Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH TEKNIK PENERANGAN

TEGANGAN RENDAH

Oleh :

ADARA PUTRI ZIETA 03041282025050

M. RIZKI ROMADHON 03041282025052

MAURA PRAMITA ADISTY 03041282025054

DYNDA SEPTIYANI 03041282025056

MHD. ALDI SAPUTRA 03041282025058

AHMAD LUTHFI 03041282025060

M. ERIC RAHMAN 03041282025062

Kelas B Indralaya

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat kekuatan, rahmah, kesempatannya penulis
dapat menyelesaikan pembuatan proposal penelitian dengan judul “TEGANGAN RENDAH” ini
dengan baik guna memenuhi tugas Teknik Penerangan dan Instalasi Jurusan Teknik Elektro
Universitas Sriwijaya.
Selama proses penulisan makalah ini tentunya mengalami hambatan yang dihadapinya.
Berkat kehendak-Nyalah penulisan makalah ini tetap dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Tak lupa juga dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh
keluarga, kerabat, dan teman- teman sekalian yang telah bersedia membantu dan terlibat selama
proses penulisan makalah ini.
Besar harapan jika makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Penulis juga sadar
bahwa masih terdapat kekurangan pada menyusun proposal ini. Maka, penulis sangat menerima
kritik dan saran guna untuk menyempurnakan tulisan ini.

Palembang, 24 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
1

Contents
No table of contents entries found.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari pembangkit tenaga listrik, jaringan
transmisi, jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Tegangan yang
dihasilkan oleh pusat pembangkit berupa tegangan menengah yang kemudian dinaikan
menjadi tegangan tinggi (TT) 70 kV dan 150 kV, dan tegangan ekstra tinggi (TET) 500 kV
untuk disalurkan melalui jaringan transmisi. Tegangan diturunkan menjadi tegangan distribusi
primer (TM) 20 kV di Gardu Induk (GI). Tegangan distribusi primer diturunkan menjadi
tegangan rendah 380 volt untuk pelanggan dengan sistem 3 Fase dan 220 Volt untuk
pelanggan dengan sistem 1 Fase yang di distribusikan melalui jaringan tegangan rendah (TR).
Jaringan distribusi tegangan rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tegangan
listrik. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat listrik
atau pelanggan listrik. Banyak faktor yang digunakan sebagai pertimbangan dalam
perancangan suatu sistem jaringan distribusi diantaranya pemilihan saluran pengantar yang
sesuai dengan kondisi daerah pelanggan. Biasanya untuk daerah yang penduduknya tidak
terlalu padat dengan jarak yang cukup panjang dapat digunakan saluran hantaran udara dan
untuk daerah yang padat penduduk seperti perkotaan maka lebih cocok mengunakan saluran
hantaran bawah tanah. Karena jaringan distribusi tegangan rendah langsung berhubungan
dengan pelanggan, maka dibutuhkan perencanaan dan pemasangan yang tepat dan sesuai
standar agar meminimalisir terjadinya gangguan yang akan mengurangi umur (lifetime)
komponen yang ada pada sistem jaringan distribusi tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1

iii
1) Apa itu tegangan rendah?
2) Bagaimana jaringan distribusi tegangan rendah?
3) Apa saja jenis-jenis kabel tegangan rendah?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

4) Untuk mengetahui tahap-tahap perencanaan jaringan distribusi tegangan rendah.


5) Untuk mengetahui komponen yang dibutuhkan dalam perencanaan jaringan distribusi
tegangan rendah.
6) Untuk mengetahui cara menentukan besar kapasitas trafo dan pengaman pada gardu
distribusi untuk pembebanan.
7) Untuk mengetahui tahap pemasangan jaringan distribusi tegangan rendah.

