BAB I. PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Nama Modul : Memasang Saluran Udara Tegangan
Menengah
Kode Modul : DIS.KON. 017(2)A
Ruang Lingkup isi :
Memahami defenisi saluran tegangan
menengah.
Memahami jenis dan spesifikasi saluran
tegangan menengah
Mengidentifikasi jenis-jenis peralatan dan
konstruksi saluran udara tegangan
menengah.
Memahami prosedur peyelengaraan
konstruksi saluran udara tegangan
menengah
D. TUJUAN AKHIR
BAB 2 : PEMBELAJARAN
Kegiatan Pembelajaran 1 :
Gambar 1.1.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) PT. PLN (PERSERO)
Gambar 1.2
Saluran Kabel Tegangan Menengah
Bawah Tanah dan Kabel Bawah Laut
2.1.Penghantar
Gambar 1.3
Penghantar Udara Untuk SUTM
7
Gambar 1.3
Kabel Tanah Tegangan Menengah
2.2. Isolator
Pada jaringan SUTM, Isolator berfungsi sebagai pengaman penghantar
bertegangan dengan tiang penopang/travers.
Isolator tumpu dan isolator tarik yang digunakan dapat dengan material dasar
keramik atau gelas ataupun polimer. Dimensi dan kekuatan jenis-jenis isolator
tumpu dan tarik disesuaikan dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan.
Dibedakan untuk jenis konstruksinya adalah :
2.2.1 Isolator Tumpu
8
Gambar 1.4
Isolator Tumpu SUTM (Pin Post)
Gambar 1.5
Isolator Tarik SUTM (Strain Isolator)
(a ) (b)
Gambar1.6
Konstruksi Pemasangan Pemisah (DS : Disconecting Switch) (a) dan
Fuse Cut Out (FCO) (b) Pada SUTM 20 KV
Gambar 1. 7
Pemasangan LBS Pada Jaringan SUTM 20 KV
4.2.Tiang
Walaupun lebih mahal, pilihan tiang besi untuk area/wilayah tertentu masih diijinkan
karena bobotnya lebih ringan dibandingkan dengan tiang beton. Pilihan utama juga
dimungkinkan bilamana total biaya material dan transportasi lebih murah
dibandingkan dengan tiang beton akibat diwilayah tersebut belum ada pabrik tiang
beton.
4.2.3. Tiang Beton
Untuk kekuatan sama, pilihan tiang jenis ini dianjurkan digunakan di seluruh
PLN karena lebih murah dibandingkan dengan jenis konstruksi tiang lainnya
termasuk terhadap kemungkinan penggunaan konstruksi rangkaian besi profil.
Terbuat dari bahan baja yang digalvanisir dengan ukuran tergantung jenis dan
konstruksi SUTM yang akan digunakan.
Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
Material harus terbuat dari metal UNP 8, 15 dan digalvanisir.
Contoh konstruksi PT. PLN (Persero) pada gambar lampiran
Contoh UNP 8 = 80 x 45 x 5 x 2400 (Lebar x Tingggi x Tebal x Panjang)
Semua ukuran dalam mm.
Gambar 1. 8
Travers / Crossarm
4.3.2 Klem Beugel
Berfungsi Untuk mengikat/menjepit travers pada tiang listrik.
Terbuat dari baja yang digalvanis dan dilengkapi dengan 2 buah baut pengikat
untuki mengencangkan ikatan travers pada tiang.
12
Gambar 1.9
Klem Beugel
Gambar 1.10
Konstruksi Pemasangan Trekskur
Gambar 1.11
Konstruksi Pemasangan Strutpole
4.3.6. Span Guy Wire (Kontramst)
Jenis konstruksi ini digunakan jika titik penanaman tiang tidak memungkinkan
dipasangnya trekskur atau strutpole.
