Anda di halaman 1dari 75

1

BAB I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Nama Modul : Memasang Saluran Udara Tegangan
Menengah
Kode Modul : DIS.KON. 017(2)A
Ruang Lingkup isi :
 Memahami defenisi saluran tegangan
menengah.
 Memahami jenis dan spesifikasi saluran
tegangan menengah
 Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan dan
konstruksi saluran udara tegangan
menengah.
 Memahami prosedur peyelengaraan
konstruksi saluran udara tegangan
menengah

Hasil diharapkan : Setelah mempelajari modul ini, peserta dapat

a. Merencanakan dan menyiapkan


pekerjaan konstruksi saluran udara
tegangan menengah.
b. Melaksanakan pekerjaan konstruksi
saluran udara tegangan menengah
sesuai kriteria desain yang ditentukan..

B. PRASYARAT : Peserta belajar telah mempelajari dan berha


sil /lulus modul :
DIS.KONS 008 (2) A
DIS.KONS 013(2) A
2

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk peserta belajar

a. Pemelajaran yang dilaksanakan dengan sistim pemelajaran


mandiri (Self Based Learning), diharapkan seluruh peserta didik
dapat belajar secara aktif mencari dan mengumpulkan berbagai
sumber selain modul ini, misalnya melalui majalah, media
elektronik, internet atau melakukan kunjungan ke lokasi proyek
pemasangan Jaringan Distribusi Listrik atau perawatan
perbaikan Panel Distribusi Listrik.
b. Dalam modul ini dituntut tersedianya bahan ajar yang lengkap
meliputi : Konstruksi Jaringan Tegangan Menengah
c. Disarankan untuk mempelajari modul ini dilaksanakan di PLN,
Kontraktor Listrik kwalifikasi B atau C.

Peran Guru dalam proses pemelajaran adalah :

a. Guru berperan sebagai fasilitator dan pengarah dalam semua


materi, diharapkan dapat terjadi komunikasi timbal balik untuk
mempercepat proses penguasaan kompetensi peserta belajar.
b. Menampilkan contoh-contoh konstruksi dan peralatan jaringan
tegangan menengah(dapat berupa video, film, kunjungan ke
gardu distribusi dan lain sebagainya)
c. Memberikan gambaran umum kondisi pekerjaan ditempat kerja
proyek instalasi jaringan tegangan menengah .

D. TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan dapat :


a. Menerapkan konsep-konsep kesehatan dan keselamatan kerja.
b. Mengidentifikasi dan memilih serta memakainya alat pelindung
diri (personal protective equipment) sesuai sifat pekerjaanya.
c. Meyiapkan material dan peralatan konstruksi SUTM
d. Mampu berkoordinasi dengan pihak terkait dalam rangka
persiapan pelaksanaan konstruksi.
e. Menerapkan Standar konstruksi SUTM.
f. Mengidentifikasi jenis konstruksi yang digunakan sesuai dengan
kondisi lapangan
g. Membuat laporan/ berita acara pelaksaan pekerjaan konstruksi.
3

BAB 2 : PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran 1 :

JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

1. DESKRIPSI UMUM JTM


Pada pendistribusian tenaga listrik ke pengguna tenaga listrik di suatu
kawasan, penggunaan sistem Tegangan Menengah sebagai jaringan utama adalah
upaya utama menghindarkan rugi-rugi penyaluran (losses) dengan kwalitas
persyaratan tegangan yang harus dipenuhi oleh PT PLN Persero selaku pemegang
Kuasa Usaha Utama sebagaimana diatur dalam UU ketenagalistrikan No 30 tahun
2009.
Dengan ditetapkannya standar Tegangan Menengah sebagai tegangan operasi yang
digunakan di Indonesia adalah 20 kV, konstruksi JTM wajib memenuhi kriteria
enjinering keamanan ketenagalistrikan, termasuk didalamnya adalah jarak aman
minimal antara Fase dengan lingkungan dan antara Fase dengan tanah, bila jaringan
tersebut menggunakan Saluran Udara atau ketahanan Isolasi jika menggunakan
Kabel Udara Pilin Tegangan Menengah atau Kabel Bawah Tanah Tegangan
Menengah serta kemudahan dalam hal pengoperasian atau pemeliharaan Jaringan
Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB) pada jaringan utama. Hal ini dimaksudkan
sebagai usaha menjaga keandalan kontinyuitas pelayanan konsumen.
Ukuran dimensi konstruksi selain untuk pemenuhan syarat pendistribusian daya,
juga wajib memperhatikan syarat ketahanan isolasi penghantar untuk keamanan
pada tegangan 20 kV.
Lingkup Jaringan Tegangan Menengah pada sistem distribusi di Indonesia dimulai
dari :
A. Terminal keluar (out-going) pemutus tenaga dari transformator penurun
tegangan Gardu Induk.
B. Transformator penaik tegangan pada Pembangkit untuk sistem distribusi
skala kecil, hingga peralatan pemisah/proteksi sisi masuk (in-coming)
transformator distribusi 20 kV - 231/400V
4

POLA SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK

Konstruksi jaringan Tenaga Listrik Tegangan Menengah dapat dikelompokkan


menjadi 3 macam konstruksi sebagai berikut :
1.1 Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) adalah sebagai konstruksi termurah
untuk penyaluran tenaga listrik pada daya yang sama. Konstruksi ini terbanyak
digunakan untuk konsumen jaringan Tegangan Menengah yang digunakan di
Indonesia.
Ciri utama jaringan ini adalah penggunaan penghantar telanjang yang ditopang
dengan isolator pada tiang besi/beton.
Penggunaan penghantar telanjang, dengan sendirinya harus diperhatikan faktor
yang terkait dengan keselamatan ketenagalistrikan seperti jarak aman minimum
yang harus dipenuhi penghantar bertegangan 20 kV tersebut antar Fase atau
dengan bangunan atau dengan tanaman atau dengan jangkauan manusia.
5

Gambar 1.1.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) PT. PLN (PERSERO)

1.2 Saluran Kabel Udara Tegangan Menengah (SKUTM)


Untuk lebih meningkatkan keamanan dan keandalan penyaluran tenaga listrik,
penggunaan penghantar telanjang atau penghantar berisolasi setengah pada
konstruksi jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah 20 kV, dapat juga
digantikan dengan konstruksi penghantar berisolasi penuh yang dipilin.
Isolasi penghantar tiap Fase tidak perlu di lindungi dengan pelindung mekanis.
Berat kabel pilin menjadi pertimbangan terhadap pemilihan kekuatan beban kerja
tiang beton penopangnnya.
1.3 Saluran Kabel Tanah Tegangan Menengah (SKTM)
Konstruksi SKTM ini adalah konstruksi yan aman dan andal untuk
mendistribusikan tenaga listrik Tegangan Menengah, tetapi relatif lebih mahal
untuk penyaluran daya yang sama.
Penggunaan Saluran Kabel bawah tanah Tegangan Menengah (SKTM) sebagai
jaringan utama pendistribusian tenaga listrik adalah sebagai upaya utama
peningkatan kwalitas pendistribusian. Dibandingkan dengan SUTM, penggunaan
SKTM akan memperkecil resiko kegagalan operasi akibat faktor eksternal /
meningkatkan keamanan ketenagalistrikan. Secara garis besar, termasuk dalam
kelompok SKTM adalah :
1. SKTM bawah tanah – underground MV Cable.
` 2. SKTM laut – Submarine MV Cable
6

Gambar 1.2
Saluran Kabel Tegangan Menengah
Bawah Tanah dan Kabel Bawah Laut

2. Komponen-Komponen Konstruksi Saluran Tegangan


Menengah

2.1.Penghantar

2.1.1 Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor)


Konduktor dengan bahan utama tembaga(Cu) atau alluminium (Al)
yang di pilin bulat padat , sesuai SPLN 42 -10 : 1986 dan SPLN 74 : 1987
Pilihan konduktor penghantar telanjang yang memenuhi syarat pada saat ini
adalah A2C (AAC) atau A3C (AAAC).

Gambar 1.3
Penghantar Udara Untuk SUTM
7

2.1.2 Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S


(half insulated single core)
Konduktor dengan bahan utama aluminium ini diisolasi dengan material XLPE
(croslink polyetilene langsung), dengan batas tegangan 6 kV dan harus
memenuhi SPLN No 43-5-6 tahun 1995

2.1.3 Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core)


XLPE dan berselubung PVC berpenggantung penghantar baja dengan tegangan
Pengenal 12/20 (24) kV Penghantar jenis ini khusus digunakan untuk SKUTM
dan berisolasi penuh. SPLN 43-5-2:1995-Kabel

Gambar 1.3
Kabel Tanah Tegangan Menengah

2.2. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator berfungsi sebagai pengaman penghantar
bertegangan dengan tiang penopang/travers.
Isolator tumpu dan isolator tarik yang digunakan dapat dengan material dasar
keramik atau gelas ataupun polimer. Dimensi dan kekuatan jenis-jenis isolator
tumpu dan tarik disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan.
Dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
2.2.1 Isolator Tumpu
8

Gambar 1.4
Isolator Tumpu SUTM (Pin Post)

2.2.2. Isolator Tarik

Gambar 1.5
Isolator Tarik SUTM (Strain Isolator)

3.2 Peralatan Hubung (Switching)


Pada percabangan atau pengalokasian seksi pada jaringan SUTM untuk
maksud kemudahan operasional harus dipasang Pemutus Beban
(Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused Cut-Out (FCO).
Pada jaringan SUTM digunakan juga peralatan switching untuk optimasi operasi
distribusi. Sesuai karakteristiknya, peralatan hubung dapat dibedakan atas :
1. Pemisah (Disconnecting Switch = DS)
2. Pemutus beban (Load Break Switch = LBS)
3. Fuse Cut Out (FCO)
9

(a ) (b)
Gambar1.6
Konstruksi Pemasangan Pemisah (DS : Disconecting Switch) (a) dan
Fuse Cut Out (FCO) (b) Pada SUTM 20 KV

Gambar 1. 7
Pemasangan LBS Pada Jaringan SUTM 20 KV
4.2.Tiang

4.2.1. Tiang Kayu


SPLN 115 : 1995 berisikan tentang Tiang Kayu untuk jaringan distribusi,
kekuatan, ketinggian dan pengawetan kayu sehingga pada beberapa wilayah
pengusahaan PT PLN Persero bila suplai kayu memungkinkan, dapat digunakan
sebagai tiang penopang penghantar penghantar SUTM.
4.2.2. Tiang Besi
Adalah jenis tiang terbuat dari pipa besi yang disambungkan hingga diperoleh
kekuatan beban tertentu sesuai kebutuhan.
10

Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah
dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang
beton.
4.2.3. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh
PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya
termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.

