Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jaringan distribusi adalah sarana dari sistem distribusi tenaga listrik
didalam menyalurkan energi ke konsumen sedangkan sistem distribusi
mempunyai fungsi menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik dari gardu
induk atau pusat pembangkit ke pusat – pusat atau kelompok beban . oleh sebab
itu dibutukan sistem tenaga distribusi yang memiliki keandalan system yang
tinggi.
System jaringan distribusi ditinjaui dari system tegangannya dapat
dikelompok menjadi dua, yaitu distribusi tegangan rendah dan distribusi
tegangan menengah. System distribusi tegangan menengah yang digunakan saat
ini adalah 20 kv sedangkan sistem jaringan tegangan rendanya adalah 220/380V.
Jaringan tegangan rendah berfunsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tengan rendah yang digunakan
adalah 127/220 V. Pihak konsumen membutukan listrik dengan mutu Penyaluran
yang baik,sedangkan perusahan listrik dihadapkan kepada masaalah kesangupan
jaringannya sendiri.
Praktek kerja lapangan merupakan salah satu mata kulia yang harus
ditempuh oleh mahasiswa POLITEKNIK NEGERI KUPANG jurusan
elektro.selain untuk menemuhi kewajiban akademik , diharapkan kegiatan
tersebut dapat menjadi jembatan penghubung antara dunia industri dengan dunia
pendidikan serta dapat menambah penyetahuan tentang dunia industri sehingga
mahasiswa mampu mengatasi persaingan didunia kerja.
Berdasarkn latar belakang diatas yakni dalam penyedian ketenaga listrik,
maka penulis pengangkat judul laporan ini adalah : “PERLUASAN JTM DAN
JTR DIDESA. NUBABOLING KEC. ATADEHIK KAB. LEMBATA
“.Pelaksanaan akan dilakukan dibawa pengawasan PT.PATA PRIMA UTAMA.

1.2 Tujuan PKL

 Laporan praktek kerja lapangan ( PKL ) adalah hasil penulisan siswa


setelah menyelesaikan praktek kerja lapangan ( PKL ) berdasarkan data
yang diperoleh dan tuangkan dalam bentuk tulisan ilmiah.
 Mendorong mahasiswa agar mampu menyambungkan dan menyemukan
pikiran dan pendapatan serta mampu menuangkannya dalam bentuk
tulisan yang sistimatis dan logis dan dengan menggunakan bahasa
Indonesia baik dan benar.
 Meningkatkan mahasiswa dalam penulisan yang bersifat objektif dan
ilmiah.
 Sebagai bertanggung jawab mahasiswa yang telah melaksanakaan tugas
praktek kerja lapangan ( PKL ) yang berkaitan dengan pogram kealihan
teknik listrik
 Sebagai salah satu bukti bahwa mahasiswa telah melaksanakan praktek
kerja lapangan dengan baik.
BAB II

2.1 PROFIL PERUSAHAN

1. Sejarah profil perusahan

PT.PATA PRIMA UTAMA di dirikan pada tahun 2004 oleh bapak Yohanes
Rante Lembang. Pada tanggal 28 juni 2004 dan berkedudukan di jln.Sinai
II,NO 2,Oesapa kupang

Sejak berdirinya sampai saat ini, PT.PATA PRIMA UTAMA telah memiliki
bayak penyelaman dalam penyedian dan pelaksaan pekerjaan kelistrikan
menjadi mitra kerja PT. PLN ( perseso )

2. Visi dan Misi Perusahan


a. Visi
Menyiapakan pelaksaan kelistrikan yang berkualitas dan berorientansi
pada kepuasan pengguna.
b. Misi
1 menjadi mitra pemeretah dalam penggunaan bidang kelistrikan
yang menyutamakan kehandalan mutu pelayanan.
2 Menjadikan pekerjaan kelistrikan sebagai serana untuk
menciptanlapangan pekerjaan guna mencapai kehidupan yang
lebih baik
3 Menjalankan usaha kelistrikan yang berwawasan lingkungan dan
keselamatan pengguna
2.2 Struktur Organisasi Perusahan PT. PATA PRIMA UTAMA

MANAJER
MZMZMZZ
Oktavianus R. Lembang

PT.TEKNIK ADMINTRASI
Yohanis R.Lembang Noh Kase

KORDINATOR PELAKSANA
Lukas Lantang

PELAKSANA LAPANGAN
BAB III

DASAR TEORI

3.1 Jaringan Tegangan Menengah

Lingkup jaringan tegangan menengah pada sistem distribusi dindonesia dimulai


dari terminal keluar (out – going ) pemutus tenaga dari transformafor penurun
tegangan gardu induk atau tranformator penaik tegangan pada pembangkit untuk
distribusi sklah kecil, hingga peralatan permisah/proteksi sisi masuk (in-coming)
transformator distribusi 20 kv – 231/400v.dengan ditetapkannya standard tegangan
menengah sebagai tegangan operasi yang digunakan diindonesia adalah 20
kv,kontruksi JTM wajib memenuhi kriteria enjinering keamanan ketenaga kelistikan,
termasuk didalamnya adalah jarak aman minimal antara fase dengan lingkungan dan
antara fase dengan tanah,bila jaringan tesebut menggunakan saluran udara atau
ketahanan isolasi jika mengunakan saluran udara atau ketahanisolasi jika
menggunakan kabel udara pili tegangan menengah atau kabel bawah tanah tegangan
menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasihan atau pemeliaraan jarinagn
dalam keadaan bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.