Mis : pinggir jalan
Gambar 1. 12
Konstruksi Pemasangan Kontramast
4.4.Jenis Konektor
Konektor adalah peralatan yang dipergunakan untuk menyambung kawat
penghantar. Jenis konektor yang digunakan ada beberapa macam yaitu :
a. Joint Sleeve Connector (Sambungan Lurus)
b. Paralel Groove Connector (Sambungan Percabangan)
c. Live Line Connector (Sambungan Sementara yang bisa dibuka pasang)
Joint sleeve adalah jenis konektor yang digunakan untuk sambungan penghantar
pada posisi lurus. Tap connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk
sambungan penghantar pada titik pencabangan.
14
Live Line connector adalah jenis konektor yang digunakan untuk pekerjaan dalam
keadaan bertegangan (PDKB).
Gambar 1. 13
Live Line Conector
Gambar 1.14
Macam-Macam Konektor Untuk SUTM
15
Soal Latihan I :
1. Sebutkan ruang lingkup jaringan distribusi tegangan menengah di indonesia !
2. Jelaskan ciri utama dari jaringan saluran udara tegangan menengah !
3. Sebutkan fungsi utama dari cross arm/travers pada saluran udara tegangan
menengah !
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis peralatan switching pada saluran udara
tegangan menengah !
5. Jelaskan perbedaan konstruksi pemasangan trekskur dengan drukskur (Strut
Pole) !
Pilihan Ganda :
1. Sistem Distribusi Primer di Indonesia menggunakan tegangan sebesar...
a) 33 KV
b) 6 KV
c) 20 KV
d) 380 KV
e) 70 KV
2. Panjang Travers/Cross Arm yang digunakan untuk konstruksi tiang sudut
adalah...
a) 180 Cm
b) 240 Cm
c) 100 Cm
d) 150 cm
16
e) 175 cm
3. Konstruksi pada SUTM yang digunakan untuk menahan tiang akibat gaya
tarik penghantar menggunakan kawat baja disebut...
a) Druk Skur
b) Strut Pole
c) TrekSkur
d) Topang tekan
e) Bending Wire
4. Jenis konektor pada penghantar udara tegangan menengah yang digunakan
untuk sambungan percabangan adalah...
a) Live Line Konektor
b) Joint Sleeve Konektro
c) Tap Konektor
d) Paralel Groove Konektor
e) Service Clamp
5. Material konstruksi SUTM yang berfungsi untuk melindungi penghantar
bertegangan dari tiang/travers adalah...
a) Toei Isolator
b) Pin Post Isolator
c) NH Fuse
d) Travers Aspan
e) Klem Beugel
17
Kegiatan Pembelajaran 2 :
2.1. Ruang Bebas (Right Of Way) dan Jarak Aman (Safety Distance)
Jarak aman adalah jarak antara bagian aktif/fase dari jaringan terhadap
benda-benda disekelilingnya baik secara mekanis atau elektromagnetis yang tidak
memberikan pengaruh membahayakan. Secara rinci Jarak aman jaringan terhadap
bangunan lain dapat dilihat pada tabel 1.1
Khusus terhadap jaringan telekomunikasi, jarak aman minimal adalah 1 m baik
vertikal atau horizontal. Bila dibawah JTM terdapat JTR ( Underbuilt), jarak minimal
antara JTM dengan kabel JTR dibawahnya minimal 120 cm
Gambar 2.2
Konstruksi SUTM Sirkuit Ganda
Pada tiang dengan saluran yang lama, jarak antara cross-arm lama dan baru
sekurang-kurangnya 80 cm; dengan tinggi andongan / lendutan yang sama.
Kebutuhan material sama dengan kebutuhan material untuk sirkit tunggal, dengan
tambahan topang tarik/tekan pada tiang sudut, tiang pencabangan dan tiang akhir.
21
Untuk jaringan dari pusat listrik/gardu induk yang sama, kebutuhan konstruksi
pembumian dapat di paralelkan saja pada konstruksi pembumian yang sudah ada.
