Anda di halaman 1dari 16

BAB III

KEGIATAN KHUSUS

“Pengaplikasian kontruksi SUTR (Saluran Udara Tegangan Rendah)”

PT. SRIKANDI BERKAH ABADI Ponorogo

PT. SRIKANDI BERKAH ABADI Ponorogo adalah suatu badan usaha milik
swasta yang bergerak dalam segala aspek kelistrikan, dan setiap pekerjaan dibawah
naungan pihak PLN. Lebih tepatnya melayani pelaksanaan teknik tenaga listrik 1 fasa
dan 3 fasa pada pelanggan.
Laporan ini khususnya akan membahas tentang pengaplikasian kontruksi
SUTR (Saluran Tegangan Rendah) di PT. SRIKANDI BERKAH ABADI, tapi
sebelumnya akan dijelaskan pengertian Jaringan Tegangan Rendah (JTR), komponen-
komponen yang digunakan pada Jaringan Tegangan Rendah, kemudian cara
pemasangan.

3.1.Pengertian Jaringan Tegangan Rendah


Tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk saluran udara (overhead
line) sebagai penyangga kawat penghantar agar penyaluran tenaga listrik ke
konsumen atau pusat pusat beban dapat disalurkan dengan baik.
Transmisi SUTR adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik
tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR
saat ini adalah 220/ 380 Volt.
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang
digunakan PT. PLN ( persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.

3.2.Persyaratan Tiang Penyangga untuk Distribusi


Persyaratan suatu tiang penyangga yang digunakan untuk penompang jaringan
distribusi tenaga listrik adalah :
15
16

a. Mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.


b. Mempunyai umur yang panjang.
c. Mudah pemasangan dan murah pemeliharaannya.
d. Tidak terlampau berat.
e. Harganya murah.
f. Berpenampilan menarik
g. Mudah dicabut dan dipasang kembali.
Tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk saluran udara (overhead
line) sebagai penyangga kawat penghantar agar penyaluran tenaga listrik ke
konsumen atau pusat pusat beban dapat disalurkan dengan baik.
3.3.Jenis Tiang Beton Untuk Jaringan Tegangan Rendah
a. Tiang Beton Bertulang
Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada
tiang baja bulat. Tiang ini banyak digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik
di daerah pedesaan dan daerah terpencil atau di tempat-tempat yang sulit dicapai.
Karena tiang beton bertulang dapat dibuat di tempat tiang tersebut akan didirikan.
Tiang beton bertulang juga dipilih jika dikehendaki adanya sisi dekoratif. Untuk
penbuatan beton bertulang digunakan campuran beton 1 : 1,5 : 3 dengan kerikil
yang seragam berukuran diameter 15 mm.
Tiang beton bertulang memiliki umur yang sangat panjang dengan perawatan
yang sederhana, tetapi tiang ini berukuran besar dan cukup berat. Kelemahannya
tiang ini cendrung hancur jika ditabrak kendaraan.
b.Tiang Beton Praktikan
Jenis tiang ini lebih mahal dari tiang beton bertulang. Pemasangannya lebih
sulit dibandingkan dengan tiang kayu karena sangat berat. Tiang beton bertulang
memiliki umur yang sangat panjang dengan perawatan yang sangat sederhana.
Tiang jenis ini tidak perlu di cat untuk pengawetannya, karena tidak akan
berkarat. Kelemahan jenis tiang ini cendrung hancur jika terlanggar oleh
kendaraan.
17

Gambar 3.1 Tiang Beton Praktikan

3.4.Bagian-bagian Komponen Pemasangan Tiang JTR


a. Stainless Steel Strip
Merupakan merupakan komponen yang digunakan pada pemasangan tiang
jaringan tegangan rendah sebagai pengunci dari komponen pemasangan jaringan
tegangan rendah lainnya.