Spesifikasi Tiang Untuk SUTM

Panjang Tinggi titik Diameter Beban Panjang Tinggi Diameter Beban


(m) Tumpu/ba (cm) Kerja (m) titik (cm) Kerja
tas tanam (daN) Tumpu/ (daN)
(m) batas
tanam
(m)
9 1,5 15,7 100 13 2,2 19 200
15,7 200 19 350
19 350 19 500
19 500 22 800
22 800 22 1200
22 1200
11 1,9 19 200 14 2,4 19 200
19 350 19 350
19 500 19 500
22 800 22 800
22 1200 22 1200
12 2,0 19 200
19 350
19 500
22 800
22 1200

4.3. Perlengkapan Tiang


4.3.1. Palang Sangga (Cross Arm / Travers)
Berfungsi sebagai tempat memasang /kedudukan isolator isolator
11

Terbuat dari bahan baja yang digalvanisir dengan ukuran tergantung jenis dan
konstruksi SUTM yang akan digunakan.
Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir.
Contoh konstruksi PT. PLN (Persero) pada gambar lampiran
Contoh UNP 8 = 80 x 45 x 5 x 2400 (Lebar x Tingggi x Tebal x Panjang)
Semua ukuran dalam mm.

Gambar 1. 8
Travers / Crossarm
4.3.2 Klem Beugel
Berfungsi Untuk mengikat/menjepit travers pada tiang listrik.
Terbuat dari baja yang digalvanis dan dilengkapi dengan 2 buah baut pengikat
untuki mengencangkan ikatan travers pada tiang.
12

Gambar 1.9
Klem Beugel

4.3.3. Arm Tie/Brace (Penopang Travers)


Berfungsi sebagai penopang/penahan travers akibat gaya berat yang
ditimbulkan oleh travers dan isolator.
4.3.4. Trek Skur (Guy Wire)
Trekskur atau kawat penarik berfungsi untuk menahan tiang akibat gaya tarik
dari penghantar.
Terbuat dari kawat baja anti karat yang dipilin (dililit) atau kawat seling dengan
ukuran 90 mm.

Gambar 1.10
Konstruksi Pemasangan Trekskur

4.3.5. Strut Pole (Topang Tekan)


Strutpole memiliki fungsi yang sama dengan trekskur sebagai penahan tiang
akibat gaya tarik penghantar.
Perbedaanya pada konstruksi pemasangan,strutpole pemasanganya berlawanan
dengan trekskur.
13

Gambar 1.11
Konstruksi Pemasangan Strutpole
4.3.6. Span Guy Wire (Kontramst)
Jenis konstruksi ini digunakan jika titik penanaman tiang tidak memungkinkan
dipasangnya trekskur atau strutpole.
Mis : pinggir jalan

Gambar 1. 12
Konstruksi Pemasangan Kontramast

4.4.Jenis Konektor
Konektor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyambung kawat
penghantar. Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
a. Joint Sleeve Connector (Sambungan Lurus)
b. Paralel Groove Connector (Sambungan Percabangan)
c. Live Line Connector (Sambungan Sementara yang bisa dibuka pasang)
Joint sleeve adalah jenis konektor yang digunakan untuk sambungan penghantar
pada posisi lurus. Tap connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk
sambungan penghantar pada titik pencabangan.
14

Live Line connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk pekerjaan dalam
keadaan bertegangan (PDKB).

Gambar 1. 13
Live Line Conector

Gambar 1.14
Macam-Macam Konektor Untuk SUTM
15

Soal Latihan I :
1. Sebutkan ruang lingkup jaringan distribusi tegangan menengah di indonesia !
2. Jelaskan ciri utama dari jaringan saluran udara tegangan menengah !
3. Sebutkan fungsi utama dari cross arm/travers pada saluran udara tegangan
menengah !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis peralatan switching pada saluran udara
tegangan menengah !
5. Jelaskan perbedaan konstruksi pemasangan trekskur dengan drukskur (Strut
Pole) !

Pilihan Ganda :
1. Sistem Distribusi Primer di Indonesia menggunakan tegangan sebesar...
a) 33 KV
b) 6 KV
c) 20 KV
d) 380 KV
e) 70 KV
2. Panjang Travers/Cross Arm yang digunakan untuk konstruksi tiang sudut
adalah...
a) 180 Cm
b) 240 Cm
c) 100 Cm
d) 150 cm
16

e) 175 cm
3. Konstruksi pada SUTM yang digunakan untuk menahan tiang akibat gaya
tarik penghantar menggunakan kawat baja disebut...
a) Druk Skur
b) Strut Pole
c) TrekSkur
d) Topang tekan
e) Bending Wire
4. Jenis konektor pada penghantar udara tegangan menengah yang digunakan
untuk sambungan percabangan adalah...
a) Live Line Konektor
b) Joint Sleeve Konektro
c) Tap Konektor
d) Paralel Groove Konektor
e) Service Clamp
5. Material konstruksi SUTM yang berfungsi untuk melindungi penghantar
bertegangan dari tiang/travers adalah...
a) Toei Isolator
b) Pin Post Isolator
c) NH Fuse
d) Travers Aspan
e) Klem Beugel
17

Kegiatan Pembelajaran 2 :

KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH

2.1. Ruang Bebas (Right Of Way) dan Jarak Aman (Safety Distance)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel 1.1
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik
vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR ( Underbuilt), jarak minimal
antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120 cm

Tabel 1.1 Jarak aman SUTM


No. Uraian Jarak Aman
1. Terhadap permukaan jalan raya ≥ 6 meter
2. Balkon rumah ≥ 2,5 meter
3. Atap rumah ≥ 2 meter
4. Dinding Bangunan ≥ 2,5 meter
5. Antena TV/ radio, menara ≥ 2,5 meter
6. Pohon ≥ 2,5 meter
7. Lintasan kereta api ≥ 2 meter dari atap kereta
8. Underbuilt TM – TM ≥ 1 meter
9. Underbuilt TM – TR ≥ 1 meter

2.2. Konstruksi SUTM sistem 3 Kawat


2.2.1. Konstruksi SUTM Sirkit Tunggal
a). Konstruksi Tiang Penumpu (Line Pole)
18

Konstruksi ini dipasang untuk lintasan jaringan SUTM 0° - 15°


dengan 3 buah isolator tumpu dan 1 buah cross arm UNP 10 x 2000.
b). Konstruksi tiang Sudut Kecil dengan sudut 15° s/d 30°
Konstruksi ini dipasang untuk jaringan SUTM dengan sudut 15°- 30°
dengan 6 buah isolator tumpu, 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
c). Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 30°- 60°
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 3 buah isolator tumpu
dan 2 buah cross arm UNP 10 x 2200.
d). Konstruksi tiang sudut besar dengan sudut lintasan 60°-
90°
Konstruksi ini memakai 6 set isolator tarik, 1 buah isolator tumpu dan 4
buah cross arm UNP 10 x 2000.
e). Konstruksi tiang awal (Riser Pole)
Konstruksi tiang awal ini dipasang pada awal jaringan dimana terdapat
kabel naik dari gardu induk/pusat listrik. Pada tiang ini terpasang 3 set
isolator tarik, 2 buah cross arm UNP 10 x 2000, lightning arrester, pipa
galvanis pelindung kabel diameter 4 inci, dan instalasi pembumian.
Kekuatan tiang disesuaikan dengan besarnya penampang penghantar
yang digunakan.
f). Konstruksi tiang Peregang (Tension Pole)
Konstruksi tiang peregang ini di pasang pada tiap-tiap 10 gawang
jaringan. Kekuatan tiang (Working Load) sama dengan kekuatan tiang
awal atau tiang dengan kekuatan lebih kecil namun harus di tambah 2
set konstruksi Topang tarik dengan arah berlawanan. Pada konstruksi
ini terpasang 6 set isolator tarik, 3 buah isolator tumpu dan 2 buah
cross arm UNP 10 x 2000.
g). Konstruksi tiang pencabangan ( Tee- Off Pole)
Konstruksi ini adalah gabungan antara konstruksi tiang penumpu dan
tiang awal tanpa lightning arrester, kabel naik, namun di tambah
dengan 1 buah isolator tumpu dan 1 set Topang tarik, jika tidak
memungkinkan penggantian tiang dengan kekuatan tarik yang lebih
besar.
19

h). Konstruksi saklar tiang (Pole Switch)


Konstruksi ini di pasang untuk maksud - maksud manuver jaringan
atau pemeliharaan . Terdapat 2 jenis saklar tiang
Pole Top Switch yang hanya berfungsi sebagai pemisah.
Pole Top Load Break Switch yang berfungsi sebagai pemutus beban.
Konstruksi ini memakai tiang dengan kekuatan tarik sekurang-
kurangnya 350 daN. Semua BKT harus di bumikan.

i). Konstruksi Pembumian.