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan proyek akhir ini adalah selain untuk
pembelajaran bagi pembaca, juga dapat dijadikan ukuran untuk membuat perencanaan
Jariangan Distribusi Tegangan Rendah aman, handal dan ramah terhadap lingkungan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tegangan Rendah

Tegangan rendah atau disebut juga dengan low voltage merupakan tegangan
dengan range tegangan yang berkisar dari 50 volt s/d 1.000 volt (1kV). Tegangan ini
disalurkan untuk konsumen kalangan bawah misalnya untuk rumah-rumah yang pada

iv
umumnya menggunakan tegangan 220 volt. Tegangan rendah disalurkan ke rumah-
rumah menggunakan kabel pilin (twisted cable). Meskipun tergolong rendah, tegangan
tersebut cukup berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan cidera serius
bahkan berujung kematian
Pada umumnya tiang listrik yang sekarangdigunakan pada SUTR terbuat dari
beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarangmemerlukan pemeliharaan
khusus. Sedang tiang besi jarang digunakan karena harganya relativemahal dibanding
tiang beton, disamping itu jugamemerlukan biaya pemeliharaan rutin.Dilihat dari sisi
fungsi nya, tiang listrikdibedakan menjadi dua yaitu tiang pemikul dantiang tarik.
Tiang pemikul berfungsi untukmemikul konduktor dan isolator, sedang tiangtarik
fungsinya untuk menarik konduktor. Sedangfungsi lainnya disesuaikan dengan
kebutuhandengan posisi sudut tarikan konduktor nya. Bahan baku pembuatan tiang
beton untuk tiang tegangan menengah dan tegangan rendah adalah sama halnya
dimensinya yang berbeda.
Tiang beton untuk saluran teganganmenengah dan rendah dipilih
berdasarkanspesifikasi sebagai berikut :
No Tegangan Rangkaian Panjang Type Span Maks
Tiang (M) (Dan)
1 Menengah Tunggal 1131 350350 80120
2 Menengah Ganda 1131 350350 5060
3 Pendah Tunggal 99 300200 4060

v
Gambar 1: Jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang

Pada jaringan tegangan rendah yangmenggunakan tiang bersama dengan


jaringantegangan menengah maka jarak gawang (span) harus dijaga agar tidak lebih dari 60
meter. Di dalam menentukan panjang tiang beberapa factor yang harus dipertimbangkan
adalah jarak aman antara saluran teganganmenengah dan tegangan rendah, posisi trafo tiang,
dan tinggi rendahnya trafo dengan peyangga dua tiang. Gambar 1 menunjukkan jarak aman
yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang. Pada gambar tersebut diperlihatkan
bahwa panjang tiang minimum untuk teganganmenengah 11 meter( 9,2 meter di atas tanah)
danuntuk menengah rendah 9 meter (7,5 meter diatas tanah).
2.2 Saluran

Saluran tegangan rendah terdiri dari 3 macam, yaitu Saluran Udara Tegangan Rendah
(SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR), dan Saluran Kabel Tanah
Tegangan Rendah (STTR).

Pada jaringan tegangan rendah yangmenggunakan tiang bersama dengan


jaringantegangan menengah maka jarak gawang (span)harus dijaga agar tidak lebih dari 60
meter.Di dalam menentukan panjang tiang beberapa factor yang harus
dipertimbangkanadalah ;1) jarak aman antara saluran teganganmenengah dan tegangan
rendah, 2) posisi trafotiang, dan 3) tinggi rendahnya trafo dengan peyangga dua tiang.
Gambar 1 menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang.
Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa panjang tiang minimum untuk

6
teganganmenengah 11 meter( 9,2 meter di atas tanah) danuntuk menengah rendah 9 meter
(7,5 meter diatastanah).
2 SALURAN TEGANGAN RENDAH
Saluran tegangan rendah terdiri dari 3(tiga)macam, yaitu Saluran Udara Tegangan
Rendah(SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah(SKUTR), dan Saluran Kabel
Tanah TeganganRendah.2.1
Saluran Udara Tegangan Rendah
Saluran udara tegangan rendah (SUTR)dengan LVTC (Low Voltage Twistad Cable),
saatini sudah dikembangkan, hal ini untukmempertinggi keandalan, factor keamanan
danlain-lain. Untuk kabel LVTC ini pemasangannya,1) di bawah SUTM (underbuilt) dan
2) khusuLVTC (JTR murni). Spesifikasi kabel LVTC Accessories twisted cable terdiri dari
:
 Suspension assembly
 Large angle assembly
 Dead end assembly
 Insulated tap connector berbagai ukuran
 Insulated nontension joint
 Insulated tension joint
 Guy set/stay set SUTR
Pemakaian guy set pada SUTR digunakantype ringan, pada stay set SUTR ini
tidakmempergunakan guy insulator. Pada konstruksi jaringan tegangan rendahatau
menengah harus diperhatikan lintasan yangakan dilewati saluran kabel, misalnya pada
saatkabel udara melintasi jalan umum, kabel udaradipasang di bawah pekerjaan konstruksi,
kabeludara melintasi sungai, dan lintassan-lintasan lainyang perlu perhatian sehubungan
dengankemanan kabel dan keselamatan mereka yang berada di sekitar kabel tersebut.
Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk saluran kabel udara yangmelewati lokasi
tersebut, dan ukuran-ukuran jarakaman terhadap lingkungan yang tercantum
dapatdigunakan sebagai acuan dalam melaksanakantugas pemasangan kabel.