Untuk konstruksi saluran udara TM ganda yang baru, kebutuhan material jaringan
sebanyak 2 kali konstruksi sirkit ganda. Instalasi pembumian dapat dijadikan satu,
sementara kekuatan tarik (Working Load) tiang sama dengan saluran dengan sirkit
ganda di tambah topang tarik. Kekuatan tarik tiang awal sekurang-kurangnya
sebesar 2 x 500 daN dengan panjang sekurang-kurangnya 12 meter.
Konstruksi SUTM sirkit ganda pada dasarnya sama dengan konstruksi SUTM sirkit
tunggal, dengan pertimbangan sebagai berikut :
1) Panjang tiang sekurang-kurangnya 12 meter.
2) Posisi tiang sudut, tiang akhir harus diperkuat dengan konstruksi
penopang.
3) Tidak menggunakan satu tiang awal untuk atau arus kabel naik TM.
4) Kebutuhan material konstruksi menjadi dua kali lebih banyak pada
satu tiang konstruksi.
5) Tidak memasang saklar tiang pada tiang yang sama.
6) SUTM dioperasikan dari Transformator yang sama.
7) Instalasi Load Break Switch pada jaringan SUTM Lurus
Netral memakai konstruksi Insulator Shak’le ANSI 53-4 dan Pin 52-2,
dan di bumikan pada tiap tiang.
Konstruksi tiang akhir sama dengan tiang awal. Kabel diterminasi dengan
dihubungkan ke Lightning Arrester 10 KA.
Kekuatan tiang akhir sekurang – kurangnya 500 daN.
Ruang Bebas ( Right of Way ) dan jarak aman ( Safety Clearence) pada
konstruksi SKUTM harus tetap memenuhi syarat keamanan lingkungan dan
keandalan.
SKUTM yang menggunakan kabel Twisted, jarak aman sekurang – kurangnya
60 cm, dan ROW kabel tidak boleh bersentuhan dengan pohon / bangunan.
Pada titik sambungan SKUTM kabel Twisted dan SUTM AAAC, jarak aman sama
dengan ketentuan pada SUTM AAAC.
2.4.5. Konstruksi Saklar Tiang dan Peralatan Proteksi
Setiap pemakaian saklar tiang harus dilengkapi dengan Lightning Arrester 10
KA pada kedua sisi saklar. Demikian juga pada konstruksi yang memakai
peralatan proteksi ( pemutus balik / Recloser saklar seksi otomatis /
Sectionalized ).
Semua bagian konduktif terbuka harus di bumikan dapat menjadi satu dengan
Penghantar Pembumian Lightning Arrester.
pemerintah daerah.
e. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (%20 kV) minimal 60 cm.
f. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter.
(menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).
b. Hantaran kabel
Kabel pilin TM.
Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated)
Dengan ukuran : 25 mm2, 50 mm2, 70mm2, 120 mm2;150mm2, 187, 5 mm2, 240
mm2.
Penghantar yang baik harus mempunyai sifat :
Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
Kekuatan Tarik Tinggi
Fleksibilitas Tinggi
Ringan
Tidak Rapuh
28
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi
ekonomis masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak
digunakan sebagai saluran tenaga listrik adalah logam aluminium dan tembaga.
2. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, beton
dengan ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350 daN,
500 daN, 800 daN.
3. Isolator yang dipakai adalah :
a) Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah Jaringan
Distribusi Tegangan Menengah
b) Jenis isolator penegang, umbrella lipe/model payung-piring atau rod non
puncher.
c) Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).
4. Arrester yang dipakai adalah
Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah.
Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.
Gambar 2.2
Lighting Arester
50 M 0° - 15° 35 mm2 X X
0° - 15° 70 mm2 X X
0° - 15° Double - X
> 60° - X X
Apabila terjadi perubahan luas penghantar pada satu tiang maka besarnya
tiang yang dipilih, dihitung dengan cara perubahan kekuatan tiang, dianggap
berfungsi sebagai tiang awal masing-masing penghantar.