Gambar 3.2 Stainless Steel Strip


b.Stopping Buckle
Fungsi komponen ini yaitu stopping buckle yaitu sebagai pengunci dari
stainless steel strip. Berbentuk kotak kecil dan mempunya lubang-lubang untuk
memasukkan stainless steel strip yang dimana nanti stainless strip tersebut akan
18

dimasukkan dan di kunci sehingga stainless strip tersebut dapat mengapit di tiang
dan mengunci komponen tersebut.

Gambar 3.3 Stopping Buckle


c. Plastic Strap
Fungsi dari komponen yang bernama plastic strap ini yaitu sebagai pengunci
antara komponen yang menopang kabel dan kabel yang di topang sehingga kabel
tersebut tidak mudah untuk melorot.

Gambar 3.4 Plastic Strap


d.Suspension Small Angle Assembly
Fungsi dari komponen suspension small angle assembly ini sebagai penopang
kabel supaya tidak jatuh, ini merupakan salah satu komponen utama jadi
pemasangannya haruslah tepat.

Gambar 3.5 Suspension Small Angle Assembly


19

e. Large Angle Assembly


Fungsi dari komponen large angle assembly adalah juga sebagai penopang
kabel, tetapi untuk komponen ini bentuknya segitiga dan digunakan untuk
kontruksi tiang yang berbeda.

Gambar 3.6 Large Angle Assembly


f. Tab Connector
Fungsi dari tap connector ini yaitu sebagai pengapit antara 2 kabel sehingga
kabel yang diapit bisa terkencangkan dengan baik.

Gambar 3.7 Tab Connector


g. Fixed Dead End Assembly
Fungsi dari komponen fixed dead end assembly ini yaitu sebagai penopang
kabel juga, tetapi komponen ini juga di pasang pada konstruksi yang berbeda
sehingga bisa lebih baik dalam peletakannya.
20

Gambar 3.8 Fixed Dead End Assembly


h.Turn Buckle
Fungsi dari komponen ini adalah sebagai sebagai pengencang antara kabel
dengan penopang sehingga kabel lebih kecang dan tidak kendor, komponen ini
juga bisa di setting kekencangannya sehingga lebih mudah penggunaannya.

Gambar 3.9 Turn Buckle


i. Pipa PVC
Komponen pipa pvc ini digunakan untuk menutup ujung kabel pada tiang
sehingga tidak terlihat dan kelihatan rapi. Dan juga untuk menghindari kabel
tercecer keluar sehingga terlihat semrawut.

Gambar 3.10 Pipa PVC

3.5.Standarisasi Konstruksi Jaringan Distribusi Tegangan Rendah


Konstruksi jaringan distribusi tenaga listrik dengan saluran udara terdiri dari
beberapa macam bentuk atau formasi. Hal ini banyak disebabkan oleh sejumlah
faktor yang diantaranya oleh faktor alih teknologi dan kondisi rute jaringannya
21

sendiri. Konstruksi jaringan distribusi dengan saluran udara yang dipergunakan di


wilayah Sumatera Barat tidak jauh beda dengan konstruksi jaringan distribusi
dengan saluran udara yang dipergunakan di Jawa Timur maupun di Jawa Barat.
Konstruksi jaringan distribusi tersebut merupakan penyempurnaan dari
standar konstruksi distribusi yang telah ada, yaitu berasal dari Standart Sofrelec,
New Jack, dan Chas T. Main International, Inc.yang telah menyebar ke wilayah-
wilayah PLN.
Pemahaman konstruksi jaringan distribusi ini banyak manfaatnya yang dapat
dipetik yaitu :
1. Agar dapat membantu sistem informasi mengenai standar konstruksi distribusi
ini.
2. Terdapat keseragaman konstruksi jaringan distribusi sehingga akan
mempermudah pelaksanaan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
jaringan distribusi di seluruh wilayah PT PLN.
3. Dengan adanya pengetahuan standar konstruksi jaringan distribusi tersebut
bagi pelaksana akan membantu meningkatkan penguasaan standar konstruksi
yang sekaligus akan meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia di
bidang konstruksi.
4. Meningkatnya mutu jaringan distribusi yang nantinya akan meningkatkan
mutu keandalan dan keandalan dalam pelayanan.
5. Mempercepat proses perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan
distribusi.
6. Memudahkan dalam mengedit maupun merubah konstruksi dan komponennya
sesuai kondisi di lapangan.

