baru Negara Kesatuan Republik
Indonesia Ke Kalimantan Timur: Strategi Pemenuhan Kebutuhan Dan Konsumsi
Energi.” Bappenas Working Papers 3(1): 33–41.
Pahiyanti, Novi Gusti, Sigit Sukmajati, and Abdul Malik. 2021. “Nilai Tahanan Kontak
Pada PMS BAY Cengkareng Terhadap Rugi Daya Di Gardu Induk Duri
Kosambi.” Sutet 11(2): 61–70.
PT. PLN (Persero). 2009. “Materi Workshop Gardu Induk PT. PLN ( Persero )
PUSDIKLAT.”
PT. PLN (PERSERO). 2014a. “Buku Pedoman Pemeliharaan Pemisah (Pms).”
———. 2014b. “Buku Pedoman Pemeliharaan Serandang Dan Pentanahan GI.”
———. 2014c. “Pemeliharaan Kubikel Tegangan Menengah.” Buku Pedoman
Pemeliharaan 1: 7–8.
Siswanto, Agus, Reza Alfian, and Erfan Subyanta. 2021. “Analisis Kinerja Pms Rel 2
Bay Trafo 6 Menggunakan Thermovision Methode Di Gardu Induk Sunyaragi.”
Foristek 11(2): 114–21.
Unmul Pip. 2019. “Pip Unmul.” : 1–23.
25