Bagian-bagian yang harus dibumikan adalah Bagian Konduktif
Terbuka konstruksi tiang untuk setiap 3 gawang dan instalasi
lightning arrester. Konstruksi ini memakai penghantar pembumian
jenis tembaga, bimetal joint, penghantar alumunium dan elektroda
pembumian.
j). Konstruksi tiang akhir (End Pole).
Konstruksi tiang akhir ini sebagaimana konstruksi tiang awal dengan
atau tanpa kabel naik. Tiang yang di pakai dengan kekuatan tarik
sesuai penampang penghantar atau dengan kekuatan tarik lebih kecil
di tambah konstruksi topang tarik.
k). Konstruksi penopang tiang
Terdapat 3 macam konstruksi penopang tiang yang dipakai :
- Topang tarik ( Down Guy Wire / Trekskur)
- Topang tekan (Strut Pole / Drukskur)
- Kontramast (Span Guy Wire)
20

(a) (b) (c)


Gambar 2.1.
Model Konfigurasi Konstruksi SUTM
(a) Horisontal (b) Vertikal (c) Delta

2.2.2.Konstruksi SUTM Sirkit Ganda


Konstruksi sirkit ganda pada saluran udara TM di bagi atas 2 bagian :
a) Tambahan saluaran pada tiang saluran yang sudah ada
b) Konstruksi saluran ganda yang sama sekali baru

Gambar 2.2
Konstruksi SUTM Sirkuit Ganda

Pada tiang dengan saluran yang lama, jarak antara cross-arm lama dan baru
sekurang-kurangnya 80 cm; dengan tinggi andongan / lendutan yang sama.
Kebutuhan material sama dengan kebutuhan material untuk sirkit tunggal, dengan
tambahan topang tarik/tekan pada tiang sudut, tiang pencabangan dan tiang akhir.
21

Untuk jaringan dari pusat listrik/gardu induk yang sama, kebutuhan konstruksi
pembumian dapat di paralelkan saja pada konstruksi pembumian yang sudah ada.
Untuk konstruksi saluran udara TM ganda yang baru, kebutuhan material jaringan
sebanyak 2 kali konstruksi sirkit ganda. Instalasi pembumian dapat dijadikan satu,
sementara kekuatan tarik (Working Load) tiang sama dengan saluran dengan sirkit
ganda di tambah topang tarik. Kekuatan tarik tiang awal sekurang-kurangnya
sebesar 2 x 500 daN dengan panjang sekurang-kurangnya 12 meter.
Konstruksi SUTM sirkit ganda pada dasarnya sama dengan konstruksi SUTM sirkit
tunggal, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1) Panjang tiang sekurang-kurangnya 12 meter.
2) Posisi tiang sudut, tiang akhir harus diperkuat dengan konstruksi
penopang.
3) Tidak menggunakan satu tiang awal untuk atau arus kabel naik TM.
4) Kebutuhan material konstruksi menjadi dua kali lebih banyak pada
satu tiang konstruksi.
5) Tidak memasang saklar tiang pada tiang yang sama.
6) SUTM dioperasikan dari Transformator yang sama.
7) Instalasi Load Break Switch pada jaringan SUTM Lurus

2.3.Konstruksi SUTM sistem 4 Kawat


( Jaringan SUTM dengan Penghantar Netral )

Konstruksi SUTM sistem 4 kawat merupakan konstruksi SUTM dengan ciri-ciri


pemakaian panghantar Netral pada sistem Tegangan Menengah yang di bumikan
pada tiap-tiap tiang. Penghantar Netral sisi Tegangan Menengah ini juga merupakan
penghantar Netral sisi Tegangan Rendah, sehingga dinamakan sistem distribusi
dengan Penghantar Netral Bersama ( Multi Grounded Common Netral ).
Pada sistem ini konstruksi satuan udara menggunakan banyak model konstruksi ,
vertikal, delta, horizontal simetris, baik untuk konstruksi Fasa-3 maupun Fasa-1.
a) Konstruksi Tiang Penumpu dan Kelengkapannya
Konstruksi dipasang vertikal, Delta, Horizontal. Untuk konstruksi
Vertikal dan Delta memakai Cross Arm Pole Mounted Bracket dengan
Post Insulator, Line Post dan String Insulator. Sementara Penghantar
22

Netral memakai konstruksi Insulator Shak’le ANSI 53-4 dan Pin 52-2,
dan di bumikan pada tiap tiang.

b). Konstruksi tiang Sudut kecil


Pada konstruksi Fasa-1 dengan Pole Mounting Bracket dan Horizontal
Bracket memakai isolator jenis Post type dan Penghantar Netral
memakai insulator Rusi 52-2 (0° - 10°) dan Ansi 53-4 (10° - 25°).
Untuk sudut lintasan sampai dengan 30°, memakai 2 buah Horizontal
Bracket.
Untuk Fasa-3 sama dengan konstruksi Fasa-3 sistem 3 kawat
c). Konstruksi tiang Awal
Konstruksi tiang awal Fasa-3 pada sistem 4 kawat sama dengan
sistem 3 fasa 3 kawat hanya terdapat batasan isolator Ansi 53-4
untuk Penghantar Netral.
d). Konstruksi tiang Peregang
Konstruksi tiang peregang hanya dipakai pada sistem 3 fasa 3 kawat
( Di dalam aplikasi sistem Fasa-3 – 4 kawat ini di Jawa Tengah tidak
mengenal konstruksi Tiang Peregang ).
e). Konstruksi tiang Pencabangan
Pada konstruksi tiang pencabangan Fasa-1 dari Fasa-3 ( saluran
utama ) memakai konstruksi Fused Cut-Out sebagai pengaman
jaringan dan konstruksi Isolator supension.
Untuk konstruksi pencabangan pada Fasa-3 4 kawat sama dengan 3
fasa 4 kawatf). Konstruksi tiang Akhir
Pada konstruksi Fasa-1, tiang akhir pada umumnya juga adalah
konstruksi gardu Trafo Fasa-1 yang dilengkapi dengan Lightning
Arrester dengan isolator suspension TM dan isolator Ansi 33-4
Penghantar netral.
Pada konstruksi Vertikal tetap memakai konstruksi Dead End Isolator
suspension.
23

g ) Konstruksi Penopang Tiang


Pada sistem Fasa-3 4 kawat ini, Penopang tiang / Guy wire tidak
dilengkapi dengan isolator Guy ( TOEI Insulator ).
Pada bagian atas langsung di bumikan menjadi satu dengan
pembumian Penghantar netral.
h). Konstruksi Pembumian
Penghantar Netral di bumikan pada tiap tiang. Pembumian dengan
elektroda bumi pada konstruksi Lightning Arrester, gardu distribusi
dan pada tiap-tiap 3 gawang / jarak tiang.
Nilai satuan Pembumian tidak melebihi 10 ohm. Pada jaringan dan 1
ohm pada Lightning Arrester dan gardu.
i). Konstruksi saklar Tiang
Saklar tiang baik merupakan pemisah atau pemutus beban di bumikan
seluruh bagian konduktif terbukanya. Instalasi pembumian juga
dijadikan satu dengan pembumian Penghantar netral.
Saklar tiang dari jenis pemutus beban dilindungi terhadap akibat petir
dengan Lightning Arrester 5 KA pada sisi kiri – kananya

2.4. KONSTRUKSI SKUTM

2.4.1. Penggunaan SKUTM


Saluran kabel udara Tegangan Menengah adalah saluran udara Tegangan
Menengah yang menggunakan kabel sebagai sarana penghantar.
Terdapat dua jenis kabel yang dipakai :
• Kabel udara dengan ketahanan isolator 6 kV / half insulated – AAAC – S yang
berukuran 150 mm² dan 70 mm².
• Kabel udara dengan ketahanan isolator penuh / 24 kV / Fasa – Fasa ) dari
jenis NFA2XSEY – T, berukuran ( 3 x 150 A1 + 90 SE ) dan 9 3 x 70 A1 + 70
SE ).
2.4.2. Konstruksi Kabel Udara AAAC – S
Konstruksi Jaringan yang memakai Penghantar AAAC – S sama dengan AAA – C
murni. Hal yang perlu diperhatikan adalah apabila melakukan penggantian
24

AAAC menjadi AAAC – S, mengingat beban massa jaringan bertambah 37 %.


Perlu diprtimbangkan pemasangan penopang tiang / Guy wire pada tiang –
tiang sudut dan tiang akhir.

2.4.3. Konstruksi Kabel Udara Twisted


Mengingat berat massa kabel ini, kekuatan tiang untuk SKUTM memakai tiang
350 daN. Jenis konstruksinya terbagi atas fungsi tiang pada jaringan.
a) Konstruksi Tiang Awal
Pada konstrtuksi ini digunakan kotak ujung ( Cable Terminator ) dan
Lightning Arrester 10 kA dengan kekuatan tiang awal sekurang – kurangnya
500 daN. Dead End Clamp / Strain Clamp dengan kelengkapannya sebagai
penarik pemikul / Messenger SKUTM. Nilai tahanan pembumian Lightning
Arrester tidak melebihi 1 ohm.
b) Konstruksi Tiang Penumpu ( Live Role )
Tiang penumpu memakai konstruksi Line Role dengan Suspension Clamp
dan Suspension Bracket dan kelengkapannya.
Tiang penumpu dapat berfungsi sebagai tiang sudut dengan dan besarnya
sudut lintasan 0° - 15°.
c) Konstruksi Tiang Sudut Kecil ( 15° s/d 30° )
Pada konstruksi ini pada sudut lintasan 15° s/d 30° digunakan dua buah
Suspension Clamp pada komponen tambahan, Yoke. Komponen
pelengkapnya sama dengan konstruksi tiang penumpu dan penopang tiang
9 Guy Wire ).
d) Konstruksi Tiang Sudut Sedang ( 30° s/d 45°)
Dua buah Suspension Clamp, satu buah Yoke tetap digunakan, namun
ditambah satu buah Yoke berbentuk segi tiga yang digantung Pole Bracket.
e) Konstruksi Tiang Sudut Besar ( 45° s/d 90°)
Untuk sudut lintasan antara 45° s/d 90° harus memakai konstruksi Double
Dead End yaitu dua konstruksi pada tiang awal.
f) Konstruksi Tiang Akhir
25

Konstruksi tiang akhir sama dengan tiang awal. Kabel diterminasi dengan
dihubungkan ke Lightning Arrester 10 KA.
Kekuatan tiang akhir sekurang – kurangnya 500 daN.

g) Konstruksi Tiang Peregang dan Sambungan Kabel


Tiang peregang ( Tension Pole ) memakai dua jenis konstruksi Dead End
sebagaimana pada tiang awal dan tiang akhir. Kekuatan tiang yang dipakai
sama dengan kekuatan tiang awal dan akhir.
Konstruksi tiang peregang dapat digunakan sebagai titik sambung antara
dua penghantar SKUTM. Bulusan / kotak sambung kabel ditopang
sedemikian rupa sehingga tidak menahan beban mekanis dan pada posisii
lurus. Pada titik sambungan kabel Twisted TM diberi cadangan sekurang –
kurangnya 3 meter sebagai penghantar pada gawang jaringan.
h) Konstruksi Sambungan Antara SUTM dan SKUTM pada Kabel
Twisted
Sambungan antara SUTM dan SKUTM kabel Twisted harus memakai kotak
ujung / Cable Terminator pada kabel Twisted dan Lightning Wrrester 10
KA. Posisi kotak ujung kabel harus tegak lurus dan tahanan Pembumian
Lightning Arrester tidak melebihi 1 ohm.
i) Konstruksi Tiang Pencabangan
Untuk SKUTM yang menggunakan kabel AAAC – S / half in Sulated
ketentuan konstruksi sama dengan SUTM yang menggunakan AAAC.
Pada SKUTM yang menggunakan kabel Twisted, sadapan pencabangan
harus dilengkapi dengan Lightning Arrester 10 KA.
j) Ikatan AAAC – S pada Isolator Tumpu
Mengingat AAAC – S adalah kabel, maka efek Transformator terhubung
singkat akan timbul pada ikatan kabel / bending wire dan Isolator,
sehingga kabel dapat putus. Perlu diperbaiki metode pengikatan kawat
pengikat / Bending Wire pada Isolator tumpu ini.
2.4.4. Ruang Bebas dan Jarak Aman
26

Ruang Bebas ( Right of Way ) dan jarak aman ( Safety Clearence) pada
konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan
keandalan.
SKUTM yang menggunakan kabel Twisted, jarak aman sekurang – kurangnya
60 cm, dan ROW kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon / bangunan.
Pada titik sambungan SKUTM kabel Twisted dan SUTM AAAC, jarak aman sama
dengan ketentuan pada SUTM AAAC.
2.4.5. Konstruksi Saklar Tiang dan Peralatan Proteksi
Setiap pemakaian saklar tiang harus dilengkapi dengan Lightning Arrester 10
KA pada kedua sisi saklar. Demikian juga pada konstruksi yang memakai
peralatan proteksi ( pemutus balik / Recloser saklar seksi otomatis /
Sectionalized ).
Semua bagian konduktif terbuka harus di bumikan dapat menjadi satu dengan
Penghantar Pembumian Lightning Arrester.