Contoh
Penampang A3C 3 x 150 mm2 bertemu dengan A3C 3 x 35 mm2,
Jarak gawang 40 meter. Berapa kekuatan tiang seksi tersebut.
Jawab:
Tiang awal A3C 3 x 150 mm2 = 2 x 800 daN
Tiang awal A3C 3 x 35 mm2 = 800 daN
Beda kekuatan = 800 daN
Dipilih besar kekuatan tiang seksi 800 daN.
1. Sagging (lendutan) dari Jarak Gawang
Lendutan atau sagging menentukan besamya kekuatan tarik tiang khususnya tiang
ujung.
Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah
40 cm untuk jarak gawang 40 meter
60 cm untuk jarak gawang 50 meter
85 cm untuk jarak gawang 60 meter
31
dengan catatan Temperatur 20° C Kekuatan angin 50 km/jam Untuk kekuatan tiang
sebagai fungsi sagging dan jarak gawang.
Menghitung andongan (Sagging) juga dapat dipakai rumus :
a = Wc . S2/(Pt)
dimana:
a : andongan (m)
Wc : berat konduktor
S : Jarak gawang (m)
Pt : Kuat tarik konduktor (kg)
Contoh perhitungan:
Bila diketahui jarak gawang S = 100 meter, konduktor AAAC 70 mm 2 dari data
konduktor diperoleh berat Wc = 0,208 kg/m dan UTS = 2150 kgf atau jika diambil
Pt = 15% UTS = 15% x 2150 = 322,5 kgf.
Andongan:
a = 0,208 x 1002 / 8x322,5 = 0, 806 meter
Panjang konduktor S’ = 100 + (8 x 0,8062 / 3x100)
S’ = 100,0174 m, jadi S’ = (1 + 1% ) S sudah cukup
Gambar 1.3
Pemasangan Isolator Tumpu (Pin Post) dan Isolator Tarik (Strain Isolator)
3. Konstruksi Elektroda Pembumian
a. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari sisi
luar fondasi.
b. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2 meter
dibawah permukaan tanah.
c. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.
33
Gambar 1.4
Pemasangan Elektroda Pembumian
5 CM
5 CM 7,5 CM
10 CM
7,5 CM
34
Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada
tiang beton tidak diperlukan klem, karena baut langsung bisa menembus tiang
dan travers. Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator
dan kawat, maka dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat
simpul.
Gambar 1.5
Pemasangan Travers
a. Contoh : Panjang 240 cm untuk tiang sudut.
Panjang 180 cm untuk tiang tengah lurus.
Material harus terbuat dari metal (Kanal U) UNP 8, 15 dan digalvanisir.
Gambar 1.6
Bending Wire
35
8. Konstruksi Arrester
Arus pengenal Arrester pada tiang ujung, memakai arrester 10 kA.
Arus pengenal pada tiang tengah, memakai arrester 5 KA
Gambar 1.7
Konstruksi Pemasangan Fuse Cut Out
36
2.5.3.1.Penentuan Konstruksi
Setelah kita membahas satu persatu atas standar yang dipakai, tentang
kriteria-kriteria yang dipakai sebagai pedoman,serta berbagai hal yang berkaitan
dengan material dan peralatan listrik, dan beberapa kondisi yang menjadi bahan
pertimbangandalam pemilihan/penentuan: jenis material, jenis peralatan, bahan
dan ukuran dan lainnya, maka selanjutnya sudah dapat menentukan jenis konstruksi
dari SUTM,dilengkapidengan perhitungan jumlah dari material dan peralatan yang
diperlukan.
Bila lokasi yang akan dibangun sudah disurvei dan dirancang rute jaringannya maka
dapat dihasilkan perencanaan konstruksi yang lengkap untuk pembangunan jaringan
Listrik pada lokasi yang dimaksud.