3.6.Jenis konstruksi jaringan distribusi tegangan rendah


Berikut masing-masing kontruksi sesuai dengan kondisi/rute jaringan di
lapangan, masing-masing konstruksi tersebut adalah :
1. Konstruksi TR-1
Konstruksi TR-1 merupakan konstruksi saluran kabel udara tegangan rendah
(SKUTR) yang menggunakan suspension small angle assembly (penggantung
untuk tiang sangga/tumpu).
22

Gambar 3.11 Konstruksi TR-1

2. Konstruksi TR-2
Konstruksi TR-2 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR dengan sudut
kurang dari 45°, dengan menggunakan large angle assembly (penggantung untuk
tiang belokan/sudut).
TR-2 ini termasuk tiang sudut, yang merupakan tiang yang dipasang pada
saluran listrik, dimana pada tiang tersebut arah penghantar membelok dan arah
gaya tarikan kawat horizontal.

Gambar 3.12 Konstruksi TR-2

3. Konstruksi TR-3
Konstruksi TR-3 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR untuk tiang
akhir atau tiang awal dengan treck schoor. Pengait kabel digunakan fixed dead-end
clamp complete plastic strip (peralatan untuk penarik pada tiang awal/akhir
lengkap dengan plastic strap).
23

Gambar 3.13 Konstruksi TR-3

4. Konstruksi TR-4
Konstruksi TR-4 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR sebagai tiang
penyangga pada persimpangan (silang). Kedua saluran dikaitkan pada suspension
small angle assambly.

Gambar 3.14 Konstruksi TR-4

5. Konstruksi TR-5
Konstruksi tiang TR-5 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang
penegang. Kabel dikaitkan pada fixed dead-end assambly. Tiang penegang/tiang
tarik adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dimana gaya tarik
kawat pekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.
24

Gambar 3.15 Konstruksi TR-5

6. Konstruksi TR-6
Konstruksi TR-6 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang
pencabangan, yang menggunakan suspension small angle assambly dan fixed
dead-end assambly untuk mengaitkan kabel.

Gambar 3.16 Konstruksi TR-6

7. Konstruksi TR-7
Konstruksi TR-7 merupakan konstruksi penyambungan SKUTR dengan
existing dengan menggunakan fixed dead-end assambly.
25

Gambar 3.17 Konstruksi TR-7

8. Konstruksi TR-8
Merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada tiang awal atau tiang akhir
dengan menggunakan ajustable.

Gambar 3.18 Konstruksi TR-8

9. Konstruksi TR-9
Konstruksi TR-9 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada trafo tiang,
dengan menggunakan fixed dead-end clamp untuk mengikat kabel.
26

Gambar 3.19 Konstruksi TR-9

10. Konstruksi TR-10


Konstruksi TR-10 merupakan konstruksi pemasangan SKUTR pada trafo
tiang untuk tiga jurusan. Pengikat kabel digunakan fixed dead-end clamp.

Gambar 3.20 Konstruksi TR-10

3.7.Tata Cara Pemasangan Jaringan Tegangan Rendah (JTR)


1. Pertama-tama survei lokasi tiang yang akan di pasang Jaringan Tegangan
Rendah (JTR).
2. Setiap pemasangan tiang dilakukan oleh kontraktor yang bertugas untuk
pemasangan tiang beton tersebut.
3. Setelah itu siapkan alat keselamatan kerja yang akan digunakan.
4. Lalu siapkan komponen-komponen yang akan di pasang seperti yang
dijelaskan pada gambar 3.21 sesuai dengan aturan dari PLN.
27