2.5. Syarat-Syarat Pelaksanaan Konstruksi SUTM


2.5.1. Syarat-Sayarat Menurut PUIL 2000
a. Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang
penyangga dengan isolator penunjang.
b. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak
- Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter.
- Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.
c. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus
lebih besar dari jarak 2,5 meter. Pemasangan pada satu tiang saluran udara
TM dengan saluran udara TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang
penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.
Contoh : Lihat standard konstruksi PT. PLN (Persero).
d. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi
adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem. .
Contoh : 5 cm + 2/3 x 24 kV = 5 cm + 16 cm = 21 cm,
(Pada tabel 4.131 PUIL tercantum 60 cm untuk Tegangan kerja 20 kV).
Namun jarak aman saluran pada lingkungan umum ditentukan juga oleh
27

pemerintah daerah.
e. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (%20 kV) minimal 60 cm.
f. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.
(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).

2.5.2.Hantaran dan Pemasangan Saluran Udara


1. Penghantar udara yang dipakai adalah dari jenis-jenis :
a. Hantaran tak berisolasi : A2C, ABC, ACSR.
Logam Murni
BCC : Bare Copper Conductor
AAC : All Aluminium Conductor
Logam Campuran
AAAC : All Aluminium Alloy Conductor
Logam Paduan
Copper Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Tembaga
Aluminium Clad Steel : Kawat Baja Berlapis Aluminium.
Kawat Lilit Campuran
ACSR : Aluminium Cable Steel Reinforced

b. Hantaran kabel
 Kabel pilin TM.
 Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated)
Dengan ukuran : 25 mm2, 50 mm2, 70mm2, 120 mm2;150mm2, 187, 5 mm2, 240
mm2.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
 Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
 Kekuatan Tarik Tinggi
 Fleksibilitas Tinggi
 Ringan
 Tidak Rapuh
28

Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi
ekonomis masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak
digunakan sebagai saluran tenaga listrik adalah logam aluminium dan tembaga.

2. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, beton
dengan ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350 daN,
500 daN, 800 daN.
3. Isolator yang dipakai adalah :
a) Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah Jaringan
Distribusi Tegangan Menengah
b) Jenis isolator penegang, umbrella lipe/model payung-piring atau rod non
puncher.
c) Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).
4. Arrester yang dipakai adalah
Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah.
Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.

Gambar 2.2
Lighting Arester

5. Penghantar pentanahan, memakai kawat tembaga tak berisolasi minimal


ukuran 35 mm2 dengan elektoda batang panjang minimal 3 meter.
29

6. Peralatan bantu lain


􀂃 Bending wire/preformed
􀂃 Stainless steelstrap
􀂃 Uclamp, sengkang
􀂃 Link.
􀂃 Mur baut galvanized
7. Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang

8. Pemilihan kekuatan tiang


Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan:
- Luas penampang hantaran.
- Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 fasa)
- Sudut belokan hantaran
- Fungsi tiang (misalnya tiang seksi)
Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum hantaran, tanpa
hembusan angin
Tabel berikut ini memberikan tuntunan pemilihan besarnya kekuatan tiang.

Pemilihan Kekuatan Tiang Ujung


Jaring Distribusi Tegangan Menengah
UKURAN TIANG (daN)
JARAK PENGHANTA GUY
SUDUT PENGHANTA
GAWAN R TWISTED 20 35 50 80 2X80 120 WIR KET
JALUR R A3C
G JTR E
0 0 0 0 0 0

                       
50 M 0° - 15° 35 mm2 X X

15° - 30° 35 mm2 X X

30° - 60° 35 mm2 X X

> 60° 35 mm2 X X X

0° - 15° 70 mm2 X X

15° - 30° 70 mm2 X X

30° - 60° 70 mm2 X X

> 60° 70 mm2 X X X

0° - 15° 150 mm2 X X


30

15° - 30° 150 mm2 X X

30° - 60° 150 mm2 X X X

> 60° 150 mm2 X X X

0° - 15° 240 mm2 X X

15° - 30° 240 mm2 X X

30° - 60° 240 mm2 X X X

> 60° 240 mm2 X X X

0° - 15° Double - X

15° - 30° Circuit - X

30° - 60° 150 mm2 - X X

> 60° - X X

2.5.3.Kekuatan Tiang Seksi

Apabila terjadi perubahan luas penghantar pada satu tiang maka besarnya
tiang yang dipilih, dihitung dengan cara perubahan kekuatan tiang, dianggap
berfungsi sebagai tiang awal masing-masing penghantar.
Contoh
Penampang A3C 3 x 150 mm2 bertemu dengan A3C 3 x 35 mm2,
Jarak gawang 40 meter. Berapa kekuatan tiang seksi tersebut.

Jawab:
Tiang awal A3C 3 x 150 mm2 = 2 x 800 daN
Tiang awal A3C 3 x 35 mm2 = 800 daN
Beda kekuatan = 800 daN
Dipilih besar kekuatan tiang seksi 800 daN.
1. Sagging (lendutan) dari Jarak Gawang
Lendutan atau sagging menentukan besamya kekuatan tarik tiang khususnya tiang
ujung.
Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah
40 cm untuk jarak gawang 40 meter
60 cm untuk jarak gawang 50 meter
85 cm untuk jarak gawang 60 meter
31

dengan catatan Temperatur 20° C Kekuatan angin 50 km/jam Untuk kekuatan tiang
sebagai fungsi sagging dan jarak gawang.
Menghitung andongan (Sagging) juga dapat dipakai rumus :

a = Wc . S2/(Pt)

dimana:
a : andongan (m)
Wc : berat konduktor
S : Jarak gawang (m)
Pt : Kuat tarik konduktor (kg)

Jarak gawang (Span)


Jarak gawang adalah jarak antara tiang
Penentuan jarak gawang dipengaruhi oleh:
(a) Kondisi geografis dan lingkungan
(b) Jarak aman konduktor dengan tanah
(c) Perhitungan tarikan dan andongan
(d) Efisiensi biaya
Mengingat hal itu maka penentuan jarak gawang adalah:
Daerah permukiman : jarak gawang SUTM murni, sebesar 50-60 meter, jarak
gawang SUTR murni sebesar 40-50meter.
Di luar permukiman : jarak gawang SUTM murni sebesar 60-80 meter.
Perhitungan panjang konduktor
Dengan mendasarkan penentuan dan perhitungan tersebut diatas, maka jarak
gawang adalah:
AAAC : panjang konduktor = jarak gawang + 1%
TC : panjang konduktor = jarak gawang + 2%
Perhitungan ini diperoleh dengan cara dan rumus sebagai berikut:
S’ = S + (8xa2)/(3xS)
S’ : Panjang Penghantar
S : Jarak gawang (Span)
a : Jarak andongan
32

Contoh perhitungan:
Bila diketahui jarak gawang S = 100 meter, konduktor AAAC 70 mm 2 dari data
konduktor diperoleh berat Wc = 0,208 kg/m dan UTS = 2150 kgf atau jika diambil
Pt = 15% UTS = 15% x 2150 = 322,5 kgf.
Andongan:
a = 0,208 x 1002 / 8x322,5 = 0, 806 meter
Panjang konduktor S’ = 100 + (8 x 0,8062 / 3x100)
S’ = 100,0174 m, jadi S’ = (1 + 1% ) S sudah cukup

2. Konstruksi Pemasangan Isolator


a. Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.
b. Untuk tiang sudut 0° -15°, memakai satu isolator Pin atau sejenis
c. Untuk tiang sudut 15° - 30° memakai dua isolator Pin atau sejenis.
d. Untuk tiang sudut diatas 30° memakai dua isolator tarik dengan cross arm
minimal panjang 2200 cm.
e. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan sudut
sampai dengan 15°, lebih besar dari 15° memakai 2 isolator tarik (hang
isolator).

Gambar 1.3
Pemasangan Isolator Tumpu (Pin Post) dan Isolator Tarik (Strain Isolator)
3. Konstruksi Elektroda Pembumian
a. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari sisi
luar fondasi.
b. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2 meter
dibawah permukaan tanah.
c. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.
33

Gambar 1.4
Pemasangan Elektroda Pembumian

4. Palang Sangga (Crossarm, Travers) dengan Ukuran Tertentu


Berfungsi untuk tempat pemasangan isolator. Beberapa konstruksi SUTM di Jawa
Tengah travers tidak diperlukan dikarenakan isolator langsung dipasang pada
tiang. Bahannya dari besi baja dilapisi galvanis berbentuk kanal U berukuran 10 x
5 x 5 cm dengan ketebalan 5 mm atau berbentuk persegi panjang berukuran 7,5
x 7,5 x 7,5 x 7,5 cm dengan , ketebalan 5 mm.
Berdasarkan besarnya sudut tarikan kawat ukuran panjangnya dibedakan
menjadi 3 yaitu :
 Panjang 1800 mm untuk sudut tarikan dari 00 s/d 180
 Panjang 2662 mm untuk sudut tarikan dari 18 0 s/d 600
 Panjang 2500 mm untuk sudut tarikan dari 60 0 s/d 900

5 CM

5 CM 7,5 CM

10 CM
7,5 CM
34

Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada
tiang beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung bisa menembus tiang
dan travers. Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator
dan kawat, maka dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat
simpul.

Gambar 1.5
Pemasangan Travers
a. Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
Material harus terbuat dari metal (Kanal U) UNP 8, 15 dan digalvanisir.