2000
8 7 6
100 450 450 900 100
1 2 4
5
510
550
3
0
75
0
81
o
Max 15
KETERANGAN :
No. 6 , 7 digunakan tanpa No. 8
No. 8 digunakan tanpa No. 6 & 7
7 6 5
4 1
3
2
15 30
KETERANGAN :
No. 5 , 6 digunakan tanpa No. 7
No. 7 digunakan tanpa No. 5 & 6
2000
550 8 6 7
Guy Wire
1 2 3 4 5
9
Socket Eye
Conductor
Ball Clevis
Dead End Clamp
( Preformet Termination + Thimble )
Tension Disc. Insulator 20 KV
( Strain Insulator 20 KV )
2000
100 400 500 900 100 6 7 8 2 3 1
9 10 4
5
KETERANGAN :
No. 6 , 7 digunakan tanpa No. 8
No. 8 digunakan tanpa No. 6 & 7
6 7 8
1 10 9
11
2
4
3
12 5
13
10 Cross Arm Clevis / HV Band Strap 3 Set KONSTRUKSI PENEGANG DENGAN CUT
11 Terminal Lug Cu / Al 6 Pcs OUT SWITCH PADA TIANG AKHIR LAMA
12 Cut Out Switch 22 kV-100 A + Bracket 3 Set ( EX TM 4 )
TM4XC
13 Fuse Link 100 A 3 Set
43
11 12 13
2 1 3 6
10 14
9 8 7 5
KETERANGAN :
No. 11 , 12 digunakan tanpa No. 13
No. 13 digunakan tanpa No. 11 & 12 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
10 U Strap 2 Pcs
KONSTRUKSI
11 Alluminium Binding Wire 3,2 mm X Mtr
TIANG PENEGANG
12
13
Alluminium Tape 4,0 mm
Preformed Top Tie 240/150/70/35
Y Mtr
Pcs
TM5
1
14 Line Tap Connector 3 Pcs
15
45
10 9 8 7 6 5
1
12
11
1 2 14 15 16 17
13 10
12
10
7
11 11
3
8
9 6
4
5
11
3
1 15 17 18 19
6
8 7 9 10
2
16
12
13
14
7
4
5
KETERANGAN :
No. 17 , 18 Digunakan tanpa No. 19
No. 19 Digunakan tanpa No. 17 & 18 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
15
11 9
12 13 14
1
2
10
5 7 8 3
4
KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Jika menggunakan Pin Insulator
No. 15 Jika menggunakan Pin Post Insulator
13
7 2 1
8 6
5 14
11
12 3
9
10
4
13 14 15
1 2 7
3 16
10 11
12 8 9 6
4
KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14
14 15 16
11
1 2 7
4
3
8 9 6 13
17
10 12
KETERANGAN :
No. 14 , 15 Digunakan tanpa No. 16
No. 16 Digunakan tanpa No. 14 & 15 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
Konstruksi tiang sudut yang dipasang pada bekas tiang akhir (TM-4)
12 13 14
1
15
11
9 10
2 7 8 6 3 4
KETERANGAN :
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
No. 13 , 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14
16 15 14
13
17
8 7 6 3 11 1 2
12
4
9 10
KETERANGAN :
No. 14 , 15 Digunakan tanpa No. 16
No. 16 Digunakan tanpa No. 14 & 15 KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
1 2 3
10 9 8 7
11
4 17 16
15
15
12
13
14
6
17 . Konstruksi TM-TP2
56
14 13 12
10 6 7
1 4 3
2 5
15 8 9
11
KETERANGAN :
No. 12 & 13 Digunakan tanpa No. 14
No. 14 Digunakan tanpa No. 12 & 13
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
18.Konstruksi TM-TP2A
16 11 13 14 15
4 5 6 1
7
2
12
8 9 10 17
3
KETERANGAN :
No. 13 & 14 Digunakan tanpa No. 15
No. 15 Digunakan tanpa No. 13 & 14
KODE PADA GAMBAR DISTRIBUSI
Kegiatan Pembelajaran 3
1. Peyelenggaraan Konstruksi Saluran Udara Tegangan Menegah
58
Sebagai kelengkapan dari pemasangan Arester, Trafo, LBS,Recloser, AVS dan pada
ujung jaringan.