3.1.1 Saluran Udara Tengan Menengah (SUTM)

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalh sebagai konstruksi sebagai


konstruksi termurah untuk pengaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi
ini terbayak digunakan untuk konsumen jaringan tegangan menengah yang digunakan
Indonesia.pengunaan penghantar telanjang yang ditopang isolatorpada tiang besi
/beton
3.1.2 Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)

Untuk lebih meningatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga


listrik,pengunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada
konstruksi jaringan saluran udara tegangan menengah 20 kV, dapat juga digantikan
dengan konstruksi penghantar berisolasi penu dan dipilin.

3.1.3 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)

Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yang aman dan andal untuk mendistribusikan
tenaga listrik tegangan menengah,tetapi relafif lebih mahal untuk penyaluran daya
yang sama .

Keadaan ini dimungkinkan dengan konstr uksi isolasi penghantar per fase dan
pelindung mekanis yang dipersarayatkan.pada rentang biaya yang diperlukan.

3.1.4 Komponen Utama Konstruksi SUTM


a. Penghantar
Terdiri dari penghantar telanjang (Bare Comductor) yang merupakan
konduktor dengan bahan utama tembaga (CU) atau alluminium (AL) yang
dipilin bulat padat.

Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi pada dekade ini


adalah AAC atau AAAC. Terdapat pilihan penghantar berisolasi setengah
AAAC-S (half insulated single core) yang merupakan konduktor dengan
bahan utama aluminium dengan isoolasi material XLPE (croslink
polyetilene).
isolator
Isolator tumpu dan isolator tarik yang digunakan dapat dengan material dasar
keramik, gelas ataupun polimer. Pada jaringan SUTM, isolator pengaman
penghantar bertegangan dengan tiang penopang/ travers dibedakan jenis
konstruksinya antara lain :

a) Isolator Tumpul
Beban yang dipukul oleh isolator ini berupa beban berat penghantar

jika penghantar dipasang diatas isolator untuktarikan dengan sudut

maksimal 20 dan beban tarikan ringan jika dipasang penghantar

dipasang dibagian sisi leher isolator untuk tarikan dengan sudut

maksimul 180

b) Isolator Tarik

beban yang dipikul oleh penghantar ini berupa beban berat penghantar

ditambah dengan beban akibat pengencangan penghantar,seperti pada

konstruksi tiang awal/akhir, tiang sudut, tiang percabangan dan tiang

pemegang
a) Peralatan hubung (switching)
b) Pada percabangan atau pengalokasian section pada jaringan SUTM untuk
maksud kemudahan operasional harus dipasang pemutus beban (Load Break
Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasang Fused Cut Out (FCO).

a. Tiang
 Tiang kayu
Pada beberapa wilayah pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu
memungkinkan dapat digunakan sebagai tiang penopang penghantar
SUTM.
 Tiang besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga
diperoleh kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.

Walaupun lebih mahal pilihan tiang besi untuk area tertentu masih
diijinkan karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang
beton.
 Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan
diseluruh PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis
konstruksi tiang lainnya termasuk terhadap kemungkinan penggunaan
konstruksi rangkaian besi profil.
b. Konektor
Konektor adalah peralatan yang digunakan untuk menyambung kawat
penghantar. Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
 Joint Sleeve
Merupakan jenis konektor yang digunakan untuk sambungan
penghantar pada posisi lurus.
 Tap Connector
Jenis konektor yang digunakan untuk sambungan penghantar pada titik
percabangan.
c. Trafo Distribusi 3 Fase
Ada 3 tipe trafo distribusi 3 fase yang digunakan oleh PLN yaitu Yzn5, Dyn5
dan Ynyn0. Titik netal langsung dihubungkan dengan tanah.

d. PHB sisi Tegangan Menengah (PHB-TM)


Berikut adalah komponen utama PHB-TM yang sudah terpasang atau
terangkai secara lengkap terdiri dari :
 Pemisah – Disconnecting Switch (DS)
 Pemutus Beban – Load Break Switch (LBS)
 Pemutus Tenaga – Circuit Breaker (CB)
 PHB sis Tegangan Rendah (PHB-TR)
PHB-TR adalah suatu kombinasi dari satu atau lebih perlengkapan hubung
bagi tegangan rendah dengan peralatan kontrol, peralatan ukur, pengaman dan
kendali yang saling berhubungan. Sebagai peralatan saklar utama saluran
masuk PHB-TR, dipasang Pemutus Beban (LBS) atau NFB (No Fused
Breaker).