5. Ikatan Isolator pada Hantaran


Hantaran diikat dengan isolator memakai bending wire (A3C) atau preformed.
Panjang minimum bending wire ± 2 meter dan diperhatikan tata cara mengikatnya.

Gambar 1.6
Bending Wire
35

6. Guy Wire (Trekskur) atau Kawat Penarik


Guy wire dirancang untuk memungkinkan pemakaian tiang akhir
dengan kekuatan yang kecil, sejauh ruang batas memungkinkan. Guy wire terbuat
dari kawat baja anti karat jenis "stranded steel wire", dengan ukuran minimal 90 mm
Dengan memakai guy wire, besar kuat tarik tiang akhir dapat dipilih seminimal
mungkin.
7. Konstruksi Pole Top Switch
Pole top switch memakai tiang 2 x 500 daN atau 800 daN atau 2 x 800
daN, jika berfungsi sebagai tiang seksi.

8. Konstruksi Arrester
􀂃 Arus pengenal Arrester pada tiang ujung, memakai arrester 10 kA.
􀂃 Arus pengenal pada tiang tengah, memakai arrester 5 KA

9. Konstruksi Fuse Cut Out


Cut Out Fused mempunyai fungsi ganda menurut sistem jaringan yang dianut baik
sebagai pengaman hubung tanah satu fasa atau sebagai pengaman hubung singkat
pada gardu.

Gambar 1.7
Konstruksi Pemasangan Fuse Cut Out
36

10. Konstruksi Kawat Tanah (earth wire)


Konstruksi kawat tanah dipakai di daerah Jawa Timur, dipasang di atas penghantar
fasa
11. Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menengah Sistem
Multi Grounded 3 Fasa 4 Kawat
 Konstruksi sistem 3 fasa 4 kawat atau disebut pentanahan netral
bersama dipergunakan di daerah Jawa Tengah.
 Saluran Tegangan Menengah mempunyai penghantar netral yang
dijadikan satu dengan penghantar netral sisi jaringan tegangan rendah.
 Konstruksi Saluran Udara sedikit berbeda dengan konstruksi 3 fasa 3 kawat
(di daerah DKI Jaya, Jabar, Jatim & Luar Jawa).

2.5.3. KONSTRUKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH

2.5.3.1.Penentuan Konstruksi

Setelah kita membahas satu persatu atas standar yang dipakai, tentang
kriteria-kriteria yang dipakai sebagai pedoman,serta berbagai hal yang berkaitan
dengan material dan peralatan listrik, dan beberapa kondisi yang menjadi bahan
pertimbangandalam pemilihan/penentuan: jenis material, jenis peralatan, bahan
dan ukuran dan lainnya, maka selanjutnya sudah dapat menentukan jenis konstruksi
dari SUTM,dilengkapidengan perhitungan jumlah dari material dan peralatan yang
diperlukan.
Bila lokasi yang akan dibangun sudah disurvei dan dirancang rute jaringannya maka
dapat dihasilkan perencanaan konstruksi yang lengkap untuk pembangunan jaringan
Listrik pada lokasi yang dimaksud.

2.5.3.2. Jenis-Jenis Konstruksi SUTM

1. Konstruksi Tiang Peyangga TM-1


Digunakan pada jaringan lurus dan jaringan dengan sudut belok maksimal 15 0
37

2000

8 7 6
100 450 450 900 100

1 2 4
5
510

550
3

0
75

0
81

o
Max 15

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

KETERANGAN :
No. 6 , 7 digunakan tanpa No. 8
No. 8 digunakan tanpa No. 6 & 7

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 ( type tumpu ) 1 Pcs DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
2 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 1 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 2 Set


4 Bolt & Nut M16x50 / M16x120 + Washer 1 Set NO. GAMBAR : K / 101 / PJ / 1996
5 20 KV Pin Insulator 3 Set KONSTRUKSI

6 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr


KONSTRUKSI
7 Alluminium Tape 4,0 mm Mtr
8 Preformet Top Tie 240/150/70/35
Y
3 Pcs
TIANG PENYANGGA TM1
9
38

2. Konstruksi Tiang Peyangga TM-2


Digunakan pada jaringan dengan sudut belok 15 0 – 300

7 6 5
4 1

3
2

15 30

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

KETERANGAN :
No. 5 , 6 digunakan tanpa No. 7
No. 7 digunakan tanpa No. 5 & 6

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 ( type tumpu ) 2 Pcs DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
2 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR
3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 3 Set
4 20 KV Pin ( Pin Post ) Insulator + Steel Pin 6 Pcs NO. GAMBAR : K / 102 / PJ / 1996
5 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr KONSTRUKSI

6 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr


KONSTRUKSI TIANG PENYANGGA
7 Preformet Side Tie 240/150/70/35 6 Pcs
8
GANDA TM2
9
39

3. Konstruksi Tiang Peyangga TM-4


Digunakan untuk konstruksi SUTM pada tiang akhir
40

2000

100 900 900 100

550 8 6 7

Guy Wire

1 2 3 4 5
9

Socket Eye

HV Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp.VEE

Conductor

Ball Clevis
Dead End Clamp
( Preformet Termination + Thimble )
Tension Disc. Insulator 20 KV
( Strain Insulator 20 KV )

DETAIL RANGKAIAN ISOLATOR TARIK

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Strain Insulator 20 KV 3 Set
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
2 Cross Arm 2000 ( type tarik ) 2 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
3 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

4 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 4 Set


5 Ball Clevis / Socket Eye 3 Set NO. GAMBAR : K / 103 / PJ / 1996
6 HV. Band Strap 3 Pcs KONSTRUKSI

7 Bolt & Nut M16x140 + Washer 3 Set


KONSTRUKSI
8 Dead End Clamp ( Strain Clamp ) Set
9 U Strap
3
1 Pcs
TIANG TARIK AKHIR TM4
10
41

4. Konstruksi Tiang TM-4X

2000
100 400 500 900 100 6 7 8 2 3 1

9 10 4
5

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

KETERANGAN :
No. 6 , 7 digunakan tanpa No. 8
No. 8 digunakan tanpa No. 6 & 7

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Dead End Clamp ( Strain Clamp ) 3 Pcs
2 Cross Arm Clevis / Susp.VEE / Band Strap 3 Pcs TEKNIK DISTRIBUSI SMK NEGERI 1
3 Ball Clevis + Socked Eye 3 Pcs MAUMERE
4 Bolt & Nut M16x140 3 Set
5 Line Tap Connector 3 Set
6 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr KONSTRUKSI

7 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr


KONSTRUKSI PENEGANG PADA TIANG
8 Preformet Top Tie 240/150/70/35 Pcs
9 String / Tension Disc.Insulator 20 KV
1
3 Pcs
AKHIR LAMA ( EX TM 4 ) TM4X
10 20 KV Pin / Pin Post Insulator 1 Pcs
42

5. Konstruksi Tiang TM-4XC

6 7 8

1 10 9

11

2
4
3

12 5
13

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 ( type tarik ) 2 Pcs
2 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 2 Set DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 Double Arm Band & Nut + Washer 1 Set DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs
5 Arm Tie Band + Bolt & Nut M.16x50 1 Set
6 Bolt & Nut M140 + Washer 3 Set
7 20 KV Strain Insulator 3 Set NO. GAMBAR : K / 105 / PJ / 1996
8 Strain Clamp / Preformet Term. 3 Pcs
9 Ball Clevis & Socket Eye 3 Set KONSTRUKSI

10 Cross Arm Clevis / HV Band Strap 3 Set KONSTRUKSI PENEGANG DENGAN CUT
11 Terminal Lug Cu / Al 6 Pcs OUT SWITCH PADA TIANG AKHIR LAMA
12 Cut Out Switch 22 kV-100 A + Bracket 3 Set ( EX TM 4 )
TM4XC
13 Fuse Link 100 A 3 Set
43

6. Konstrusi Tiang Peyangga TM-5


Digunakan sebagai tiang tarik / penegang dan dipasang pada setiap jarak
500-700 meter
44

11 12 13
2 1 3 6
10 14

9 8 7 5

KETERANGAN :
No. 11 , 12 digunakan tanpa No. 13
No. 13 digunakan tanpa No. 11 & 12 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 1 Pcs
2 20 KV Strain Insulator 6 Set
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 Cross Arm 2000 ( Type Tarik ) 2 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 ( Pipe 3/4 " ) 2 Set LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Bolt & Nuts M16 x 140 + Washer 6 Set


6 Susp.VEE / Cross Arm Clevis / Band Strap 6 Pcs
7 Ball Clevis + Socket Eye 6 Pcs NO. GAMBAR : K / 106 / PJ / 1996
8 Dead End Clamp / Preformed Term + Thimble 6 Pcs
9 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 4 Set KONSTRUKSI

10 U Strap 2 Pcs
KONSTRUKSI
11 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr
TIANG PENEGANG
12
13
Alluminium Tape 4,0 mm
Preformed Top Tie 240/150/70/35
Y Mtr
Pcs
TM5
1
14 Line Tap Connector 3 Pcs
15
45

7. Konstruksi Tiang Peyangga TM-5C


Digunakan sebagai tiang tarik / penegang dengan pemasangan tambahan
FCO (Fuse Cut Out) sebagai pemisah seksi jaringan untuk keperluan
perawatan atau perbaikan jaringan

10 9 8 7 6 5
1

12
11

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 NP10/Square Pipe (Tarik) 4 Pcs
2 Double Bolt & Nut M16x400 + Washer 6 Set
3 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 4 Pcs
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
4 Arm Tie Band & Nut M16x50 + Washer 1 Set DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
5 Strain Clamp/Preformed Termination+Thimble 6 Set LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

6 Bolt Clevis + Socket Eye 6 Set


7 Cross Arm Clevis / Susp.VEE / Band Strap 6 Set
8 Bolt & Nut M16x140 + Washer 6 Set
9 U Strap 2 Pcs NO. GAMBAR : K / 107 / PJ / 1996
10 String / Tension Disc Insulator 20 kV 6 Pcs KONSTRUKSI

11 Double Arm Band + Bolt & Nut + Washer 1 Set KONSTRUKSI


12 Cut Out Switch 22kV + Fuse Link 100A Set
3 TIANG PENEGANG
DENGAN CUT OUT SWITCH TM5C
46

8. Konstruksi Tiang Peyangga TM- 8


Digunakan pada konstruksi tiang percabangan.