Powerpull
Tirfit
Kamlong (comealong)
Dinamometer
Torsi meter (kunci momen)
Palu
61
Obeng
Tang Skun
Senduk semen
63
Pickwel
Untuk membuka /
mengencangkan mur / baut pada
cross arm travers, isolator, parallel
grove taping clamp, connector.
Kunci Inggris
Dongkrak
Kompas
Tali / Tambang
Kawat baja
1.1.3.Perencanaan Konstruksi
Tabel 3.1
KHA Penghantar
TEMPERATUR DAYA HANTAR ARUS (AMPERE)
0C AAAC XLPE CABLE
35 MM2 70 MM2 150 MM2 35 MM2 70 MM2
90 156 144 402 129 210
75 129 199 323 106 171
60 92 138 214 74 116
5) Pemilihan Ukuran
Konduktor AAAC ukuran yang tersedia yaitu; 16, 25, 35, 50, 70, 110, 150 dan 240
mm , sedangkan untuk Twisted Cable tersedia usuran; 3x25, 1x25; 3x35 + 1x25; 3x50
2
+1x35; dan 3x70 + 1x50; 2x25 + 1x25; 2x35 + 1x25; 2x50 + 1x35; mm 2
Konduktor harus ditarik tidak terlalu kencang dan juga tidak boleh terlalu kendor, agar
konduktor tidak mengalami kerusakan mekanis maupun kelelahan akibat tarikan dan
ayunan, dilain pihak dicapai penghematan pemakaian konduktor. Sebagaimana diketahui
bahwa harga konduktor berkisar 40% dari harga perkilometer jaringan.
69
Tabel 3.2
KegiatanSurvey dan
Penentuan Lokasi
Titik Tiang Urutan Uraian aktivitas
No. kegiatan
1 Penentuan Tentukan titik -titik awal survey dengan
titik-titik arah dugaan awal jarak +/- 50 m dan indikasikan
lintasan dengan patok awal. Antara titik satu dengan
lainya merupakan garis lurus.
Perhatikan pula ketinggian tanah dan
perkiraan tiang yang akan dipasang. Berikan
tanda pada sket , misal antara B dan C
permukaan tanah sangat rendah atau titik C
lebih rendah dari B. Data ini penting untuk
pemilihan panjang tiang yang berbeda.
Penggunaan theodolit dapat memudahkan
pengukuran selisih ketinggian.
2 Pengukuran Ukur jarak antara titik penting dan
jarak lintasan membaginya menjadi titik antara, dengan
jarak untuk jaringan SUTM antara 40 m
sampai dengan 50 m. Untuk jarak yang
melebihi ketentuan, digunakan tiang dengan
kekuatan > 200 daN dan panjang > 11 m.
3 Pengukuran Gunakan Kompas untuk mngukur Sudut Titik
sudut lintasan Penting. Pengukuran sudut ini penting untuk
jaringan pemilihan konstruksi tiang yang sesuai
4 Pematokan Setelah kegiatan pengukuran awal selesai,
akhir evaluasi dan sesuaikan jarak antar patok-patok
awal sebagai hasil survey yang optimal.
71
Gambar Uraian
NO
1.
1.2.7.Instalasi Final
1) Setelah penarikan penghantar selesai, segera ikat penghantar pada strain-
clamp isolator tarik ujung dan awal.
2) Ikat penghantar pada masing-masing isolator tumpu sesuai posisi tiang
(lurus atau sudut)
75