7
2.3 Sambungan Pelayanan

Ketentuan Umum Sambungan Pelayanan Ketentuan umum yang perlu diperhatikan


dalam sambungan pelayannan pelanggan, antara lain adalah jarak aman saluran kabel,
jumlah pelanggan pada setiap sambungan luar pelanggan(SLP). Batasan-batasan
tersebut dapat dilihat pada gambar 4

Keterangan : JTR = JTR s/d APP (STR + SLP +SMP+APP)SP = SLP sd APP (SLP
+ SMP + APP)SR = SLP s/d SMP (SLP + SMP)L = 30 m u/ kabel isolasi dipilin
(LVTC)45 m u/ kabel jenis Dx/QxT = 6 m Melintasi simpang jalan umum 5,5 m
Melintasi Rel Kereta Api 5 m Melintasi Jalan Umum 4 m Tidak melintasi Jalan
Umum.
Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan

8
1. Dari satu taung boleh dipasangmaksimum 5 SLP
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) maksimum 5 Pelanggan
dantetap memperhatikan beban dan susuttegangan.
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumahatau dari rumah ke rumah maksimum
30meter u/SLP jenis twisted danmaksimum 45 meter u/SLP jenis Dx/Qx.
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumahterakhir maksimum 150 meter dan
tetapmemperhatikan susut tegangan yangdiijinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yangdiijinkan maksimum 2% bila SLP
disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada
garduTrafo/peti TR
6. Pada satu tiang atap boleh dipasangmaksimum 3 SLP.
2.4 Gangguan pada Saluran Udara Tegangan Rendah
 Gangguan Hilang Pembangkit
Dalam beroperasi, pembangkit tenaga listriktidak bisa dipisahkan dari sub sistem
tenagalistrik yang lain yaitu penyaluran (transmisi),distribusi dan pelelangan, karena
pembangkittenaga listrik merupakan salah satu sub sistemdari sistem tenaga listrik. Suatu
sistem tenaga listrik yang sangat luas cakupan areanya,menyebabkan timbulnya gangguan
tidak bisadihindari. Salah satu sub sistem yangkemungkinan mengalami gangguan, adalah
pembangkit tenaga listrik. Bentuk gangguantersebut adalah hilangnya daya atau pasokan
daya pada pembangkit atau biasa disebut hilangnya pembangkit.Secara garis besar,
gangguanhilangnya pembangkit diakibatkan oleh dua hal,yaitu yang bersifat internal dan
gangguan yang bersifat ekstemal.
 Gangguan Beban Lebih
Dalam suatu sistem tenaga listrik, yangdimaksud gangguan beban lebih adalah
pelayanan kepada pelanggan listrik yang melebihikemampuan sistem tenaga listrik yang
ada, misal:trafo distribusi dengan kapasitas daya terpasang100 KVA, akan tetapi melayani
pelanggan lebih besar dari kapasitasnya. Hal ini menyebabkantrafo bekerja pada kondisi
abnormal. Beban lebihakan menyebabkan arus yang mengalir pada jaringan listrik menjadi
besar, selanjutnvamenimbulkan panas yang berlebihan, yangakhirnya akan menyebabkan