1 2 14 15 16 17

13 10
12
10

7
11 11
3
8
9 6
4
5

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI


KETERANGAN :
No. 14 , 15 Digunakan tanpa No. 16
No. 16 Digunakan tanpa No. 14 & 15

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 4 Pcs
2 Cross Arm type - 2000 ( tumpu ) 1 Pcs
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 4 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 3 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Arm Tie Band , Nut , Washer 1 Set


6 U Strap 1 Pcs
7 Tension Disc / String Insulator 20 KV 3 Pcs NO. GAMBAR : K / 108 / PJ / 1996
8 Ball Clevis + Socket Eye 3 Pcs
9 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. VEE. 3 Pcs KONSTRUKSI

10 Bolt & Nut M140 + Washer 3 Pcs


11 Double Arm Band + Bolt & Nuts + Washer 1 Set
KONSTRUKSI PERCABANGAN
12 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 2 Set
TIANG PENYANGGA & TARIK TM8
13 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 3 Pcs
14 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr
15 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr
16 Preformet Top Tie 240/150/70/35 Sqmm 4 Pcs
17 Line Tap Connector 3 Pcs
47

9. Konstruksi Tiang Peyangga TM-8C


Konstruksi tiang percabangan dengan pemasanga tambahan Cut Out

11
3
1 15 17 18 19

6
8 7 9 10
2

16

12

13
14
7
4
5

KETERANGAN :
No. 17 , 18 Digunakan tanpa No. 19
No. 19 Digunakan tanpa No. 17 & 18 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm type - 2000 ( tumpu ) 1 Pcs
2 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 2 Pcs
3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 4 Pcs
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 3 Pcs
5 Arm Tie Band , Nut + Washer 1 Pcs DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
6 Bolt & Nut M16x140 + Washer 4 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR
7 Tension Disc / String Insulator 20 KV 3 Pcs
8 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 3 Pcs
9 Ball Clevis + Socket Eye 3 Pcs
10 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. Eye 3 Pcs
11 Line Tap / H Connector 3 Pcs
12 Cut Out Switch 22KV / 100 A + Bracket 3 Pcs NO. GAMBAR : K / 110 / PJ / 1996
13 Fuse Link 100 A 3 Pcs
14 Double Arm Band + Bolt & Nuts + Washer 1 Pcs KONSTRUKSI

15 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 3 Pcs


16 Terminal Lug 150 - Cu / Al 6 Pcs KONSTRUKSI
17 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr TIANG PENYANGGA & TARIK
DILENGKAPI CUT OUT SWITCH
TM8C
18 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr
19 Preformet Top Tie 150/70/35 Sqmm 3 Pcs
20
21
22
48

10. Konstruksi Tiang TM-8X


Konstruksi tiang tarik yang dipasang pada bekas tiang peyangga

15

11 9
12 13 14

1
2

10

5 7 8 3
4

KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Jika menggunakan Pin Insulator
No. 15 Jika menggunakan Pin Post Insulator

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 1 Pcs
2 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 2 Pcs
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 2 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Arm Tie Band , Nut M16 + Washer 1 Set


6 Tension Disc / String Insulator 20 KV 3 Pcs
7 Ball Clevis + Socket Eye 3 Pcs NO. GAMBAR : K / 109 / PJ / 1996
8 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. Eye 3 Pcs
9 Bolt & Nut M16x140 + Washer 3 Pcs KONSTRUKSI

10 Double Arm Band + Bolt & Nuts + Washer 1 Pcs


11 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 3 Set KONSTRUKSI TIANG TARIK DIPASANG
12 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr PADA
EX TIANG PENYANGGA
TM8X
13 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr
14 Preformet Top Tie 240/150/70/35 Sqmm 1 Pcs
15 Line Tap Connector 3 Pcs
16
17
49

11. Konstruksi Tiang TM-8XC


Konstruksi tiang tarik yang dipasang pada bekas tiang peyangga yang
dilengkapi dengan Cut ut
50

13

7 2 1
8 6
5 14

11

12 3
9
10
4

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 2 Pcs
2 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 2 Pcs
3 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs
4 Arm Tie Band , Nut M16 + Washer 1 Set
5 Double Arm Band + Bolt & Nut M16+ Washer 1 Pcs
6 Bolt & Nut M16x140 + Washer 3 Pcs
7 Tension Disc / String Insulator 20 KV 3 Pcs
8 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 3 Pcs SMK NEGERI 1 MAUMERE
9 Ball Clevis + Socket Eye 3 Pcs TEKNIK DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
10 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. Eye 3 Pcs
11 Cut Out Switch 22KV / 100 A + Bracket 3 Pcs
12 Fuse Link 100 A 3 Pcs
13 Line Tap Connector 3 Pcs
KONSTRUKSI TIANG TARIK
14 Terminal Lug 150 - Cu/Al 6 Pcs PADA EX TIANG PENYANGGA KONSTRUKSI

15 DILENGKAPI CUT OUT SWITCH


16
TM8XC
17

12. Konstruksi TM-10


51

13 14 15
1 2 7

3 16

10 11

12 8 9 6
4

KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 2 Pcs
2 Tension Disc / String Insulator 20 KV 6 Pcs
Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 6 Pcs DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 4 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Arm Tie Band , Nut M16 + Washer 1 Pcs


6 U Strap 1 Pcs
7 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 4 Pcs NO. GAMBAR : K / 112 / PJ / 1996
8 Ball Clevis + Socket Eye 6 Pcs
9 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. VEE 6 Pcs KONSTRUKSI

10 Bolt & Nut M16x140 + Washer 6 Pcs


11 Double Arm Band + Bolt & Nuts + Washer 1 Set
12 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 6 Set KONSTRUKSI TIANG SUDUT TM10
13 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr
14 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr
15 Preformet Top Tie 150/70/35 Sqmm 2 Pcs
16 Line Tap Connector/ HH Connector 3 Pcs
17

13. Konstrusi TM-10C


Konstruksi tiang sudut yang dilengkapi dengan Cut Out
52

14 15 16
11

1 2 7

4
3
8 9 6 13

17

10 12

KETERANGAN :
No. 14 , 15 Digunakan tanpa No. 16
No. 16 Digunakan tanpa No. 14 & 15 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 ( Type Tarik ) 4 Pcs
2 Double Arm Bolt & Nut M16x400+Washer 6 Set
3 Double Arm Band + Nut & Washer 1 Set
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 4 Set DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
5 Arm Tie Band Bolt + Nut M16 & Washer 1 Set LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

6 Bolt & Nut M16x140 + Washer 6 Set


7 20 kV Strain Insulator 6 Set
8 Strain Clamp 6 Set
9 Ball Clavis & Socket Eye 6 Set NO. GAMBAR : K / 114 / PJ / 1996
10 Cross Arm Clevis 6 Set
11 U Strap 1 Pcs KONSTRUKSI

12 Cut Out Switch 22kV/100A+Fuse 8A+Bracket 3 Set


13 20 kV Pin / Pin Post Insulator 2 Set
KONSTRUKSI TIANG SUDUT
14 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr
15 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr
DILENGKAPI CUT OUT SWITCH TM10C
16 Preformet Top Tie 240/150/70/35 2 Pcs
17 Terminal Lug 150 - Cu/Al 2 Pcs
18
19

14. Konstruksi TM-10X


53

Konstruksi tiang sudut yang dipasang pada bekas tiang akhir (TM-4)

12 13 14
1

15

11
9 10

2 7 8 6 3 4

KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 20 KV Pin / Pin Post Insulator + Steel Pin 2 Pcs
2 Tension Disc / String Insulator 20 KV 3 Pcs
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
3 Bolt & Nut M16x400 + Washer (Double Arm) 2 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Arm Tie Band , Nut M16 + Washer 1 Pcs


6 Cross Arm type - 2000 ( tarik ) 2 Pcs
7 Ball Clevis + Socket Eye 3 Pcs NO. GAMBAR : K / 113 / PJ / 1996
8 Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. Eye 3 Pcs
9 Bolt & Nut M16x140 + Washer 3 Pcs KONSTRUKSI

10 Double Arm Band + Bolt & Nuts + Washer 1 Pcs


11 Dead end/Strain Clamp/PreformedTermination 3 Set KONSTRUKSI TIANG SUDUT
12 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr EX KONSTRUKSI TIANG AKHIR TM10X
13 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr ( EX TM4 )
14 Preformet Top Tie 240/150/70/35Sqmm 2 Pcs
15 Line Tap Connector 3 Pcs
16
17
54

15. Konstruksi TM-10 XC


Konstruksi tiang sudut yang dipasang pada bekas tiang akhir (TM-4) yang
dilengkapi dengan Cut Out

16 15 14
13

17

8 7 6 3 11 1 2

12
4
9 10

CONDUCTOR X (mtr) Y (mtr)


240 1,6 4,6
150 3 4
70 2,2 3,6
35 1,6 3,4

KETERANGAN :
No. 14 , 15 Digunakan tanpa No. 16
No. 16 Digunakan tanpa No. 14 & 15 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 2000 ( Type Tarik ) 2 Pcs
2 Double Arm Bolt & Nut M16x400+Washer 2 Set
3 Double Arm Band + Nut & Washer 1 Set DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Set LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

5 Arm Tie Band Bolt + Nut M16 1 Set


6 Bolt & Nut M16x140 + Washer 3 Set
7 20 kV Strain Insulator 3 Set
8 Strain Clamp 3 Set
9 Ball Clavis & Socket Eye 3 Set NO. GAMBAR : K / 115 / PJ / 1996
10 Cross Arm Clevis 3 Set
11 Terminal Lug 150 - Cu/Al 6 Pcs KONSTRUKSI

12 Cut Out Switch 22kV/100A+Fuse 8A+Bracket 3 Set


13 20 kV Pin / Pin Post Insulator 2 Set
KONSTRUKSI TIANG SUDUT
EX KONSTRUKSI TIANG AKHIR
14 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Set
15 Alluminium Tape 4,0 mm Y Pcs
( EX TM4 ) TM10XC
DILENGKAPI CUT OUT SWITCH
16 Preformet Top Tie 150/70/35 3 Mtr
17 LineTap Connector 150/70/35 3 Pcs
18
19
55

16. Konstruksi TM-11


Konstruksi tiang awal / akhir dengan pemasang kabel tanah

1 2 3
10 9 8 7

11

4 17 16

15
15

12

13
14
6

KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Strain / Tension Disc Insulator 20 kV 3 Pcs
2 Cross Arm 2000 (Square Pipe/NP10) TypeTarik 4 Pcs
3 Double Arm Bolt & Nut M16x400 + Washer 6 Set
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
4 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 4 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
5 Arm Tie Band + Nut & Washer 1 Set LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