Gambar 3.21 Kontruksi jaringan Guy Wire


5. Siapkan tangga yang akan digunakan untuk memanjat tiang.
6. Pakai sabuk keamanaan sesuai standar keselamatan kerja.
7. Mulailah memanjat tangga dengan membawa komponen-komponen yang
akan dipasang.
8. Ikatkan sabuk keamanan pada tiang supaya kita tidak jatuh dari tiang.
28

9. Pasang Stainless stell pada tiang dan pasang kontruksinya pada tiang.
10. Kemudian lakukan penggelaran/penarikan kabel dengan 1 Supervisor, 1
Mandor dan 1 Engginer setiap 5 meter.
11. Setelah kabel telah tergelar dengan baik sesuai dengan panjang yang akan
dipasang.
12. Kabel akan diberikan oleh patner yang ada di bawah.
13. Kemudian pasang kabel pada pengkait kontruksi tiang.
14. Lalu kencangkan kabel tersebut.
15. Setelah kabel terpasang dengan baik dan kencang tinggal melakukan
pengecekan sebelum dilakukan pengisolasian oleh pihak berwenang.
16. Melakukan pengisolasian kabel harus dilakukan oleh ahli isolasi yang
bersertifikat
17. Setelah semua kegiatan selasai maka kumpulkan peralatan yang sudah tidak
digunakan kembali.

3.8.Alat Keselamatan Kerja


1. Topi Pelindung / Helm
Tabel 3.1 Fungsi dan spesifikasi topi pelindung / helm
Melindungi kepala terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia,
Kegunaan
panas, dan lain-lain
Polyethylene, plastic, katun, aluminium dan bahan sintetis
Bahan
lainnya
Bentuk fisik Topi Pelindung / Helm dapat dilihat pada gambar 3.22

Gambar 3.22 Topi Pelindung / Helm


29

2. Sarung Tangan dan Sarung Lengan


Tabel 3.2 Fungsi dan spesifikasi pelindung tangan
Melindungi tangan dan lengan terhadap bahaya listrik,
Kegunaan
mekanik, kimia, panas, dan lain-lain
Spesifikasi Daya sekat 1000 v, 1-6 KV, >6 KV
Bahan Katun, Nylon, Kulit, Lapisan asbes dan bahan sintetis
Pendek : 100-200 mm, 225-250 mm, 275-300 mm
Ukuran
Panjang : 360-375 mm, 400-425 mm, > 450 mm
Bentuk dari Sarung Tangan dan Sarung Lengan dapat dilihat pada Gambar 3.23

Gambar 3.23 Sarung Tangan dan Sarung Lengan

3. Sepatu Laras / Penyelamat


Tabel 3.3 Fungsi dan spesifikasi sepatu laras / penyelamat
Kegunaan Melindungi kaki terhadap bahaya listrik, mekanik, kimia, dan panas
Spesifikasi Daya sekat 1-6 KV, 6-20 KV
Bahan Karet, kulit, kanvas, dan bahan sintetis lainnya
Ukuran Dari SII SP 114-1980 Standart nomer sepatu
Bentuk fisik Sepatu Laras / Penyelamat terdapat pada Gambar 3.24

Gambar 3. 24 Sepatu Laras / Penyelamat


30

4. Pelindung Muka dan Mata


Tabel 3.4 Fungsi pelindung muka dan mata
Kegunaan Melindungi muka dan mata dari percikan bunga api,
loncatan benda-benda kerja, percikan bahan kimia, dan
sinar yang bersifat keras
Bentuk fisik Pelindung Mata Gambar 3.25

Gambar 3.25 Pelindung Mata

5. Pakaian Kerja
Tabel 3.5 Fungsi dan spesifikasi pakaian kerja
Kegunaan Melindungi badan terhadap bahaya listrik, panas, dan lain-
lain.
Spesifikasi Kecil (S), Sedang (M), Besar (L), sangat Besar (LL)
Bahan Katun, karet, timah hitam dan bahan sintetis lainnya.
Bentuk fisik pakaian kerja Gambar 3.26.

Gambar 3.26 Pakaian Kerja

Anda mungkin juga menyukai