9
umur hidup (lifetime) peralatan dan material pada jaringan listrikmenjadi pendek atau
mempercepat proses penuaan dan kerusakan.
 Gangguan Hubung Singkat
Gangguan hubung singkat pada jaringanlistrik, dapat terjadi antara phasa dengan
phasa (2 phasa atau 3 phasa) dan gangguan antara phasa ketanah. Timbulnya gangguan
bisa bersifat temporer(non persistant) dangangguan yang bersifat permanent
(persistant).Gangguan yang bersifat temporer, timbulnya gangguan bersifat sementara,
sehingga tidak memerlukan tindakan.Gangguan tersebut akan hilang dengan sendirinyadan
jaringan listrik akan bekerja normal kembali.Jenis gangguan ini ialah : timbulnya
flashoverantar penghantar dan tanah (tiang, traverse ataukawat tanah) karena sambaran
petir, flashoverdengan pohon-pohon, dan lain sebagainya.Gangguan yang bersifat
permanen (persistant),yaitu gangguan yang bersifat tetap. Agar jaringandapat berfungsi
kembali, maka perlu dilaksanakan perbaikan dengan cara menghilangkan
gangguantersebut.Gangguan ini akan menyebabkan terjadinya pemadaman tetap pada
jaringan listrik dan padatitik gangguan akan terjadi kerusakan yang permanen. Contoh:
menurunnya kemampuanisolasi padat atau minyak trafo. Di sini akanmenyebabkan
kerusakan permanen pada trafo,sehingga untuk dapat beroperasi kembali harusdilakukan
perbaikan.
Beberapa penyebab yang mengakibatkanterjadinya, gangguan hubung singkat, antara lain:
 Terjadinya angin kencang, sehinggamenimbulkan gesekan pohon dengan jaringan
listrik.
 Kesadaran masyarakat yang kurang,misalnya bermain layang-layang
denganmenggunakan benang yang bisa dilalui aliranlistrik. Ini sangat berbahaya
jika benangtersebut mengenai jaringan listrik.
 Kualitas peralatan atau material yangkurang baik, misaInya: pada JTR
yangmemakai Twested Cable dengan mutu yangkurang baik, sehingga isolasinya
mempunyaitegangan tembus yang rendah, mudahmengelupas dan tidak tahan
panas. Hal ini juga akan menyebabkan hubung singkatantar phasa.
 Pemasangan jaringan yang kurang baikmisalnya: pemasangan konektor pada

10
JTRyang memakai TC, apabila pemasangannyakurang baik akan menyebabkan
timbulnya bunga api dan akan menyebabkan kerusakan phasa yang lainnya.
Akibatnya akan terjadihubung singkat.
 Terjadinya hujan, adanya sambaran petir,karena terkena galian (kabel tanah), umur
jaringan (kabeI tanah) sudah tua yangmengakibatkan pengelupasan isolasi
danmenyebabkan hubung singkat danSebagainya
 Gangguan Tegangan Lebih
Yang dimaksud gangguan tegangan lebihialah besarnya tegangan yang ada pada
jaringanlistrik melebihi tegangan nominal, yangdiakibatkan oleh beberapa hal sebagai
berikut :
 Adanya penurunan beban atau hilangnya beban pada jaringan, yang disebabkan
oleh switching karena gangguan atau disebabkan karenamanuver.
 Terjadinya gangguan pada pengatur teganganotomatis/automatic voltage regulator
(AVR) padagenerator atau pada on load tap chengertransformer.
 Putaran yang sangat cepat (over speed) padagenerator yang diakibatkan karena
kehilangan beban.
 Terjadinya sambaran petir atau surja petir(lightning surge), yang mengakibatkan
hubungsingkat dan tegangan lebih.
 Terjadinya surja hubung (switch surge), yaitu berupa hubung singkat akibat
bekerjanya circuit breaker, sehingga menimbulkan tegangantransient yang tinggi.
Hal ini sering terjadi padasistem jaringantegangan ekstra tinggi.
Gangguan tegangan lebih akan merusakisolasi, dan akibatnya akan merusak
peralatankarena insulation break down (hubung singkat) atau setidak-tidaknya akan
mempercepat proses penuaan peralatan dan memperpendek umur peralatan.
Sebenarnyakondisi abnormal ini kurang tepat jika disebutsebagaigangguan. Akan tetapi
kondisi abnormal ini jika berlangsung terus menerus akan menyebabkan peralatan cepat
rusak, umur peralatan pendek danmembahayakan sistem. Sebenamya timbulnyagangguan
beban lebih ini, khususnya terhadap pasok daya ke pelanggan, bisa dieliminir oleh pihak
PLN dengan cara: pembebanan pada tiap-tiap trafo harus diinventarisir dan