6 Double Arm Band + Nut & Washer 1 Set


7 U Strap 3 Set
8 HV Band Strap / Cross Arm Clevis / Susp. VEE 3 Set
9 Ball Clevis + Socket Eye 3 Set NO. GAMBAR : K / 02 / PJ / 1996
10 Dead And/Strain Clamp/Preformet Term+Thible 3 Set
11 Bolt & Nut M16 x 140 + Washer 1 Pcs KONSTRUKSI

12 Lightning Arrester 20 kV 3 Set


13 Mounting Bracket For Arrester 3 Set KONSTRUKSI TIANG AKHIR DENGAN
14 Cable Band + Nut & Washer 3 Set PEMASANGAN KABEL TANAH
15 Copper Tube / Cable Schoen 6 Pcs TM11
16 PDC.8mm / MV Insulated Donductor(Cu) 4,5 Mtr
17 Jumper Wire 80 mm / MV Insulated Conductor 6 Mtr

17 . Konstruksi TM-TP2
56

14 13 12
10 6 7
1 4 3

2 5
15 8 9
11

KETERANGAN :
No. 12 & 13 Digunakan tanpa No. 14
No. 14 Digunakan tanpa No. 12 & 13
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 3000 (Square Pipe/NP10)Type Tarik 2 Pcs
2 Arm Tie Type 900 Pipe O 3/4" 4 Pcs
3 20 KV Pin/Pin Post Insulator+Steel Pin 2 Pcs
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
4 20 KV Tension Disc/Strain Insulator 6 Pcs DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
5 Double Arm Bolt & Nut M16x400+Washer 2 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR

6 Bolt & Nut M16x140 + Washer 6 Set


7 HV Band Strap / Susp.VEE / Cross Arm Clavis 6 Pcs
8 Ball Clevis + Socket Eye 6 Set
9 HV Dead End Clamp/Preformed Termination 6 Set NO. GAMBAR : K / 116 / PJ / 1996
10 Double Arm Band + Nut & Washer 2 Set
11 Arm Tie Band + Nut M16 & Washer 2 Set KONSTRUKSI

12 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr


13 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr KONSTRUKSI
14 Preformet Top Tie 240/150/70/35 2 Pcs PORTAL DUA TIANG TMTP2
15 Line Tap Connector 3 Pcs
16
57

18.Konstruksi TM-TP2A

16 11 13 14 15
4 5 6 1

7
2

12

8 9 10 17
3

KETERANGAN :
No. 13 & 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI

NO. NAMA MATERIAL JUMLAH SATUAN


1 Cross Arm 3000 (Square Pipe/NP10)Type Tarik 2 Pcs
2 Arm Tie Type 900 Pipe O 3/4" 4 Pcs
3 Arm Tie Type 750 Pipe O 3/4" 2 Pcs DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI
4 20 KV Pin/Pin Post Insulator+Steel Pin 3 Pcs LISTRIK PERDESAAN JAWA TIMUR
5 20 KV Tension Disc/Strain Insulator 6 Pcs
6 Double Arm Bolt & Nut M16x400+Washer 4 Set
7 Bolt & Nut M16x140 + Washer 6 Pcs
8 HV Band Strap / Susp.VEE / Cross Arm Clavis 6 Set
9 Ball Clevis + Socket Eye 6 Set NO. GAMBAR : K / 118 / PJ / 1996
10 HV Dead End Clamp/Preformed Termination 6 Set
11 Double Arm Band + Nut & Washer 3 Set KONSTRUKSI

12 Arm Tie Band + Nut & Washer 3 Set


13 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr KONSTRUKSI SUDUT
14 Alluminium Tape 4,0 mm Y Mtr PORTAL DUA TIANG TMTP2A
15 Preformet Top Tie 150/70/35 3 Pcs
16 Line Tap Connector 240/150/70/35 3 Pcs
17 Cross Arm 2000 (Square Pipe/NP10)Type Tarik 2 Pcs

Kegiatan Pembelajaran 3
1. Peyelenggaraan Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menegah
58

1.1. Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Distribusi Tegangan


Menengah
1.1.1. Kriteria Teknik Saluran Listrik
Semua material, peralatan, perakitan dan struktur harus disesuaikan dengan
kriteria teknik yang di bawah ini:
1) Tekanan angin
Dengan mengacu kecepatan angin maksimum 80 km/jam atau 25 m/detik,
temperatur minimum 26,8 0 C, maka diasumsikan tekanan adalah:
Konduktor tunggal : 40 kg/m2
Tiang : 40 kg/m2
2) Tegangan sistem
SUTM: Nominal 20kV, maksimum 24 kV, 3 kawat
SUTR: Nominal 380V / 220 V, 4 kawat
3) Tingkat isolasi tegangan menengah
Impulse withstand voltage : 125 kV
Power frequency test voltage : 50 kV
4) Regulasi tegangan
Pada sisi konsumen + 5% - 10%
5) Jatuh tegangan
Pada SUTM 5%, Trafo 3%, SUTR 4% dan pada SR yang disadap dari SUTR 2%, bila
disadap langsung dari trafo 12%.
6) Pentanahan titik netral pada sistem 20 kV
Dengan tahanan 500 Ohm, kecuali di Madura dengan tahanan 40 Ohm.
7) Jarak bebas
Batasan jarak bebas jaringan adalah: SUTM SUTR
Dari permukaan tanah 6.0 m 4,0 m
Menyilang jaringan 20 kV 2.0 m 2,0 m
Menyilang jaringan 220 V 1.0 m 1,0 m
Dengan bangunan 3.0 m 2,0 m
Dengan pohon 2.0 m 0,3 m
8) Pentanahan pada SUTM:
59

Sebagai kelengkapan dari pemasangan Arester, Trafo, LBS,Recloser, AVS dan pada
ujung jaringan.

1.1.2. Peralatan Kerja Dan Keselamatan Kerja Konstruksi Saluran Udara


Tegangan Menengah

Alat Kerja dan Alat K3

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya


Pully

Untuk meringankan mengangkat


barang-barang keatas tiang

Powerpull

Untuk menarik dan


mengencangkan penghantar.

Tirfit

Untuk menegangkan penghantar


sambungan rumah

Kamlong (comealong)

Untuk menjepit penghantar/


kabel pada waktu penarikan
atau penegangan..
60

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya

Untuk menjepit / mengikat ujung


penghantar pada waktu penarikan
/ penegangan.
Pulling Grip

Untuk mengukur besarnya gaya


tarikan penghantar pada waktu
penegangan.

Dinamometer
Torsi meter (kunci momen)

Untuk mengencangkan mur, baut


sampai mencapai ukuran
kekencangan yang diinginkan.

Untuk memotong penghantar


berukuran besar.

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya


Tang Potong

Untuk memotong penghantar berukuran


kecil

Untuk memukul pada pekerjaan


pemasangan dead end clamp kabel
twisted

Palu
61

Untuk membuka dan mengencangkan


skrup/ baut

Obeng

Untuk memotong cabang besi/logam


pada saat memasang konstruksi JTM.

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya

Untuk memotong cabang ranting yang


terkena kawat saluran.

Untuk memotong batang pohon.

Pengaman kepala terhadap sentuhan


listrik dan kejatuhan benda keras
62

Untuk melaksanakan pekerjaan


penyam-bungan pelepasan
bertegangan.

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya

Untuk memanjat tiang terutama


pada tiang yang terpasang
ditempat yang sulit dijangkau
dengan membawa tangga panjat.

Untuk pres sepatu kabel dan


selongsong kabel (hand scoen
dan joint sleeve)

Tang Skun

Untuk mengukur ketegangan


tiang atau kerataan permukaan
Waterpas

Untuk pekerjaan pemasangan


pondasi tiang

Senduk semen
63

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya

Untuk mengangkat tanah pada


pekerjaan penggalian lubang tiang atau
kabel.

Untuk membuat galian pada tanah atau


untuk mengaduk campuran semen
pembuatan pondasi tiang.

Untuk membuat galian pada tanah yang


keras

Pickwel

Untuk membuat lubang pada tanah


pada pekerjaan pemasangan tiang
Bor Tanah

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya

Untuk menjepit, memotong


mencabut atau memegang benda
kerja.
Tang Kombinasi
64

Untuk membuka /
mengencangkan mur / baut pada
cross arm travers, isolator, parallel
grove taping clamp, connector.
Kunci Inggris

Untuk keperluan yang sama


dengan kunci inggris, hanya kunci
ring, pass dan shock lebih spesifik
karena setiap nomor ada
ukurannnya tersendiri.
Kunci Ring-Pas

Untuk mengencangkan stainless


steel strip sebelum diikat dengan
stoping buckle.
Spanner /bendit
Takel blok

Untuk menegakkan penghantar


(SUTR dan SKTR)

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya


Sabuk Pengaman

Untuk mengamankan petugas


yang sedang melakukan
pekerjaan diatas tiang
65

Dongkrak

Untuk mengangkat haspel pada


saat kabel akan digelar /
dipasang / ditahan

Untuk memanjat tiang listrik


66

Nama dan Gambar Alat Kerja Penggunaannya


Meter Gulung

Untuk mengukur jarak tiang yang akan


dipasang, meteran tesebut dari bahan
kain.

Kompas

Untuk mengukur belokan atau sudut


tarikan penghantar dari tiang ke tiang

Tali / Tambang

- Untuk menarik/menahan tiang pada


waktu menarik/mengangkat barang
ke atas tiang.
- Menarik menegakkan penghantar
dengan menggunakan takel blok/puli
- Bahan tali dari serta manila, plastic,
benang wol, sutra.