c) fuse cut out (FCO)


fuse cut out ( FCO) adalah sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang
berbeben pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara melemburkan
bagian dari komponennya ( fuse support ) yang telah dirancankan
e. Lightning Arrester
Berfungsi untuk melindungi trafo distribusi dari tegangan lebih akibat surja
petir. Dengan pertimbangan masalah gangguan pada SUTM, pemasangan
arrester dapat juga dipasang sesudah atau sebelum FCO. Untuk perlindungan
transformator yang dipasang pada tengah-tengah jaringan digunakan LA
dengan nilai pengenal arus 5 KA dan diujung jaringan dipakai LA dengan
nilai pengenal arus 10 KA.

3.2 Komponen Utama Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah


a) Tiang
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau
besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis
yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan
500daN (dengan angka faktor keamanan tiang = 2). Pada titik yang
memerlukan pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal
pembumian.

Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan


kepada empat hal, yaitu :
1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut).
2) Ukuran penghantar
3) Jarak andongan (Sag)
4) Tiupan angin
Tiang besi dipergunakan untuk konstruksi pada lingkungan dimana tiang
beton tidak mungkin untuk dipasang.
b) Penghantar
Jenis penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y)
alumunium twisted cable dengan inti alumunium sebagai inti penghantar Fasa
dan almelec/ alumunium alloy sebagai netral.
Penghantar netral dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi
sebagai pemikul beban mekanis kabel atau messenger.
Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan handing transportasi, panjang
penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m.
c) Pole Bracket
Terdapat dua jenis komponen pole bracket yaitu :
1) Tension bracket, dipergunakan pada tiang ujung dan tiang sudut,
breaking capacity 1000 daN terbuat dari Alumunium Alloy.
2) Suspension bracket, dipergunakan pada tiang sudut dengan sudut
lintasan sampai dengan 300. Breaking capacity 700 daN terbuat dari
Alumunium Alloy.
Ikatan pole bracket pada tiang memakai stainless tell strip atau baut
galvanized M30pada posisi tidak melebihi 15 cm dari ujung tiang.
d) Strain Clamp
Strain Clamp atau clamp tarik dipakai pada pole bracket tipe Tension Bracket.
Bagian penghantar yang dijepit adalah penghantar netral.

e) Suspension Clamp
f) Fungsi suspension clamp adalah menggantung bagian penghantar netral pada
tiang dengan sudut lintasan jaringan sampai dengan 300.
g) Stainless Steel Strip
Perangkat Pole Bracket pada tiang yang diikat mati dengan stopping bracket.
Dibutuhkan lebih kurang 120 cm untuk tiap tiang.

h) Plastic Strip (plastic tie)


Plastic strip dipergunakan untuk mengikat kabel pilin yang terurai agar
terlihat rapi dan kokoh.
i) Penghantar Pembumian Dan Bimetal Joint
Penghantar yang diperlukan adalah Kawat Tembaga (BC). Sambungan
penghantar BC dengan penghantar netral jaringan tidak boleh langsung, tetapi
harus menggunakan bimetal joint. Sambungan ke penghantar netral yang
memakai kabel alumunium, sambungan penghantar pembumian
menggunakan Bimetal Joint Al-Cu

BAB V

PEMBAHASAN

4.1.1 TIANG

a) Pemasngan Tiang listrik beton


( concrete / semen ) adalah sebuah material tiang listrik yang terbuat
dari beton atau semen dengan kriteria panjang 9 meter untuk tiang
listrik tegangan rendah ( TR ) dan 12 meter untuk tiang listrik
tegangan menenga
b) Pemasangan Tiang Listrik Besi
Tiang listrik besi adalah tiang listrik yang terbuat dari material besi yang
berbentuk pipa selanjutnya dimodifikasi khusus untuk penyangga
listrik.Tiang listrik harus kuat karena selain digunakan untuk menopang
hantaran listrik juga digunakan untuk melakukan peralatan-peralatan
pendukung jaringan distribusi tenaga listrik tegangan menengah.
penggunaan tiang listrik disesuaikan dengan kondisi lapangan.
c) pemasangan Cross Arm
Cross arm adalah material yang dipakai untuk menjaga penghantar
dan peralatan yang dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat
dari besi. Pemasangan cross arm dilakukan sebelum diadakan
pengelaran konduktor cross arm dipasang pada tiang,pemasangan
dapat dengan memasang klem-klem,diskrup dengan baut dan mur
secara langsung. Pada cross arm dipasang baut-baut pengngga isolator
dan alat-alat lainnya.biasanya cross arm ini dibor terlebih dahulu
untuk membuat lubang-lubang baud.

Anda mungkin juga menyukai