11
dimonitordengan seksama, sehingga pembebanannya tidak melebihi kapasitas trafo.
 Gangguan Instabilitas
Yang dimaksud gangguan instabilitas adalahgangguan ketidakstabilan pada system
(jaringan)listrik. Gangguan ini diakibatkan adanya hubungsingkat dan kehilangna
pembangkit, yangselanjutnya akan menimbulkan ayunan daya(power swing). Efek yang
lebih besar akibat adanya ayunandaya ini adalah, mengganggu system interkoneksi
jaringan dan menyebabkan unit-unit pembangkitlepas sinkron (out of synchronism),
sehinggarelay pengaman salah kerja dan menyebabkantimbulnya gangguan yang lebih
luas.Untuk mengantisipasi agar gangguaninstabilitas tidak terjadi, ada beberapa cara yaitu
:konstruksi jaringan harus baik, system proteksi harus andal, pengoperasian dan
pemeliharaanharus baik dan benar, dan sebagainya.

2.5 Kabel Tegangan Rendah

Kabel adalah rakitan satu penghantar atau lebih, baik penghantar itu pejal atau
pintalan, masing-masing dilindungi dengan isolasi, dan keseluruhannya dilengkapi dengan
selubung pelindung bersama. Suatu kabel tegangan rendah terdiri dari :
 Penghantar
 Isolasi
 Lapisan pembungkus inti
 Pelindung mekanis
 Selubung luar
Kabel yang paling sederhana bentuknya terdiri dari penghantar dan isolasi.Bahan
penghantar yang baik adalah tembaga dan aluminium. Untuk kabel tanah umumnya
digunakan bahan penghantar tembaga, sedangkan aluminium digunakan untuk penghantar
udara. Jenis-jenis kabel adalah
 Kabel Instalasi yaitu kabel yang digunakan untuk instalasi permanen. Terdiri
dari : Kabel lampu : NYFA, NYFAF, NYFAZ dn NYFAD Luas
penampangnya : 0,5 ¸ 0,75 mm2, Kabel rumah : NYA, NYAF, Kabel
instalasi berselubung : NYM

12
 Kabel Tanah yaitu jenis kabel yang dibuat khusus untuk dipasang di
permukaan tanah, di dalam tanah, atau di dalam air
 Kabel tanah termo plastik tanpa perisai : NYY & NAYY
 Kabel tanah termo plastik berperisai : NYRGb & NYFGbY
 Kabel Fleksibel yaitu kabel yang lentur (fleksibel) untuk menghubungkan
perlengkapan listrik dengan sumber listrik : NLYZ, NYZ, NYD, NYLHYrd,
TABEL KABEL TEGANGAN RENDAH

13
14
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tegangan Rendah (Low Voltage = LV), tegangan rendah berkisar antara 50 volt –
1000 volt (1 KV). Jenis kabel yang digunakan juga harus mampu digunakan pada
tegangan 50 volt – 1000 volt (1 KV).
2. Sistem distribusi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) yaitu bagian dari distribusi
tenaga listrik yang menghubungkan antara transformator distribusi dengan
Sambungan Rumah (SR) yang merupakan titik akhir dari pelayanan listrik kepada
konsumen. Sehingga potret pelayanan dapat dilihat dari mutu tegangan dan tingkat
keandalan dari sisi sambungan rumah. Jumlah tarikan sambungan rumah (SR) deret
yang tidak sesuai standar akan berpengaruh terhadap kehandalan yang merupakan
kerugian bagi PLN yang mengakibatkan drop voltage ( tegangan jatuh). Metode
yang digunakan pada proyek akhir yaitu dengan melakukan studi literatur dan survei
lapangan dengan pengamatan langsung dan mengukur hasilnya.
3. Distributor kabel listrik tegangan rendah dengan konduktor logam tembaga (kabel
tembaga) dan logam aluminium (kabel aluminium).

15

Anda mungkin juga menyukai