Kawat baja

Untuk menarik penghantar


menggunakan tirfor dan untuk
menaikkan barang misalnya trafo.
67

1.1.3.Perencanaan Konstruksi

1) Tingkat isolasi yang dipakai adalah:


Impulse withstand test voltage : 125 kV Crest
Power Frequency test voltage : 50 kV rms
Isolator crepage distance : 500 mm
Tegangan test tersebut sesuai dengan SPLN, selain itu untuk daerah kepulauan dan pantai
yang diperhitungkan akan terjadi kontaminasi garam, maka dipakai isolator dengan crepage
distance 500 mm.
2. Pelindung surja petir
Pelepasan arus petir secara umum dibedakan dalam pelepasan di dalam antara
awan” serta pelepasan dari awan ke tanah yang disebut sambaran ke tanah”. Kerusakan
instalasi listrik disebabkan oleh sambaran ketanah. Berdasarkan map isokeraunic level,
dengan asumsi 120 IKL, maka arester pelindung surja petir yang dapat diklasifikasikan:
a. Pada Out Going cable 20 kV : rating 10 kA
b. Pada bagian lain : rating 5 kA
Yang dimaksud bagian lain adalah, pada Trafo, pada tiang yang terpasang kabel tanah,
pada pemasangan Saklar dan tiang akhir.
3.Konfigurasi Saluran
a. Sebagaimana dipaparkan pada bab ini, konfigurasi jaringan yang paling sesuai
adalah : Jaringan distribusi primer:
b. Saluran udara 3 kawat / 3 fasa
c. Tipe Radial
d. Saklar untuk mengisolasi gangguan: LBS, Recloser, untuk Sectionalizer
4. Konduktor dan kabel
Kapasitas Arus
Jenis konduktor untuk SUTM dipakai AAAC ( All Aluminium Alloy Conductor), suatu campuran
aluminium dengan silicium (0,4- 0,7%), magnesium (0,3-0,35%) dan ferum (0,2-0,3%),
mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada aluminium murni, tetapi kapasitas arusnya
lebih rendah. Untuk SUTR dipakai kabel pilin udara (twisted cable) suatu kabel dengan inti
AAC berisolasi XLPE (Cross Linked polythylene), dilengkapi kawat netral AAAC sebagai
penggantung, dan dipilin. Kapasitas arus adalah kemampuan daya hantar arus pada
ambient temperatur 35oC, kecepatan angin 0,5 m/dt, serta daya tahan termal XLPE pada
suhu 450 0 C. Sebagai contoh kapasitas arus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
68

Tabel 3.1
KHA Penghantar
TEMPERATUR DAYA HANTAR ARUS (AMPERE)
0C AAAC XLPE CABLE
35 MM2 70 MM2 150 MM2 35 MM2 70 MM2
90 156 144 402 129 210
75 129 199 323 106 171
60 92 138 214 74 116

5) Pemilihan Ukuran
Konduktor AAAC ukuran yang tersedia yaitu; 16, 25, 35, 50, 70, 110, 150 dan 240
mm , sedangkan untuk Twisted Cable tersedia usuran; 3x25, 1x25; 3x35 + 1x25; 3x50
2

+1x35; dan 3x70 + 1x50; 2x25 + 1x25; 2x35 + 1x25; 2x50 + 1x35; mm 2

6) Pemasangan Saluran Udara

Konduktor harus ditarik tidak terlalu kencang dan juga tidak boleh terlalu kendor, agar
konduktor tidak mengalami kerusakan mekanis maupun kelelahan akibat tarikan dan
ayunan, dilain pihak dicapai penghematan pemakaian konduktor. Sebagaimana diketahui
bahwa harga konduktor berkisar 40% dari harga perkilometer jaringan.
69

1.2. Prosedur Peyelenggaraan Konstruksi

1.2.1. Persiapan Peta Rencana dan Proses Perizinan


Sebelum melaksanakan pekerjaan penarikan penghantar/penggelaran kabel
JTM, perlu dilakukan persiapan teknis dan administratif, berupa :
a) Gambar Rencana Pelaksanaan
b) Izin Pelaksanaan
c) Gambar As Built Drawing Utilitas yang terpasang pada jalur rencana
pekerjaan
d) Dokumen-dokumen permintaan material
e) Persiapan Peralatan Kerja dan K2/K3
f) Izin Pelaksanaan Otoritas setempat
g) Pengawas Unit PLN terkait.

1.2.2. Survei dan Penentuan Lokasi Titik Tiang (Pole Staking)


Fungsi utama survei adalah menentukan rute / lintasan optimal konstruksi
jaringan yang akan dipasang. Kriteria utama survei :
a. Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan garis lurus .
b. Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai
ketinggian yang sama atau kalaupun berbeda, dengan selisih sekecil-
kecilnya
c. Lintasan/Titik-titik lokasi tiang dioptimalkan dengan memperhatikan
rencana pengembangan wilayah/ jaringan distribusi dikemudian hari.
d. Bila jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon),
perhatikan jarak aman yang dipersyaratkan
e. Survei dilakukan sekurang - kurangnya oleh 2 orang untuk fungsi
recheck dan juga dilengkapi peralatan survei sekurang - kurangnya :
Kompas, Rol meter dan Rol Meter Dorong.
70

Tabel 3.2
KegiatanSurvey dan
Penentuan Lokasi
Titik Tiang Urutan Uraian aktivitas
No. kegiatan
1 Penentuan Tentukan titik -titik awal survey dengan
titik-titik arah dugaan awal jarak +/- 50 m dan indikasikan
lintasan dengan patok awal. Antara titik satu dengan
lainya merupakan garis lurus.
Perhatikan pula ketinggian tanah dan
perkiraan tiang yang akan dipasang. Berikan
tanda pada sket , misal antara B dan C
permukaan tanah sangat rendah atau titik C
lebih rendah dari B. Data ini penting untuk
pemilihan panjang tiang yang berbeda.
Penggunaan theodolit dapat memudahkan
pengukuran selisih ketinggian.
2 Pengukuran Ukur jarak antara titik penting dan
jarak lintasan membaginya menjadi titik antara, dengan
jarak untuk jaringan SUTM antara 40 m
sampai dengan 50 m. Untuk jarak yang
melebihi ketentuan, digunakan tiang dengan
kekuatan > 200 daN dan panjang > 11 m.
3 Pengukuran Gunakan Kompas untuk mngukur Sudut Titik
sudut lintasan Penting. Pengukuran sudut ini penting untuk
jaringan pemilihan konstruksi tiang yang sesuai
4 Pematokan Setelah kegiatan pengukuran awal selesai,
akhir evaluasi dan sesuaikan jarak antar patok-patok
awal sebagai hasil survey yang optimal.
71

1.2.3.Pendirian Tiang dan Kelengkapannya

Perhatikan ketentuan transportasi dan pendirian tiang sebagai berikut :

Tabel 3.3. Proses


Pendiran Tiang dan
Kelengkapannya

Gambar Uraian
NO
1.

Gunakan truck/trailer sesuai beban


tiang yang akan di pindahkan ke lokasi pendirian tiang
bersangkutan
2 Dilarang menurunkan tiang dengan cara mendorong
sehingga berisiko kerusakan pada struktur tiang ber-
sangkutan
3

Upayakan pemberian bantalan


pada tiang
4 Sebelum tiang didirikan,
periksa ulang kedalaman
lubang tiang minimal 1/6
panjang tiang serta persia-
pan pondasi yang diperlukan
5 Upayakan pendirian tiang langsung dengan menggunakan
lifter tiang beton
Bila menggunakan tenaga manusia, perhatikan persiapan
penopang pengaman dan tenaga minimal (3 orang) yang
diperlukan.
Dilarang mendirikan tiang dengan menggunakan tripot
6

Setelah tiang berdiri;


segera diperkuat/pasang pondasi sesuai ketentuan
konstruksi.
Perhatikan bila tiang tersebut merupakan tiang sudut
7 Instalasi cross arm/isolator yang sesuai dengan rancangan
konstruksi SUTM pada tiang bersangkutan.
Perhatikan kekencangan baut pengikat cross arm pada tiang
72

1.2.4 Pemasangan guy-wire / treckschoor atau topang tarik


(pole supporter)
Sebelum penarikan penghantar, pasang guy-wire atau tiang topang tarik
pada tiang awal, tiang akhir atau tiang sudut sesuai rancangan konstruksi
SUTM pada trase bersangkutan. Periksa ketentuan instalasi guywire, topang
tarik, penguatan khusus pondasi tiang
1.2.5 Instalasi Cross-Arm dan Isolator.
73

Sebelum instalasi, perhatikan kesiapan petugas instalasi baik fisik bersangkutan


maupun kelengkapan alat kerja dan keselamatan kerja. Pasang cross-arm bantu
pada tiang sebagai pijakan kerja petugas instalasi 1,2 m dari rencana posisi cross-
arm.
Pasang cross-arm pada tiang sesuai rancangan konstruksi SUTM tersebut dan
kencangkan masing-masing baut pengikat minimal 20 Nm dengan menggunakan
kunci 19 atau 22. Pada pemasangan isolator, naikkan isolator dengan katrol dan
segera ikatkan pada cross-arm. Perhatikan kesesuaian isolator tumpu atau tarik
dengan sudut tiang.
1.2.6 Penarikan Penghantar (stringing)
Sebelum pelaksanaan penarikan penghantar, periksa hal-hal berikut :
a) Tiang diberi penguatan sementara – guywire/treckschor di tiang awal dan
tiang ujung
b) Konstruksi instalasi Cross-Arm serta isolator pada masing-masing tiang
c) Kesiapan penghantar dalam drum/haspel pada penopang rol
d) Terpasangnya minimal 2 Stringing Block pada masing-masing tiang.
e) Tenaga kerja penarik penghantar
f) Tenaga pengawas lapangan/keselamatan kerja
g) Petugas pengendali kontrol kecepatan putar drum penghantar
h) Perkakas kerja yang diperlukan
i) Peralatan keselamatan kerja pada ketinggian
Pada saat penarikan perhatikan :
1) Saat menggelar, diharuskan penghantar diawali penghantar tengah, ditarik
dari bagian tengah tiang afspan.
2) Potong menurut panjang yang diperlukan dan ikatkan sementara pada
travers ujung tiang.
3) Penarikan kedua penghantar pinggir harus dilaksanakan bersama dan
balance running blocks atau rollers selalu dipakai sampai pada waktu
penghantar-penghantar diberi kuat tarik dan lendutan tertentu.
4) Periksa dan segera perbaiki penghantar penghantar bilamana pada titik
tertentu, stranded penghantar tersebut terurai, dengan menggunakan
repair sleeve
74

Gambar 3.1 Penarikan Penghantar

1.2.7.Instalasi Final
1) Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada strain-
clamp isolator tarik ujung dan awal.
2) Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi tiang
(lurus atau sudut)
75

3) Periksa ulang hasil instalasi – kuat tarik yang dipersyaratkan, lendutan,


ikatan penghantar penghantar pada isolator dan pengukuran tahanan
isolasi hasil konstruksi penghantar penghantar.
1.2.7.Penyelesaian akhir (finishing)
Setelah tahapan konstruksi pemasangan JTM selesai, maka dilanjutkan
dengan uji teknis dan komisioning sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk kemudian diterbitkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh Badan yang
berwenang.

Anda mungkin juga menyukai